“In hae-ah.” Panggil seseorang.
Aku tersenyum mendengar orang itu memanggilku. Dari suaranya saja, aku sudah tahu dia adalah Jungshin, sahabatku. Jungshin itu bassist cnblue sekaligus sahabat oppa-ku, Yonghwa. Kami kuliah di jurusan dan kampus yang sama. Sejak saat itulah, kami mulai bersahabat. Kesibukannya bersama cnblue, membuatku jarang bertemu dengannya. Melihat dia ada disini saat ini, tentu membuatku sangat bahagia.
Jungshin menghampiriku dan memelukku dengan erat.
“Ah jinjja, aku sangat merindukanmu.” Serunya.
“Aku juga jungshin-ah. Kenapa tur dunia kalian lama sekali? Aku sendirian kalau kalian semua pergi.”
Jungshin mengacak-acak rambut In Hae. “Yang terpenting, sekarang kami disini. Selama kami di Korea, kami milikmu In Hae-ah. Kajja, kita harus bersenang-senang sekarang.”
“Tapi, kuliahnya..”
“Membolos sesekali tidak dosa kok. Kajja!”
Aku pun tersenyum. Dia ada benarnya juga. Bukan masalah besar jika aku membolos sesekali. Kuliah tentunya bisa aku lakukan setiap hari, tapi menghabiskan waktu dengannya jarang sekali ku lakukan. Aku pun mengikuti Jungshin ke mobilnya. Dia bilang, dia ingin mengajakku ke dorm mereka.
“Kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke dorm? Apa mereka merindukanku?”
“Ne, manager hyung sangat merindukanmu.”Jawabnya.
“Aissh, jungshin-ah. Oppaku ada disana, kenapa managermu yang merindukanku hah.”
“Aku bercanda. Ne, mereka semua merindukanmu dan sangat sangat ingin bertemu denganmu.”
“Apa Jonghyun oppa merindukanku juga?”
“Kenapa kau menanyakannya? Kau suka padanya?”
“Aniyo. Hanya ingin tahu saja. Diantara kalian, cuman dia yang bersikap cuek kepadaku.”
“Dia memang seperti itu terhadap wanita. Tidak usah dipikirkan.”
Aku mengangguk setuju. Entah kenapa, hatiku berdegup kencang setiap kali aku menyebut namanya. Aku rasa Jungshin benar, aku mungkin benar-benar telah jatuh cinta pada laki-laki itu. Seandainya Jonghyun oppa tahu, kalau aku sudah menyukainya sejak pertama kali oppa-ku mengenalkanku padanya. Apakah mungkin ia akan bersikap lebih baik kepadaku?
“Apa yang kau pikirkan In Hae-ah? Ayo turun, kita sudah sampai.”
Sesampainya di dalam, aku melihat Minhyuk sedang menonton TV bersama Jonghyun Oppa. Rupanya mereka belum menyadari kedatanganku disana.
“Kalian inii, fokus saja terus pada Tvnya! Bagaimana bisa kalian tidak menyadari kedatanganku hah !”
Jonghyun dan Minhyuk pun menoleh. Raut wajah Minhyuk langsung berubah senang melihat kehadiranku. Dia langsung menghampiriku.
“Apa kau baik-baik saja In Hae-ah?”tanyanya.
“Ne, aku bisa menjaga diriku dengan baik saat kalian pergi.” Jawabku mantap.
“In Hae-ah, kenapa kau berisik sekali? Kau tahu, kau sama berisiknya dengan Jungshin. Harusnya kau menyapa kami dengan baik.” Seru Jonghyun.
“Mianhae,oppa. Lain kali aku akan bersikap lebih baik.”
“Duduklah. Aku akan buatkan minum untukmu.” Serunya lagi.
Tak lama, Yonghwa oppa keluar dari kamarnya. Wajahnya terlihat begitu kusut dan lelah. Aku pun memeluknya tanpa banyak bicara.
“In Hae-ah, kau disini? Kenapa kau tak langsung menemuiku hah? Apa kau tidak merindukan oppa-mu ini?”
“Tidak merindukanmu adalah hal yang mustahil bagiku oppa. Aku hanya tak ingin mengganggu istirahatmu. Aku tahu kau lelah.”
“Aniyo, kau tidak boleh berpikir seperti itu. Kau sama sekali tak menggangguku.”
“Tunggulah sebentar. Aku mau cuci muka, setelah itu ada yang ingin kubicarakan denganmu.” Serunya lagi.
“Ne, oppa.”
Aku duduk kembali di sisi Jungshin. Aku mencoba menanyakan pada mereka apa yang ingin oppa-ku katakan kepadaku. Tapi tak ada jawaban dari mulut mereka.
***
