Kim Myungsoo POV
Sudah 4 hari sejak kejadian dicafe malam itu. Aku sama sekali tak pernah melihat Bae Suzy dikampus. Menghubunginya? Aku sudah berusaha menghubungi handphonenya, namun nomornya tak aktif lagi. Menemuinya? Itu juga sudah kulakukan. Apartemennya kosong. Park Jiyeon dan Lee Jieun sahabatnyapun sama sekali tak mau membertitahu dimana keberadaannya. "Eissh!", akupun membanting badanku keatas ranjangku.
"Sudahlah... buat apa aku peduli lagi. Hubungan kami sudah selesai. Aku begini hanya karena ingin menjelaskan sesuatu. Geunde... dia saja seperti ini. Aku tak akan peduli lagi", ucapku frustasi dan mulai memejamkan kedua mataku.
Eung... erangku, mataku yang masih terpejam enggan kubuka, tanganku yang bebas beralih memegang perutku "sakit sekali", kedua mataku kembali terbuka dengan sempurna saat kurasa perutku yang begitu melilit.
Oppa! Ayolah... jangan telat makan! Magh mu bisa kapan saja kambuh!,
tiba-tiba suara itu muncul dikepalaku, perkataannya... Suzy...
Bagaimana jika aku tak ada? Siapa yang akan mengingatkanmu, eoh?! Igeo... makanlah!
perutku sakit... ditambah dengan otakku yang terus berputar... Suzy...
Selang beberapa menit "drrt...drrtt...", aku menatap tajam handphone yang ada diatas meja kecil disamping tempat tidurku. Eoh... dengan terus memagang perutku aku berusaha menggapai ponselku.
"PIK", "Yo...bosee..yeo", ucapku terbata karena menahan sakit.
"NEO!", teriak seorang yeoja dari seberang ponsel "isssh... jinca!" sambungnya dengan nada tinggi.
"Eish...", aku meringis karena kupingku yang berdengung. Geunde... aku sangat mengenal suara ini.
"Yaa!!! Sudah kuduga! Kau telat makan lagi, eoh! Opp.. eoh, maksudku sunbae... kenapa sih kau ini selalu saja tak bisa menjaga pola makanmu dengan teratur? Orang tuamu itu berada di Jepang. Jagalah kesehatanmu sendiri. Jangan membuat mereka khawatir! Apa yeojachingumu itu tak tau kalau kau memiliki magh!", ucap yeoja itu. Tentu saja Bae Suzy. Sunbae? Aku hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya. Aku merindukannya. Tanpa kusadari air mataku kini menetes. Yaa.. Kim Myungsoo neo nappeun! Rutukku dalam hati. Betapa bodohnya aku sampai-sampai bisa mengecewakanmu Suzy.
"Sunbae...", ucapnya dengan nada yang menggantung, "araseo... aku mengerti. Aku bukan siapa-siapa lagi untukmu dan tak pantas lagi untuk menceramahimu. Geunde... selama beberapa hari ini aku selalu memikirkan kesehatanmu", Kini rahangku mulai mengeras. Lihatlah Kim Myungsoo... apa yang telah kau lakukan! Suzy~ah... saranghae. Ah... geunde... aku harus berbuat apa sekarang??
"Sunbae? Apakah kau tak mendengarkan ucapanku?", Suzy~ah... aku merindukanmu! Kau ada dimana,, eoh!
"Suz..."
Belum sempat aku menanyakan keberadaannya, Suzy~ah memotong perkataanku, "Sunbae... sebaiknya kau beritahu Soojung jika kau memiliki magh, ara! Mian... jika malam ini aku menganggumu. Sebaiknya kau makan sekarang! Aku tau magh mu kambuh lagi kan! Aku tutup teleponnya", 'tut...' ucapnya memutuskan sambungannya.
Perutku sakit, otakku terus mencerna perkataan Suzy!
Tanganku kukepalkan kuat, menhantam kasur.
Yaa... kenapa kau memutuskan sambungannya! Aku berfikir apa yang harus aku lakukan, eoh! Akupun mencari nomor Suzy~ah, saat aku ingin menekan panggilan keluar, "Drrt... drtt", handphoneku bergetar, kulihat ~Baby Soo Jung~ tertera dilayar handphoneku, akupun mengangkatnya.
"Oppa...", ucapnya dengan nada khawatir dari seberang handphoneku.
"Ne... wae Soo Ju~... ah, Chagi?"
"Kenapa kau tak cerita apapun padaku, eoh!"
"Ne?", tanyaku bingung.
"Suzy baru saja mengirimiku pesan. Dia bilang kau itu memiliki penyakit magh, eoh!"
Suzy~ah... Otakku kembali berputar. Perutku yang semakin sakit membuat aku tak konsentrasi. "Suzy, mengirimimu sms?"
"Ne...! Kenapa suaramu seperti menahan sakit?", tanya Soo Jung makin khawatir.
"Gwenchana... nanti aku menelponmu lagi, ne", dengan segera aku memutuskan sambungan telponnya. Aku bangkit berdiri menuju dapur. Membuka kulkasku, namun tak terisi apapun, hanya beberapa botol air mineral. Hhh... tentu saja kosong. Sudah 4 hari Suzy tak pernah kesini. Biasanya dia yang selalu mnegisi kulkas dengan makanan. Mataku mulai memanas, dengan segera kututup kulkasku. Aku membuka lemari disamping kulkas, yang bisa kutemukan hanya 1 bungkus ramen. Akupun tersenyum datar melihatnya. Tanganku kini beralih mengambil ramen itu dan memasaknya.
"Selamat makan...", ucapku pada diri sendiri diatas meja makan.
"Mashitaa...", gumamku pelan. Kim Myungsoo menyedihkan.
***
Bae Suzy POV
"Ahh...", teriakku frustasi saat membanting tubuhku pada sofa.
"Omo...", Min eonni segera mendekatiku, "Eish... kau ini! Wae?"
Akupun menoleh keasal suara yang ada disampingku, "Eonni...", rengekku yang dengan segera memeluk Min Eonni. Dia adalah kakak sepupuku yang 3 tahun lebih tua dariku.
"Wae.. wae?", tanyanya penasaran dan membalas pelukanku.
"Eonni... jika namjachingumu menyelingkuhimu! Bahkan didepan matamu kau melihatnya berciuman dengan selingkuhannya, apa yang akan kau lakukan?"
"OMOoo!", teriaknya histeris kemudian melepas pelukannya padaku, bahkan mendorongku.
"Eish...", dumelku.
"Tentu saja aku akan menampar wajahnya itu diidepan selingkuhannya! Jika dia itu tampan! Akan kubuat menjadi tak tampan lagi! Nappeun namja!", celetuknya terus mengomel. Omo... seperti itukah yang seharusnya kulakukan pada Myungsoo oppa? Aih... mollaaa, bahkan aku tak sanggup mengeluarkan amarahku padanya. Aku begitu mencintainya.
"Suzy~ah... apa itu benar terjadi dalam kehidupanmu?!", tanya Min eonni yang sekarang mendekatkan wajahnya padaku. Membuatku menjadi salah tingkah.
"Aniyoo... itu tak mungkin kan!", ucapku basa basi.
"Benarkah? Geunde... aku masih penasaran. Apa alasanmu pindah kuliah di Gwangju?! Bukannya kampusmu itu kampus terbaik di Seoul?"
Sontak mataku membulat mendengar pertanyaannya, akupun menggaruk tengkukku yang tak gatal, "Eish... aku sudah sejak SMA berada di Seoul dan tinggal di apartemen seorang diri. Aku tak ingin jauh-jauh lagi dari eomma, appa, kau, Jia eonni dan Fei eonni", akupun tersenyum hambar.
Kulihat Min eonni mengerutkan kedua alisnya, "Geure...", ucapnya diikuti dengan anggukan kepala.
"Aku kembali kekamar nee... besok hari pertamaku masuk kuliah kan", aku melambaikan tanganku dan dengan langkah yang cepat menaiki tangga karena kulihat eomma dan appa keluar dari kamar mereka.
"Klek", aku mengunci pintu kamarku. "sudahlah... tak perlu memikirkan Myungsoo oppa lagi! Soo Jung kan sudah kuberi tau jika Myungsoo oppa memiliki magh", kini akupun menarik nafas panjang dan kuhembuskan perlahan. Aku berjalan kearah pintu lain yang ada dikamarku.
"Kriek", "sudah lama aku tak pernah bersantai diluar seperti ini", Pintu ini mengarah keluar balkon kamarku, jadi dengan bebasnya aku bisa memandang langit luas. Kakiku terus berjalan mendekati sebuah sofa panjang dan mendudukkan tubuhku diatasnya. "Langit yang cerah... geunde, tak secerah hatiku, hemm!", ucapku seraya menatap langit dengan bintang-bintang yang begitu banyak.
"Suzy~ah? Kau kah itu?", suara ini sontak mengagetkanku. Aku menatap disekelilingku dan tak ada siapapun. Bulu kudukkupun berdiri. Geunde, tunggu...! Buat apa aku merinding seperti ini! Bukankah hal ini dulu sering terjadi?! Sering? Ah... aku ingat!
Kepalaku dengan segera berputar kearah belakang dan kudapati sosok yang memanggilku tadi, "Neo..."
Namja itu tersenyum, kemudian melompati jendela kamarnya dan berjalan kearahku, "Eish... benar dugaanku! Siapa lagi jika bukan seorang Bae Suzy!", kini namja itu mencubit pipiku.
Omo... apa yang baru saja dia lakukan! Tetanggaku? Jendela! Mataku kini membulat saat aku teringat satu hal!, "KIM JONGIN!", pekikku.
"Yaa!!! KAI...! kau ini lupa panggilan bekenku, eoh? Jincaaaa....", dumelnya.
Kim Jongin... ani, maksudku KAI dia adalah tetanggaku yang sangat jahil! Dulu aku sering bermain, berdebat bahkan sampai berkelahi dengannya. Dulu dia lebih pendek dariku... yaa, itu dulu. Sekarang? Sepertinya dia menjadi namja yang tinggi dan ku akui, dia tampan, "Kai... kau kah ini?", ucapku tanpa sadar.
Diapun tersenyum, "tentu saja! Eish... apa aku terlihat begitu tampan sekarang?" ocehnya disambung tawa.
Sudah hampir 5 tahun aku dan dia tak bertemu, omo... namja itu cepat sekali ya berubah! Berubah? Heh... lagi-lagi aku teringat Myungsoo oppa... sama seperti perasaan seseorang yang tak bisa ditebak! "kau percaya diri sekali..."
Kai segera duduk disampingku, "Kapan kau pulang kesini? Kuliahmu di Seoul bagaimana?"
"Kau bertanya yang mana dulu?"
"Keduanya... jawab saja"
"Eish... aku pulang sudah sejak 2 hari yang lalu. Aku baru saja selesai mengurus kepindahanku di Universitas Gwangju, bes..."
"Benarkah! Universitas Gwangju? Sama sepertiku, eoh!", hei..hei.. aku belum selesai bicara, "Apakah kau begitu merindukanku, eoh? Sampai-sampai harus pindah dari Seoul ke Gwangju lagi", kini dia memelukku!
Omo!!! Kai memelukku!, "Yaa.. Kai, lepaskan aku", ucapku mencoba melepas pelukannya.
"Wae... dulu aku sering memelukmu seperti ini kan? Kau tau! Aku merindukanmu! Aku ingin sekali ke Seoul menemuimu! Geunde... kau tau kan kedua orang tuaku tak pernah mengizinkanku pergi sendiri! Mereka terlalu mengkhawatirkan aku", lirihnya.
Akupun menghela nafas panjang, yaa... dulu selalu seperti ini. Geunde... sekarang kan berbeda. "Araseo... geunde, lain kali tak ada lagi peluk-pelukan seperti ini ne...", ucapku pasrah.
Iapun menganggukan kepalanya, "masih sama seperti dulu...", batinku dan tersenyum. Aku rasa... aku masih menganggapnya sebagai adikku sendiri walaupun dia beberapa bulan lebih tua dariku. kkkk
To Be Continue...