Bae Suzy POV
Perlahan aku membuka kedua mataku, menutupnya sejenak dan membukanya lagi. Kuraih kepalaku dengan tangan kananku. Pusing... itu yang kurasakan. Mataku kuedarkan kesuluruh ruangan, sofa, meja dan TV.
Astaga... sepertinya aku tertidur didepan pintu masuk.
Kedua tanganku menyentuh lantai keramik yang dingin untuk menopang tubuhku bangkit. Kualihkan tanganku menyentuh dinding yang berada disampingku. Aku berjalan perlahan karena kepalaku yang masih pusing.
Dengan segera aku membasuh wajahku dengan air dari keran wastafel yang berada didapurku, "Segar..." gumamku dengan suara parau.
Kemudian aku berjalan kearah meja makan, mendudukkan tubuhku pada kursi diruang makan. Tanganku mengusap pelan wajahku dengan handuk kecil yang baru saja kuambil tak jauh dari wastafel tadi.
"hhh....", aku hanya bisa menghela nafasku saat mataku memandang sebuah figura dengan frame berwarna brown soft diatas kulkas. Terlihat diriku yang sedang merangkul seorang namja berambut hitam dengan matanya yang tajam, Kim Myungsoo.
Mataku mulai memanas, merasakan perih dikedua bola mataku, "andwe! Andwe... aku tak akan menangisi nappeun namja seperti dia! Seharusnya aku tau saat kau begitu akrabnya dengan Soo Jung", sesalku bergumam.
"Aishh... jinca! Aku tak akan lagi mau mengeluarkan air mataku untuk kedua makhluk itu! Andwe..." desisku dan dengan frustasinya, aku mengacak-acak rambutku.
"Drrrt... drrtt...", suara getaran ponselku. Tanganku yang bertengger dikepalaku, kualihkan untuk mengambil ponselku yang masih berada disaku hoddie.
"Pip", "yoboseyeo...", ucapku lirih.
"NEO! DIMANA KAU!", pekik seorang yeoja dari seberang ponsel. Membuat telingaku berdengung dan dengan segera kujauhkan.
~Park Jiyeon^^~ saat kutatap layar ponsel, aku hanya bisa mendesah pasrah. Dia, Park Jiyeon adalah sahabatku sejak dibangku SMA. Sekarangpun kami 1 kampus, 1 fakultas, 1 kelas, Jiyeon itu cerewet seperti ahjuma-ahjuma.
"Yaaa!!! Bae Suzy!", pekiknya lagi hingga terdengar jelas saat aku masih menjauhkan ponselku.
Akhirnya aku mendekatkan kembali ponselku, "Bisakah kau mengecilkan suaramu itu, eoh?"
"Eish... kau ini! Eoddi? Waeyeo... pelajaran Jung seongsaengnim kau tak hadir? Setengah jam lagi pelajaran Park seonsaengnim, hemm!"
"Mwo?", matakku kualihkan kejam dinding yang berada diruang tengahku. 11.10 KST. Omo... apakah aku tertidur begitu lama? Yaa... itu karena aku menghabiskan tenagaku semalaman hanya untuk menangis!
"Suzy~ya...", kudengar suara Jiyeon~ah kini melemah.
"Wae?", ucapku dengan mengerutkan kedua alisku.
"Kau dimana, eoh? Eoddi? Aku melihat pemandangan aneh dihadapanku", kali ini kudengar suara Lee Jieun yang bicara.
Lee Jieun adalah sahabatku juga di bangku SMA. Sama seperti Park Jiyeon. Namun sifatnya lebih lembut dibanding Jiyeon~ah. Kami bertiga selalu bersama-sama.
"Aku diapartemen. Memangnya pemandangan apa?", tanyaku bingung.
"Berikan padaku...", Sepertinya Jiyeon mengambil alih ponselnya lagi.
"Yaa... kau tau! Namjachingumu itu dengan mesranya merangkul Soo Jung~ah! Aigooo... teman sih teman. Tapi kenapa sampai seperti itu!", dumel Jiyeon.
Aku tau bagaimana reaksinya saat ini. Aku tak akan memberitahu apa yang terjadi semalam padanya, jika aku bicara... habislah kau Kim Myungsoo.
"Biarkan saja...", ucapku dengan tawa yang hambar. Tertawa? Yang benar saja... aku tertawa? Aniyo... tawaku ini agar membuat sahabatku tak berfikir yang negatif.
"Mwoya... biarkan saja? Kau ini, eiish! Sama sekali tak pernah berfikiran negatif ya tentang seorang Kim Myungsoo", ucapnya frustasi, "Eoddi?", tanyanya lagi.
Aku tersenyum kecut mendengar ucapan Jiyeon. Benar... aku sama sekali tak pernah berfikiran negatif tentang Myungsoo oppa, "aku sudah menjawab tadi. Perlukah ku jawab lagi?"
"Apartemen...", Jieun angkat bicara.
"Kau di apartemen? Wae... appo?"
"Ani... hanya saja..." beberapa detik aku terdiam.
"Wae? Jangan kau gantung perkataanmu, eoh"
"Aku ingin berlibur... aku ingin pulang ke Gwangju, kerumahku"
"Mwoya!" pekik Jiyeon.
"Aku ingin mandi, nee. Bye...", 'Tut', dengan segera aku akhiri sambungannya, Jiyeon pasti akan menanyaiku macam-macam jika tidak kupatikan.
***
Kim Myungsoo POV
Aku memasuki ruang kelas Suzy dan Soo Jung, Soojung yang duduk dibangku depan tersenyum padaku, dengan segera aku menghampirinya. Mataku kuedarkan kesekeliling kelas, namun seseorang yang kucari tak dapat aku temukan. 'Bae Suzy... dimana kau?'.
"Kau mencari Suzy? Dia hari ini tak masuk, Chagi...", ucap Soo Jung dengan wajah yang merasa bersalah.
'Tidak masuk? Ini pertama kalinya Suzy membolos... biasanya, meskipun dia sedang sakit... dia tetap akan masuk. Suzy... apa ini karena aku?, kuhembuskan nafasku pelan, '"Gwenchana... masih ada hari esok, nee", aku tersenyum pada Soo Jung. Kuliahat dia menyodorkan kertas dan kuterima. Aku membacanya dengan penuh penghayatan.
"Apa kau yang menulis lirik ini?", tanyaku pada Soo Jung.
Soo Jung menganggukan kepalanya dan tersenyum manis. Dengan segera kuusap kepalanya dan ikut tersenyum.
Tak sengaja aku menatap 2 orang yeoja yang sibuk dengan ponselnya, Park Jiyeon dan Lee Jieun... mereka sahabat Suzyh.
Aku sangat mengenal mereka... karena selama 3 tahun lebih berpacaran dengan Suzy, mereka berdualah yang selalu ada disisi Suzy selain dirikku. Jieun menatapku sekarang dan merebut ponsel yang dipegang Jiyeon.
Refleks aku segera merangkul Soo Jung, "chagi~ya... kau tak ingin makan diluar?", tanyaku, kurasa giliran Jiyeon menatapku sekarang. Apa Suzy sudah mengadu pada mereka berdua?
"Ani... istirahat kali ini hanya diberi waktu setengah jam", Soo Jung~ah mendengus pelan.
Kurogoh kantung celanaku. Ada beberapa permen yang bisa kuberikan padanya, "agar kau tak mengantuk, makanlah ini".
"Gomaoyeo chagi~ya", dia memelukku dengan erat. Memelukku? Omo... aku bisa mendengar langkah kaki yang mendekat kearahku.
"Itu yang kau lakukan saat yeojachingumu tak masuk? Eish... namja ini!", dumel seorang yeoja, akupun menoleh, jiyeon sudah berdiri disampingku, kulihat Jieun ada dibelakangnya. Soo Jung pun segera melepas pelukannya.
"Nee?", ucapku bingung harus menjelaskan apa. Dia bilang yeojachingu? Apa Suzy belum memberitahukan apapun pada mereka? Aku rasa mereka memang sedang menghubungi Suzy tadi.
"Myungsoo sunbae... Soo Jung-ah, tak bisakah kalian menghargai perasaan Suzy?", ucap Jieun~ah dengan wajah yang innocent.
"Yang dikatakan Jieun benar. Kalian ini eish... teman sih teman! Tapi tidak usah semesra itu juga kan. Aduh... Suzy itu terlalu baik, sampai-sampai selalu berfikir positif mengenai dirimu sunbae." dumelnya sambil melirik Soo Jung kesal dan beralih menatapku tajam.
"Drrt... drttt..", "Eoh" kulihat Jiyeon mengambil ponsel disaku celananya.
Jiyeon~ah menatap layar handphonenya, "Ahh... Suzy~ah", ucapnya sumringah, "akanku loadspeaker biar kau mendengarnya!", dumelnya lagi.
"Yoboseo"
"Yoboseo... Jiyeon~ah", suara dari seberang ponsel itu membuat aku terdiam dan tak berkutik.
Suzy... aku harap dia baik-baik saja.
"Kenapa kau mematikan sambungan telponku, eoh", kulihat Jiyeon mulai berdumel dan Jieun hanya menganggukan kepalanya.
"Mianhae... jeongmal mianhae..."
"Kau tau aku melihat pemanda..."
Belum sempat Jiyeon meneruskan kalimatnya, Suzy dengan segera memotongnya, "Eish... sudah kubilang tidak ada apa-apa dan itu bukan masalah", tidak ada apa-apa? Yaa.. Bae Suzy. Kenapa tidak kau bilang saja kita sudah putus, eishh!!!
"Aku menghubungimu karena aku lupa mengingatkanmu. Jebal... jangan kau ganggu Myungsoo sunbae, biarkan saja, nee. Mau mereka sedekat apapun, biarkan saja...", Omo... sunbae? Dia memanggilku sunbae... eish.. asing sekali ditelingaku. Dan lagi apa aku tidak salah dengar? Jangan mengangguku?
"Mwoya... maksudmu apa? Tentu saja aku tak akan mengganggu namjachingumu, aaah... kau ini, PIK", Jiyeon menekan tombol loadspeakernya kembali, sehingga suara Suzy yang terdengar tadi menghilang. Jiyeon yang masih berdumel terus mengucapkan kalimat-kalimat itupun menarik Jieun, menjauhi aku dan Soo Jung~ah.
Menjauh? Jangan ganggu? Omo... Suzy~ah... apakah kau ingin menyelamatkanku dari amukan yeoja yang bernama Park Jiyeon ini. Saat aku teringat bagaimana nasib yeoja yang merupakan teman seangkatanku dulu saat babak belur karena Jiyeon memukulinya
"Chagi...", kudengar Soo Jung~ah menyentuh lenganku.
"Aaaa... araseo, begitu dia besok masuk, aku akan mengatakan padanya, nee", dengan segera kuusap punggung Soo Jung agar menjadi tenang.
"Mianhae... Soo Jung~ah", lirihku.
***
TBC
gajee deh haha