“Lalu, bagaimana kau bisa memasukkan ikan-ikan Henry dan tiga puppymu ke dalam rumah?” Tanya Jong Jin penasaran dengan cerita Ji Eun. Saat itu mereka berdua sedang duduk di salah satu bangku taman di universitas Jong Jin, depan fakultas Jong Jin tepatnya, fakultas kedokteran.
“Dia memintanya pada umma, dan belum lima detik, lima detik kurang,” Ji Eun mengangkat tangan kirinya dan mengangkat seluruh jarinya di tangan itu, ia benar-benar serius dengan detail waktu ini, “aku benar-benar menghitungnya! Kurang dari lima detik bahkan Kyuhyun belum menyelesaikan kalimatnya dan umma sudah menyetujuinya begitu saja. Aku shock mengingat hal ini, umma bahkan belum sempat mendegarkan semuanya apalagi berpikir tentang permintaannya dengan serius tapi ia menyutujuinya, umma langsung mengatakan ya. Aigoo!” Ji Eun menenggelamkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya yang dipangku kedua pahanya, ia sangat malu dengan kelakuan ibunya yang baru saja ia ceritakan.
“Dia? Cho Kyu Hyun?” Tanya Jong Jin yang dijawab dengan anggukan lemah Ji Eun. “Mungkin dia memang jodohmu, Ji Eun-ah.” Ucap Jong Jin bercanda, tapi langsung ditanggapi dengan tatapan sinis Ji Eun. “Tapi, bukankah ibumu sangat menyukainya?”
“Umma menyukai semua artis idola muda sekarang.”
“Mianhae, mianhae.”
“Sekali kata mianhae juga sudah cukup, oppa.”
“Mianhae untuk yang tadi dan mianhae karena tidak bisa membantumu, aku memang tidak berguna.” Jelas Jong Jin.
“Itu bukan salahmu, oppa. Aku bahkan tidak mengharapkan bantuanmu untuk masalah ini atau menyeretmu masuk ke dalam masalah ini. Aku tidak mau mengacaukan hubunganmu untuk kesekian kalinya.” Ujar Ji Eun meluruskan.
“Hubunganku dengan mantan-mantanku bukanlah salahmu, Ji Eun. Semua itu salahku, karena tidak bisa menyembunyikanmu dengan lihai. Hahaha.” Ucap Jong Jin bercanda yang diakhiri dengan tawa gelinya sendiri. Entah apa yang ia tertawakan sampai tidak bisa berhenti, Ji Eun sendiri memilih untuk pergi saja kalau Jong Jin sudah tertawa daripada dilihati teman-teman kuliah Jong Jin. Jong Jin itu pemuda keren dan pintar tapi sekalinya tertawa ia tidak akan mudah berhenti. Intinya dia suka gila sendiri kalau sudah mulai tertawa. Kadang Ji Eun bersyukur mengetahui kenyataan Jong Jin lebih banyak serius dibandingkan bercanda.
***
Sudah satu minggu sejak pertemuan Kyuhyun dan Ji Eun yang membicarakan tentang gossip mereka itu. Semuanya berjalan dengan lancar, paling tidak itulah yang dirasakan Kyuhyun beberapa hari terakhir. Sedangkan Ji Eun mulai bosan terkurung di dalam rumah dan hanya bisa mengajak ikan-ikan Henry juga tiga puppynya bicara seperti orang gila. Tabloid-tabloid yang tadinya memasang berita mereka sebagai hot news sekarang sudah menggeser foto-foto mereka ke halaman tengah atau akhir menggantikannya dengan berita-berita baru yang muncul. Semuanya berjalan seperti yang sudah diramalkan Kyuhyun sebelumnya.
Ji Eun merapikan penampilannya di depan cermin. Hari ini, ia akan menjenguk Yesung oppa. Sudah hampir dua minggu dari terakhir kalinya Ji Eun melihat Yesung denga Ara di kamar rawat dan patah hati. Dia memang sudah patah hati dan mulai mencoba melupakan idolanya itu selama seminggu terakhir dengan susah payah. Sampai akhirnya kemarin Jong Jin memberikan kesempatan emas padanya, ia diminta mengantarkan Goming pada Yesung. Jong Jin mengatakan kalau hari ini ia sedang sibuk kuliah sedangkan kakaknya sudah merindukan anjing kecilnya itu, sehingga meminta Ji Eun yang mengantarkannya. Dan itu artinya membukakan pintu Ji Eun untuk kembali bertemu dengan Yesung. Lalu, kabar kedua yang tak kalah membuatnya bahagia adalah kabar bahwa Ara sudah kembali kuliah dan meninggalkan Korea. Ia berbunga-bunga saat tahu hubungan Yesung dan Ara benar-benar salah paham. Ya, ia bahagia Ara sudah tidak di Korea dan hubungannya dengan Yesung salah paham, meskipun dalam hatinya Ji Eun juga mengakui dia akan merindukan Ara yang mirip dengan kakaknya.
Ji Eun memantapkan hatinya melangkah ke dorm Super Junior yang pintu depannya dipenuhi dengan beberapa penggemar kurang kerjaan di pagi hari. Sambil menenteng kandang Goming, ia menghampiri seorang security dan mengatakan ingin bertemu dengan Yesung. Tapi, baru saja Ji Eun melangkah masuk ke dalam gedung asrama, sebutir telur meluncur dan mendarat tidak sempurna di bahunya. Sebuah telur busuk. Yesung sedang berjalan pulang dan akan masuk ke dalam gedung asramanya setelah dari gym SNSD saat melihat kerumunan penggemar di depan pintu masuk dorm.
***
Dari kejauhan ia melihat sosok perempuan yang dikelilingi para penggemar yang rata-rata berpakaian seragam sekolah sedang melemparkan telur dan terigu ke arah si perempuan. Dan dalam satu detik Yesung sudah memutar otaknya mengingat perempuan itu, seorang gadis bernama Lee Ji Eun menenteng kandang hewan peliharaannya. Yesung menerobos kerumunan penggemar itu yang masih saja melemparkan telur, tomat dan tepung tanpa henti. Ia membantu security menahan serangan dari penggemar-penggemar itu yang mulai menggila. Ia melindungi Ji Eun dari lemparan telur dan membimbingnya masuk ke dalam gedung.
***
Jong Jin masuk dengan kasar ke dalam ruang tengah asrama Super Junior dan mendapati Ji Eun berjongkok di sudut ruangan yang diapit lemari besar dan dinding samping balkon. Di depannya terlihat Yesung berdiri dan memandang Ji Eun dengan pandangan iba. Sedangkan Kyuhyun sedang berjalan menuju Ji Eun sambil membawakan secangkir teh hangat. Beberapa anggota Super Junior yang lain duduk di sofa dalam diam, ikut membuat sunyi suasana.
“Apa yang kau lakukan, hyung?!” Teriak Jong Jin sambil maju mendekati Yesung meminta penjelasan dengan keadaan yang ia lihat barusan. Sedangkan yang lain kaget melihat gerakan dan mendengar teriakan Jong Jin yang tiba-tiba. Ia hampir meninju wajah kakaknya itu kalau tidak ada Siwon yang maju dan menahan tangan Jong Jin. Yesung sendiri tidak menghiraukan adiknya itu dan masih berdiri, bergeming melihat Ji Eun yang terlihat ketakutan sekali di sudut ruangan.
“Apa yang kau lakukan pada Ji Eun, hyung?!” Teriak Jong Jin dengan melotot, mengulangi pertanyaannya. Ia meronta minta dilepaskan dari pegangan Siwon. Sedangkan Kyuhyun sudah sampai di depan Ji Eun dan menyodorkan cangkir teh yang ia pegang pada Ji Eun, tapi tidak disambut Ji Eun.
“Ini semua tidak ada hubungannya dengan hyung. Ini masalahku dengan Ji Eun.” Kyuhyun membuka suara setelah menarik tangan Ji Eun dan memberikan cangkir tehnya pada Ji Eun. Ia berbalik dan matanya langsung bertumbukan dengan mata Jong Jin yang menyala. Jong Jin diam beberapa detik sebelum menghentakkan tangannya dan melepaskan pegangan Siwon, ia menuju kakaknya bukan ke sumber suara tadi. Ia menyeret Yesung keluar, ke balkon dan menutup pintunya yang kedap suara.
“Hyung! Apapun yang terjadi, aku akan tetap menyalahkanmu! Kau tahu? Kenapa waktu itu Ji Eun keluar dari kamar rawatmu dan menangis, hah?” Tanya Jong Jin berapi-api.
“Itu, bukankah karena Kyuhyun membuatnya kaget dan menakutinya?” Tanya Yesung kembali.
“Bukan! Itu karena kau! Karena kau disuapi Ara-ssi, kalian bermesraan di depan matanya, hyung!”
“Aku tidak bermesraan, dia hanya menyuapiku karena aku pasien. Lagipula ada apa sebenarnya?”
“Ada apa sebenarnya, hah?” Tanya Jong Jin mengulangi pertanyaan kakaknya itu, dia membuang mukanya sebentar dan melakukan gerakan seperti meludah, “kau tanya ada apa? Seharusnya aku yang bertanya padamu, ada apa denganmu, hyung? Aku rasa otakmu benar-benar sempit. Kau melupakan kejadian tujuh tahun yang lalu, hah?”
“Jong Jin-ah, berhentilah berteriak padaku! Aku ini kakakmu, lebih tua darimu!” Seru Yesung setelah akhirnya kehilangan kesabarannya menghadapi adiknya semata wayang itu.
“Aigoo, hyung. Mianhae.” Jong Jin menghempaskan dirinya ke tembok di belakangnya. “Aku rasa kau benar-benar lupa. Kau lupa kalau kau punya seorang penggemar, jauh sebelum kau terkenal. Dia selalu berteriak padamu setiap pagi dan mengatakan padamu suatu hari nanti dia akan menjadi pengantinmu. Dan semua itu, bodohnya kau jawab dengan senyuman dan anggukan. Kau sudah membuatnya berharap terlalu dalam, hyung. Kau lupa kan dia siapa, aku beritahu. Tujuh tahun lalu kau sudah berubah menjadi seorang pahlawan baginya, kau yang menggendongnya pulang setelah seharian dia di kolong jembatan, kedinginan dan ketakutan. Kau benar-benar melupakan hal inikah, kau melupakan kebaikanmu sendiri, hyung? Padahal anak perempuan yang kau selamatkan itu tak pernah berhenti mengagumimu, dan ia tumbuh menjadi gadis yang terus memimpikanmu, meskipun waktu itu kau pindah dan menjauh. Haha, bodoh, kau benar-benar melupakannya. Dan aku, aku yang hanya adikmu ini mengingat semuanya dengan baik, aku yang hanya adikmu bisa melihat gadis itu selalu berdiri di belakangmu, menatap punggungmu saja. Kau benar-benar brengsek, hyung. Aku benar-benar iri padamu.”
“Dan kau menyukai gadis itukah? Anak perempuan itu, Lee Ji Eun kah?”
“Tidak. Dan ya, kau sudah merusak impiannya dengan memakan suapan makanan dari Ara. Dan secara tidak langsung, kau jugalah yang menyebabkan gossipnya dengan Kyu hyung!”
“Kau salah Jong Jin. Aku, aku tidak pernah berpikir dan mengingat terus kebaikanku itu, ya tidak pernah. Aku hanya tidak sengaja menemukannya saat itu. Dan lagi, dia terlalu muda bagikku. Yang seharusnya meyukai gadis itu bukan aku, bukan aku yang tadi kau bilang brengsek.” Yesung mengakhiri percakapannya dan langsung membuka pintu balkon yang langsung disambut dengan tatapan teman-temannya yang memandangnya dengan pandangan bertanya penasaran.
***
Mereka semua duduk di ruang tengah. Kyuhyun duduk di samping Ji Eun, Leeteuk di tengah-tengah bersampingan dengan Yesung dan Shindong, di seberangnya ada Jong Jin yang duduk berdekatan dengan Ji Eun juga. Lalu, ada Ryeowook yang baru saja bergabung setelah menyiapkan camilan, duduk di sebelah Shindong. Yang lainnya, Siwon, Heechul, Sungmin dan Eunhyuk duduk di belakang ketua mereka.
“Jadi, ada apa ini Kyuhyun?” Tanya Leeteuk langsung ke inti permasalahan. Hening sejenak, sampai terdengar suara pintu berderat.
“Berita elektronik. Tepatnya, ada video tentang mereka di internet sejak kemarin malam.” Seseorang masuk dan langsung bergabung. Pakaiannya parlente dengan kacamata tebal, dia Manajer Park.
“Begitukah, Kyu?” Tanya Ryeowook dengan nada khawatir berlebihan. Yang ditanya tertunduk lemas, dia mengangkat wajahnya pelan dan mulai bicara.
“Itu tidak seperti yang dipikirkan orang-orang. Aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Nona Lee. Semua ini hanya salah paham.” Jelas Kyuhyun.
“Katakanlah itu pada penggemarmu, Kyuhyun.” Kata Manajer Park dingin. “Besok konferensi pers terbuka di hotel K. Mau tidak mau kau harus melakukannya. Aku lelah mengurusimu, kecelakaan, gossip, aku pusing. Jangan membantahku!” Manajer Park berbalik hendak pergi, lalu tiba-tiba ia menoleh pada Ji Eun.
“Aku juga mengharapkan kedatanganmu, Nona Lee.”
“Aku tidak mengerti, ada apa sebenarnya ini? Seperti masalah yang tidak biasa sampai elf dan bahkan Manajer Park mengamuk seperti itu. Memangnya kenapa kalau kau digosipkan dengan Ji Eun ini? Bukankah itu lebih baik dibandingkan kau digosipkan bersama dengan pria, Kyu?” Todong Heechul setelah tidak melihat bayangan Manajer Park di ujung koridor pintu.
“Tanya saja pada Ara.” Jawab Kyuhyun pendek. Ia bangkit berdiri dan memandang Ji Eun bimbang. Akhirnya dia menarik lengan Ji Eun agar berdiri, tapu dalam satu gerakan Jong Jin langsung menahannya.
“Aku saja,” katanya, “aku saja yang mengantarkannya pulang.”
“Kalau begitu, hati-hatillah.” Kyuhyun langsung menghilang di balik pintu kamarnya.
***
“Ah! Aku mendapatkannya!” Teriak Eunhyuk di kamarnya yang sudah dipenuhi dengan para anggota lain. Siwon duduk di ranjang Donghae bersama Shindong, lalu Sungmin dan Leeteuk sudah siap disamping Eunhyuk. Donghae yang baru saja selesai mandi terlihat bingung melihat kamarnya yang penuh dengan anggota lain.
“Ada apa ini?” Donghae mempertanyakan kebingungannya, ia tidak bergabung di ruang tengah tadi karena ya seperti yang tadi sudah dikatakan dia baru selesai mandi.
“Gosip Kyu.” Jawab Siwon pendek.
“Mwo? Kyu kenapa?” Tanya Donghae kembali.
“Duduk dan diamlah, kami di sini juga mempertanyakan hal yang sama.” Kali ini Shindong yang menjawab.
“Sudah, diam. Aku akan memulai videonya!” Eunhyuk menghentikan percakapan mereka. Mereka berenam duduk membentuk setengah lingkaran mengelilingi laptop Eunhyuk yang sedang memutar video gossip dongsaeng mereka. Di awal video terlihat seorang gadis yang duduk di bangku taman, Kyuhyun duduk di sampingnya dan duduk di sebelahnya. Gadis itu sedang menangis dan terus menunduk lalu tiba-tiba menoleh pada Kyuhyun dan bertanya gagap. Kyuhyun membentak gadis itu karena kimbap dan dengan tiba-tiba Ara muncul di balik semak-semak dan memukul kepala Kyuhyun, Kyuhyun minta maaf dan menundukkan kepalanya dalam. Sudah hanya itu. Keenam orang yang melihat video ini memasang wajah bingung mereka, sampai sebuah suara mengagetkan mereka.
“Aku sudah memintanya makan, tapi makananku tidak ada yang disentuhnya! Ini suatu kesalahan besar!” Seru Ryeowook kesal yang baru saja bergabung.
“Diamlah sebentar, Wookie.” Kata Donghae menahan ocehan Ryeowook yang menghambatnya untuk berpikir.
“Kalian sedang apa?” Tanya Wookie yang langsung menuju laptop Eunhyuk.
“Apakah kesalahan Kyuhyun itu? Sampai-sampai kakaknya marah besar?” Gumam Ryeowook mengucap ulang kalimat di bawah video.
“Apa yang kau katakan, dongsaeng?” Tanya Leeteuk pada Ryeowook yang tadi menggumam kalimat tidak jelas.
“Ini.” Tunjuk Ryeowook.
“Penjelasan di bawah video ini, memangnya ada apa dengan Ara?” Tanya Ryeowook makin bingung. Tapi, bukannya menjelaskan kesalahan situasi ini, teman-temannya malah mengulang rekaman video itu dan melupakan dirinya.
***
Henry mengarahkan mousenya dan menekan tanda segitiga ke samping di laptopnya. Ia sudah mengulang rekaman video di depannya untuk ke sepuluh kali. Lalu, ia meraih ponselnya.
***
“Kau tidak baik kan?” Tanya Jong Jin sambil menyetir. Ji Eun duduk di sebelahnya, ia mengangguk lemah, tapi Jong Jin bisa melihat anggukan Ji Eun itu dari ekor matanya.
“Berhentilah menatap sepatumu dan tataplah jalanan di depan, Ji Eun-ah.”
Ji Eun sudah sampai di rumahnya dan langsung mengurung dirinya di kamar. Bahkan ia lupa untuk menyapa ketiga anjingnya di balkon atas. Ia meringkuk di pojokan sambil memeluk kedua kakinya. Banyak sekali pikiran-pikiran yang melayang di otaknya, ia mencerna semua kejadian hari ini yang ia lalui. Rasanya sangat lelah baginya. Ia menangis dalam bisu. Tanpa Jong Jin dan Yesung ketahui, ia mendengar semua percakapan mereka di balkon. Meskipun pintu balkon kedap suara tapi tembok di sampingnya memberitahu banyak padanya.
***
Pagi itu, Ji Eun baru saja bangun tidur dan memikirkan acara konferensi persnya bersama Kyuhyun hari itu saat ibunya mengomel sendiri di ruang tengah.
“Kenapa Henry ini? Masih kecil tapi kok memukul wartawan tua? Huh, akhir-akhir ini para artis senang sekali mencari sensasi.”
“Ada apa umma?” Tanya Ji Eun setelah menghempaskan tubuhnya di sofa samping ibunya duduk. “Kau tahu Henry Lau, artis M itu? Dia memukul wartawan tadi malam.” Beritahu ibunya.
“Hah? Henry? Bukankah dia ada di Cina, bagaimana bisa berita dari Cina begitu cepat sampai ke Korea, umma?” Tanya Ji Eun bingung.
“Cina? Tidak, dia memukul wartawan tabloid Korea semalam.”
“Tidak mungkin, katanya dia akan tinggal di Cina selama sebulan.” Gumam Ji Eun tidak jelas.
“Ah, sudahlah, lupakan saja Henry ini. Bukankah kau ada konferensi pers bersama Kyuhyun hari ini?” Tanya ibunya.
***
“Ada apa dengan Henry?” Tanya Ji Eun memberanikan diri pada Manajer Park setelah keheningan lama di dalam mobil. Mereka sedang dalam perjalanan menuju hotel K, tempat konferensi akan diadakan.
“Ah, kau sudah mengetahuinya, Agassi. Aku sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengannya. Tapi, lupakan saja itu dulu. Kepalaku akan pecah kalau memikirkan semuanya ini bersamaan.” Jawabnya panjang seperti omelan. “Ada apa dengan anak-anak itu, mengapa mereka senang sekali berulah akhir-akhir ini?” Gumam Manajer Park di samping kemudi supir.
***
Kyuhyun menggandeng tangan Ji Eun untuk menghindari amukan penggemarnya. Dia membimbing Ji Eun ke kursi depan dan duduk di kursi samping Ji Eun.
“Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa.” Kyuhyun menggenggam tangan Ji Eun di bawah meja. Ruangan itu sudah penuh dengan wartawan dan penggemar Kyuhyun, juga beberapa kerabat dan teman-temannya. Kyuhyun memainkan bibirnya, ia juga merasa tidak yakin padahal baru saja dia meyakinkan Ji Eun kalau tidak akan terjadi apa-apa.
“Mohon tenang hadirin sekalian, konferensi pers akan segera dimulai.” Manager Park yang duduk di sebelah Kyuhyun membuka konferensi pers itu.
“Selamat siang, semuanya. Saya Cho Kyu Hyun sebelumnya ingin berterima kasih kepada teman-teman sekalian sudah hadir dalam konferensi ini juga doa kesembuhan saya dari kecelakaan yang saya alami beberapa minggu lalu. Langsung ke pokoknya, saya meminta maaf sebesar-besarnya atas berita-berita cetak maupun elektronik akhir-akhir ini yang melibatkan nama saya. Saya hanya ingin meluruskan semuanya.” Kyuhyun menarik napas dalam.
“Perempuan yang duduk di sebelah saya ini bernama Lee Ji Eun. Kalau Anda bertanya apa salah saya padanya, saya tidak akan menjawab karena itu bukanlah hal serius tapi, memang benar saya pernah melakukan suatu kesalahan padanya. Kakak saya memarahi saya karena telah menakuti dirinya. Dia adalah wanitaku.”
“Dia wanitaku.” Seru sebuah suara dari pintu masuk, kata-katanya bersamaan dengan ucapan Kyuhyun. Henry melenggang di tengah jalan dan langsung berdiri di samping Ji Eun. “Itulah alasanku memukul wartawan Jang, karena aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan wanitaku.” Lalu ia mengarah pada Kyuhyun yang kaget dengan kedatangannya tiba-tiba mengatakan, “Maaf hyung, sudah melibatkanmu.” Ia menundukkan kepalanya. Ruangan itu mulai bergema saking hebohnya.