home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Memories

Memories

Share:
Author : milldaaa
Published : 12 Feb 2014, Updated : 18 Feb 2015
Cast : Tami (OC), Lee Hyunkyu, Siwon, Chanyeol, EXO
Tags :
Status : Ongoing
9 Subscribes |2231010 Views |32 Loves
Memories
CHAPTER 9 : First Love

“Yak! Kenapa kau lama sekali hah? Dan kenapa telponmu itu tidak bisa dihubungi? Hampir saja aku pulang naik taksi.” Hyunkyu kesal kepada Tami karena dia telat menjemputnya.

 

“Maafkan aku Hyunkyu-a, handphoneku rusak dan sedang diperbaiki. Seharusnya hari ini sudah selesai diperbaiki.”

 

“Yasudahlah, kajja. Aku cape sekali.”

 

Tami membantu Hyunkyu membawakan barang bawaannya ke parkiran.

 

“Aku tidak tahu jalan ke rumahmu Hyunkyu-a, kau jangan tidur!” Tami yang sedang menyetir mengguncang-guncangkan badan Hyunkyu.

 

“Aku tidak tidur Tami-a. Bawa aku ke gedung SM dulu, ada yang harus aku bawa. Dan juga aku tak ingin pulang ke rumah dulu. Aku menginap saja di tempatmu, ne? ne? ne?” Hyunkyu mengedip-ngedipkan matanya.

 

“Yak! Berhenti bertingkah genit seperti itu atau ku turunkan kau sekarang juga.”

 

Tami tak bertanya alasan kenapa Hyunkyu tak mau pulang ke rumahnya karena dia sudah tahu jawabannya, di rumah Hyunkyu sedang tidak ada siapa-siapa dan Hyunkyu pasti sedang tak mau sendirian.

 

“Ku anggap itu sebagai anggukan yang tak terlihat.” Mereka berdua tertawa bersama.

 

“Sementara kau berurusan di gedung SM, aku akan tempat handphone diperbaiki untuk diambil. Nanti aku telpon jika aku sudah kembali.”

 

“Oke, I got it.” Jawab Hyukyu, keluar dari mobil Tami sementara Tami kembali mengemudikan mobilnya menuju tempat yang akan dia datangi.

***

 

“Hyunkyu-a, aku sudah sampai. Kau sudah selesai belum?”

 

“Sudah kok, tunggu sebentar.”

 

Hyunkyu keluar dari gedung SM, lalu mereka berdua pergi ke apartemen Tami.

 

“Kau tahu, aku tadi mendapatkan sesuatu yang menarik di gedung SM.”

 

DEG, Tami langsung mengira ini tentang audisi yang dia ikuti tadi siang.

 

“Kau lihatlah video ini.” Hyunkyu menyerahkan tabletnya kepada Tami. Dan benar saja, disitu terlihat Tami dan Boby sedang bernyanyi.

 

“Apakah kau tertarik untuk menjadi artis? Jika kau ingin kau tak perlu mengikuti audisi seperti ini. Aku akan membuatmu debut tahun ini juga.” Hyunkyu menepuk-nepuk pundak Tami.

 

“Benarkah? Terima kasih sebelumnya. Tapi kau dengar sendiri bahwa aku tidak tertarik menjadi artis.” Tami memutar bola matanya.

 

“Oh iya, apakah disini ada video-video artismu yang sedang di panggung atau latihan?”

 

“Ada. Untuk pesta ulang tahun ayahmu? Kau ingin memakai artis dari agensi ayahku?”

 

“Haruskah aku mencari artis dari agensi yang lain sedangkan sahabatku sendiri memiliki agensi?”

 

“Arraseo. Pilihlah yang kau mau.”

 

“Gratis?”

 

“Gratis dariku, tapi tidak artisnya.”

 

“Aiiiih ku pikir bisa gratis juga. Hahaha. Aku butuh seseorang yang mendampingiku berduet. Pesta kali ini aku ingin menyanyi. Aku ingin benar-benar menghilangkan ketakutanku melihat banyak orang. Dan aku ingin ada yang menari juga. Menurutmu siapa yang bagus?”

 

“Kalau ingin artis gratis kenapa tak meminta Siwon hyung saja. Bagian yang terakhir itu aku setuju. Aku harap traumamu segera hilang. Hmmm, siapa yaaa?”

 

“Andwe, yang lain saja. Yang sedang heboh sekarang? Shinee?”

 

“Ah iya EXO!”

 

“Yang ini?” Tami memperlihatkan video EXO sedang latihan. “Banyak sekali. Aku hanya butuh dua orang untuk menari, laki-laki dan perempuan. Lalu satu orang laki-laki untuk berduet denganku. Tapi harus dengan suara yang pas denganku. Kau tahu sendiri suaraku pas-pasan.”

 

“Besok kucarikan untukmu, sekarang kau lihat-lihat saja dulu videonya. Tapi ngomong-ngomong, lelaki yang bermain gitar itu siapa? Teman barumu di sekolah?”

 

“Bukan, dia adiknya kak Mike. Kak Mike ituloooohh~”

 

“Your first love? Oh my God. Really? Setelah sekian lama akhirnya kalian bertemu? Di Korea?”

 

“Eoh, sebenarnya aku belum bertemu dengannya. Aku masih belum siap.”

 

“Kau masih mencintainya?”

 

“Bukan itu, tapi aku masih belum siap dengan kenangan-kenangan itu.”

 

“Ah sepertinya aku mengantuk. Lebih baik kita tidur saja,tak usah kau pikirkan lagi masa lalumu. Good night Tami-a.” Hyunkyu mengacak-ngacak rambut Tami dan masuk ke kamar tamu di apartemen Tami. Tami tersenyum dan masuk ke kamarnya untuk tidur.

***

 

Matahari sudah cukup tinggi dan Tami baru terbangun dari tidur lelapnya. Melangkah menuju dapur dan mendapati sebuah note di pintu lemari es nya.

“Aku pulang ke rumah, mobilmu aku pinjam. Sebagai gantinya aku sudah siapkan sarapan untukmu. Selamat makan ^^,”

Dilihatnya di atas meja makan terdapat dua potong sandwich. Tami tersenyum kemudian memakannya sambil mengecek handphonenya. Ada banyak sms dan chat yang masuk, begitupun notifikasi dari jejaring sosial. Dilihatnya satu-persatu, dan ada chat dari Boby.

 

Boby : Besok masih libur kan? Apakah kau ada waktu luang? Mari kita bertemu.

Tami kemudian membalasnya.

Tami : I’m free.

Tak butuh waktu lama, Boby langsung membalasnya.

Boby : Where? When?

Tami : Up to you

Boby : Caffe X, 15:00 KST

Tami : Okay

Boby : See you later

Tami : See you soon

***

 

Sesampainya di Caffe X Tami mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru caffe, memicingkan matanya mencari sosok yang dia cari. DEG! Rasanya  jantung Tami seperti berhenti sesaat, Tami mematung mendapati sosok orang yang dia kenal, sosok yang sebenarnya sangat dia rindukan, sosok dari masa lalunya. Dari belakang Tami ada yang mencoba mengagetkan Tami, tapi tak berguna. Tami tetap dalam lamunannya tentang masa lalu.

 

“Yak Tami-a, kau kenapa?” Boby mengguncang-guncangkan badan Tami.

 

“Eoh?” Tami menatap Boby lirih.

 

“Kajja, hyungku sudah menunggu daritadi. Dia ingin bertemu denganmu.” Boby menarik tangan Tami. Tami hanya mengikutinya dengan perasaan yang tak karuan. Mike yang melihat mereka berdua datang langsung berdiri. Merentangkan tangannya seraya memeluk Tami. Tami masuk ke dalam pelukan Mike dengan muka yang masih kaget. Mike melepaskan pelukannya.

 

“Long time no see my little angel. How are you?”

Tami tak menjawab, masih terlalu kaget baginya bertemu dengan Mike.

 

“Uhm, are you okay?” Tanya Mike aneh melihat Tami yang hanya bengong saja.

 

“Eoh hyung, sepertinya aku sakit perut dan harus ke toilet. Titip Tami ya. Dan kau Tami-a jangan bengong saja melihat ketampanan hyungku.” Sebenarnya Boby tidak sakit perut, dia hanya ingin memberikan waktu untuk hyungnya dan Tami berduaan.

 

Tami menghela nafasnya berat dan mengambil minuman yang ada di meja itu. Entah minuman milik Boby atau Mike dia tak peduli, dia hanya ingin tenggorokannya yang kering itu menjadi basah. Mike tersenyum melihatnya.

 

“Kau haus eoh?”

 

“Eoh.. Sudah lama tak berjumpa oppa. Apa kabarmu?”

 

“Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu dan kakakmu?”

 

“Aku baik-baik saja. Begitupun Tari eonni.” Tami tersenyum kecut.

 

“Baguslah jika kalian baik-baik saja. Sebenarnya kalian kemana saja tiba-tiba menghilang tanpa kabar?”

 

“Kau tahu sendiri hidup keluarga kami nomaden.” Jawab Tami sambil mencoba untuk tersenyum. Mike menyadari senyuman aneh Tami, tak seharusnya dia bertanya tentang keluarganya lagi melihat senyuman paksaan yang dikeluarkan Tami.

 

“Ku dengar kau sekolah disini?”

 

“Uhm, hanya school summer. Still unsure what to do. Ayah memintaku melanjutkan sekolah, tapi rasanya malas sekali.” Tami tersenyum kembali. Kali ini senyumannya terlihat tidak aneh lagi seperti tadi.

 

“Kemudian kau akan bekerja?”

 

“Ketika masih kuliah pun aku sudah bekerja, kau-tahu-sendiri kan oppa~”

 

“Ohahaha iya aku lupa. Bagaimana dengan kakakmu? Dia sekarang dimana?”

 

“Di surga.” Jawab Tami pelan. Mike terlihat kaget mendengar jawaban Tami. Dia tidak menyangka bahwa Tari telah tiada. Mereka berdua terdiam beberapa saat, asik dengan lamunannya masing-masing.

 

“Maafkan aku. Aku tidak tahu. Kenapa kau tidak memberi tahuku sedari dulu?”

 

Mata Tami terasa panas, perlahan-lahan matanya dipenuhi air. Tami menunduk tak ingin Mike melihat mukanya.

 

“Sebenarnya aku masih belum siap bertemu dengan oppa. Aku belum siap kembali mengingat kenangan itu. Melihatmu menambah kerinduanku kepada kak Tari dan Mama. Maafkan aku oppa.”

 

Tami berlari keluar dari caffe. Mike ingin mencegahnya tapi terlambat. Rasa sedih dan bersalah merambat di dada Mike. Mike memukuli dadanya yang terasa sesak. Sesak sekali. Melihat orang yang dia sayangi menangis, dan mendengar orang yang pernah dia cintai telah tiada cukup membuatnya terpukul.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK