home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Memories

Memories

Share:
Author : milldaaa
Published : 12 Feb 2014, Updated : 18 Feb 2015
Cast : Tami (OC), Lee Hyunkyu, Siwon, Chanyeol, EXO
Tags :
Status : Ongoing
9 Subscribes |2231010 Views |32 Loves
Memories
CHAPTER 10 : Memories

Hari sudah gelap, jarum jam pendek menunjuk angka 10 dan Tami masih asik dengan buku bacaan yang baru dia beli tadi sore ketika dalam perjalanan pulang setelah bertemu dengan Boby dan Mike. Sebenarnya Tami tidak membacanya, hanya membuka-buka halaman per halaman. Malas baginya karena dia belum lancar membaca Hangul. Tami pikir dengan membaca buku dia akan bisa melupakan kesedihannya. Tapi hasilnya nihil, yang ada bukunya menjadi basah karena air mata Tami.

 

Tiba-tiba terdengar suara pintu apartemen Tami terbuka.

“Pasti itu Hyunkyu.” Pikir Tami, karena seingatnya dia hanya memberikan password apartemennya kepada Hyunkyu.

 

Ceklek, pintu kamar Tami ada yang membuka. Betapa kagetnya Tami ternyata yang datang bukan Hyunkyu, melainkan Siwon.

 

“Hallo gadis manja, apakah kau lupa caranya menerima telpon atau membalas sms? Hingga aku harus mendatangimu seperti ini untuk mengingatkanmu?” Siwon nyelonong masuk ke kamar Tami.

 

“Eh matamu kenapa? Kau kenapa?” Tanya siwon heran melihat mata Tami yang terlihat sembab habis menangis. Tami hanya diam menatap Siwon tak mengeluarkan suara sedikitpun.

 

“Gadis cengeng, kajja!”

 

“Kemana?” Akhirnya Tami bersuara.

 

“Suatu tempat, kemarin kau merengek ingin bermain skateboard. Kajja.”

 

“Ah tidak hari ini oppa. Aku sedang tidak bersemangat.”

 

“Lalu bagaimana dengan pergi jalan-jalan malam?”

Tami menggeleng pelan. Menarik tangan Siwon menuju balkon.

 

“Lihat, disini indah bukan? Tak perlu jalan-jalan. Kau ingin ku buatkan kopi? coklat panas? Teh?”

 

“Tak usah, begini juga sudah cukup.”

 

“Oppa, sebenarnya ada sesuatu hal yang mengganguku. Maukah kau membantuku?”

 

“Apa itu?”

 

“Tentang kedekatan ibu dan Mr.Lee soo man. Aku merasa ada yang aneh.”

 

“Baiklah, akan ku coba cari tahu. Oh ya, lusa aku akan pergi ke China.”

 

“Berapa lama?”

 

“Hanya beberapa hari. Kau berhutang menceritakan sesuatu padaku. Bayaran aku membelikan makan kau waktu itu.”

 

“Ah benarkah? Kau ingat aku pernah bercerita ada yang mengikutiku lalu kulempar dengan sepatuku?”

 

“Tentu saja aku ingat. Kasihan sekali lelaki itu. Hahaha.”

 

Tami tersenyum lalu mulai bercerita tentang hal ingin dia ceritakan. Mulai pertemuannya dengan Boby dan Mike yang dia lempar pakai sepatu, keadaan teman-temannya di sekolah yang membuatnya kesal dan ketika pulang sekolah kembali berpapasan dengan Boby tak sengaja Tami menjatuhkan handphonenya sehingga membuat Boby mengikutinya sampai ke apartemennya. Dan yang paling mengejutkan adalah ketika Boby mengatakan bahwa dia adalah adik dari Mike yang merupakan cinta pertama Tami dan juga mantan pacar kakaknya Tami.

 

“Tunggu, cinta pertamamu orang Korea?” Tanya Siwon.

 

“Bukan, aku pun tak tahu kenapa dia ada di Korea. Aku tak sempat bertanya padanya.”

 

“Jadi kau sudah bertemu dengannya?”

Tami mengangguk mengiyakan.

 

Tami bercerita kembali tentang kejadian tadi sore. Pertemuannya dengan Boby dan Mike di di sebuah caffe yang membuat matanya sembab sekarang. Tami menceritakan secara detil percakapan diantara mereka. Seperti yang sudah Tami perkirakan bahwa Mike pasti menanyakan tentang keadaan kakaknya, Tari. Mike yang tidak tahu bahwa kakaknya Tami dan Mama kandungnya telah meninggal.

Tak bisa dipungkiri pertanyaan Mike kembali membuka luka Tami. Kembali mengingatkan Tami betapa mengerikannya rasa sakit yang didapatnya ketika ditinggalkan oleh Mama dan Kakaknya tersayang. Meninggalkan luka yang teramat dalam dan trauma. Tak terasa mata Tami kembali berair. Ya, menceritakan kembali kejadian tadi juga kembali mengingatkannya akan rasa sakit kehilangan.

 

Siwon menghapus airmata Tami, mengusap lembut pipi Tami kemudian memeluknya. Tangis Tami pecah dalam pelukan Siwon. Siwon mengusap-usap kepala dan punggung Tami lembut.

 

“Maafkan aku oppa.” Tami melepas pelukannya.

 

“Untuk apa?”

 

“Membuat kaos yang kau pakai basah. Jangan meminta ganti rugi. Aku tak punya kaos untuk ukuranmu.”

 

“Makanya belikan aku baju yang baru.”

 

“Seharusnya kau yang membelikanku baju.”

 

“Wae?”

 

“Karena aku ingin dibelikan baju olehmu.” Tami tersenyum sambil menjulurkan lidahnya.

 

“Dasar kau Tami anak manja.” Siwon mengacak-ngacak rambut Tami.

 

“Baru beberapa menit yang lalu kau menangis dipelukanku, sekarang kau sudah tersenyum lagi.” Ucap Siwon dalam hati.

 

“Don’t worry everything gonna be okay.” Ucap Siwon menatap Tami sambil memegangi kepala Tami dengan kedua tangannya.

 

“Jangan menangis lagi, kau harus tahu bahwa ketika kau menangis kau terlihat jelek sekali.” Ucap Siwon pelan masih memegangi kepala Tami. Tami tersenyum mendengarnya.

 

Perlahan, Siwon mendekatkan kepalanya. Mengarahkan bibirnya kearah bibir Tami. Tami terkejut merasakan bibir Siwon berada di bibirnya.

 

“Uh oh, this is not okay oppa~” Ucap Tami yang bibirnya masih menempel di bibir Siwon.

 

Kali ini Siwon yang terkejut dan langsung melepaskan bibirnya lalu mengalihkan pandangan.

 

“Kau terlihat lucu sekali ketika dalam keadaan canggung seperti ini.” Tami menepuk-nepuk pundak Siwon.

 

“Lupakan saja yang barusan, anggap tak pernah terjadi. Jadi kau tak usah bertingkah canggung seperti itu.”

 

Siwon tersenyum “Mari lupakan jika memang bisa melupakannya.”

 

“Ah kau benar oppa.” Tami menghela napasnya dalam.

 

AKU HARAP AKU PELUPA!” Teriak Tami. Siwon tertawa mendengarnya.

 

“Kau ini ada-ada saja. Yasudah, ini sudah malam. Aku pulang.” Siwon mengacak-ngacak rambut Tami.

 

Mereka berdua berjalan menuju pintu apartemen, ketika Siwon hendak membuka pintu.

 

“Oppa.” Panggil Tami. Siwon menoleh dan CUP! Tami mencium pipi kanan Siwon. Membuat pipinya menjadi  terasa panas dan memerah.

 

“Terima kasih telah menemaniku dan mendengarkan hal yang tak penting. Hati-hati di jalan.” Tami melambai-lambaikan tangannya lalu mendorong tubuh Siwon keluar kemudian menutup pintu. Di depan pintu apartemen Tami, Siwon mematung untuk beberapa detik. Memegangi pipi sebelah kanannya sambil tersenyum.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK