Seperti yang telah dikatakan, hari itu Tami boleh pulang dari rumah sakit. Tami, ayah Tami dan Chanyeol pergi diantar oleh manager EXO menggunakan mobil yang biasa EXO gunakan.
“Kita pergi kemana sekarang?” Tanya manager kepada Chanyeol.
“Dorm.” Jawab Chanyeol singkat.
“Kau akan membawa mereka ke dorm?” Tanya Manager kaget.
“Sudahlah jangan banyak tanya dulu. Nanti juga kau akan tahu.”
Mereka pun telah sampai ke bangunan tempat dorm EXO berada. Chanyeol langsung menurunkan barang-barang Tami dan membawanya. Diikuti oleh managernya membantu membawa barang-barang Tami yang masih banyak. Tak lupa ayah Tami juga ikut membantu. Hanya Tami yang berjalan dengan tangan kosong.
Begitu masuk ke dalam lift, Chanyeol menekan angka 5, lantai paling tinggi dibangunan itu. Sang manager pun menengok ke arahnya sambil mengerutkan dahinya. Chanyeol hanya tersenyum memandang managernya.
“Apa aku yang pelupa atau bagaimana? Tapi rasanya dulu apartemen Tami bukan disini.” Tanya ayah Tami.
“Ini memang apartemen Tami om. Tapi Tami tidak pernah mengisinya, karena selama ini Tami mengisi apartemen yang telah disiapkan ibunya.” Jawab Chanyeol.
“Ah iya aku ingat Tami memang pernah bercerita bahwa dia telah membeli apartemen tapi ibunya tetap menyiapkannya apartemen.”
“Kupikir kau akan membawa Tami tinggal di dorm EXO.” Ucap manager.
“Mana mungkin aku melakukan itu hyung.” Jawab Chanyeol.
“Jadi dorm kalian berada di dekat sini?” Tanya ayah Tami.
“Dorm kami berada di lantai 4. Aku pun baru tahu Tami memiliki apartemen disini ketika Tami mengalami kecelakaan dan memintaku datang ke apartemennya untuk membawakan barang-barang yang Tami butuhkan di rumah sakit.” Jelas Chanyeol.
Lift pun terbuka tanda mereka telah sampai.
“Jadi ini apartemenku?” Tanya Tami begitu sampai di depan pintu apartemennya.
Chanyeol mengangguk lalu menekan password apartemen Tami. Mereka semua masuk ke dalam. Betapa kagetnya Tami ketika melihat di ruang tengah terdapat banyak sekali namja lengkap dengan peralatan pesta dan kue untuk merayakan kepulangan Tami dari rumah sakit.
“Noona, akhirnya kau sudah boleh pulang. Yehet! Cepatlah sembuh, aku merindukanmu.” Ucap Sehun sambil memeluk Tami.
Semua orang yang melihatnya segera menarik Sehun agar segera melepaskan pelukannya. Tami segera menengok ke arah Chanyeol ketika Sehun melepaskan pelukannya. Suho yang melihatnya seakan mengerti maksudnya.
“Boys, kalian tahu sendiri bahwa Tami telah sadar dari komanya dan dia kehilangan ingatannya…..”
“Kkaeb song~” Ucap Baekhyun menyela Suho. Suho langsung meliriknya dengan lirikan tajam meminta dia agar tidak memotong perkataannya lagi.
“Maka dari itu, ada baiknya kita mengenalkan diri lagi kepada Tami.” Lanjut Suho.
Semua orang lalu mengenalkan diri mereka masing-masing.
“Apakah kau dapat mengingat nama-nama mereka?” Tanya Chanyeol.
“Sepertinya akan sulit bagiku untuk mengingatnya sekaligus. Hehehe. Bisakah kalian untuk sering datang kesini agar aku cepat kenal dengan kalian?” Pinta Tami yang langsung mendapat anggukan dari semuanya.
“Kami akan sering datang kesini, bukan hanya untuk kau cepat mengenal kami. Tapi agar kau tak kesepian juga diam di tempat besar seperti ini sendirian.” Ucap Chen.
“Dan juga agar kau cepat mengingat kembali ingatanmu. Kami akan membantumu.” Tambah D.O
“Woaaaah, lihatlah anakku banyak sekali namja yang ingin membantumu. Lalu bagaimana denganku.” Ucap ayah Tami.
“Ayah pergi saja urusi bisnis ayah. Bukankah ini semua keinginan ayah.” Jawab Tami ketus. Melihat muka ayahnya berubah menjadi sedih Tami lalu tersenyum dan memeluk ayahnya.
“Terima kasih kau ada di sisiku ketika aku kesakitan dan mengabaikan pekerjaanmu. Sekarang aku baik-baik saja, kau bisa kembali bekerja. Aku sudah besar tapi aku malah merepotkanmu. Maafkan aku.” Ucap Tami kemudian melepaskan pelukannya.
“Maafkan aku anakku. Aku akan sering mengunjungimu. Aku janji.”
“Tak usah berjanji, ayah hanya perlu segera mengunjungiku jika ada waktu.”
“Dan juga sebenarnya ayah sudah memesan tiket pesawat untuk besok pagi, tapi ternyata barusan sekertaris ayah menelpon dia bilang hari ini ada meeting penting di Hongkong. Sepertinya ayah harus berangkat sekarang. Maafkan ayah tidak bisa menjadi ayah yang baik untukmu.”
“Tidak perlu meminta maaf ayah. Ayah cepat pergi sana nanti ketinggalan pesawat.”
“Jadi sekarang setelah ada namja-namja ini kau mengusirku?” Canda ayah Tami.
“Bukan begitu maksudku.”
“Baiklah, ayah pergi dulu. Mohon bantuannya ya semuanya untuk menjaga Tami. Selamat tinggal.” Ayah Tami pergi tak lupa mengecup kening anaknya terlebih dahulu.
“Kau sedikitpun tidak ada yang berubah noona.” Ucap Sehun.
“Haruskah aku berubah? Menjadi power ranger?”
“Kau tidak seperti orang yang hilang ingatan.” Jawab Sehun.
“Memangnya yang hilang ingatan harus bagaimana?” Tanya Baekhyun dengan nada mengejek Sehun.
“Ani, biasanya di drama-drama….”
“Wuuuuuu, kebanyakan nonton drama sih jadinya begitu.” Potong Baekhyun dan Chen bersamaan sambil melempar bantal ke arah Sehun.
“Tapi hyung, kau beruntung sekali Tami bisa mengingatmu.” Ucap Kai.
“Apa yang kau lakukan? Tami itu lahir lebih dulu, kenapa tak kau panggil dia noona?” Ucap Chen.
“Dia tak pernah suka di panggil noona.”
“Tapi dia diam saja aku panggil noona.” Sela Sehun.
“Itu karena dia sudah bosan melarangmu memanggilnya noona.”
Sehun hanya senyum-senyum sendiri menyadari bahwa dia memang mengesalkan. Tami menarik tangan Chanyeol ke bawah meminta dia menurunkan sedikit badannya dan menyondongkan badannya ke arah kuping Chanyeol untuk berbisik.
“Aku ingin ke toilet. Toiletnya sebelah mana?” bisik Tami.
Belum Chanyeol menjawab, Sehun mendahuluinya berbicara.
“Eiiiyyy, kalian kenapa berbisik-bisik seperti itu?” Ucap Sehun.
Chanyeol lalu tersenyum dan menarik tangan Tami menuntunnya menuju toilet.
“Yak! Yak! Yak! Kalian mau kemana?” Teriak Baekhyun.
“Tami bilang dia ingin ke toilet.” Jawab Chanyeol.
“Kalian akan ke toilet bersama-sama?” Teriak Chen. Lalu Chanyeol datang kembali ke ruang tengah.
“Kalian berisik sekali. Aku hanya mengantarnya.”
“Ciyeeee Chanyeol hyung. Ciyeeeeee.” Ledek Kai.
“Apa ada yang salah?” Tanya Chanyeol.
“Ani. Hyung, kau menyukainya kan?” Tanya Kai. Semua langung menoleh ke arah Chanyeol menunggu jawabannya.
“Apa yang kau bicarakan. Apa ini karena omongan Tami ketika pesta ulang tahun ayahnya? Apa kalian percaya Tami bisa membaca pikiran hah? Dia hanya mengada-ada.” Elak Chanyeol.
“Sudahlah kau akui saja.” Celetuk Baekhyun.
“Ciyeeeeeeeeeee.” Teriak semua orang yang ada disitu kecuali Chanyeol. Bahkan manager mereka pun ikut-ikutan. Muka Chanyeol berubah menjadi merah.
“Lihatlah mukamu hyung, berubah menjadi tomat.” Ledek Sehun.
“Hussssh! Sudah hentikan. Mukaku berubah merah karena kalian terus…..”
“Ciyeeeeeeeeeeeeeeee.” Teriak semuanya lagi. Chanyeol jadi salah tingkah karenanya.
Sementara itu di bandara,
“Terima kasih telah mengantarkanku.” Ucap ayah Tami.
“Sama-sama om. Ku pikir om akan membawa Tami pulang bersamamu.”
“Tidak. Aku memberikan kesempatan untukmu agar kau sering bertemu dengannya. Aku titip Tami ya Siwon. Kau tahu sendiri, Tami begitu menyukaimu. Ku harap kau dapat membantunya segera mengembalikan ingatannya. Oh ya nanti tanyakan saja kepada Chanyeol letak apartemen Tami.”
“Baik om. Om hati-hati dijalan.”
“Tapi tidakkah kalian berkencan?”
“Aku memang memintanya berpacaran denganku. Tapi dia belum menjawabnya.”
“Aku yakin dia akan jawab iya. Karena waktu itu dia bercerita kepadaku bahwa dia senang sekali diajak pacaran olehmu.”
“Benarkah?”
“Tentu saja. Dia selalu bercerita tentangmu kepadaku. Baiklah aku pergi sekarang. Kau baik-baik disini dan juga jangan lupa jaga Tami. Aku mengandalkanmu.” Ayah Tami melangkah pergi. Sedangkan Siwon melambai-lambaikan tangannya sambil senyum-senyum sendiri kegirangan.
***