Setelah selesai dengan urusannya di toilet, Tami kembali ke ruang tengah. Sebelumnya dia pergi ke dapur terdahulu mengambil pisau. Sehun yang melihat Tami membawa pisau langsung berteriak kaget.
“Noona! Mau kau apakan pisau itu? Jangan bilang kau ingin bunuh diri di hadapan kami?”
Semua orang langsung melihat ke arah Tami dan langsung memasang muka kaget sekaligus takut melihatnya.
“Ini?” Tanya Tami sambil mengacung-acungkan pisau yang dia pegang.
“Yak! Yak! Yak! Turunkan pisau itu! Kau ingin membunuh salah satu dari kami hah?” Ujar Baekhyun.
Tami bukannya menurunkan pisau yang dia pegang seperti yang Baekhyun suruh malah makin mendekatinya. Baekhyun perlahan-lahan mundur karena takut Tami semakin mendekatinya.
“Tami-a! Cepat letakkan pisau itu. Jangan menakuti kami.” Ucap Kris.
“Tao-ya, kau gunakan jurus-jurus mu cepat ambil pisaunya.” Ucap Chen.
“Bagaimana kalau dia tiba-tiba menusukku?” Ujar Tao.
“Tami-a, kau tidak akan berbuat yang tidak-tidak kan?” Tanya Lay.
“Tami-a, jangan membuat kami takut. Ayo cepat simpan pisau itu.” Pinta Xiumin diiringi dengan anggukan dari Luhan.
“Kau jangan membuat masalah lagi, kumohon.” Pinta Suho.
Sementara itu Chanyeol hanya diam tak berkata sepatah katapun. Tami lalu melirik ke arahnya. Melihat Tami melirik kearahnya, Chanyeol lalu tersenyum dan senyumnya di balas lebih manis oleh Tami.
“Ini kue untukku kan? Aku sebenarnya lapar sekali.” Ucap Tami sambil mencoba memotong kue yang berada di meja dekat dengan Baekhyun. Semua orang yang melihatnya langsung menghela nafas lega.
“Sini biar aku bantu.” Ucap Kai seraya mengambil pisau yang Tami pegang dan memotongkan kue untuknya.
“Setelah kecelakaan itu kau menjadi lebih menyeramkan.” Ucap Sehun.
“Indeed.” Lanjut D.O yang masih memasang muka kaget.
“Aku gak mau strawberry nya.” Pinta Tami kepada Kai.
“Wae? Ini enak kok.” Kai mengambil strawberrynya dan menyodorkannya ke mulut Tami. Dan Tami hanya melihat ke arah strawberry tanpa membuka mulutnya.
“Ayolah ini enak.” Ucap Kai lagi.
Akhirnya Tami membuka mulutnya dan makan strawberry yang diberikan Kai.
“Kau ingat Kai? Dulu Tami yang mencoba menyuapi kita seperti itu dan seperti itulah reaksi kita pertama kali.” Ucap D.O
“Kau benar hyung. Tami-a, kau harus benar-benar cepat sembuh.” Jawab Kai.
“Ternyata ini enak. Hehehe. Terima kasih… Kai?”
“Ne, Kai! Kau harus ingat namaku. Hehehe.”
“Apakah kau tahu namaku?” Tanya Baekhyun. Tami mengerutkan dahinya kemudian menggelengkan kepalanya. Semuanya langsung tertawa melihat Baekhyun yang langsung cemberut.
“Yak hyung, Tami noona tak akan ingat namamu. Sudah sana kau pulang saja ke dorm.” Ucap Sehun.
“Lalu apakah Tami tahu namamu?” Tanya Baekhyun.
“Tentu saja aku tahu. Namanya Sehun. Benar kan?” Jawab Tami. Baekhyun menghela napasnya berat ketika mendengar jawaban Tami. Sehun tampak kegirangan melihat Baekhyun yang cemberut.
“Baekhyun-a, kau tampak jelek ketika cemberut seperti itu.” Ucap Tami.
Mendengarnya, wajah Baekhyun kembali cerah dan langsung melirik tajam ke arah Sehun.
“Kau tadi menyuruhku pulang ke dorm hah? Kau saja yang pulang sana. Aku ingin makan kue.”
Baekhyun lalu memotong kue kemudian memakannya. Dilanjutkan oleh Chen yang memotong kue menjadi beberapa bagian kemudian membagikannya kepada member yang lain. Tak ketinggalan sang manager pun kebagian kue. Sementara Tami sedang asik makan kue berdua dengan Kai sambil sedikit tertawa kecil melihat tingkah lucu member EXO.
“Lihatlah dia, begitu di depan yeoja yang dia suka dia lebih banyak diam. Kau benar-benar tidak bisa menyembunyikan kepada mereka bahwa kau sedang jatuh cinta Chanyeol-a.” Ucap Baekhyun sambil melirik ke arah member EXO yang lain.
Chanyeol buru-buru menutup mulut Baekhyun dengan tangannya.
“Ciyeeeeee Chanyeol ciyeeeeeeeeeee.” Ledek Chen.
“Ehem Chanyeol ehem uhuk uhuk.” Canda Kris.
“Ohya Tami-a, ini dompet milikmu. Dulu ketika kecelakaan kau mempercayakan ini kepadaku untuk membayar tagihan rumah sakit. Ternyata ini tak berguna sama sekali. Ayahmu sudah membayar semua tagihan rumah sakit.” Ucap Kris sambil menyerahkan dompet Tami.
“Ini milikku?” Tanya Tami sambil melihat-lihat isi dompet.
“Tentu saja. Apa kau ingin memberikannya kepadaku? Aku dengan senang hati menerimanya.” Jawab Kris.
Tami memandangi foto yang ada dalam dompetnya. Foto dirinya dan kakaknya.
“Apakah ini kakakku? Dia mirip sekali denganku.”
Tami lalu mengeluarkan foto itu dari dalam dompetnya, ternyata di belakangnya masih ada foto yang lain.
“Kenapa aku menyimpan banyak sekali foto disini?” Tanya Tami kepada dirinya sendiri sambil melihat foto-foto itu.
“Oh iya kau benar. Aku baru tahu ternyata di dalamnya ada banyak foto. Ku pikir hanya satu foto itu. Kenapa kau menyimpan banyak sekali foto dalam dompetmu hah?” Ujar Kris.
“Ini siapa?” Tanya Tami sambil memegangi fotonya sedang bersama Hyunkyu.
“Itu Hyunkyu.” Jawab Baekhyun sambil mengambil foto itu.
“Hyunkyu itu siapa? Kakakku juga? Tapi dia tidak mirip denganku.”
“Dia anaknya pemilik SM Entertainment. Agensi yang menaungi kami. Ku dengar kau berteman baik dengannya. Yaaaaaa, meskipun dulu aku kira kau pacarnya. Hehehe.” Jawab Baekhyun. Tami hanya mengangguk-anggukan kepalanya.
“Lalu ini siapa?” Tanya Tami sambil memperlihatkan fotonya yang sedang bersama Siwon.
“Itu Siwon hyung. Salah satu artis SM, sama seperti kita. Dia member Super Junior. Ku dengar kau juga dekat sekali dengannya.”
“As expected. Tukang gossip tahu segalanya.” Ujar Kris.
“Yak, hyung bukan begitu. Tapi sepertinya semua artis SM juga sudah tahu semua. Semuanya juga punya mata melihat mereka bertiga di pesta ulang tahun ayahnya waktu itu.” Jawab Baekhyun.
“Iya Baekhyun benar. Waktu itu Tami lebih sering mengobrol dengan Hyunkyu dan Siwon. Mereka bertiga mengobrol seakan-akan dunia hanya milik mereka dua.” Tambah Chen.
“Mereka tertawa-tawa kencang sekali waktu itu. Tami bahkan tidak menggubris ayahnya sendiri yang meminta dia menyanyi lagi dan malah terus mengobrol.” Sehun membenarkan.
“Benarkah? Sepertinya pembicaraanku terlalu mengasyikan waktu itu.”
“Kau mengingatnya?” Tanya Kai.
Tami hanya menggelengkan kepalanya.
“Lalu mereka siapa?” Tanya Tami memperlihatkan fotonya dengan teman-temannya sewaktu SMA.
“Woaaaaaahh, mereka cantik-cantik yaaaa. Kenalkan kepadaku yang rambutnya panjang itu noona.” Ucap Sehun.
“Aku saja tidak ingat mereka. Bagaimana bisa aku mengenalkannya kepadamu.” Jawab Tami.
“Sepertinya itu teman-temanmu ketika kau sekolah dulu. Kau dulu sekolah dimana?” Tanya Chen.
“Sepertinya bukan di Cina. Aku tak pernah melihat seragam seperti itu di Cina.” Jawab Luhan.
“Lalu dimana? Korea? Tidak mungkin, Tami kan baru sekarang ini tinggal lama di Korea. Kau lihatlah dari bentuk mata dan kulitnya mereka semua seperti orang…. Jepang? Korea? Cina? Thailand?” Tanya Chen lagi.
“Entahlah aku juga tidak tahu. Tanyakan saja kepada Tami.” Jawab Luhan.
“Lalu kalau mereka ini siapa?” Tanya Tami lagi sambil memperlihatkan fotonya dengan teman-teman kuliahnya.
“Kalau itu sih sudah pasti teman-temanmu ketika kau kuliah di Amerika.” Jawab Baekhyun.
“Kau tahu aku kuliah dimana tapi tidak tahu aku sekolah dimana?” Tanya Tami.
“Itu karena aku tahu kau ini kuliah di tempat yang sama dengan Hyunkyu. Hyunkyu kan sekolah di Amerika.” Jawab Baekhyun yang diiringi anggukan-anggukan kecil oleh Tami.
“Ini pasti ibuku. Dia cantik sekali. Ayah beruntung memilikkinya.” Ucap Tami sambil melihat fotonya bersama ayah dan ibu kandungnya sambil tersenyum.
“Ini aneh sekali. Rasanya ketika di pesta ulang tahun ayahmu tidak ada orang ini. Orang yang kau sebut ibu waktu itu bukan yang ini orangnya.” Ucap Baekhyun.
“Benarkah? Lalu ini siapa? Kakakku juga?” Tanya Tami lagi.
“Entahlah aku juga tidak tahu.”
“Lalu mana foto ibuku? Tidak ada lagi foto di dalam sini.” Tami mengeluarkan semua isi dompetnya.
“Tami-a, lihatlah dompetmu itu isinya banyak sekali uang. Tak bisakah kau mentraktrir kami makan?” Ujar Tao.
“Itu benar. Kami lapar. Kau juga lapar kan noona? Ayo pesan makan malam.” Tambah Sehun.
Tami hanya nyengir-nyengir lalu mengangguk tanda setuju.
“Kalian ingin makan apa? Jjangmyun?” Tanya Baekhyun.
“Apa saja aku sudah lapar.” Jawab Suho.
“Aku setuju. Sudah pesan itu saja.” Jawab D.O
“Yang lain diam tanda setuju. Oke aku pesan jjangmyun.”
“Cola.” Ujar Kris.
“Itu ada di dalam lemari es Tami.” Jawab Chanyeol.
“Benarkah?” Tanya Kris.
“Itu benar. Tadi aku yang berbelanja untuk keperluan disini bersama Kai.” Jawab Sehun.
“Terima kasih semuanya.” Ucap Tami.
“Sama-sama.” Jawab semuanya berbarengan.
Tami lalu melihat ke arah Baekhyun yang sedang asyik mengotak-atik handphonenya.
“Apa aku tidak memiliki handphone?” Tanya Tami.
“Tentu saja kau punya. Dimana kau menyimpannya?” Tanya Kai. Chanyeol yang mendengarnya langsung memeriksa barang bawaan Tami dari rumah sakit.
“Tidak ada handphone Tami. Yang ada malah ipod milikku.” Jawab Chanyeol.
“Hyung, bisakah kau menelpon pihak rumah sakit menanyakan apakah ada handphone Tami disana?” Pinta Chanyeol kepada manager.
“Tunggu sebentar, aku telpon sekarang.” Jawab manager.
“Coba aku telpon nomermu ya? Siapa tahu ada yang angkat.” Ucap D.O sambil mencoba menelpon nomer Tami dan ternyata diangkat.
“Hallo…. Bukankah ini handphone milik Tami? Dengan siapa ini?.... Oh ne… ne…. ne….anyeonghaseyo.” D.O menutup telponnya.
“Siapa yang mengangkat telponnya?” Tanya Kai penasaran.
“Ayahnya Tami yang sedang menunggu keberangkatan. Dia bilang agar Tami membeli handphone baru saja dan jangan lupa memberi tahu nomernya yang baru kepadanya.” Jawab D.O
“Nanti kubelikan yang baru.” Ucap Chanyeol sambil tersenyum kepada Tami.
“Ciyeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.”
***