“Aku barusan di telpon pihak rumah sakit, katanya Tami jatuh dari lantai 3. Haruskah kita putar arah kembali ke rumah sakit?” Ucap manager EXO di tengah perjalanan menuju gedung SM.
“Astaga! Yang benar hyung? Bagaimana bisa?” Ucap Kai kaget.
“Baru saja ditinggal beberapa menit Tami noona sudah mencoba bunuh diri?” Tanya Sehun.
“Kau jangan sembarangan berbicara Sehun-a, hyung apakah tidak apa-apa jika kita kembali ke rumah sakit?” Tanya Kris yang duduk dibelakang.
“Aku sudah putar arah dari tadi, apakah aku harus putar arah lagi dan meneruskan pergi ke gedung SM?” Jawab Manager.
“Ah mianhae hyung, bisakah lebih cepat lagi menjalankan mobilnya?” Pinta Chanyeol.
“Tenanglah, kita sebentar lagi juga sampai karena kita belum terlalu jauh.”
Sesampainya di rumah sakit mereka langsung diberitahu kalau Tami sedang dioperasi. Mereka langsung menuju tempat dimana Tami di operasi. Tampak disana ada Siwon sedang duduk di depan ruang operasi sambil memegangi kepalanya dengan airmata mengalir di pipinya.
“Siwon hyung.” Panggil Sehun.
“Eoh kalian.” Siwon menyeka air matanya.
“Bagaimana keadaan Tami hyung?” Tanya D.O
“Dia baru saja masuk ke ruang operasi.”
“Bagaimana ceritanya Tami noona bisa jatuh hyung?” Tanya Sehun.
“Ini semua salahku. Jika saja aku tidak datang, mungkin Tami tak akan terjatuh.” Jawab Siwon pelan.
“Kenapa bisa salahmu hyung, Tami terjatuh karena kecelakaan bukan karena hyung.” Chanyeol mencoba menenangkan Siwon.
“Tapi bagaimana hyung bisa tahu kalau Tami ada disini?” Tanya Kai.
=Flashback=
“Bukankah kau dekat dengan member EXO? Bisa kau tanyakan mereka sedang ada dimana sekarang?”
“Tunggu sebentar.” Jawab Ryeowook.
“Mereka ada di rumah sakit X, memangnya ada apa menanyakan mereka?”
“Ah terima kasih ya.” Siwon langsung pergi.
“Ditanya malah langsung pergi.” Gerutu Ryeowook.
=Flasback End=
“Ah jadi sebenarnya itu alasan Ryeowook hyung menelponku?” Tanya D.O
Semuanya langsung melirik ke arah D.O dan D.O langsung menyadari kesalahannya.
“Maafkan aku. Aku lupa. Hehehe.”
“Hyung, Suho hyung menelponku.” Ucap sehun tiba-tiba.
“Angkatlah.” Jawab Kris.
“Hallo hyung….Aku berada di rumah sakit…. Iya kita kembali lagi kesini karena manager hyung dapat telpon dari rumah sakit…. Aiiish hyung, Tami noona jatuh dari lantai 3 dan sekarang sedang di operasi….Sudahlah, nanti aku telpon lagi.”
“Anak ini ada-ada saja, dia yang di telpon tapi dia yang menyudahi telponnya.” Decak Baekhyun.
“Apa kata Suho hyung?” Tanya D.O
“Dia marah-marah karena kita tidak ada. Hihihi.”
“Kalian pasti ada schedule, kalian pergilah. Biar aku yang menunggu Tami.” Ucap Siwon.
“Hanya latihan saja sih hyung.” Ucap Kai.
“Iya latihan dulu sana, nanti selesai latihan baru kesini lagi. Kasihan member yang lain. Aku sedang tidak ada jadwal apapun.”
“Baiklah hyung kalau begitu kami pergi dulu hyung.” Semuanya pamit pergi meninggalkan Siwon.
Setelah satu jam berlalu, Tami selesai di operasi. Tapi keadaan Tami tidak membaik setelah di operasi. Tami koma. Siwon menatap Tami nanar, memegangi tangan Tami berharap Tami segera bangun. Hatinya tak berhenti berdoa meminta kesembuhan Tami.
Handphone Tami yang tersimpan di meja samping tempat tidur Tami bergetar. Siwon melihatnya ternyata panggilan masuk dari ayahnya. Siwon ragu-ragu untuk mengangkat telponnya tapi akhirnya dia angkat juga.
“Hallo.” Sapa Siwon pelan.
“Ini bukankah handphone Tami kenapa yang mengangkatnya laki-laki, kau siapa?”
“Aku Siwon.”
“Oh pacarnya Tami?” Tanya ayah Tami.
Siwon tersenyum ditanya seperti itu oleh ayahnya Tami.
“Siwon, Tami mana? Kenapa yang mengangkat telponnya kau?” Tanya ayahnya lagi.
“Tami… Tami… Tami kecelakaan om. Dari 3 hari yang lalu, ditambah tadi dia terjatuh dari lantai 3. Sekarang sedang koma.” Ucap Siwon terbata-bata sambil menahan tangisnya.
“Apa?! Anakku!” Teriak ayah Tami.
“Kau sedang bersamanya sekarang?” Tanya ayah Tami pelan.
“Iya om.”
“Terima kasih telah menemani anakku. Tolong tetap temani dia. Aku berangkat sekarang juga ke Korea.” Ayah Tami menutup telponnya.
Tangisan Siwon pecah setelah ayahnya Tami menutup telponnya. Dia tambah merasa bersalah mendengar ayahnya malah berterima kasih kepadanya. Padahal dia merasa dialah yang membuat Tami koma seperti sekarang ini. Tangisnya menjadi-jadi sambil terus memanggil nama Tami meminta maaf kepadanya dan memintanya bangun.
“Kumohon bangunlah Tami-a. Maafkan aku. Tuhan tolong aku, aku sangat mencintainya. Bangunkan dia dari komanya.” Ucap Siwon sambil menangis dan memegangi tangan Tami.
Lama sekali Siwon menangis hingga membuatnya lelah lalu tertidur di sisi Tami sambil masih memegang tangannya. Hingga malam tiba Siwon masih tertidur di sisi Tami. Dia baru terbangun ketika EXO datang.
“Kalian sudah datang.” Ucap Siwon sambil mengucek-ngucek matanya.
“Kau pasti lelah dan lapar hyung. Ini tadi kita membeli beberapa roti untukmu.” Chen menyerahkan kantong berisi roti kepada Siwon.
“Terima kasih.” Siwon menerima roti yang diberikan Chen.
“Bagaimana keadaan Tami hyung?” Tanya Hyunkyu yang datang bersama EXO.
“Dia koma.” Jawab Siwon pelan.
Semua yang mendengarnya terhenyak. Tak bisa berkata apa-apa hanya terdiam memandangi Tami dengan pandangan sedih. Dalam hati mereka masing-masing mengucap doa meminta kesembuhan untuk Tami.
“Hyung kau istirahatlah kau pasti lelah.” Ucap Hyunkyu.
“Maafkan aku. Ini salahku.” Siwon kembali meneteskan airmatanya.
Semua yang melihatnya menjadi sedih. Bahkan Tao ikut-ikutan menangis.
“Sudah jangan menangis.” Kris menenangkan Tao.
“Aku sedih hyung. Apalagi melihat Siwon hyung yang gagah seperti itu bahkan menangis.” Ucap Tao mengusap airmatanya.
“Jangan menyalahkan dirimu hyung. Ini kecelakaan. Bukan salahmu. Kita berdo’a saja agar Tami cepat sadar dan segera sembuh.” Ucap Hyunkyu sambil menyeka air matanya.
Handphone Tami yang dipegang Siwon kembali bergetar. Siwon mengangkat telponnya.
“Rumah sakit tempat Tami di rawat dimana?” Tanya ayah Tami begitu Siwon mengangkat telponnya.
“Om sudah sampai? Aku jemput ke bandara sekarang.”
“Baiklah.” Ayah Tami menutup telponnya.
“Aku menjemput ayahnya Tami dulu. Kalian disini temani Tami.” Ujar Siwon sambil beranjak pergi.
Di pojok ruangan ada Chanyeol yang sedang jongkok dan diam-diam menangis. Disampingnya ada Baekhyun mengusap-usap punggung Chanyeol sambil melihatnya iba.
“Chanyeol-a, uljima~” Ucap Baekhyun pelan.
“Kenapa harus seperti ini. Disaat aku bertemu kembali dan mulai dekat dengannya malah seperti ini.” Sesal Chanyeol.
“Tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja. Doakan saja agar Tami cepat sembuh.”
Chanyeol menyeka airmatanya lalu berdiri dan berjalan keluar ruangan.
“Chanyeol mau pergi kemana?” Tanya Xiumin kepada Baekhyun.
“Toilet.” Jawab Baekhyun santai. Padahal dia sendiri tak tahu Chanyeol mau pergi kemana.
“Bukankah disini juga ada toilet.” Ujar Lay sambil menunjuk toilet yang ada di ruang inap Tami.
Tak ada yang menjawab Lay. Semuanya terdiam. EXO yang biasanya berisik, disaat seperti ini malah sepi sekali.
***
Ruang inap yang ditempati Tami dipenuhi dengan bunga dan boneka yang dibawa oleh orang-orang yang menengoknya. Sudah hampir 2 minggu Tami masih terlelap dalam koma. Ayahnya mengabaikan pekerjaannya dan meng-cancel semua janji-janji pertemuan bisnisnya dan selalu berada di sisi Tami menunggu Tami terbangun dari komanya. Teman-teman bisnisnya berdatangan menengok anak semata wayangnya itu.
Begitupun dengan Siwon. Dia mengundur semua jadwalnya dan datang ke rumah sakit setiap hari. Para anggota EXO pun datang bergantian setiap harinya. Tapi tidak dengan Hyunkyu. Libur musim panasnya telah berakhir dan dia sudah pergi ke Amerika memulai sekolahnya kembali.
Hari itu ayahnya Tami sedang pergi ke apartemen Tami ditemani oleh Siwon untuk mengambil beberapa baju ganti untuk Tami. Sementara itu Chanyeol, Kai, Baekhyun, Kris dan D.O yang menunggui Tami di rumah sakit.
Chanyeol yang dari tadi memandangi Tami tiba-tiba memasang muka terkejut dengan senyuman.
“Eoh eoh eoh tangan Tami bergerak!” Ujar Chanyeol girang.
Perlahan-lahan Tami mulai membuka kelopak matanya. Semua yang ada disitu terlihat senang mellihat Tami sudah dapat membuka matanya.
“Chanyeol-a.” Ucap Tami pelan.
“Panggil dokter segera.” Pinta Chanyeol begitu mendengar namanya dipanggil Tami.
Dokter pun segera datang memeriksa Tami.
“Syukurlah Tami sekarang sudah sadar. Tinggal penyembuhan lukanya saja.” Ucap Dokter sambil tersenyum lalu pergi.
Semua orang yang ada disitu merasa lega mendengarnya.
“Noona. Akhirnya kau bangun juga. Kau tahu aku begitu mengkhawatirkanmu.” Ucap Kai.
“Iya aku pun mengkhawatirkanmu. Cepatlah sembuh.” Tambah D.O
“Kau jangan sakit lagi. Semua orang mengkhawatirkan keadaanmu.” Tambah Kris.
“Cepat sembuh Tami-a.” Ucap Baekhyun.
"Iya, kami semua mengkhawatirkanmu. Cepatlah sembuh." Ujar Chanyeol.
Tak berapa lama kemudian ayah Tami dan Siwon datang dengan muka sumringah setelah mendengar telpon dari Chanyeol mengatakn Tami telah sadar.
“Anakku sayang kau sudah bangun? Kenapa kau tidur lama sekali. Ayah begitu kesepian karena kau tidur lama sekali.” Ayah Tami mengusap-usap kepala Tami.
“Akhirnya kau bangun Tami-a. Terima kasih Tuhan kau telah mendengar doaku. Maafkan aku Tami-a, aku sungguh minta maaf.” Ucap Siwon.
Tami memandangi satu persatu namja-namja yang berada di sekelilingnya. Lalu pandangannya berhenti pada Chanyeol.
“Chanyeol-a, mereka semua siapa?”
***