home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Memories

Memories

Share:
Author : milldaaa
Published : 12 Feb 2014, Updated : 18 Feb 2015
Cast : Tami (OC), Lee Hyunkyu, Siwon, Chanyeol, EXO
Tags :
Status : Ongoing
9 Subscribes |2231012 Views |32 Loves
Memories
CHAPTER 19 : Startled!

Sudah 3 hari Tami di rawat di rumah sakit. Hari ini tampak D.O, Kai dan Lay mengunjungi Tami. Bahkan Luhan, Xiumin dan Chen pun ikut-ikutan datang menjenguk.

 

“Kenapa kalian tidak menjaga janji kalian?” Dengus Tami ketika melihat para anggota EXO datang.

 

“Jadi kau tidak senang kami datang?” Tanya D.O

 

“Bukan begitu D.O-ya, tapi kan mereka sudah berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun. Tapi nyatanya?”

 

“Aku memang tidak berkata kepada siapapun, mereka sendiri yang ikut-ikutan kesini.” Ucap Sehun.

 

“Noona! Kau menyakiti hatiku.” Ujar Kai.

 

“Kau juga menyakiti hatiku.” Jawab Tami.

 

“Bagaimana bisa kau seperti ini kepadaku.”

 

“Yak! Memangnya kau pikir kau siapa Kai-a! Tami-ssi, kau pasti bosan sekali berada disini. Makanya kami ikut menjengukmu. Ya meskipun aku tidak terlalu dekat denganmu, tapi setidaknya kau mengenalku kan? Teman member EXO adalah temanku juga.” Ucap Chen.

 

“Benarkah? Jika kau menganggapku teman maka berhenti memanggilku dengan akhiran ssi itu dan berhenti memanggilku noona.” Ucap Tami sambil tersenyum.

 

“Kau memang sudah tua, pantas saja jika ku panggil noona.” Jawab Sehun.

 

“Tua apanya! Yak! Umurku dan umurmu hanya beda 2 tahun.” Bela Tami.

 

“Tetap saja lebih tua dariku.” Canda Sehun.

 

“Kalau begitu aku akan pergi ke masa lalu dan meminta ibuku untuk melahirkanku di tahun yang lebih muda darimu.”

 

“Coba saja jika kau bisa.” Tantang Sehun.

 

Tami hanya bisa memanyunkan bibirnya mendengar tantangan Sehun. Sedangkan yang lainnya tertawa melihat mereka berdua.

 

“Kalian pulanglah, bagaimana jika fans kalian tahu kalian ada disini? Bisa mati aku di bully fans kalian. Dan juga pastikan kalian tidak memberitahu siapapun tentang keadaanku.” Pinta Tami.

 

“Aigoo, jahat sekali kau ini. Kita baru saja sampai sudah kau suruh pulang.” Ucap Kris.

 

“Bukan begitu maksudku, hanya saja….”

 

“Aku mengerti, tapi tidak ada yang tahu kami kesini. Dan akan kami pastikan mulut kami terkunci.” Jawab Luhan.

 

Tami tersenyum mendengarnya. Tami lalu melihat ke sekelilingnya. Chanyeol sedang memainkan gitar yang dia bawa. Ada Kai dan Sehun yang sedang bermain playstation dan D.O, Suho, Kris dan Lay beserta manager mereka sedang menonton mereka bermain. Baekhyun dan Tao sedang asik dengan handphonenya masing-masing.

 

“Mereka malah asik sendiri.” Decak Xiumin.

 

“Maafkan kami Tami-a.” Ucap Chen.

 

“Eh, kenapa harus minta maaf? Aku harus berterima kasih kepada kalian sudah mau menjengukku. Padahal kalian harusnya sedang sibuk.”

 

“Kau seharusnya beristirahat, tapi kami datang malah membuat keributan disini.” Lanjut Luhan.

 

“Memang berisik sekali, tapi aku merasa senang karena akhirnya disini tidak sepi lagi.”

 

Mereka lalu berbincang-bincang dengan tidak canggung tak seperti ketika pertama bertemu.

Handphone Tami berdering ada panggilan masuk.

 

“TAMI-A~ apakah tidurmu nyenyak? Kapan kau pulang? Kau ada dimana?”

 

“Aku harus jawab yang mana dulu oppa?”

 

“Yang manapu…..”

 

*sementara itu*

“Yak! Baekhyun-a!” Teriak Chen.

 

“Itu suara siapa? Siapa namja yang sedang bersamamu? Baekhyun? EXO? Sedang apa kau bersama mereka?” Tanya Siwon bertubi-tubi.

 

“Oppa aku benar-benar minta maaf. Maafkan aku, tapi aku sibuk sekarang. Nanti aku telpon ya. Bye-bye.”

Tami buru-buru menutup telponnya.

 

“Siapa?” Tanya Kris menghampiri Tami.

 

“Biar ku tebak. Siwon hyung?” Tanya Kai.

 

“Eoh, tolong jangan beritahu dia tentang keadaanku. Jebal.” Pinta Tami.

 

“Tapi kenapa?” Tanya Kai.

 

“Kau dekat dengan Siwon hyung?” Tanya Kris.

 

“Hyung, memangnya kenapa jika noona dekat dengan Siwon hyung?” Tanya Kai kepada Kris.

 

“Hanya bertanya saja. Apakah Siwon hyung akan datang kesini?”

 

“Bagaimana bisa dia datang kesini sedangkan tadi noona meminta untuk merahasiakan keadaannya.” Jawab Kai.

 

“Aiiish, kenapa daritadi yang menjawab kau.” Kris pergi kembali menonton yang sedang main playstation, malahan merebut stick yang dipakai Tao.

 

“Ah hyung!” Rengek Tao.

 

“Aku ingin bermain.” Jawab Kris santai.

 

Tami hanya tersenyum memandangi mereka semua.

 

“Noona, bagaimana kejadiannya kau bisa seperti ini?” Tanya Kai.

 

“Aku juga tak ingat kejadiannya bagaimana. Kata suster sih aku ditabrak. Entahlah, aku tak ingat.”

 

“Kau harusnya berhati-hati. Aku khawatir sekali mendengar kau kecelakaan.”

 

“Terima kasih sudah mengkhawatirkanku Kai-a. Aku baik-baik saja.” Tami menepuk-nepuk punggung tangan Kai yang sedang memegangi tangan kiri Tami.

 

“Apakah kau ingin makan buah? Aku akan mengupaskannya untukmu.” Tanya D.O

 

“Tak usah, aku masih kenyang barusan habis makan.” Jawab Tami.

 

“Bagaimana dengan orang tuamu? Apakah mereka kesini?” Tanya Chen.

Tami hanya diam saja tak menjawab.

 

“Jangan bilang kau tidak memberitahu orang tuamu?” Tanya Chen lagi.

 

“Eoh.” Jawab Tami pelan.

 

“Aiissh, napeun. Bagaimana bisa kau tidak memberitahu orang tuamu. Mereka orang tuamu yang membesarkanmu.” Omel Chen.

 

“Aku tak ingin membuat mereka khawatir. Lagi pula aku baik-baik saja.”

 

“Chanyeol-a, kunci apartemenku mana?” Tami mengalihkan pembicaraan.

 

“Ini.” Chanyeol menyerahkan kunci kepada Tami.

 

“Ani, pegang saja dulu denganmu. Dan pastikan tidak ada yang tahu itu apartemenku.”

 

“Lagipula sudah ku anggap apartemenku sendiri walaupun baru 3 hari. Hahaha.”

 

“Apartemen yang ku datangi semalam itu jadi apartemen Tami noona? Ku pikir itu apartemenmu hyung. Tapi isinya benar-benar tidak terlihat seperti apartemen yeoja.” Tanya Kai.

 

Tami dan Chanyeol hanya tersenyum mendengar ucapan Kai.

 

“Kau pindah apartemen? Waktu itu kita latihan bukan disitu?” Tanya D.O

 

“Ah, itu apartemen yang sering aku gunakan. Yang ibu siapkan untukku. Sedangkan apartemen yang kuncinya dipegang Chanyeol itu adalah apartemen yang aku siapkan dulu. Tapi ternyata ibu sudah menyiapkan, jadinya aku memakainya untuk menghargai ibu.” Jelas Tami.

 

“Jadi disini kau mempunyai dua apartemen?” ucap D.O dengan wajah kaget.

 

“Hanya satu, yang satu lagi yang disiapkan ibu.”

 

“Tetap saja kalau dihitung jadi dua.”

 

“Tak bisakah kau memberikan satu untukku?” Pinta Kai.

 

“Kau boleh memilikinya jika aku pergi nanti. Oh ya Chanyeol-a, Kau mengajak siapa saja ke apartemenku?"

 

"Hanya Baekhyun, Kai dan D.O."

 

"Lalu siapa lagi?"

 

"Siapa lagi? Kris?" Chanyeol tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

"Bilang saja semua member EXO kau bawa ke sana. Dasaar! Dan apakah kau sudah mengganti passwordnya?”

 

“Sudah, passwordnya nomer handphoneku. Jangan sampai lupa lagi.” Jawab Chanyeol.

 

“Bagaimana aku bisa lupa. Ingat saja tidak. Mempunyai nomermu pun tidak.” Jawab Tami.

 

“Ah iya, mana sini handphonemu?”

 

Tami menyerahkan handphonenya kepada Chanyeol. Lalu Chanyeol mengetikkan nomernya di handphone Tami.

 

“Ini sudah.” Chanyeol menyerahkan handphone Tami.

 

“Happy virus?”

 

Chanyeol hanya tersenyum sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

 

“Noona mianhae, bukannya kami tidak ingin terus menemanimu. Tapi kami harus pergi ke gedung SM untuk latihan. Nanti selesai latihan aku telpon.” Ucap Kai.

 

“Pastikan kau tidak lupa untuk menelponku. Kau selalu bilang akan menelpon tapi berakhir dengan tidak ada kabar.”

 

“Itu karena dia ini pelupa.” Ucap D.O

 

“Tolong bantu aku berdiri.” Pinta Tami.

 

“Kau mau kemana?” Tanya Chen dan D.O sambil membantu Tami berdiri.

 

“Ingin menghirup udara segar di balkon. Kalian jika ingin pergi tak usah pamitan denganku. Aku benci perpisahan.” Ucap Tami sambil melangkah pergi menuju balkon.

 

“Hati-hati noona. Kami pergi dulu.” Ucap Chen sambil melepaskan lengan Tami.

 

“Aiiish sudah kubilang…” Tami menghentikan ucapannya, sadar ruangannya telah sepi dan menoleh ke belakang.

 

“Mereka benar-benar sudah pergi.” Gumam Tami.

 

Tami mengedarkan pandangannya, menikmati pemandangan yang ada di depannya. Tami lalu melihat ke arah bawah. Tepat dibawahnya ada seorang anak kecil sedang memegangi balon. Anak kecil yang sedang melihat ke arah Tami tersenyum, Tami pun melambaikan tangannya.

Anak kecil itu melepaskan balonnya untuk diberikan kepada Tami. Tami mencoa meraih balon yang masih menuju keatas ke arahnya dengan tangannya sambil jinjit-jinjit karena jaraknya melebihi panjang lengannya.

 

Ketika balon sampai tepat di depan mata Tami, ada yang mengagetkannya dari belakang.

 

“TAMI-A~” Teriak Siwon girang.

 

Tami yang sedang mencoba meraih balon kaget mendengar namanya dipanggil. Badannya terlalu condong ke depan, dan kakinya yang sedang jinjit itu terpeleset.

 

“Aaaarrrggghhhhh.”

 

“Bruuuggghhh.” Suara badan Tami mengenai tanah. Tami jatuh dari balkon ruang inapnya di lantai 3.

***

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK