Operasi Tami berjalan dengan lancar. Manager EXO telah pulang, tapi Kris dan Chanyeol tetap menunggu Tami di rumah sakit. Pagi sekali Tami siuman, dia melihat Chanyeol dan Kris tertidur di sopa ruang inapnya. Tami yang merasa lapar lalu memanggil suster untuk datang.
“Suster, aku lapar sekali. Apakah aku bisa memesan makan jam segini?”
“Maaf, tapi ini terlalu pagi. Kau mau ini?” Suster memberikan Tami roti.
“Terima kasih suster. Aku tak bisa menyuruh mereka karena mereka sedang tertidur.”
“Ah sama-sama Tami-ssi. Apakah salah satu namja itu pacarmu? Mereka menungguimu dari awal.”
“Bukan suster, mereka temanku.”
“Benarkah? Kau beruntung sekali memiliki teman artis yang ganteng-ganteng itu.”
“Kumohon jangan mensalah artikan kebaikan mereka kepadaku suster.”
“Ah maafkan aku. Aku tak akan menyebarkan gossip. Tenang saja. Ohya baju yang tadi kau pakai dan barang-barangmu ada di kotak sana.”
“Terima kasih suster. Uhm, suster bisakah kau menaikkan kasurku?”
“Boleh. Seperti ini?”
“Iya sudah suster. Dan juga bisakah kau membawakan handphoneku?”
“Ini, masih ada lagi Tami-ssi?”
“Tidak, terima kasih banyak suster.” Tami tersenyum.
“Baiklah kalau begitu saya pergi dulu.” Pamit suster.
Tami memandangi dua namja yang sedang tertidur pulas di sopa. Dia lalu mengotak-ngatik handphonenya sambil memakan roti yang diberikan suster tadi. Banyak sekali missed call dan sms yang masuk. Dilihatnya satu persatu.
“45 missed call dari Siwon oppa, 20 missed call dari Hyunkyu, 1 missed call dari ayah, 1 missed call dari ibu. Hmmm, mari kita lihat sms yang masuk.” Gumam Tami.
From Siwon :
“Kau sedang apa?”
“Hyunkyu masih disana?”
“Aku selesai jam 10, sebelum pulang aku mampir kesana dulu.”
“Tami-a?”
“Kau dimana?”
“Kau bertengkar dengan Hyunkyu?”
“Angkat telponmu. Kau dimana?”
“Tolong balas smsnya Tami-a, kau dimana? Aku mengkhawatirkanmu.”
“Bagaimana bisa kau seperti ini kepadaku. Jebal Tami-a, angkat telponmu.”
“Baiklah mungkin kau ingin sendiri seperti waktu itu. Cepat kabari aku jika kau sudah merasa baikan. Aku merindukanmu.”
Tami tersenyum membaca sms dari Siwon.
“Mianhe oppa, I miss you too.” Gumam Tami.
From Hyunkyu :
“Tami kau dimana?”
“Maafkan aku Tami-a, tak seharusnya aku berburuk sangka dan berkata seperti itu kepadamu. Aku tadi sedang emosi. Maafkan aku.”
“Aku teringat kata-katamu, apapun yang terjadi aku tetap mencintaimu, sahabat baikku.”
“Kau dimana? Cepat pulang, aku dan Siwon hyung menunggumu di apartemen.”
“Kau masih marah kepadaku? Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf.”
“Cepatlah pulang.”
“Memang tak seharusnya kau berkata seperti tadi kepadaku Hyunkyu-a. Tapi bagaimanapun kau tetap sahabatku. Aku juga mencintaimu.” Gumam Tami lagi. Tami langsung membalas sms Hyunkyu.
To Hyunkyu :
“Maafkan aku karena tak memberitahumu dari awal. Ini salahku. Tapi seperti yang ku bilang, apapun yang terjadi aku tetap mencintaimu dan kau tetap sahabat baikku.”
From Ibu :
“Kau sedang apa? Sudah makan? Jangan tidur larut malam.”
From Ayah :
“Apakah kau sudah tidur? Telpon aku ketika kau bangun pagi. I love you.”
Membacanya Tami langsung menelpon ayahnya.
“Ayah.” Ucap Tami pelan.
“Kau sudah bangun? Pagi buta seperti ini?” Tanya ayahnya.
“Eoh, aku tiba-tiba saja terbangun. Maafkan aku membangunkan ayah.”
“Tidak, aku pun sudah bangun. Disini matahari sudah bersinar. Apakah kau baik-baik saja? Semalam ayah bermimpi buruk tentangmu.”
“Aku baik-baik saja ayah. Ayah jangan lupa sarapan. Aku mengantuk ingin tidur lagi. Miss you so bad.”
“I miss you too my girl. Sleep tight.”
Tami menutup telponnya, lalu mencoba menelpon Siwon.
“Tami-a, kau dimana?” Tanya Siwon begitu telponnya dia angkat.
“Diatas kasur. Kau belum tidur? Atau terbangun karena telponku?”
“Bagaimana aku bisa tidur jika kau menghilang.”
“Mianhae oppa.”
“Kau dimana sekarang, aku kesana sekarang juga.”
“Di suatu tempat. Tak usah khawatir. Aku baik-baik saja.”
“Kau ini tak tahu aku begitu mengkhawatirkanmu hingga rasanya…” Belum selesai Siwon mengomel Tami memotongnya.
“Miss you~” ucap Tami pelan kemudian langsung menutup telponnya.
Beberapa detik kemudian,
From Siwon :
Miss you too :*
Jaga dirimu baik-baik dan cepat pulang. Aku ingin bertemu untuk melepas rinduku ^^
“Ah kenapa pipiku terasa panas seperti ini.” Gumam Tami.
Tami langsung memegang pipinya yang terasa panas. Dia lalu mencoba duduk tapi perutnya terasa sakit sekali.
“Aaarrrgghhhh.” Teriak Tami. Kris dan Chanyeol langsung terbangun mendengar teriakan Tami.
“Gwaenchana?” Tanya Chanyeol langsung menghampiri Tami.
“Sakit.” Keluh Tami sambil memegangi perutnya.
“Jangan terlalu banyak bergerak. Semalam kau baru saja di operasi untuk mengeluarkan benda yang masuk kedalam perutmu itu. Dan kepalamu yang bocor itu mengeluarkan banyak sekali darah.” Ucap Kris sambil menunjuk-nunjuk perut dan kepala Tami.
“Benarkah? Aku tidak ingat apa yang terjadi semalam.” Tami memegangi kepalanya dan terasa ada perban disana.
“Sudahlah, kau istirahat saja.”
“Nae, kau istirahatlah agar kau cepat pulih.” Tambah Chanyeol.
“Gomawo.” Ucap Tami pelan.
“Apa katamu?” Tanya Kris dengan nada bercanda.
“THANK YOU! THANK YOU A LOT!” UcapTami tegas dengan nada rendah kemudian menutupi mukanya dengan selimut.
“Aiiish anak ini!” Kris kembali tiduran di sopa. Sedangkan Chanyeol duduk di samping Tami.
Tami mengintip dari balik selimutnya.
“Apa yang kau lihat?” Tanya Kris.
“Aku hanya melihat apa yang ada di depan mataku. Wae? Kau tidak senang?”
Kris hanya berdecak lalu melanjutkan tidurnya.
“Kau istirahatlah. Apakah perutmu terasa sakit sekali? Perlu aku minta suster agar memberimu obat penahan sakit?”
“Tak perlu, aku baik-baik saja. Hanya saja kepalaku sedikit pusing.”
“Sebenarnya apa yang terjadi semalam?”
“Akupun lupa apa yang terjadi. Yang ku ingat hanya aku sedang berjalan pulang dari rumah sakit. Tiba-tiba aku sudah berada disini.”
“Aigoo, mana bisa seperti itu.” Chanyeol membelai kepala Tami lembut.
“Awww, sakit.”
“Ah maafkan aku.” Chanyeol langsung menarik tangannya.
“Ngomong-ngomong, apakah kau sedang ada masalah? Waktu itu pun kau menangis.”
“Ah benar juga. Tiap kali aku ada masalah aku selalu bertemu denganmu. Aneh rasanya.”
“Benarkah? Jadi kali ini pun kau sedang punya masalah?”
“Maafkan aku Chanyeol-a, aku bertemu denganmu selalu dengan keadaanku yang menyedihkan. Bisakah kau melupakannya? Atau menganggap keadaanku sebenarnya sedang senang? Hehehe.”
“Kau ini ada-ada saja Tami-a.”
“Tapi aku penasaran sesuatu, waktu itu kau memberikanku scraft. Apakah suatu kebetulan milikmu sama dengan milikku?”
“Tidak, itu memang milikmu.” Ucap Chanyeol sambl tersenyum.
“Benarkah? Bagaimana bisa ada denganmu? Dan juga, apakah wallpaper handphone mu masih fotoku?” Tanya Tami dengan nada menggoda.
“Bagaimana kau tahu?”
“Jawab dulu pertanyaanku.”
“Bukankah dulu kau yang memberikannya kepadaku. Scraft itu.”
“Benarkah?”
“Tentu saja, jika bukan kau yang memberikannya bagaimana bisa aku memilikinya. Sekarang jawab pertanyaanku.”
“Eiiiy, kau sendiri pasti tahu jawabanku seperti apa. Sudah ku bilang aku bisa membaca pikiranmu.”
“Lalu sekarang cobalah baca apa yang ku pikirkan sekarang.” Tantang Chanyeol.
“Sekarang aku tak bisa membaca pikiranmu karena aku sedang sakit.” Elak Tami.
“Tapi aku benar-benar tidak ingat bagaimana bisa aku memberikanmu sapu tanganku.” Lanjut Tami.
“Waktu itu aku sedang menangis, dan kau memberikanku sapu tangan itu. Di gedung SM.”
“Ah itu pertama kalinya aku datang ke Korea. Iya aku ingat sekarang. Hahaha. Waktu itu kenapa kau menangis?”
“Aku juga lupa alasanku menangis kenapa.” Chanyeol tersenyum mengingat kejadian waktu dulu.
“Kau tahu fotomu yang ku jadikan wallpaper di handphoneku yang mana?” Tanya Chanyeol.
“Eoh, yang mana emang? Kau dapat fotoku dari mana?” Tanya Tami penasaran.
“Foto ketika kau sedang menangis sendirian di bandara. Kau bakan tidak sadar aku foto.”
“Kapan itu terjadi? Aku tak ingat aku pernah menangis di bandara?”
“Aku pun tidak ingat tepatnya kapan.” Ucap Chanyeol sambil mengeluarkan handphonenya. Memperlihatkan foto Tami yang diambilnya telah lama.
“Ah yang itu! Aku ingat. Itu adalah hari peringatan kematian mama dan kak Tari. Dan aku menangis karena merindukan mereka. Hahaha lihatlah aku begitu lucu meskipun sedang menangis seperti itu.”
“Percaya diri sekali kau ini ya ampun.”
“Kau benar-benar menyukaiku? Daritadi kau tak melepas senyummu sedikitpun ketika kita berbicara. Dan kenapa harus fotoku yang kau jadikan wallpaper handphonemu? Apakah pacarmu tidak marah?”
“It’s because you look so ugly in this photo. Tiap kali aku merasa sedih aku melihat wallpaper handphone dan tertawa karenanya. Dan kau tahu sendiri aku sudah putus dengan pacarku.”
“Aigoo, poor you Chanyeol-a. Mungkin pacarmu memutuskanmu karena fotoku.” Canda Tami.
“Kau ini benar-benar percaya diri. Terlalu percaya diri.”
Mereka berdua terus mengobrol sambil tertawa-tawa.
“Terima kasih Tuhan. meskipun dengan keadaan seperti ini, tapi aku bahagia.” Gumam Tami sambil tersenyum memandangi Chanyeol dan Kris yang sedang tidur pulas.
***