Seperti biasa, ketika sekolah telah selesai Tami segera pulang. Mengabaikan ajakan teman-temannya untuk hang out bersama dengan alasan banyak pekerjaan. Betapa kagetnya Tami ketika sampai ke tempat parkiran disana sudah ada Hyunkyu sedang menunggunya.
“Sudah selesai?” Tanya Hyunkyu sambil tersenyum. Tami membalas senyuman Hyunkyu getir.
“Sini mana kunci mobilmu. Biar aku yang menyetir.” Hyunkyu menyambar kunci mobil Tami ditangan Tami. Tami hanya bisa mengikuti keinginan Hyunkyu dengan masuk ke mobilnya dan duduk di sebelah Hyunkyu.
“Apakah kau baik-baik saja?” Tanya Hyunkyu memecah keheningan di mobil karena sedari tadi mereka berdua hanya diam membisu.
“I’m okay.” Jawab Tami singkat.
“Benarkah? Kau terlihat berberbeda.”
Kali ini Tami memilih diam tak menjawab pertanyaan Hyunkyu.
“Sebenarnya ada apa? Tak biasanya kau seperti ini. Ceritakanlah kepadaku agar aku bisa mengerti.” Tanya Hyunkyu lagi.
“Maafkan aku Hyunkyu-a, aku hanya sedang sibuk. Kau tahu sendiri aku sedang mempersiapkan pesta ulang tahun ayahku. Setiap minggu aku hanya bolak-balik Korea-Indonesia.” Tami berbohong kepada Hyunkyu, padahal baru hari ini dia akan pergi ke Indonesia.
“Akupun awalnya berpikir seperti itu. Tapi setelah tadi pagi aku pergi ke apartemenmu dan passwordnya kau ubah pikiranku menjadi berubah. Kau tak pernah seperti ini. Sebenarnya ada apa Tami-a?”
“Memangnya tiap aku mengganti passwordku, aku harus laporan kepadamu?” Jawab Tami dengan nada bercanda dan tertawa kecil.
“Aku mengenalmu bukan kemarin sore Tami-a.”
Tami terdiam sesaat dengan ucapan Hyunkyu.
“Ah kita sudah sampai. Kau mau mampir dulu? Aku sore ini berangkat ke Jakarta.” Tami mengalihkan pembicaraan yang dengan secara halus menginginkan Hyunkyu pergi.
“Lihatlah, kau bahkan mengusirku seperti ini.” Hyunkyu berdecak. Tami tersenyum mendengar ucapan Hyunkyu lalu mengacak-ngacak rambut Hyunkyu.
“Apapun yang terjadi, aku tetap mencintaimu Hyunkyu-a, my lovely best friend.” Ucap Tami sambil mengecup pipi Hyunkyu dan keluar dari mobil.
“Mobilku kau pakai saja. Aku pergi ke airport naik taksi. Nanti hari minggu jangan lupa jemput aku.” Teriak Tami dari luar mobil sambil berlari masuk ke apartemennya. Hyunkyu hanya menghela napas dalam dengan kelakuan temannya itu.
Memang kenyataannya sudah hampir 2 minggu Tami menghindari Hyunkyu dan Siwon setelah melihat kejadian antara ibunya dan ayahnya Hyunkyu. Tami mulai menghindari Hyunkyu karena dia tak bisa menyembunyikan sesuatu kepada Hyunkyu, sedangkan dia sendiri bingung bagaimana mengatakan kejadian itu kepadanya. Tapi entah kenapa Tami menghindari Siwon juga, padahal hatinya ingin sekali bertemu dengannya. Tami bahkan mengubah password apartemennya agar Siwon dan Hyunkyu tak dapat masuk ke apartemennya dengan bebas seperti biasanya.
Tami hanya melewati hari-harinya dengan bersekolah dan latihan dengan D.O untuk pertunjukan di pesta ulang tahun ayahnya. Latihan pun dilakukan di apartemen Tami karena Tami tak ingin keluar masuk gedung SM, dan alasan itu untungnya dapat diterima baik oleh D.O karena sebenarnya D.O tidak ingin latihan di apartemennya Tami. Menurutnya itu melelahkan untuk pergi ke apartemen Tami karena dia sendiri sedang sibuk dengan latihan untuk comebacknya EXO.
***
Siwon baru saja datang ke gedung SM dengan sumringah karena tadi di depan dia menemukan mobil Tami terparkir. Dia mencoba menelpon Tami tapi hasilnya masih sama dengan akhir-akhir ini, tidak diangkat. Begitupun dengan sms tak kunjung ada balasan dari Tami.
“Apakah Tami marah padaku? Sudah 2 minggu aku tak bisa menghubunginya. Menyebalkan sekali. Apa dia tak tahu kalau aku kangen sekali padanya.” Gumam Siwon.
“Eoh Hyunkyu-a, wait a second.” Siwon mencegat Hyunkyu yang lewat di depannya.
“Eoh hyung ada apa?”
“Aku melihat mobil Tami di depan, dia dimana?”
“Dia berangkat ke Bali-Indonesia tadi, mempersiapkan acara ulang tahun ayahnya. Mobilnya aku yang pakai.”
“Benarkah? Oh ya, apakah kalian saling berhubungan akhir-akhir ini? Aku susah sekali menghubunginya. Aku telpon tak diangkat, sms tak dibalas, datang ke apartemennya passwordnya diganti, aku tekan bel berkali-kali tak kunjung dibuka juga pintunya.”
“Padaku juga begitu hyung.” Jawab Hyunkyu lirih.
“Aku tak tahu apa yang telah terjadi padanya. Ku pikir dia hanya sedang sibuk. Tapi sepertinya dia sedang ingin sendiri. Dia bahkan menghindariku.” Tambah Hyunkyu.
“Kupikir dia marah padaku.”
“Marah kenapa hyung?”
“Waktu itu dia memintaku untuk tidak pergi ke China, tapi aku tak bisa meninggalkan pekerjaanku begitu saja.”
“Eiiiy, sebenarnya seberapa dekat hubungan kalian hyung? Apakah kalian berkencan? Aish, pantas saja Tami pernah menanyakan tentangmu.”
“Oh ya? Dia bertanya apa?” Siwon penasaran.
“Dia bertanya, menurutku bagaimana Siwon hyung itu. Jadi kalian benar berkencan?”
Siwon tak menjawabnya, dia hanya senyam-senyum mendengar ucapan Hyunkyu.
“Yak hyung! Jawab aku!” Teriak Hyunkyu.
“Yak! Aku ini hyung mu. Kenapa kau berteriak seperti itu kepadaku. Aku memang menyukai Tami, tapi kami belum resmi berpacaran.”
“Heol, ku kira memang benar sudah berkencan. Sebenarnya apa yang Tami suka darimu Hyung?” Hyunkyu berdecak.
“Tami menyukaiku juga? Aaaaaaaaa~” Siwon berteriak kesenangan.
“Jangan pede dulu. Tami memang pernah bilang dia menyukaimu, tapi dia tidak bilang dia menyukaimu sebagai apa. Bisa saja dia menyukaimu sama seperti dia menyukaiku, sebagai teman.”
“Kuharap tidak. Hihihi. Terima kasih Hyunkyu-a atas informasinya. Bye-bye.” Siwon pergi meninggalkan Hyunkyu sambil memberikan love-sign dengan tangannya diatas kepalanya.
“Apakah orang yang sedang jatuh cinta semuanya seperti itu?” Gumam Hyunkyu menepuk-nepuk pipinya sendiri.
***