==============READY~FF~SPECIAL WEDDING SERIES =============
SERIES A :: part. 2.2
Tinggal...Bertiga di Apartemen ini?
“begini Min Woo tadinya aku ingin meminjamkan apartemen ini pada Shi Na...”Young Min memulai dengan sedikit ragu setelah ketiganya duduk di ruang tv bersama.
“aku tau apa yang terjadi pada kalian..., aku malas harus tinggal sendiri di rumah, appa dan eommaku akan bekerja beberapa hari di luar kota..., aku fikir... kalian tak akan keberatan kan? Kalian hanya pura-pura menikah kan?” kata-kata Min Woo membuat Young Min dan Shi Na benar-benar terkejud. Terutama Shi Na yang teringat saat kejadian tadi,“Ini...,meski hanya pura-pura bisa kacau jika kalian hanya tinggal berdua..., jangan heran Young Min... aku tau tentang hal itu karena aku curiga...pasti ada apa-apanya kalian menikah mendadak, ada sesuatu dalam diri Shi Na yang membuatmu ingin yeoja ini main di filmmu...”
Jleb..., Young Min terdiam tak dapat berkata lagi dan hanya mengerutkan alisnya ragu. Sementara Shi Na hanya meringis tak tau apakah ini keberuntungan baginya atau tidak, dengan begini Young Min akan membatalkan kepindahannya bukan?
“sudahlah...ayo kita rayakan bertiga...nyonya Shi Na aku ingin makan bulgogi malam ini...”ucap Min Woo dengan riangnya.
Shi Na hanya mengangguk ragu dan berjalan ke arah dapur sambil bernafas lega,’apa dia tau...? tapi... syukurlah... setidaknya aku bisa lebih lama lagi bersama Young Min...tapi..., Young Min bermaksud meninggalkan apartemen ini..., apa Cuma aku yang ingin tinggal besama ya?’ bisik hati Shi Na semakin sedih,’apa yang harus ku lakukan? Kemana aku harus membawa perasaan ini?’
Ting Tong...
Shi Na kembali tersadar dari lamuannya dan bergegas menuju pintu. Krek...,”siapa ya?”
“ya...Shi Naaaa...”Jung Ri memeluk Shi Na dengan erat,”kau ini bagaimana temanmu sendiri kau tak ingat? Aigo...”
“te...teman...teman....” hati Shi Na berdegup kencang ada Min Woo di dalam bagaimana ini.
“kami mampir karena merindukanmu..., kami baru saja pulang dari karaoke...” ucap Bum So sambil menepuk punggung Shi Na pelan.
“bagaimana dengan pengantin baru? Woah kau beruntung..., kami tak tau kau berpacaran dengan dia...suamimu baik-baik saja kan?” tanya Ah Hyun dengan perasaan yang super duper penasaran.
Shi Na terdiam bingung dan mengusap pipinya mencoba membetulkan tampangnya,”nae tentu saja..”
“pasti bahagia bisa menikah dengan orang yang kita cintai...”gumam Bum So lagi lalu memperhatikan tangan Shi Na yang lupa mengenakan cincin pernikahannya. “loh Shi Na di mana cincin kawinmu?”
Deg... Shi Na terdiam kaku, di lupa...aigoo... apa yang harus dia lakukan?
“Yeobo..., kau ternyata ada di sini...” dengan tiba-tiba Young Min memeluk Shi Na dari belakang hingga dia melotot saking terkejutnya,”ah ternyata temanmu datang ya...” Young Min menatap teman-teman Shi Na yang menatap pasangan pengantin baru itu dengan perasaan sedikit iri.
“ah ne..., kami Cuma mampir sebentar selain ingin mengingatkan Shi Na agar datang ke upacara kelulusan besok...” Jung Ri berbicara kikuk dan masih memperhatikan tangan Young Min yang melingkar di pinggang Shi Na.
“yah..., aku malu lepaskan aku...” bisik Shi Na dengan wajah merah padam.
“tak apa Shi Na kami juga akan segera pergi tak ingin mengganggu pengantin baru ini...”senyum jahil Ah Hyun di ikuti anggukan yang lain.
“gwencana..., teman Shi Na adalah temanku juga...,mianhe ya selama ini istriku sering merepotkan kalian...” Young Min berkata dengan benar-benar ekspresi perasaan bersalahnya.
‘Deg... Deg... perasaan ini..., bau shampo Young Min...’ fikiran Shi Na tak terfokus dan meresapi apa yang dia rasakan.
“ya Shi Na lihatlah suamimu saja memakai cincin kawin dan kau tidak...ckckckck...” kata-kata Jung Ri membuat Shi Na tersadar dan mengangkat kepalanya mulai panik, namun Young Min tersenyum dan mengecup pipi Shi Na tiba-tiba.
“soalnya aku yang lebih cinta padanya..., yakan yeobo?” senyum Young Min pada Shi Na yang mati kutu tak dapat berkata lagi saking gugupnya.
“GYAAAAAAAAA...”pekik histeris ke 3 teman Shi Na yang benar-benar merasa iri sekarang.
Bum So menarik Jung Ri dan Ah Hyun pergi sebagai isyarat jangan mengganggu pasangan baru itu,”baiklah kami tak ingin mengganggu lagi..., bye Shi Na..., jangan lupa bawa suamimu ke upacara kelulusan besok...” pesan Bum So sebelum meninggalkan tempat itu.
Young Min melambaikan tangannya pada teman-teman Shi Na berusaha bersikap ramah sebagai tuan rumah.
“a..apa yang kau...”
“mwo? Ini Cuma bagian dari perjanjian...”jawab Young Min santai sambil mengusapkan handuk yang ia bawa tadi ke rambutnya yang basah.
Shi Na tertunduk lemas, hatinya benar-benar kacau sekarang,”karena perjanjian itu kau berakting di depan teman-temanku...”
“tentu saja..., aku sudah berjanji pada appamu...untuk menjagamu baik-baik, aku akan melindungimu hingga kau bertemu dengan namja yang kau cintai...”Young Min berkata singkat kemudian masuk ke ruang tv tanpa memperhatikan Shi Na yang tertunduk lemas.
‘ternyata ini Cuma bagian dari tanggung jawab, bukan karena dia baik padaku..., kalau aku bilang ‘suka’ padanya apakah dia akan mengatakan hal yang sama? Apakah aku masih memiliki harapan?’ bisik hati Shi Na dan terus tertunduk lemas di tempatnya.
Sementara Min Woo yang mendengar dari ruangan tak jauh dari tempat itu hanya terdiam sambil mengepalkan tangannya.
“kau mendengarku Shi Na?” tanya Young Min dengan nada pelan, Shi Na dan Min Wo sedang mendengarkan pengarahan dari Young Min tentang film pendek yang akan di bintangi keduanya.
“ah mian..., aku hanya memikirkan upacara besok...”tunduk Shi Na bersalah lalu membuka lagi sekenario di tangannya.
Min Woo menatap Shi Na dengan raut kasihan lalu menarik tangan Shi Na dan berkata,”bagaimana jika besok aku saja yang datang ke upacara kelulusanmu?”
PLETAKKK... Young Min memukulkan naskah di tangannya dengan jengkel, dari tadi dia berbicara tak satupun yang mendengarkannya,”YA..., kau ini...aku calon aktormu... tak seharusnya kau memukul kepalaku yang berharga...”ringis Min Woo sambil mengusap kepalanya.
“kalian berdua ini...kita akan memulai syuting sabtu ini, aku sedang menjelaskan naskah kalian malah asyik sendiri..., ya... Shi Na... besok aku akan datang... tapi mungkin akan agak terlambat aku harus menemui hyung Dong Hyun terlebih dahulu...” kata-kata Young Min membuat Shi Na terkejud dan tak habis fikir,benarkah yang di dengarnya?,”ya tak perlu menatapku seperti itu..., aku pasti akan datang..., sekarang aku mohon kalian berdua fokus dan baca naskah kalian...”
“ne...”jawab Shi Na bersemangat, separuh wajahnya tertutup kertas naskah sambil memandangi Young Min yang kembali mengarahkan keduanya.
“h...” Min Woo mendesah pelan dan kembali membacanaskahnya tanpa minat.
“Shi Na? Mana suamimu? Katamu dia akan datang?” tanya Jung Ri menatap ke arah gerbang sekolah mereka.
“aku tak tau...”keluh Shi Na tertunduk lemas. Tangannya menjuntai membawa toga dan ijasah kelulusannya.
“mungkin dia sibuk..., kajja... kita ketempat Jung Min..., katanya dia akan memfoto kita...” Ah Hyun menyeret Shi Na ke arah taman di belakang gedung sekolah yang di jadikan objek foto bagi orang tua dan siswa yang merayakan kelulusan anngota keluarganya.
“ya siswa peringkat satu..., pidatomu daebakk...” puji puji Ah Hyun sambil memukul pundak Jung Min yang sedang memegang kameranya.
“ya..., untung saja kamera mahalku tidak jatuh..., ck... “sungut Jung Min kesal.
“mian...”rengek Ah Hyun bersalah.
“sudahlah..., Jung Min kau bilang akan memfoto kami jika kami menyeret Shi Na ke sini..., ayo foto kami...” Bum So menagih janji Jung Min layaknya preman yang sedang meminta dengan paksa pada anak kecil ingusan yang sedang membawa lolipop #Plakk
“nae..., ayo...” Jung Min beranjak dari tempatnya dan memfoto mereka.
Tanpa semangat Shi Na hanya mengikuti ke tiga temannya berpose seadanya, dalam hati Shi Na dia yakin bila foto itu di cetak pasti dia terlihat seperti zombie dari pada manusia. Standar, tanpa semangat senyum di paksakan.
Jung Min tau itu dan menghentikan sesi foto-foto ketika para orang tua Jung Ri, Bum So, dan Ah Hyun datang. Jung Min mendekat pada Shi Na yang tertunduk dan duduk di bangku taman yang kosong.
“setelah ini..., aku akan mendapat beasiswa ke Jerman...” Jung Min memulai pembicaraan, dan membuat Shi Na mendongak sedikit terkejut.
“Chukkae..., sejak kapan? Ya kau tak mengatakannya padaku?” sungut Shi Na kesal meninju pelan lengan Jung Min.
“aku belum mengambil keputusan akan mengambilnya atau tidak...”kata-kata Jung Min membuat Shi Na mengerutkan alisnya.
“apa maksudmu? Jung Min ini kesempatan bagus...”ucap Shi Na bersemangat,”yah..., kau pintar..., peringkat satu... dan mendapat beasiswa pula..., jika aku menjadi kau aku akan mengambil kesempatan itu...yah... kenapa cuaca jadi jelek seperti ini..., kajja Jung Min... kita masuk ke gor...” Shi Na menatap ke langit yang berubah menjadi mendung orang-orang telah masuk ke dalam gedung, saat akan menarik namja itu, Jung Min hanya diam tak bergeming di tempatnya,”ya...Jung Min...”
“aku ingin mengatakan sesuatu padamu...” ucap Jung Min tertunduk namun suaranya mengisyaratkan ketegasan yang aneh.
“mwo? Ya kau tak lihat? Sebentar lagi akan turun hujan...” Shi Na berusaha menarik Jung Min namun namja itu tetap diam di posisinya.
“katakan padaku apa artinya aku untuk Choi Shi Na?” Jung Min mengangkat kepalanya dan menatap Shi Na lekat.
“mwo? Ya Jung Min jangan bercanda..., kau aneh setelah menghilang lama...”
Jung Min menggenggam erat kedua bahu Shi Na dan membuat Shi Na terdiam kikuk, ini bukan Jung Min..., Jung Min sahabatnya tidak akan berlaku seperti ini padanya.
“katakan padaku apa kau menyukai namja itu? Choi Shi Na katakan...”
“Jung Min..., apa yang kau katakan... lepaskan aku..., kau tak sopan... aku bermarga Jo sekarang...” pinta Shi Na meronta.
“ani..., aku tau...aku tau apa yang terjadi pada kalian..., kalian tidak menikah sungguhan bukan... kalian hanya berpura-pura menikah bukan... ya kan Shi Na...” tuntut Jung Min dengan lantang.
Shi Na terkejut dengan kata-kata Jung Min dan tetap berusaha memberontak,”lepaskan aku...”
“aku menyukaimu... aku menyukai Choi Shi Na..., mengerti kah kau? Aku selalu memendam perasaan ini..., selama ini...ya... Choi Shi Na... selama aku menghilang aku bekerja..., bekerja mengumpulkan uang...aku ingin membelimu sebuah cincin dan aku ingin mengikatmu... tapi yang ku lihat kau malah...” Jung Min menghentak lemas melepaskan Shi Na dari genggamannya,”tolong jawab pertanyaanku tadi...”
Shi Na terdiam bingung, sahabatnya... dia tak menyangka... orang yang telah di anggapnya saudara itu memiliki perasaan seperti itu padanya, tapi sekarang... hatinya di penuhi oleh Young Min...,namja yang tak sengaja masuk ke dalam putaran hidupnya dan mengacaukan seluruh fikirannya. Shi Na menatap sedih Jung Min dan memegang bagian belakang pakaian Jung Min ketika hujan turun rintik,”kau pabo Jung Min... pabo...nappeun namja..., aku selalu menganggapmu bagian dari hidupku... tapi sebatas sabagai keluargaku, kakakku..., orang yang dapat menyokongku..., mianhe Jung Min... walaupun kau tau aku hanya pura-pura menikah..., tapi pernikahan itu telah tercatat...”
“kau menyukainya?” Jung Min berbalik dan menatap mata indah Shi Na.
Shi Na terdiam lama dan mengangguk,”ne aku menyukainya...aku sangat menyukainya...”tangis Shi Na pun pecah, dia tak berani menatap Jung Min yang kecewa dia tak berani lagi berkata banyak.
“baiklah ku anggap itu jawaban darimu...”Jung Min menyeka air mata Shi Na pelan kemudian mengambil kameranya dan meninggalkan Shi Na yang menangis di antara rintik hujan.
Shi Na hanya dapat menatap punggung Jung Min dan terus menangis, berkali-kali dia meyakinkan bahwa lebih baik jujur, tapi dia tak akan tega menatap Jung Min yang berwajah kecewa.
Tangannya masih kebas membawa kedua benda di tangannya yang seakan tak berarti, appanya tak akan bisa datang dia berada di Afrika sekarang dan hanya menelfonennya sebentar tadi pagi, kemudian Jung Min sahabat yang sudah di anggapnya saudara mengatakan hal yang mengejutkannya dan membuatnya kecewa, faktor menyedihkan lainnya ‘YOUNG MIN’ namja yang paling di harapkannya untuk melihatnya lulus malah tak datang hingga saat ini...., saat ini???
“apa yang kau lakukan..., kau pabo atau apa?!”
Shi Na berbalik dan menatap Young Min yang berusaha melindunginya dari hujan dengan jaketnya,”Young Min?”
“iss...kau ini kenapa sih? Ayo kita ke dalam...”
Tanpa memperdulikan rasa malunya Shi Na memeluk Young Min, yang di perlukannya sekarang adalah tempat bersandar baginya.
“ya... ada apa denganmu?” nada Young Min kali ini melembut tapi tangannya tetap dengan sigap menutup bagian atas kepala Shi Na dengan jaketnya.
“ani...sebentar saja... boleh kan??? Aku ingin memeluk appa ku tapi, itu tak akan mungkin...”
“boleh saja... tapi setidaknya ayo kita berteduh dulu..., mian aku terlambat..., aku berkeliling mencari kado kelulusan untukmu tapi aku tak menemukannya...mian ne.., jangan menangis karena hal ini...” Young Min bingung, kebingungan karena baru kali ini ada seorang yeoja yang menangis di dekatnya dan dia tak tau apa yang harus dia lakukan. Young Min menyerahkan buket bunga yang di sembunyikannyan d belakang punggungnya, berharap Shi Na akan berhenti menangis.
Benar saja Shi Na diam dan melepas pelukannya lalu menerima buket itu kemudian menatap Young Min tak percaya,”u...untuk ku?”Shi Na bertanya di sela isaknya.
“jangan menjauh..., kau akan bertambah basah nanti, sudahlah ayo kita berteduh...” Young Min merangkul Shi Na ke arah gedung terdekat. Shi Na tak lepas memandangi buket bunga dari Young Min,”jadi benar kau menyukai haebaragi dan mawar? Kombinasi aneh...” Young Min mengerutkan alisnya.
Shi Na menatap diam pada Young Min,”biar saja..., kau tau haebaragi itu bagaikan musim semi yang indah...”Shi Na menjulurkan lidahnya dan membuat Young Min tesenyum lucu.
“berapa nilaimu? Coba aku lihat...” Young Min menjulurkan tangannya meminta.
“a...aku...” tanpa meminta persetujuan Shi Na Young Min menarik ijazah basah itu dari tangan si empunya dan melotot tajam melihat nilai-nilai Shi Na yang nyaris saja...., mendekati sempurna #Plak.
“ya...aku tak tau kau sepintar ini...syukurlah...istriku memang hebat...” Young Min tersenyum dan mengusap rambut Shi Na yang basah perlahan.
Deg...Shi Na memeluk erat buket bunganya, berusaha meredam perasaan yang bertabuh di hatinya #bedug kali... #plak
“ya...Young Min...” panggil Shi Na mempererat pelukan buketnya agar tidak terlihat gugup, Young Min menoleh dan menatap Shi Na,”boleh kah aku bertanya?”
“tentu saja..., aku tak akan meminta bayaran hanya karena sebuah pertanyaan...”
“..., kenapa..., kenapa kau menginginkanku bermain di filmmu? Kau tau aku tak bisa berakting dan sehebat bintang top atau artis lainnya..., aku bukan Yoon Eun Hye..., aku juga bukan Park Min Young ataupun Han Byul...”
Young Min sempat diam berlagak berfikir dan membuat Shi Na mengerucutkan bibirnya kesal,”tentu saja karena..., saat bertemu denganmu... aku mendapatkan sesuatu yang tak di miliki artis lainnya...aku rasa kau yang paling cocok..., Shi Na..., untuk peran itu aku serahkan padamu..., aku yakin kau dapat memerankan gadis yang jatuh cinta untuk pertama kali...image yang tulus dan polos cocok sekali denganmu...jadi tolong ya...” pinta Young Min sambil tersenyum dengan tulus.
Shi Na diam menatap wajah indah itu, senyumnya...’namja yang menyukai film lebih dari apapun, seperti itukah diriku bagi Young Min? Kalau dia memang membutuhkanku... aku akan berusaha sebaiknya..., aku akan mencoba menyingkirkan masalahku dulu...ya...,”baiklah...” angguk Shi Na dengan senyum terkembang cerah menghiasi bibirnya yang sempat dalam kegalauan (?).
Hari Pertama Syuting...
“annyeonghaseo..., Shi Na imnida... salam kenal...” Shi Na menunduk hormat pada kru lain yang membalas salamnya dengan pujian pada Shi Na yang mebuatnya sedikit malu.
“kami sudah mendengar dari Young Min..., kami tak menyangka tokoh yang dia pilih secantik ini... aku fikir dia akan memilih Rae Ah...”ucap salah seorang crew.
“sudahlah, cepat ganti pakaian mu aku akan memberimu make up sederhana...” ucap salah seorang namja sambil memberikan bungkusan pada Shi Na. Shi Na mengangguk dan mengganti pakaiannya di toilet terdekat.
Tak lama Shi Na kembali dengan kostumnya bertepatan dengan Min Woo yang baru saja tiba.
“kau cantik Shi Na...”puji Min Woo dengan senyum tulusnya.
Shi Na hanya mengangguk pelan,”gomawo...”mata Shi Na tertuju pada Young Min yang berbicara dengan seorang yeoja, entah mengapa dia merasa... cemburu...
“duduk lah aku akan memberikan sedikit make up...”perintah namja yang membuat Shi Na tersadar, Shi Na menurut sambil terus memperhatikan Young Min yang berbalik ke arahnya bersama yeoja itu.
“Dong Hyun...”pekik Yeoja itu riang.
Shi Na mengerutkan alisnya,”Rae Ah..., sudah ku bilang aku sedang bekerja...”namja bernama Dong Hyun dengan sigap memberikan sentuhan halus pada wajah Shi Na.
“ya..., aku ini pacarmu... berhentilah bersikap dingin..., kau ini...”sungut yeoja bernama Rae Ah itu.
“sudahlah..., Rae Ah perkenalkan dia Shi Na, dia akan bermain filmku..., dan Shi Na ini Rae Ah dia temanku pacar Dong Hyun.
Plash... perasaan itu teramat melegakannya hingga Shi Na dapat kembali tersenyum dan membalas salam Rae Ah. Keduanya asyik bercakap sementara Dong Hyun memberikan make upnya pada Shi Na.
Tak lama kemudian...
“kau gugup?” tanya Rae Ah sambil menggenggam tangan Shi Na yang keringat dingin.
“ne...” Shi Na mengangguk tegang.
“jangan khawatir..., semua akan baik-baik saja..., fikirkan apa yang akan membuatmu senang dan merasa tenang ne...” Rae Ah memberikan motivasi pada Shi Na yang hanya dapat menangguk pelan.
“ayo...,mulai shoot scene 2...”ucap Young Min sambil mengarahkan kamera videonya pada Shi Na.
Shi Na terdiam dan mengambil nafas pelan, dia harus mengusir rasa gugupnya, ekspresinya berubah dan mulai tersenyum pada kamera. Saat itu juga Young Min terdiam menatap mata itu, untuk pertama kalinya hatinya berdegup kencang.
‘gadis yang jatuh cinta...untak pertama kalinya...’suara hati Shi Na mulai berkata ringan.
Scane di mana Min Woo datang bertemu Shi Na dan menyapanya,”Hye Na..., lama menunggu?”
Shi Na yang memunggungi Min Woo bebrbalik dengan senyum terkembang indah dan membuat siapa saja terpana padanya.
Nae... ekspresi yang di tunjukannya itu seolah berkata,’Aku sayang padamu Young Min..., ini bukan sekedar perasaan biasa, dia telah menemukan diriku... saat ini mungkin dia tidak menyukaiku, tapi suatu saat nanti dia pasti akan berpaling...’ Shi Na berusaha sebaik yang dia bisa. Namja itu yang membuatnya bersemangat lagi, tentu saja..., masalah itu tak akan hilang begitu saja... tapi setidaknya dia masih memiliki harapan bukan?
“selanjutnya...Scene 7 cut 3 Take One...” ucap salah seorang crew yang berdiri di sebelah Young Min.
“Start...Action...”Young Min berkata lantang.
Shi Na dan Min Woo kembali memulai acting mereka dan Shi Na mengucapkan dialognya dengan lancar,”kenapa? Sepertinya selama ini aku Cuma bertepuk sebelah tangan?”Shi Na berekspresi sedih di depan Min Woo,”kau mencintaiku?”
“tentu saja..., aku mencintaimu... Hye Na... kau tak percaya padaku?” Min Woo menggenggam tangan Shi Na dengan erat.
Shi Na tersenyum dan menggeleng,”ani... aku hanya ingin bertanya...”
“katakanlah...”
“seberapa besar cintamu padaku?”
“kau perlu bukti? Sebesar ini...” Min Woo merentang kan tangannya lebar.
Shi Na tersenyum lembut lalu berkata,”kalau aku... sebesar ini...” Shi Na merentangkan tangannya dan berlari mengelilingi taman, dan kembali lagi sambil tersenyum manis dan kembali berucap,”Saranghaeyo...”
Min Woo maju mendekat dan memeluk Shi Na erat.
Shi Na membalas memeluk Min Woo dan berbisik lirih,”ku mohon fikirkanlah diriku seorang...”
Min Woo sempat mengeratkan pelukannya kemudian melepaskannya dan mengangkat wajah Shi Na yang bingung, tak ada adegan seperti itu di naskah,”Saranghamnida...” Min Woo mengkiss bibir Shi Na lembut.
‘a...ani...apa ini?’ Shi Na hanya terdiam terkejut. Min Woo melepaskan kissnya dan kembali memeluk Shi Na.
“cut...wow...adegan luar biasa...membuat penasaran sip...”pekik kru lain sambil bertepuk tangan.
Shi Na menatap bingung,”bu...bukan kah tak ada adegan seperti itu?” tanya Shi Na bingung,”iyakan Young Min?” tangan Shi Na gemetaran menatap Young Min.
“i...iya...”jawab Young Min yang sama ragunya dengannya, entah mengapa Young Min berpaling dan membuang mukanya begitu saja.
Shi Na berbalik dan berlari meninggalkan lokasi syuting itu, hatinya berteriak kencang’dia melihatnya..., aku tak ingin ada adegan seperti itu...’
“Shi Na..., wae? Kenapa kau lari?” tanya Min Woo yang mengejar Shi Na.
“kau jahat, kenapa kau menciumku persis di depan Young Min?” teriak Shi Na yang langsung menangis.
“karena aku..., aku menyukaimu Shi Na...” jawab Min Woo dengan tegas.
Shi Na menatap Min Woo tak percaya, hatinya dalam kebingungan besar. Akan terjadi masalah apa lagi dengannya.
“sebenarnya waktu aku datang dan ingin kita tinggal bertiga...itu untuk mu..., aku ingin selalu bersamamu... aku jatuh cinta padamu ketika pertama kali bertemu di pernikahan kalian...” Min Woo mengakuinya dengan perasaan sedikit bersalah.
“kau pabo..., aku dan Young Min...”
“jangan sebut nama Young Min..., dia...dia tak akan mungkin menyukaimu Shi Na..., karena...ciuman tadi adalah keinginan Young Min sendiri...” Shi Na terhentak dengan pernyataan Min woo barusan.
Hatinya, hatinya mulai menjerit,’benarkah? Benarkah ciuman tadi keinginan Young Min? Aku...aku mencintai Young Min... itu sebabnya aku shock berat saat Min Woo tiba-tiba menciumku persis di depan Young Min..., tapi Young Min malah menginginkannya...? tidak aku tak ingin mempercayainya...’ teriak hati Shi Na yang mendorong Min Woo jauh darinya. Saat itu cuaca berawan dan hujan kembali turun dengan derasnya.
“Shi Na...” Min Woo menatap Shi Na dengan wajah sayu.
“Shi Na..., Min Woo apa yang kalian lakukan di sini? Semua menunggu... syuting cukup sampai di sini...” Young Min yang tiba-tiba datang membuat Shi Na sedikit terkejut.
‘ba...bagaimana ini? Bagaimana aku harus bersikap?’ bisik hati Shi Na tak karuan. Young Min yang melihat Shi Na gugup mendekat dan memberi Shi Na sebuah payung.
“pakailah..., nanti kau masuk angin...”
Plak..., Shi Na menampik tangan Young Min dan berlari pergi di antara derasnya hujan.
Blam...Shi Na berlari hingga apartemen Young Min dan mengunci dirinya di kamar, hatinya berteriak perih, belum tuntas urusannya dengan Jung Min masalah lain tiba-tiba muncul, ani yang lebih menyakitkan adalah seberapa besarpun rasa suka Shi Na pada Young Min, itu tak mampu meraih cinta Young Min, hatinya terus bertanya..., apa benar Young Min tak memperdulikan adegan ciuman itu? Masih teringat kata-kata Min Woo yang mengatakan Young Min tak mungkin mencintainya. Keberaniannya benar-benar hilang..., dia tak akan mungkin tampil di depan kamera lagi besok..., pertanyaan silih berganti memenuhi benak shi Na,’kenapa dia begitu baik?’ ‘kenapa? Kenapa? Kenapa?’#dangdut ni orang -.-#d gebukin Shi Na. Shi Na menatap dirinya di cermin,”aku harus tanyakan sendiri pada Young Min... ya harus...”yakin Shi Na dengan perasaan yakin yang kuat.
Klek...
Shi Na masuk ke kamar Young Min dengan perlahan. Selembar surat di tangannya di genggam dengan erat. Shi Na menatap ragu kesekeliling kamar mencari tempat yang tepat untuk menaruh surat itu. Hanya ada Kimchi yang malas-malasan di atas ranjang Young Min. Shi Na menatap ke segala tempat yang memungkinkan agar hanya Young Min yang menemukannya hingga...
“aku pulang...”pekik suara Young Min dan membuat Shi Na melompat terkejut saking paniknya.
‘andwe...andwe...’Shi Na bersembunyi di kolong tempat tidur Young Min dengan tubuh tegang gemetaran takut dia akan ketahuan dan akan di sangka sebagai yeoja aneh.
“aku berjanji akan bertemu seseorang...”ucap Yung Min lalu masuk ke dalam kamarnya.
“eh sekarang?” tanya Min Woo yang juga ikut masuk.
‘gawat...gawat... kacau... omoo... bagaimana ini...’ Shi Na terus berdoa agar dirinya tak tertangkap basah.
“ne..., ada teman yang dulu mengurusku saat aku menjadi artis cilik akan meminjamkan peralatan editing...”jawab Young Min sambil melepas jaketnya yang basah.
Min Woo sempat terdiam lalu berkata pada Young Min,”sebelum kau pergi boleh kita berbicara? Ini tentang Shi Na...” Young Min hanya diam dan berbalik menatap Min Woo,”aku benar-benar menyukai Shi Na..., kau dan Shi Na hanya berpura-pura menikah kan? Mulai sekarang biar aku yang menjaga Shi Na...”
“lalu... Shi Na bilang apa?”
“saat ini dia memang belum menjawab..., tapi aku berjanji..., aku akan membuatnya tertarik padaku..., aku mandi duluan...” Min Woo mengambil handuknya dan meninggalkan Young Min yang terdiam dan menyibakkan rambutnya.
Meong...meong...
“Kimchi... apa yang kau lakukan di situ?” tanya Young Min pada kimchi yang mengeong jahil ke bawah ranjang Young Min.
‘a...andwe...’
“Shi Na..., apa yang kau lakukan di situ?”tanya Young Min terkejut.
Shi Na hanya meringis keki dan keluar dari kolong dengan wajah merah padam,”ma...maaf aku... akutak bermaksud menguping...ta ... tapi aku hanya ingin bicara denganmu...”Shi Na tertunduk, tak sengaja air matanya mengalir dan membuat dirinya sendiri terkejut.’ada apa ini? Air mata ini tak bisa berhenti...,apa aku bisa mengatakannya bahwa aku betapa aku menyukainya..., tapi Young Min tak memiliki perasaan terhadapku...’
“Young Min kau masih di dalam?”pekik Min Woo dari luar dan tiba-tiba masuk.
Refleks Young Min melindungi Shi Na agar tak terlihat Min Woo dan memeluk Shi Na dengan memunggungi pintu kamar.
“mian..., aku beli shampoo dulu..., aku tak bisa bila tak memakai shampoo yang biasanya...” ucap Min Woo.
“ne...”jawab Young Min singkat,Blaamm... Min Woo dengan cepat pergi dan keduanya kembali bernafas lega.
‘Young Min...apakah dia melindungiku agar tak terlihat Min Woo? Apaun alasannya aku tidak perduli..., aku Cuma ingin berada di dalam pelukannya untuk selamanya...’
Young Min melepas pelukannya dan berkata pelan sambil menuju pintu,“Shi Na..., aku harus pergi..., setelah selesai syuting masih banyak waktu..., katanya kau mau bicara denganku...mumpung ada waktu...kita pergi berdua saja...bagaimana?” tawar Young Min sambil tersenyum cerah pada Shi Na.
Shi Na terdiam menatap namja itu tak percaya,’dia tau apa yang ingin ku katakan...aku tau perasaan yang yang terpenting bagi diriku tak perduli bagaimanapun perasaan Young Min...,yang pasti hatiku tak akan berubah...’ Shi Na balas tersenyum pada young Min dan mengangguk,”ne...”
Min Woo terdiam membaca surat dari Shi Na yang tak sengaja tertinggal di atas meja Young Min. Sambil menggenggam marah Min Woo meremas surat itu.
Young Min berjalan kembali dari pertemuan dengan temannya dan terdiam ketika melihat Jung Min berada di luar apartemen,”kau menunggu Shi Na? Akan ku panggilkan...”
“ani..., aku menunggumu...” jawab Jung Min dengan sinis, dia merapatkan mantelnya dan menatap Young Min tak suka,”aku ingin bicaradenganmu...ikut aku...”
Young Min hanya diam dan mengikuti langkah Jung Min ke arah belakang gedung.
Sesampainya di tempat yang agak sepi, Jung Min sempat terdiam kemudian berbalik dan dengan tiba tiba memukul Young Min , BUGH...
“selama ini aku hanya berdiam diri...., aku hanya ingin Shi Na bahagia..., tapi tidak bisa... berkali-kali aku mencoba melepaskannya aku tak bisa..., kau adalah orang yang telah membuat semua rencanaku berantakan...” maki Jung Min dengan nada kesal.
Young Min menyeka darah dari bibirnya dan tersenyum miring,”apa maksudmu? Kau menuduhku merebut Shi Na?”
“ne...benar...aku sudah berusaha menahan segalanya agar Shi Na berpaling padaku kau tau..., aku bekerja untuk membelikan sesuatu padanya tapi kau...”
“apa? Kau sudah mengatakannya pada Shi Na? Apa kau sudah mengatakan jujur? Apa kau mengatakannya dan melihatnya menangis?” Young Min bangkit dan bertanya pada Jung Min yang terdiam,”di mana kau saat Shi Na membutuhkan seseorang untuk menjaganya?”
“diam kau...”bentak Jung Min kesal,”aku bukan pergi..., aku bekerja... kau tau aku bekerja agar aku dapat langsung melamarnya..., tapi kau...”
“mwo? Aku apa? Namja brengsek? Jika mencintai Shi Na berusahalah membuatnya agar tak menangis...” Young Min tersenyum kilas,”ku anggap ini hanya salah satu peringatan...aku tak akan mempermasalahkannya ataupun mengatakannya pada Shi Na...”
“kau mencintainya?” tanya Jung Min memotong kata-kata Young Min,”katakan apakah kau mencintainya? Aku tau kalian hanya berpura-pura menikah...”
Young Min terdiam lama kemudian menjawab,”aku tak tau kau tau dari mana masalah kami..., bagaimanapun itu... Shi Na adalah istriku..., aku telah berjanji di depan ayahnya dan di depan tuhan akan menjaganya..., aku tau mungkin saat ini perasaan ku belum menentu tapi sampai saat nya tiba..., Shi Na adalah istriku dan tanggung jawabku...” jawab Young Min tegas.
Jung Min sempat terdiam menggeram,”aku akan pergi ke luar negri besok...5 tahun... aku akan kembali, aku akan merebut Shi Na jika dia tak bahagia bersamamu..., aku bukan mengalah..., aku hanya... menunda... kau harus ingat itu..., aku akan memukulmu lagi jika aku melihat Shi Na menangis..., sampaikan pada Shi Na maaf aku tak bisa bertemu dengannya dan mengatakan langsung...jaga dia... ” Jung Min melewati Young Min dengan kasar menabrak nya kemudian berlari pergi.
Young Min menatap Jung Min dan tersenyum sinis sambil meraba ujung bibirnya.
“sungguh kau tak apa?” tanya Shi Na keesokan harinya saat berada di lokasi syuting di sebuah stasiun kereta api pada luka memar di dekat bibir Young Min.
“gwencana...,mian kita harus syuting pagi-pagi sekali, apa boleh buat aku minta izin syuting di stasiun lalu petugasnya mengatakan harus di lakukan saat belum banyak orang...”
Shi Na hanya mendesah ringan dan merasakan nafasnya berat,’wae? Apa aku masuk angin?’ tanya Shi Na pada dirinya sendiri sambil memegang keningnya,’aku...pusing...’ Shi Na oleng kekanan untung saja Min Woo sempat menggapainya sebelum terjatuh,”eh... m... gomawo...gomawo Min Woo...”ucap Shi Na kikuk lalu beranjak menjauhi Min Woo. Min Woo menatap Shi Na dengan tatapan aneh.
“kita mulai dari scane 14...”teriak Young Min dari balik kameranya.
‘aku tak perduli lagi...apa komentar Young Min tentang ciuman itu, yang pasti rasa sukaku padanya tak akan berubah...tapi... perasaan ini...membuatnya susah..., biar aku yang meninggalkan apartemen itu...’ Shi Na terus berucap dalam dirinya, ani ini keputusannya. Dia akan berusaha... berusaha yang terbaik demi namja itu, senyumnya terkembang scane yang benar-benar membuat Young Min terpana.
“adegan mengantarkan Jung Tae yang akan naik kereta, Jung Tae tak ingin berpisah dari kekasihnya dan melompat dari kereta persis ketika kereta belum berangkat, setelah ini... syuting selesai...” ucap Young Min dengan nada ringan dan senyum terkembang pusa.
Dheg...,’selesai..., demamku sepertinya semakin parah...tapi aku akan berusaha sedikit lagi...’ tekad Shi Na sambil menghela nafas berat.
“Actionnn...!”
“entah kapan kita akan bisa berjumpa lagi...” Shi Na memulai, berdiri di depan pintu gerbong di belakang. Sementara Min Woo berdiri persis di tengah pintu.
“jika kau merindukanku..., kau bisa menghubungiku..., aku akan langsung datang menemuimu...” jawab Min Woo.
“tapi..., begitu pintu kereta tertutup...aku akan langsung kesepian...” Shi Na menatap Min Woo dengan tatapan penuh harap. Actingnya memang luar biasa.
Min Woo menatap mata Shi Na dan menghela nafas sesaat lalu menghampiri Shi Na dan memeluknya,”ikut aku...”bisik Min Woo,”tak akan ku biarkan kau bersama Young Min...”
“mwo?” pekik Young Min terkejut.
**Pintu kereta jurusan Namdaemun akan segera di tutup...**
“Mi...Min Woo...” Shi Na berusaha memberontak namun dengan cepat Min Woo menariknya ke dalam kereta yang tertutup.
Ngiiiiingggg ..., Greeeekkk...Blllaaaam..., pintu kereta tertutup seketika dan tak lama kereta pun berjalan.
“Shi Na... SHI NAAAAAAAA”teriak Young Min yang berlari mengejar kereta yang mulai berjalan itu.
“ya...YOUNG MINNNN...” teriak Shi Na tanapa dapat berbuat apa-apa dan menatap Young Min dari balik kaca kereta. Air mata Shi Na mengalir dan menatap Min Woo marah,”a... apa yang kau laku...kan...”Brugh... belum sempat Shi Na melanjutkan kata-katanya dia sudah tak sadarkan diri karena panasnya yang semakin tinggi.
“Shi... Shi Naaaaaaa...”pekik Min Woo panik.
‘Young Min..., kumohon kembalikan aku kesisi Young Min..., biarkan aku pergi ketempat Young Min..., Young Min...kau kah itu?’ Shi Na membuka matanya perlahan dan menatap Min Woo yang juga menatapnya khawatir.
“syukurlah kau sudah siuman..., kau tiba-tiba tak sadarkan diri dan tubuhmu panas..., kita akan berhenti di stasiun berikutnya dan akan mencari dokter untukmu...” putus Min Woo sambil menggenggam tangan Shi Na lembut. Shi Na duduk di kursi penumpang dengan di selimuti mantel Min Woo.
“a...ani... apa yang kau lakukan? Aku ingin pulang...” Shi Na beranjak dari tempatnya dan sedikit oleng.
“tidak... jangan kembali...jangan pernah pulang ke tempat Young Min...” Min Woo menggenggam erat tangan Shi Na dan tak membiarkannya selangkahpun pergi darinya.
“apa yang kau...”
“jangan lanjutkan lagi pernikahan pura-puramu dengannya... aku yang akan menjagamu Shi Na...”yakin Min Woo dengan tatapan tegas.
**Kereta jurusan Namdaemun... akan sampai di stasiun satu... sekali lagi...**
“ayo kita turun...”ucap Min Woo sambil mengulurkan tangannya pada Shi Na.
Shi Na tertunduk dalam diam, sekeras apapun fikirannya akan terlalu sulit baginya... dia sudah melukai hati sahabatnya... dan kali ini...dia tau Min Woo namja yang baik yang pasti akan sangat menyayanginya tapi hatinya..., kelebatan peristiwa dengan Young Min membuatnya meneteskan air matanya,”Min Woo... Mianhe...” Shi Na melepaskan mantel Min Woo yang di pakainya dan menyerahkan pada Min Woo yang terdiam bingung,”mianhe..., bagaimanapun aku ingin... aku ingin kembali pada Young Min...” Shi Na mendorong Min Woo hingga terjatuh kemudian melompat dari kereta yang baru saja terbuka dan masuk ke kereta satunya yang pintunya akan tertutup.
“Shi Na... Shi...Na....”teriak Min Woo yang berusaha mengejar namun pintu kereta telah tertutup dan kereta yang di tumpangi Shi Na mulai berjalan.
Shi Na menutup wajahnya dengan kedua tangannya, rasa pusing di kepalanya semakin menjadi dengan tangisnya. Orang-orang yang ada di kereta hanya menatapnya aneh,’mianhe Min Woo...aku tetap mencintai Young Min... aku ingin berada di dekatnya...’jerit hati Shi Na tertahan.
Tak lama kereta yang Shi Na tumpangi kembali ke stasiun yang menjadi tempat syutingnya Shi Na mendesah lega dan menatap terkejut ke arah kereta di seberangnya,”Yo...Young Min...YOUNG MIN...”pekik Shi Na, namun kereta yang di tumpangi Young Min terus melaju. Shi Na terjatuh dan menatap sayu kereta itu yang semakin jauh dan jauh.
Shi Na berlari mencari kereta lain yang berbalik ke arah di mana kereta Young Min pergi. Dengan sedikit tergesah dan hampir kayak pepes #plak, dia rela berdesakan di dalam kereta. Sesampainya di stasiun itu Shi Na berlari keluar dan berkeliling mencari namja itu..., namja yang sangat ingin di temuinya. Namun demamnya membuat pandangannya sedikit kabur. Shi Na berhenti di dekat tangga terminal atas ke dua, nafasnya terengah. Keringatnya keluar dengan deras. Shi Na mengambil sapu tangannya saat sesuatu jatuh dari kantungnya.
Shi Na menatap benda berkilau itu. Tangannya dengan cepat menggenggam cincin itu dan mememakainya kembali,’cincin pembawa kebahagiaan dari Young Min..., selama ada cincin ini..., aku pasti...pasti baik-baik saja...’ yakin Shi Na mengganggam kedua tangannya dan berdoa,”ku mohon pertemukan aku dengan Young Min...’
Grep..., seseorang menarik Shi Na dan membuatnya terkejut.
“akhirnya kutemukan juga...”deru nafas lega Min Woo yang terengah,”kau membuatku cemas...ayo...aku akan mengantarmu kedokter...”
“a...ani...lepaskan aku...lepaskan..., aku ingin bertemu Young Min...YOUNG MIN...”teriak Shi Na dan berhasil membuat orang-orang di sekitar menatapnya.
“apa-apaan ini..., barang seperti ini kenapa..., sudah ku katakan lupakan diaaaa...”bentak Min Woo sambil merebut cincin dari tangan Shi Na dan melemparnya ke arah tangga.
“a..ANI...LEPASKAN AKUUUU...!!!” Shi Na mendorong Min Woo kasar hingga terjengkal dan berlari mengejar cincinnya yang menggelinding jatuh ke arah tangga stasiun.
Saat menuruni tangga dengan tergesah rasa pusing itu kembali muncul dan membuat Shi Na hampir terjatuh...,mwo? Hampir?
Shi Na yang menutup matanya, dan baru menyadari dia tak merasakan tubuhnya sakit sama sekali, dia membuka matanya dan menatap Young Min yang menangkapnya dan berada di pelukan namja yang ingin di lihatnya itu.
“kau ini..., kau mau mengulaingi saat kita bertemu? Untung saja kali ini aku tidak nyusruk (?)...ada apa? Mengagetkan saja..., pertama cincin yang terjatuh...kemudian kau...”Young Min membantu Shi Na bangkit kemudian manarik tangan Shi Na dan mengenakan cincin di tangan Shi Na yang terkejut,”pabo..., dari tadi aku mencarimu..., aku hampir putus asa...”Young Min memeluk Shi Na lega. Perasaan ini..., membuat Shi Na tak dapat menahan air matanya lagi dan menikmati pelukan hangat dari Young Min, hingga Young Min tersentak dan berkata,”Min Woo...”Young Min diam sesaat kemudian berkata lagi,” memang pernikahan ini hanya pura-pura...tapi secara hukum kami telah resmi menikah..., aku belum tau pernikahan ini akan berakhir atau akan kami lanjutkan...tapi meskipun kami hanya berpura-pura dan mengikatnya dengan kontrak... saat ini Shi Na adalah istriku...di depan tuhan aku berjanjiakan melindunginya tak akan kuberikan pada siapun, termasuk padamu...!”
‘Young Min...’ Shi Na hanya diam terkejut dengan kata-kata Young Min barusan,’benarkah? Benarkah apa yang dia katakan? Aku masih memiliki harapan walaupun sedikit?’
Min Woo tersenyum miring dan menghela kesal“bagaimana jika aku tak akan menyerah?” ucap Min Woo yang membuat keduanya terkejut,”aku..., akan kembali setelah melakukan debutku..., aku akan debut sbagai model..., hingga saat itu... jika Shi Na masih sendirian..., tak akan ku biarkan dia lepas dariku...tak akan pernah... dengan cara apapun... aku akan merebutnya...”janji Min Woo dengan tatapan kecewa pada keduanya,Min Woo kembali angkat suara dan berkata pada Shi Na,”ciuman tempo hari...murni keinginanku...bukan keinginan orang lain..., mianheo...”Min Woo menunduk kaku kemudian meninggalkan keduanya dengan perasaan lega yang aneh. Min Woo melambaikan tangannya dari balik punggungnya dan hilang di balik simpangan stasiun.
Ukh...
Shi Na akan terjatuh namun kali ini Young Min menangkapnya dengan sigap,”gwencana?”
“nae...,gwencana...hanya agak lemas...” jawab Shi Na sambil memegang keningnya,”GYAAA...” Shi Na terpekik saat Young Min mengangkat dirinya layaknya seorang putri dalam dongeng.
“ayo kita pulang...”
“eodie?” tanya Shi Na bingung.
“tentu saja ke rumah kita berdua...”senyum Young Min terkembang sambil menatap Shi Na lembut,”ah..., aku bertemu Jung Min semalam..., dia mengatakan akan pergi bersekolah keluar negri..., mianhe... aku tak memberitahumu..., kau sudah tertidur semalam...”
Deg... Jung Min... dia... bagaimanapun dia sahabatnya..., dia mengecewakan namja itu? Dia tak ingin seperti ini... tapi...
“dia mengatakan padaku untuk menjagamu...dan dia tak merasa marah sedikitpun, ku rasa akan ada surat darinya yang mengatakan langsung padamu..., ku harap jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri...” lanjut Young Min dan terus berjalan.
Shi Na tersenyum pada Young Min dan mengangguk kemudian memeluk Young Min erat, leher Young Min terasa hangat baginya, hanya menunggu surat itu..., surat dari sahabatnya... Shi Na harap akan ada kebahagiaan lain bagi Jung Min...,”Yo...Young Min...boleh aku bertanya?” tanya Shi Na di sela perjalanan mereka menuju apartemen yang tak jauh dari stasiun kereta.
Young Min hanya menjawab dengan mengangguk dan tersenyum lembut.
“jika...jika seandianya saja aku duluan yang menyukaimu...bagaimana?” Shi Na tau wajahnya pasti memerah sekarang.
“ah...nae... benar juga ya..., kalau begitu ku beri kau kesempatan untuk meluluhkan hatiku...”Young Min berkedip jahil pada Shi Na.
“m...MWOOO? yah yah..., kau ini namja yang terlalu percaya diri..., kau kira kau tampan?” pekik Shi Na dengan wajah kesal.
“loh tentu saja aku tampan..., jika tidak... nyonya Jo Shi Na... tak akan jatuh cinta padaku kan?”
“YAAAAAAKK...”
Keduanya...memulai kehidupan baru yang sesungguhnya... mulai saat ini...
===========FF~SPECIAL WEDDING SERIES A -Finish ============
Next Series..
Special Wedding Series B
~Sanggupkah Shi Na merebut hati Young Min? Pertarungan cinta Shi Na dan Young Min masih terus berlanjut ^_~
“pernikahan bohongan yang berlangsung antara Shi Na dan Young Min terus berlanjut. Diam-diam perasaan suka itu semakin meningkat dan terus meningkat, tatapan mata Young Min yang hangat dan penuh kasih sayang tak akan di lupakannya. Young Min pun sangat melindungi Shi Na. Tapi kemudian... saudara kembar Young Min datang ke dalam kehidupan mereka. Dia ingin memutuskan pernikahan itu... “
~Dengan cincin pernikahan ini aku bersumpah, kita akan bahagia selamanya...~