Jaaehee bersama Moon Jaeyong ayahnya mengantar Kim Sunhee menuju bandara karena ibunya akan melakukan tour show di beberapa negara. Setibanya di bandara terlihat begitu banyak wartawan yang siap untuk meliput kepergian Kim Sunhee itu.
“Jaehee ada banyak wartawan, kau mau ikut mengantar sampai dalam kan, yeobo eottohkkae?” Kim Sunhee.
“begini saja kau turunlah terlebih dulu biarkan mereka mewawancaraimu dulu, kami akan lewat pintu lain menyusul, setelah kau selesai segeralah masuk arratji?” Moon Jaeyong.
“wohoo appa, ide yang sangat brilian, geurrae eomma turunlah duluan, sampai bertemu di dalam ne”. Jaehee.
Setelah Kim Sunhee keluar dari mobil wartawan berkerumunan segera mendatanginya dan langsung melontarkan pertanyaan-pertanyaan. Kim Sunhee di kawal oleh petugas bandara, sementara Moon Jaeyong dan Jaehee masuk bandara melalui pintu lain.
“nampyeon nan kalkkae, putri ku kemarilah peluk eomma..hmm..eomma akan merindukanmu, kau harus baik-baik ya selama eomma pergi 2 bulan ini jangan membuat ayahmu cemas ne..sampai jumpa 2 bulan lagi, eomma kalkkae...jalgayeo”. Kim Sunhee berpamitan kepada suami dan putrinya.
“eomma jaga kesehatan walau jadwalmu padat jangan lupa untuk makan ne, hati-hati eomma”. Jaehee.
Jaehee dan ayahnya kembali ke rumah, setibanya di rumah terlihat seorang pria di depan gerbang rumah.
“Jaehee sepertinya itu Luhan, turunlah temui dia, appa masuk duluan..”Moon Jaeyong.
Jaehee turun dari mobilnya dan menemui Luhan, mengajaknya masuk ke rumah.
“oppa..aahh iya aku lupa harusnya hari ini kita pergi untuk menonton konser musik klasik kan?mian, tadi aku ikut mengantar eomma ke bandara”.
“oh gwaenchana, sebenarnya masih ada waktu konsernya akan berakhir 2 jam lagi kok, kalau begitu kita pergi sekarang kajja..Jaeyong samchon aku ijin membawa putrimu pergi”.
“ne appa, aku sebenarnya hari ini sudah janji dengan oppa menonton konser, kami pergi appa”. Jaehee dan Luhan berpamitan kepada Moon Jaeyong.
Sesampainya di tempat konser, Luhan dan Jaehee mendapat kursi di bagian tengah. Tujuan mereka menonton konser itu adalah sebagai bahan belajarnya sekaligus alasan Luhan untuk bisa mengajak Jaehee pergi bersamanya.
“oppa..permainan musik Jung In Ha sungguh mengagumkan, dialah idolaku heheh..oh aku ingin sekali bisa bertemu dengannya”. Bisik Jaehee di sela perteunjukan musik klasik berlangsung.
“jinjja?ohh..Jaehee-ya apa kau tau, Jung In Ha dia itu adalah temanku di SMP dulu dia orang nomor 1 di sekolah, tidak heran jika dia sekarang menjadi musisi musik klasik yang sangat diidolakan, ah bagaimana kalau kita menemuinya setelah konser aku akan mengenalkannya padamu, eoddae?” Luhan.
“ohh jeongmal..wah ddaebakk..mau oppa..Luhan oppa jjang hheheh”. puji Jaehee.
Konser berakhir dengan ribuan tepuk tangan, Luhan dan Jaehee keluar dari gedung konser dan menunnggu Jung In Ha keluar dari backstagenya. Tak lama orang yang ditunggu keluar, Luhan memanggilnya.
“Jaehee itu dia...Jung In Ha!” panggil Luhan.
“o.yakk neon..Luhan?” Jung In Ha mengerutkan dahinya heran karena bertemu lagi dengan teman lama semasa SMP.
“kau masih mengingatku?wow...tidak heran kau memang orang nomor 1 hahah, memorimu sungguh tajam..oh iya aku ingin memperkenalkan salah satu fans mu dia sangat mengidolakanmu..jamkan..Jaehee-ya kemari...” Luhan memanggil Jaehee.
“annyeonghaseyo eonni jae ireumeun Moon Jaehee imnida aku hoobae Luhan oppa, wah konsermu di dalam sungguh menakjubkan, aku sangat mengidolakan eonni dan ketika Luhan oppa bilang kau teman lamanya si nomor 1, jadi aku memintanya untuk diperkenalkan dengan eonni hehhe”. Puji Jaehee kepada Jung In Ha.
“oh gamsahamnida, iya Luhan teman lamaku, saat di SMP yang memberiku julukan nomor 1 dia orangnya hahah..oh jadi kau hoobaenya aku kira kalian pacaran haha habis kalian terlihat serasi, yakk Luhan jadi sampai kapan kau akan terus sendiri? Jaehee kau tau tidak Luhan sejak SMP dia itu adalah lelaki idaman di sekolah banyak sekali perempuan yang mengejarnya tapi dia selalu saja menolak, kemudian setelah kulihat kau bersamanya aku mengira Luhan sudah berubah hahah ternyata..tapi sungguh menurutku kalian cocok menjadi pasangan”.bahkan Jung In Ha sama seperti orang-orang yang melihat mereka dan mengira mereka pasangan.
“aniyo dia ini orang yang Taeyeon noona kenal, jadi maka itu kami dekat, oh bagaimana kabar Kang Saewon kau masih pacaran dengannya?” Luhan menutupi kejujurannya.
Mereka bertiga berbincang sampai tiba waktunya untuk pulang. Di tengah jalan hujan turun, sehingga menghentikan Luhan dan Jaehee untuk kembali ke rumahnya mereka berteduh di sebuah warung pinggir jalan yang tidak beroprasi.
“ah kenapa hujan, Jaehee bagaimana apa kau ingin menerobos hujan ini dan cepat sampai rumah atau berteduh menunggu hujan ini berhenti?” Luhan.
“oppa sebaiknya kita menunggu hujannya berhenti, tidak mungkin jika kita nekad menerobos hujan ini aku tidak ingin basah dan jatuh sakit hehe”.
“oh baiklah...hmm..Jaehee..apa kau kedinginan kau menggigil, mendekatlah aku pakaikan jaket..ja..”Luhan memberikan jaketnya untuk Jaehee pakai.
“gomawo oppa hehe”.
“Jaehee-ya”.
“wae?”
“apa kau menerima tawaran Kris waktu itu? hhm..maksudku taruhan itu, apa kau menerimanya?kelompok kita kalah, jadi apa kau sudah memutuskan?” Luhan.
“ohh..ani..aniyo, aku sama sekali tidak menerimanya, aku kan sudah bilang tidak sudi tapi Kris selalu saja mengejarku sepertinya yang di bilang Chen benar dia tidak akan menyerah sampai mendapatkan aku...ahh ani, kenapa kau menanyakan itu?”Jaehee.
“lalu apa kau mulai menyukai Kris?...aku hanya khawatir kau akan di sakiti olehnya, kasus lenganmu itu aku sungguh menghawatirkanmu..”.
“tentu aku tidak menyukainya, karena dalam hatiku ada orang lain yang ku cintai..aap..heheh..aku bicara omong kosong lagi..mulutku ini benar-benar”. Jaehee menampar-nampar bibirnya.
Jeongmal?ada orang lain yang kau cintai di hatimu?siapa orang itu?aku berharap itu aku. Batin Luhan.
Orang lain itu kau Luhan oppa, kau orangnya, apa kau mengetahui itu?bagaimana denganmu oppa siapa perempuan yang ada di hatimu, seandainya...aku mengharapkan perempuan di hatimu itu aku. Batin Jaehee.
“oh hilang sudah”. bisik Luhan.
“mwo?” tanya Jaehee.
“itu..ehmm..ani, ada seseorang datang padaku dan mengatakan dia sangat menyukaimu sejak lama tapi setelah mengira kau akan menerima tawaran Kris lelaki itu sedikit khawatir tidak bisa menyatakan perasaannya padamu”.
“nde?jadi maksud oppa ada lelaki yang menyukaiku selain Kris?nugu?apa aku mengenalnya, karena kau bilang dia menyukaiku sejak lama, benarkah?”tanya Jaehee penasaran.
“ne..lelaki itu bilang kau adalah mataharinya, dia sangat ingin melindungimu walau kau tidak menyadari dia selalu ada di dekatmu, dia bahkan benar-benar sangat mengenalmu, aku pun heran mendengar ceritanya apa kau punya teman lelaki lain yang kau kenal?”tanya Luhan yang memberi petunjuk tersembunyi bahwa orang yang diceritakannya kepada Jaehee adalah dia.
“teman lelaki lain?hmm..aahh ada dia teman kecilku namanya Kang Hyukjae, oh tapi aku sudah lama sekali tidak bertemu dengannya dia sudah pindah ke Amerika bagaimana bisa dia mengenal oppa dan menceritakan dia menyukaiku pada oppa, oppa mengenalnya?” Jaehee membuat lelucon, karena dia telah menyadari siapa orang yang Luhan ceritakan karena selama ini teman lelaki satu-satunya yang dimiliki adalah Luhan sendiri.
“ohh..eeuu..ne Kang Hyukjae, ohh jadi benar dia teman kecilmu..ah pantas tapi bagaimana dia tau kalau aku juga mengenalmu sehingga dia menceritakannya padaku hehe..oh hujannya berhenti, kajja kita pulang”. Luhan merasa malu karena mengira petunjuk yang diberikannya diam-diam akan membuat Jaehee menyadari orang yang sedang Luhan ceritakan adalah dirinya sendiri.
“oppa! Hahahah...oppa! hahah kau lucu sekali, wajahmu berubah ekspresi saat aku cerita aku punya teman kecil Kang Hyukjae hahah, oppa sepertinya kau sangat tidak mengerti apa yang kumaksud hahah...apa oppa tidak tau sebenarnya aku hanya mengarang saja tentang Kang Hyukjae, lalu bagaimana bisa oppa terjebak sampai mengatakan Kang Hyukjae mengenalmu hahah..selama ini teman lelaki yang kumiliki ya kau oppa, hanya Luhan oppa neon molla hahahha”. Canda Jaehee.
Mwo?Kang Hyukjaei itu hanya karangannya Jaehee, dia bilang teman lelaki satu-satunya hanya aku yang dimilikinya, mungkinkah harapan ku benar tentang lelaki di dalam hatinya, apa itu sungguh aku?batin Luhan.
“ohh heheh jinjja?jadi Kang Hyukjae sebenarnya tidak ada?oo..mian sepertinya ucapanku melantur hehe..”Luhan.
“wae oppa?apa yang mau kau katakan, sepertinya aku melihat sesuatu dimatamu yang mengatakan kau ingin ungkapkan sesuatu padaku, ayo katakanlah”. Paksa Jaehee.
“wah apa kau pembaca pikiranku hahah, kau sangat peka sekali, sejujurnya memang ada yang ingin kukatakan padamu Jaehee...aku...bagaimana mengatakannya ya?hmm...aku..orang yang aku ceritakan tadi..orang itu yang menyukaimu dia adalah..itu...” Luhan mengungkapkan kejujuran perasaannya itu tetapi sayanganya ketika akan terungkap suara petir yang keras mengganggu pendengaran Jaehee yang tidak bisa mengetahui kebenaran itu.
“ya itu benar”. Ujar Luhan setelah petir menghilang.
“nde?nugu?orang yang oppa bilang tadi siapa dia?bisa kau ulangi, aku tidak mendengarnya karena suara petir”. Eluh Jaehee.
“mian aku tidak bisa mengulangi ucapanku tadi, dwaesseo kita pulang saja ini sudah sangat malam, ayahmu pasti cemas”.
“ahh oppa..malhaebwa siapa orang itu yang menyukaiku, jebal...” mohon Jaehee.
“sudah kubilang tidak ada siaran ulang, kau akan mengetahuinya sendiri nanti”. Luhan bertahan tidak mengulangi ucapannya begitu juga dengan Jaehee yang terus memaksa bertanya tentang cerita Luhan.
Jaehee orang yang kuceritakan...orang yang menyukaimu dan ingin melindungimu..orang itu AKU..Luhan.
Luhan oppa! Siapa orang itu, jujurlah katakan siapa orang yang menyukaiku?apa dugaanku benar, orang itu kau kan Luhan oppa?.Moon Jaehee.