“eomma nan kalkkae”. Jaehee melangkahkan kaki keluar dari rumahnya yang besar. Kemudian berjalan menuju halte bis.
Bis tiba, Jaahee menaikinya lebih dulu disusul dengan Kris. Jaehee duduk di bangku dengan 2 kursi kemudian Kris menduduki kursi sebelahnya mereka duduk satu bangku.
“wah cuaca terlihat cerah hhmm”.
“geurrae cuaca pagi ini memang cerah, aku bahagia melihat pagi ini karena bisa melihatmu pacarku..gadis payung hehe”. Tiba-tiba entah dari mana orang yang sangat menyebalkan bagi Jaehee muncul duduk di sebelahnya.
“yakk! Neon! Aisshhh..aku heran denganmu apa kau penguntit...yakk minggir jangan duduk dekat denganku, awas kau”. Ancam Jahee.
Tiba saatnya pulang seluruh murid bergerombol keluar dari sekolah, tidak begitu dengan Jaehee,Luhan,Jongdae juga Kris. Jaehee,Luhan dan Jongdae masih berada di lab musik tentunya, sementara Kris meninggu Jaehee di depan lab musik.
“Luhan sunbae, Jaehee, Kris sunbae sepertinya tidak akan menyerah untuk mendapatkan Jaehee, lihat saja bahkan sekarang dia menunggumu Jaehee”. Ujar Jongdae
“mwo?apa maksudmu?”Jaehee. Jongdae memberi pertanda yang menunjuk lokasi Kris.
“oppa aku pulang denganmu ya”.
“lalu bagaimana dengan orang itu(Kris)?”
“memangnya dia siapa?aku tidak mempedulikan dia, biarkan saja”.
Jaehee,Luhan dan Jongdae keluar dari lab musik. Kris bergegas menghampiri gadis yang disukainya.
“gadis payung! kajja kita pulang”. Kris memegang tangan Jaehee, kemudian Jaehee melepaskan genggaman itu.
“neon nuguya?Luhan oppa kajja, aku pulang denganmu”. Jaehee memegang lengan Luhan.
“yakk , kau kan pacarku, andwae! Kau harus pulang bersamaku arratji”. Karena sudah mendesak Kris dengan paksa menarik lengan gadis itu, sehingga Jaehee terpental jauh dari Luhan.
“lepas hey! Yakk brandal gila, issshhh...sakit..aakkk...yak! berani sekali kau memperlakukan aku seperti ini memangnya kau siapa?lepas!..hikss..yakk hikss..lepaskan hikss aku kesakitan...kau sungguh tidak berperasaan hiks”. Jaehee menangis, sehingga membuat Kris luluh dan melepaskan tarikan tangannya yang kuat.
“mianhae..mian..biar kulihat apa merah?”
“dwaesseo! Hikkss..kau sungguh orang yang tidak berperasaan, kasar hikkss..apa kau selalu melakukan seperti ini terhadap pacarmu eoh...jahat hiksss..aku mohon menjauhlah dariku..tolong jangan ganggu aku lagi, sungguh menyakitkan jika kau terus memperlakukan aku seperti ini..” Jaehee pergi meninggalkan Kris dengan amarah dan rasa kesakitandi lengannya.
Mianhae aku tidak bermaksud kasar padamu, aku melakukan itu karena aku terlalu menyukaimu Gadis Payung...mianhae. Kris
Kris membuntuti Jaehee dari belakangnya. Sampai gadis itu memasuki rumahnya Kris tetap melakukan itu. Sepanjang perjalanan Kris terus berpikiran apa dirinya memang selalu bersikap kasar seperti ini, apa Kris selalu bersalah jika dia selalu membuat lengan gadis yang disukainya terluka hanya karena rasa cemburu.
“apa dulu Naeun pergi meninggalkan aku karena aku bersikap kasar juga padanya?melihat Gadis Payung menangis kesakitan karena perlakuan kasarku, aku menjadi luluh, tapi aku tidak sengaja menarik tangannya sekuat itu..yakk neon pabbo Kris, apa kau tidak bisa merubah sikap kasarmu ini huh?...pantas saja Naeun meninggalkanmu”. Kris kesal pada dirinya.
*Flashback*
“sudah kubilang padamu, jauhi pria itu kau kan pacarku, arra?” Kris memaki Naeun.
“hiks..hikss...geumanhae, aku sudah tidak kuat lagi menjadi pacarmu, kau selalu bersikap kasar...aku ingin putus darimu kita akhiri hubungan ini hikss”.
PLAAKK! Kris menampar pacarnya itu, “aku sudah mengatakannya padamu jangan pernah kau meminta putus dariku, aku mencintaimu eoh?”
“lihat! Kau bahkan menamparku sekarang, apa ini yang kau sebut cinta eoh hiksss..Woosung oppa bahkan tidak pernah menamparku sepertimu, kau itu kasar,egois, kau selalu saja ingin menang sendiri..selama ini aku sudah terlalu sabar menahan kesakitan karenamu”. Naeun pergi meninggalkan Kris.
“Naeun-a! Naeun..kembalilah! Naeun mianhahe...mianhae...hikss”
*FlashbackEnd*
Keesokan harinya disekolah, Jongdae,Jaehee dan Luhan makan siang di kantin. Dan Jongdae baru menyadari lengan Jaehee yang terbungkus perban.
“oh Jaehee, kenapa tanganmu di perban?apa kau terluka?” Jongdae.
“ah ini karena ulah Kris, dia selalu melukai tanganku seperi ini, orang itu sangat kasar padaku aku berusaha menjauhi dia tapi pasti hasilnya selalu begini”. Jaehee.
“Jaehee-ya, apa kau sudah menerima tawarannya untuk menjadi pacarnya?jika aku melihatmu diperlakukan seperti ini terus aku akan menyuruhnya menjauhimu eoh”. Luhan.
“oppa aku itu tidak sudi menerima tawarannya aku kan tidak menyukainya, tapi setiap aku menjauhinya dia selalu menarik lenganku”.
Di sisi Lay dan Tao mereka berdua dari kejauhan tempat Jaehee,Luhan dan Jongdae duduk terlihat sedang membicarakan sebuah rencana, rencana besar untuk membuat Jaehee membayar semua hal karena telah membuat “wolf” terpecah. Begitu juga dengan Kris yang duduk membelakangi Tao dan Lay sambil memperhatikan Jaehee.
“Tao aku tau bagaimana caranya untuk membuat si gadis payung Kris itu membayar perlakuannya kajja ddarawa”. Lay berbisik pada Tao dan terdengar oleh Kris.
Tao dan Lay pergi dari kantin, menuju atap gedung sekolah dengan membawa sebuah pot yang sepertinya akan mereka jatuhkan tepat di atas kepala Jaehee.
Apa yang Lay dan Tao rencanakan?apa mereka akan mencelakai Jaehee?andwae aku harus menhalanginya..tapi pergi kemana mereka berdua. Batin Kris
Jaehee, berencana menuju lab musik. Tao dan Lay telah bersiap di atap gedung tepatnya di atas Jaehee yang melewati jalan itu. sementara Kris memantau Jaehee dari depan jalan.
“mwo?Lay dan Tao di atas sana, apa yang akan mereka lakukan...mwoya! mereka akan menjatuhkan pot itu di atas Jaehee..ani...andwae...Jaehee-ya..mundurlah yak!!” Kris berteriak kepada Jaehee.
“mwo?kenapa aku harus mundur?”Jaehee bingung dengan ucapan Kris.
“Jaehee!! Andwae!! “Kris berlari menuju tempat Jaehee untuk membuatnya mundur, Lay dan Tao sudah menjatuhkan pot itu yang mungkin hanya tinggal beberapa centi akan menyentuh kepala Jaehee dan membuat Jaehee terluka.
Untungnya Kris berhasil mendorong Jaehee kebelakang sehingga mereka terjatuh dalam posisi tertidur di tanah.
“ohh Jaehee ya, gwaenchana?” Kris.
“akk lenganku, aahh sakit sekali kau mendorongku terlalu keras, tadi itu apa?kenapa kau mendorongku mundur eoh?lihat lenganku jadi tambah sakit aak”.Jaehee.
“apa kau tidak lihat, di atas ada orang yang akan mencelakaimu dengan menjatuhkan pot yang akan mengenai kepalamu jika kau tidak ku dorong mundur arra?”
“Jaehee ada apa? gwaenchana?” Luhan dan Jongdae.
“yaakk Kris apa yang kau lakukan pada Jaehee eoh?”tanya Luhan panik.
Kris tidak menjawab pertanyaan Luhan dan pergi begitu sajasetelah menyelamatkan Jaehee. Luhan dan Jongdae membawa Jaehee ke UKS dan mengobati bengkak lengannya yang semakin parah.
Kris menghampiri Lay dan Tao di kelas.
“Lay, Tao neon deurri micheosseo eoh, pot yang hampir jatuh di atas kepala Jaehee itu kalian kan yang sengaja melakukannya?wae?apa kalian ingin membalasku, yakk bukan begini caranya. Aku peringatkan pada kalian, jika sekali lagi kulihat kalian mencelakai pacarku akan kubuat kalian lebih menderita arratji?kali ini aku biarkan kalian, awas saja!” ancam Kris.
Kris kemudian kembali ke tempat Jaehee jatuh tetapi gadis itu sudah tidak ada di situ. Lalu Kris mencoba melihatnya di lab musik, juga tidak ada, pilihan terakhirnya UKS, benar saja gadis itu kini sedang terduduk di UKS bersama Luhan yang sedang mengobati lengannya.
“aww...cheonconi oppa..hehehe..esshh aku senang oppa yang mengobati lukaku ...aakk..”
“begitukah?aa tadi itu kenapa kau bisa jatuh bersama Kris?”tanya Luhan.
“itu tadi...entahlah dia bilang ada yang ingin mencelakaiku, ada orang yang menjatuhkan pot dari atas kemudian dia mendorongku mundur dan jatuh”.
“gadis payung, gwaenchana?”tiba-tiba Kris masuk UKS.
“mau apalagi kau kemari, apa belum cukup dengan melukai tanganku juga mendorongku jatuh huh?kenapa kau selalu membuatku menderita, menjauhlah dariku aku sama sekali tidak menyukaimu”. Jaehee marah.
“Jaehee kajja oppa antar ke kelas”. Ajak Luhan.
“ani, aku yang akan mengantarnya kau masih bisa jalankan aku akan memapahmu”. Timbal Kris.
“tidak aku tidak mau diantar olehmu brandal gila, oppa aku diantar oppa saja..aakk kakiku...” eluh Jaehee.
“gwaenchana apa kau kuat berjalan, jika tidak aku gendong saja ne, kajja naiklah ke punggungku”. Luhan menawarkan punggungnya untuk menggendong Jaehee dan gadis itu menerima tawarannya.
Kris hanya bisa menatap Jaehee yang digendong oleh Luhan dan mengikhlaskan hal itu. Dia merasa bersalah telah membuat Jaehee menderita, apa yang bisa diperbuatnya penderitaan yang Jaehee dapat semua itu selalu karena Kris tapi Kris tetap belum mau melepaskan gadis yang disukainya walau sebenarnya ingin membuat gadis itu terhindar dari penderitaannya.
Hanya maaf yang bisa ku ungkapkan, tapi untuk melepasmu aku belum bisa karena aku begitu sangat menyukaimu Gadis Payung jadi tolonglah kau tetap kuat menghadapi penderitaan yang menimpamu, aku tidak bermaksud menyebabkan penderitaan itu..tetaplah bersamaku jebal. Kris.
Luhan oppa, jebal bantu aku terlepas dari Kris dia selalu membuatku menderita dia sangat kasar juga pemaksa. Aku tidak menyukainya, pria yang kusukai hanya kau oppa bawalah aku pergi kepelukanmu jebal. Jaehee.
Jaehee bersabarlah tunggu aku akan membawamu padaku agar penderitaan yang kau alami karena Kris lenyap, bersama Kris kau hanya akan selalu menderita aku tidak rela melihatmu menderita tunggulah ditempatmu..aku akan berlari dan menarik tanganmu dengan lembut kemudian kita pergi tinggalkan Kris. Luhan.