“Jaehee bulan ini akan sering turun hujan, bawa selalu payungmu eomma khawatir dengan kesehatanmu jika kau kehujanan”. Sunhee.
“ne eomma, aku akan turuti perintah eomma ku tersayang hmm..oh eomma hari ini kau ada wawancara dengan wartawana kan?jika mereka bertanya tentang anak bilang saja anak eomma sekolah di luar negeri ne”. Jaehee.
“ohh wae! Padahal eomma ingin memberitau publik tentang dirimu putriku, sudah 12 tahun belakangan ini kau selalu saja tidak ingin diketahui sebagai anak dari pasangan musisi dan penyanyi terkenal di Korea. Sampai kapan kami harus menutupi tentang putri kami yang cantik dan pintar ini, pastinya publik harus tau anak kami menuruni bakat kedua orangtuanya”. Eluh Sunhee.
“jika saatnya tiba, biar nanti aku sendiri yang meminta untuk wawancara dan membongkarnya, mianhae eomma hmm..aku berangkat”. Jaehee pergi.
sesampainya di sekolah, lagi-lagi langkah Jaehee di hentikan oleh geng “wolf” tepat gerbang sekolah sementara murid-murid lainnya berlarian masuk kelas karena bel sudah berdering.
“sudah kubilangkan, lain waktu ketika kau bertemu dengan kami kau tidak akan selamat dan kami akan membuatmu menderita”. Ancam Lay.
“ohh yakk Lay hyung jangan terlalu kasar lah sama perempuan imut ini eoh hahah...kasihan pasti dia ketakutan uhhh hahahah...Kris kita apakan dia sekarang?”. Tao.
“hmm..ilddan, Lay tas...Tao tarik ikat rambutnya”. Perintah Kris langsung dilakukan oleh kedua anteknya. Mereka merebut tas Jaehee dan menarik ikat rambut Jaehee yang diikatkan pada rambutnya yang panjang sehingga rambutnya terurai.
“ohh..lihat wah, ternyata perempuan ini jauh lebih cantik jika rambutnya terurai huaahh...aigoo sepertinya aku suka dengan perempuan seperti dia ahhah”. Tao.
Sementara Jaehee hanya diam tidak berbuat apapun walau geng “wolf” terus mengganggunya, bahkan Lay membongkar seluruh isi tas Jaehee yang hanya di penuhi buku-buku pelajaran,tempat pensil dan dompetnya. Ketika Kris mencoba mengambil dompet Jaehee, lengan seseorang telah mengambilnya lebih dulu.
“ya! kalian bertiga, apa kalian ini tidak ada kerjaan selalu saja menganggu murid lain bahkan adik kelas pun kalian ganggu, poin kalian aku kurangi 20. Hal yang kalian lakukan sekarang bahkan lebih buruk membongkar tas orang, Jaehee bereskan barang-barangmu dan masuklah ke kelas”. Orang itu ...Luhan, dia datang menonolong.
“brandal tetaplah brandal....oppa kajja”. Jaehee mengejek Kris kemudian melanjutkan langkahnya masuk kelas bersama Luhan tetapi Kris malah menarik lengan gadis itu dengan paksa.
“ya! urusanmu dengan kami belum selesai, kau tidak akan bisa masuk sebelum kau selesaikan masalahnya, murid special kau jangan ikut campur...yeudeul kajja”. Kris menarik gadis itu dari Luhan dan membawanya menuju lapangan sekolah diikuti 2 anteknya juga Luhan.
“yakk! Apa yang mau kau lakukan padanya? Lepaskan dia!” sentak Luhan.
“ishhh lepaskan! Lepaskan aku! Yakkk!” Jaehee mencoba melawan tarikan tangan Kris. “plaakk” dia menamparnya. “Bad Boy ofcourse Bad Boy!huh You’re so annoying!” amarah Jaehee sudah memuncak sampai dia berani menampar ketua “wolf” menyebalkan itu yang disaksikan Luhan juga 2 antek Kris.
Kris diam terpaku setelah mendapat tamparan gadis itu, kedua anteknya menghampirinya menanyakan keadaannya. Jaehee pergi dari lapangan bersama Luhan dan masuk ke kelas masing-masing.
“ohh Kris gwaenchana eoh?ya! gadis itu sepertinya gila, berani sekali dia manampar sajjangnim “wolf”, apa yang harus aku lakukan apa aku harus membalasnya?” Tao.
“ani...andwae Tao...ya yakk kajja kita masuk kelas saja”. Perasaan Kris tidak karuan setelah mendapat tamparan itu, juga ini pertama kalinya dia ditampar bahkan ayah dan ibunya tidak pernah sama sekali menamparnya.
Wae?ada apa denganku setelah ditampar gadis payung itu, kenapa pikiranku jadi kacau tidak karuan, harusnya aku membalas dia tapi kenapa tiba-tiba aku merasa tidak berani membalasnya?. Kris. “aakkk!!! Memalukan sekali, harga diriku jatuh, lihat saja nanti gadis payung”. Timbal Kris.
Jaehee tidak pulang bersama dengan Luhan lagi untuk kali pertama dia pulang sendiri menggunakan bis karena taxi tidak mungkin melewati sekolah. Sementara murid-murid lain yang berlatar belakang keluarga kaya, setiap hari mereka diantar dan jemput oleh mobil pribadinya.
“ya ini sudah keputusanku merahasiakan aku anak siapa, jadi aku tidak usah iri melihat mereka yang setiap hari diantar jemput walau sebenarnya aku bisa melakukan hal yang sama seperti mereka...naik bis lebih mengirit uang jajan ku hmm”. Jaehee.
Bis pun tiba dan Jaehee menaikinya. Tanpa dia sadari ada seseorang yang membuntutinya bahkan menaiki bis yang sama dengannya.
“gadis payung, kenapa dia naik bis apa dia bukan “kalangan atas”?” bisik orang yang membuntuti Jaehee tepat duduk di belakangnya yang ternyata itu Kris.
Jaehee mengarahkan pandangannya ke jendela bis sambil tersenyum, “hmm..ternyata naik bis lebih menyenangkan, lebih baik mulai sekarang aku setiap hari naik bis saja hmm”.
Kris yang menutupi wajahnya dengan topi, diam-diam melihat gadis itu tersenyum dan sepertinya dia mulai terpesona dengan pandangannya.
Dia tersnyum, gadis payung...kau tersenyum, aku melihatnya ohh..perasaan apa ini aku merasa senang bisa melihat dia tersenyum padahal aku sudah di tamparnya tadi. Rasa dendamku, tiba-tiba karena melihatnya tersenyum...lenyap. Kris.
Kemudian bis berhenti dan Jaehee turun dari bis itu diikuti Kris di belakangnya. Gadis itu terus berjalan sampai depan sebuah supermarket yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya yang besar, kemudian menghentikan langkahnya karena menyadari telah dibuntuti seseorang di belakangnya.
Jaehee berbalik menghadap seseorang di belakangnya, “yaakk!! Neon nuguya??” Jaehee kemudian membuka topi orang itu yang sama sekali tidak melawan ketika sudah diketahui siapa orangnya.
“neo...yaakk!! apa kau tidak kapok setelah aku menamparmu eoh?sekarang kau membuntuti ku wae?kau mau balas dendam padaku, ayo lakukan....hah cham kau sama sekali tidak gentle kau tidak berani membalas ku sampai harus membuntuti ku eoh?” Jaehee.
“aa..ani...siapa juga yang membuntutimu nan geunyang...ingin ke supermarket ini belanja uh, oh aku sama sekali tidak tau jika kau tinggal dekat sini, tapi bukankah ini komplek orang-orang “kalangan atas”? jangan-jangan kau...” Kris.
“itu bukan urusanmu pergi kau, palli kka!! Awas jangan membuntuti jika kulihat kau membuntuti ku lagi kau akan kubuat hancur arratji!! Cikkk...you’re annoying!” Jaehee.
Setelah Jaehee telah jauh meninggalkan Kris, pria itu ternyata masih membuntutinya sampai gadis itu masuk ke rumahnya yang besar.
“jadi gadis payung itu, ternyata dia anak “kalangan atas”, tapi kenapa dia naik bis tadi, kukira dia berasal dari kalangan yang sama sepertiku...ahh aku jadi semakin penasaran siapa dia sebenarnya, ini menarik sekali aku semakin menyukai dia sedikit demi sedikit aku akan mengetahui kebenarannya..heuh”. Kris berlalu setelah menemukan tempat Jaehee tinggal.
Besoknya di sekolah ketika sedang istirahat geng “wolf” mendatangi kelas angkatan 15 dimana Jaehee berada. Gadis itu sedang terduduk dibangkunya sambil membaca buku.
“hooohh annyeong gadis payung, aigoo lihat dia menatapku dengan tajam huuuhhh takuutt.... hahahahah ya jangan melihatku seperti itu”. Kris tiba-tiba duduk di depan gadis itu.
“mwo?sepertinya hari ini aku tidak meminta siapapun untuk menemuiku, pergi kalian, jangan ganggu aku jika kalian tidak ingin kubuat ditendang dari sekolah ini”. Amarah Jaehee naik.
“ohh apa itu bisa, apa kau bisa menendang kami dari sekolah ini?ohh eoddae?apa kau anak pemilik sekolah ini, atau mungkin punya koneksi dengan sekolah ini, yakk yeudel apa kalian semua tau ternyata si gadis payung ini anak “kalangan atas” seperti yang lainnya”. Kris.
“oh jinjjayo?anak kalangan atas dari keluarga mana Kris?” tanya Tao.
“hhmm molla, aku belum memastikannya dia anak siapa, tapi sepertinya dia bukanlah orang biasa hahah geutji gadis payung?”sindir Kris.
“ciikk apa kau tidak ada kerjaan sama sekali eoh, setiap hari selalu saja menggangguku sepertinya kalian memang inigin di tendang dari sekolah ini heuh, baiklah akan ku kabulkan keinginan kalian keluar dari sekolah ini”. Jaehee kemudian berdiri dari bangkunya berniat untuk keluar dari kelas, tapi terhalang karena Kris menariknya dan merangkul gadis itu.
“yaakk!! Lepaskan!!”
“aniyo aku tidak akan melepaskanmu kali ini hiihi...semuanya dengarkan...gadis ini mulai sekarang dia adalah pacarku..pacar dari ketua “wolf” siapa saja yang berani mengganggunya kalian semua akan berhadapan dengan ku arratji! “ ucapan Kris membuat gadis itu akan meningkatkan amarahnya sampai tingakat yang sangat tinggi.
“mwo pacar??”
“apa dia bilang pacar???”
“mwo....Kris apa maksudmu?” Lay dan Tao ikut bingung dengan ucapan Kris
Semua murid terkejut mendengar ucapan Kris, bahkan Luhan yang telah berdiri di depan pintu kelas angkatan 15.
“yaakk!! Mwo? neon micheosseo??Pacar..heol..bahkan jadi teman kalian pun aku tidak sudi ciikk..... lepaskan aku sebelum aku tambah tamparanku di pipi sebelahnya lagi, palli!!” Jaehee mencoba melawan agar bisa lepas dari rangkulan Kris.
“Kris lepaskan dia!!” suara yang berasal dari Luhan membuat suasana hening, murid-murid dari kelas lainnya menonton kejadian itu di luar kelas angkatan 15.
Luhan mencoba mengambil Jaehee dari Kris dan Kris menarik lengan gadis itu. Luhan dan Kris saling bertatap tajam, sementara Jaehee yang berada di tengah-tengah ikut menatap tajam ke arah Kris.
Kemudian Kris melepaskan tangan Jaehee, Luhan mencoba membawa Jaehee keluar dari kelas sampai di pintu, “GADIS PAYUNG! AKU MENYUKAIMU”. Kris melontarkan kata-kata itu secara langsung di hadapan seluruh murid yang menyaksikan kejadian itu.
Jaehee berbalik sejenak kemudian keluar dari kelas bersama Luhan, tidak mempedulikan lagi orang yang baru saja mengungkapkan isi hatinya kepada gadis itu di depan murid-murid.