Seluruh murid angkatan 11 membuat kegaduhan di kelas setelah guru keluar kelas.
“ahh eotohkaji? Guru bilang kita akan test exam menampilkan jenis musik sesuai keinginan kita, aku sendiri masih bingung aku menyukai jenis musik apa uhhhh eomma aaakkk”. Eluh salah seorang murid perempuan.
“ne, aku bahkan sama sekali belum berlatih dengan gitarku bagaimana aku menemukan jenis musik yang mau kumainkan?ohh, sebenarnya aku benci sekali masuk sekolah ini, aku sama sekali tidak cinta musik aku hanya suka menjadi penata busana, ini semua karena appaku uhh”. Murid perempuan lainnya berkomentar.
“ohh eottohke??”
“eottohke????”
Semua murid angkatan 11 membuat kelas menjadi ramai sampai terdengar ke kelas angkatan 15.
“ya! joyonghi! Yeudeul, bagaimanapun ini semua kewajiban kita karena kita sekolah di sini tentunya kita harus mengikuti aturan sekolah ini termasuk test exam, begini saja kita buat kelompok untuk test exam ini agar lebih memudahkan kalian jenis musik apa yang bisa kalian mainkan di exam nanti”. Luhan merelai keributan dan menemukan solusi terbaik.
“geurrae, Luhan benar, kita bisa membagi kelompok untuk exam pastinya itu lebih mudah, kita bagi untuk yang menyukai genre musik jazz, rock, pop, dan klasik”. Timbal murid lelaki lainnya.
“saran yang bagus, gomawo..ne kalo begitu silahkan mulai dari sekarang bagi yang menyukai jazz harap maju ke depan..set..tasod, jazz 5 orang, rock....”ucapan Luhan terhenti.
“untuk rock kami yang akan melakukannya, sudah pasti karena itu keahlian kami”. Timbal Kris.
“ya! jika kalian melakukan rock pasti score exam kalian mugnkin lebih rendah dari F hahahahahah...” sindir salah seorang murid.
“sudah sudah..baiklah untuk rock geng mu yang melakukannya....dan genre lainnya silahkan atur ne”. Setelah Luhan selesai membereskan urusan exam di kelasnya, dia keluar dan berjalan menuju kelas Jaehee.
Ternyata Jaehee tidak terlihat batang hidungnya di kelas, “kemana dia?apa mungkin di lab musik?sebaiknya aku lihat kesana juga”. Luhan mencari Jaehee di lab musik. Dan benar saja tebakan Luhan, perempuan yang dicarinya kini sedang terduduk di depan piano sambil memainkan musik klasik yang begitu indah.
Luhan belum berani masuk untuk menyapa Jaehee yang berkonsentrasi memainkan musik klasiknya, dia hanya berdiri di luar sambil memperhatikan perempuan itu dari jendela.
Melihatnya bermain piano dengan musik klasik, membuat dia terlihat begitu cantik, aku serasa bahagia mendengar musik klasik yang di mainkannya...selalu saja hatiku merasa bahagia melihatnya yang begitu mencintai musik, benar aku memang menyukai dia. Luhan.
Setelah terlihat Jaehee berhenti memainkan piano, Luhan bergegas masuk lab bahasa sebelum perempuan yang disukainya itu pergi.
“daebakk!! Musik klasik yang kau mainkan, ini pertama kalinya aku mendengar musik itu, apa kau mengaransemennya sendiri?” puji Luhan.
“apa oppa mendengar aku bermain sembunyi-sembunyi tadi?”Jaehee memerah malu.
“eoh, mian, aku tidak ingin mengganggu konsentrasimu bermain jadi aku mendengarnya diam-diam dari luar tadi”. Timbal Luhan.
“aku mencarimu sejak tadi, aku mau meminta bantuanmu untuk exam, 3 hari lagi kelasku akan exam dan guru bilang kami harus memainkan musik sesuai keinginan kami. Karena musik yang kusukai sama denganmu, jadi aku mencarimu. Apa kau mau membantu ku?” tanya Luhan.
“ne geurrae, tentu aku mau membantumu oppa”. Jaehee.
Bel pulang sekolah telah berdering, Luhan menghampiri Jaehee ke kelasnya untuk mengajaknya berlatih musik klasik bersama di lab musik.
Mereka asik berlatih berdua di lab musik sementara geng “wolf” pulang melewati lab bahasa. Lay dan Tao berjalan mendului Kris, langkah Kris terhenti ketika melihat 2 murid yang sedang memainkan piano dari jendela lab musik.
Apa mereka berdua benar-benar pacaran?gadis payung itu apa benar pacar si murid special?mereka akrab dan terlihat bahagia mesra bersama, oh apa aku cemburu melihat mereka?ahh sudahlah apa peduliku...Kris.
“ahahaha...ani...bukan seperti itu..begini..nanana...nana...na..do...oppa, arratji?” Jaehee mengajari Luhan mengaransemen musik klasik.
“ne, arrasseo..”Luhan.
“geundae, jika aku membantumu mengaransemen musik klasik ini, timbal balik untukku apa?”Jahee.
“hmmm....aku akan mentraktirmu ddokpokki sepuasnya, eoddae?kau masih menyukai ddokpokki bukan atau seleramu sudah berubah?” Luhan.
“ani, sampai sekarang ddokpokki tetap seleraku, geurrrae ddokpokki yeeee..ayo kita lanjutkan”. Jaehee dan Luhan membuat kesepakatan. Setelah selesai menemukan aransemen musik klasik, mereka bergegas menuju warung pinggir jalan yang menjual ddokpokki.
Mereka menikmati makan bersama, orang-orang di sekitar mereka memperhatikan khususnya terfokus pada Luhan karena publik telah mengetahui identitas Luhan sebagai adik Taeyeon SNSD.
“ya bukankah itu namdongsaeng Taeyeon SNSD?wah dia tampan sekali..lihat dia sedang bersama siapa ya?apa itu pacarnya, eh ayo foto mereka”. Ujuar beberapa wanita yang sedang membeli ddokpokki.
“Jaehee eottohke, mereka memfoto kita dan membicarakan kita?” Luhan ketakutan karena takut ucapan wanita-wanita itu menyinggung perasaan Jaehee.
“sudahlah biarkan mereka, mata publik pasti tidak akan luput dari idolanya apalagi keluarga idola, kita lanjutkan saja makannya..ehmm mashidda”. Jaehee tidak mempedulikan orang-orang sekitar yang membicarakan mereka dan mengira mereka pasangan.
Apa dia merasa nyaman orang-orang mengira kami pasangan?bagiku itu tidak masalah karena nyatanya aku memang meyukai dia...apakah Jaehee punya perasaan yang sama denganku? Batin Luhan.
Selesai menghabiskan ddokpokki, Luhan mengajak Jaehee mengunjungi rumahnya. Yang kebetulan hari itu Taeyeon berlibur dan bersantai di rumahnya selesai menjalankan show GG Tour.
“oppa apa Taeyeon eonni sudah pulang?” tanya Jaehee.
“ne, dia baru sampai tadi malam sedang berlibur jadi dia pulang, kajja masuklah...jamkamanyeo duduk lah dulu aku akan ambil segelas air”. Ujar Luhan.
Tak lama Luhan pun kembali ke ruang keluarga di mana Jaehee menduduki sofa membelakangi Luhan, ternyata Luhan membawakan segelas air bersama dengan Taeyeon yang berdiri di sebelahnya.
“ehmm...annyeong gadis lolipop”. Sapa Taeyeon kepada Jaehee yang membelakanginya.
“annyeo...ohh Taeyeon eonni aaaa...huaahhh eonni-ya bogoshippoyo”. Jaehee melepas kerinduannya pada Taeyeon.
“ohh nado..bogoshippo,hmm..gadis lolipop...bagaimana kabarmu?ohh jamkan, apa kau juga masuk sekolah...”Taeyeon baru menyadari seragam Jaehee yang sama dengan Luhan.
“ne..aku satu sekolah dengan Luhan oppa, appa dan eomma yang mendafarkan aku di Jeonju Art High School”. Jaehee.
“ohh jinjjayo?hahah ngomong-ngomong bagaimana kabar Jaeyong samchon dan Sunhee imo?” Taeyeon dan Jaehee asik berbincang melepas kerinduan, tanpa menyadari adanya Luhan diantara mereka yang terus menatap perempuan yang dia suka.
“eonni asal kau tau, tadi ketika kami sedang makan ddokpokki orang-orang memperhatikan kami berdua dan katanya kami pasangan kekasih hahah lucu sekali bukan?” Jaehee menceritakan hal yang baru saja terjadi ketika di warung pinggir jalan.
“ohh hahahah jinjjayo...jamkan aku perhatikan...hmm...sepertinya yang orang-orang bilang...benar, kalian memang terlihat seperti pasangan kekasih hahahah iya kalian cocok hahah geutji Luhan?” canda Taeyeon.
“nde?euu...aniyo..ani...kami hanya berteman saja...mereka hanya salah paham .” Luhan baru tersadar.
“ne Luhan benar, mereka sepertinya salah paham mengira kami pasangan, kami...hanya teman eonni hehe”. Jaehee salah tingkah.
“ohh teman sungguhan atau teman mesra hahah...sudahlah kalian jangan saling gengsi dengan perasaan masing-masing, eonni setuju kok jika kalian menjadi kekasih, eonni akan senang sekali jika Jaehee menjadi iparku,hahha Luhan kau ini bagaimana harusnya kau memintanya menjadi pacarmu hmm hahah”. Sindir Taeyeon.
“eonni!!” Jaehee
“noona!!” Luhan
Setelah melepas kerinduan dan bertemu Taeyeon, Luhan mengantarkan Jaehee pulang ke rumahnya.
“oh sudah sampai, oppa gomawo, hati-hati di jalan, annyeong”. Jaehee turun dari mobil Luhan.
“jaehee-ya”.
“nde?”
“euuhh...geu...omongan noona tadi jangan hiraukan ya, da mungkin bercanda saja, aku takut akan mengganggu perasaanmu karena candaan noona tadi”. Luhan.
“aniyo gwaenchana, mungkin eonni seperti itu karena kami sudah 2 tahun tidak berjumpa pastinya dia akan melontarkan candaan padaku heheh..gwaenchana”. Jaehee.
“ohh ne..kalo memang tidak mengganggumu heheh, geurrom..annyeong”. Luhan melambaikan tangannya.
Luhan oppa, sebenarnya aku akan bahagia sekali jika yang semua orang bilang itu benar, aku akan senang sekali menjadi pasangan kekasihmu. Seandainya oppa juga menyukaiku, mungkin kita bisa mewujudkan yang orang bilang itu menjadi nyata. Jaehee.
Jaehee, seandainya yang orang-orang bilang bisa menjadi nyata, aku pasti bahagia bisa menjadi pasnganmu, aku sudah menyukaimu sejak pertama kita bertemu.Aku menyukaimu, neon eoddae? Luhan.