home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > The Story Of EXO

The Story Of EXO

Share:
Author : Monie47
Published : 29 Jan 2014, Updated : 29 Nov 2015
Cast : All Member EXO
Tags :
Status : Ongoing
9 Subscribes |1387577 Views |36 Loves
The Story of EXO
CHAPTER 6 : Story 6: Lucky
 
[Baekhyun's Story] The Story of EXO
 
Title:
Lucky
 
Author:
Monie Akakuro
 
Rating:
PG - 13
 
Genre:
Romance
 
Length:
One Shot
 
Main Cast:
- Byun Baekhyun EXO
- Goo Ha Ra (OC)
 
 
Disclaimer:
Lagu Lucky yang semangat pas banget buat cerita Baekhyun! Hahhaa
 
****

Seorang wanita cantik berambut panjang dengan santai mendorong stroller bayi di sebuah taman asri disudut kota Seoul. Sesekali ia mengobrol kepada wanita lebih tua disebelahnya yang terus digandeng oleh pria yang memegang coat putih ditangannya. Terlihat suami wanita itu sepertinya seorang dokter.

"Yeobo!!"

Wanita yang mendorong stoller itu menoleh setelah mendengar suara yang dikenalnya berteriak memanggil.

Senyumnya merekah melihat pria di dekat air mancur berjalan mendekat ke arahnya.

"Aah appa sudah datang~~!!" Beritahu wanita itu kepada bayi nya yang baru saja terbangun di dalam stoller.

10 tahun sebelumnya

"Kau siap??"

Seorang anak laki-laki berseragam sekolah berbisik pelan kepada seorang gadis yang ikut jongkok disampingnya. Gadis itu juga memakai seragam yang sama sambil mengangguk mantap mendengar apa yang akan diperintahkan nanti oleh anak laki-laki itu.

Pandangan gadis itu berbeda apa yang dilihat oleh anak laki-laki yang sudah mengangkat setengah pantat nya berdiri. Pandangannya ia konsentrasikan ke sebuah pintu yang tertutup rapat berjarak 300 meter dari tempatnya tanpa dijaga oleh seseorang. Sedangkan pandangan anak laki-laki itu tertuju pada 2 orang penjaga di depan sebuah gate masuk stadium.

Suasana disekitar sini sekarang sudah diperkirakan sebelumnya di dalam otak anak laki-laki itu. Sepi. Tidak terlalu banyak orang namun suara musik kencang sudah terdengar bergemuruh dari dalam stadium.

Sempurna. Ini yang anak laki-laki itu inginkan walaupun ia harus bersabar dan merelakan beberapa waktu yang terbuang demi untuk gadis yang jongkok disampingnya ini bisa masuk bersama dirinya kedalam stadium.

"Hana.."

Kedua pantat mereka terangkat bersamaan saat anak laki-laki itu mulai menghitung. Posisi keduanya sudah dalam keadaan bersiap.

"Dul.."

Gadis itu semakin memincingkan matanya melihat ke arah pintu yang sudah ia targetkan sejak tadi.

"Set!"

"Aaaakkkk!! Ajussi! Ajussi!! Tolooongg! Kaki ku! Kaki ku sakit sekalliiiii!!" Anak laki-laki itu langsung berteriak dengan sekuat tenaga kepada 2 penjaga yang ada di depan pintu gate.

Benar saja, kedua penjaga yang ada disana menghampiri anak laki-laki itu yang kini sudah terduduk di atas tanah sambil meringis kesakitan memegang kakinya yang katanya sakit itu.

"Hey! Kau kenapa?" Tanya salah satu penjaga yang bertampang agak galak menghampiri anak laki-laki itu.

"Ya ajussi tolong aku, sepertinya kaki ku terkilir!" Anak laki-laki itu semakin meringiskan wajahnya seolah-olah kakinya benar-benar sakit sekali.

Penjaga yang satu nya berjongkok disamping tubuh anak laki-laki itu. Tangannya mulai memeriksa kaki yang ia pegang. "Yang ini?"

"Akh iya, disitu sakit sekali! Pelan-pelan ajussi!" Teriak anak itu lagi sambil memegang tangan penjaga yang sedang memijat-mijat kakinya.

Rencana berhasil. Pengawasan kedua penjaga itu sudah teralihkan ke kaki anak laki-laki itu. Keduanya berjongkok disamping anak itu masih memeriksa kakinya yang terkilir. "Ya pelan-pelan ajussi.." Kata anak laki-laki itu memelankan suaranya dan kepalanya sedikit menoleh berputar kebelakang tanpa sepengetahuan si kedua penjaga. Dari sudut matanya ia melihat dari kejauhan sebuah tas berwarna pink sudah masuk kedalam stadium sebelum pintunya tertutup rapat lagi.

"Aakhh sepertinya kakiku sudah lebih baik.." Anak laki-laki itu menekuk kakinya dan menjulurkannya kembali secara berulang. Memamerkan bahwa kakinya sudah baik-baik saja.

"Ya! Kau mau menipu kami ya!?" Kata si penjaga yang bertampang galak. Ia sudah mulai berdiri tidak berjongkok disamping anak itu.

"Menipu apa? Kakiku benar-benar terkilir sewaktu aku berlari kesini. Tolong bantu aku berdiri, aku sudah terlambat masuk ke dalam" Kedua tangan anak laki-laki itu terjulur meminta bantuan tanpa memperdulikan tatapan galak salah satu penjaga.

"Jangan banyak alasan kau, sudah banyak metode yang kau pakai untuk bisa masuk kedalam konser secara gratis!" Penjaga itu tidak memperdulikan tangan anak laki-laki itu yang menjulur kepadanya.

"Aiish! Kau tidak percaya padaku!?" Tangan anak laki-laki itu merogoh kedalam saku celananya. Mengeluarkan selembar tiket lalu mengibar-ibarkannya didepan wajah kedua penjaga. "Ini tiket ku! Cepatlah kalian periksa, aku mau masuk kedalam!"

Penjaga yang bertampang galak itu mengambil tiket yang dikibar-kibarkan di depannya. Memeriksanya secara teliti apakah ini tiket palsu atau bukan. Ternyata dugaan nya salah, tiket anak ini benar-benar asli. Lengannya menyenggol lengan temannya menyuruh membantu anak laki-laki itu berdiri.

"Benar kan? Aku tidak menipu kalian?" Tanya anak laki-laki itu sambil berdiri dan membersihkan celananya yang kotor karena tadi duduk dibawah. Senyumannya sangat menyebalkan sekali menatap si kedua penjaga. Karena ia merasa menang tiket yang ia miliki adalah asli.

"Baiklah, cepat kau masuk kedalam!" Kata si penjaga bertampang galak sambil merobekan tiket dan menyerahkannya kembali ke anak laki-laki itu.

"Terima kasih! Terima kasih juga kaki ku tidak sakit lagi!" Anak laki-laki itu bergegas masuk kedalam. Tak lupa ia menyeret-nyeret kaki nya juga agar kedua penjaga itu tidak curiga.

Seringaian anak laki-laki itu merekah sangat lebar setelah melewati kedua penjaga tadi. Misi dia berhasil.  Gadis tadi sudah masuk kedalam stadium dengan aman. Dan sekarang ia bisa masuk kedalam tanpa kecurigaan sedikitpun dari para penjaga. Langkah kaki anak itu semakin cepat dan berlari setelah merasa kedua penjaga itu sudah tidak terlihat lagi.

"Taeyeon-ssi I'm comiiiiinnnggg!!!" Teriak anak laki-laki itu sambil berlari kegirangan ke arah pintu yang dari dalam terdengar suara gemuruh musik yang sangat kencang dan terlihat lampu-lampu berwarna pink menyala saat tangan anak laki-laki itu mendorong pintu terbuka.

Baekhyun's Story: Lucky

"♪ I got a boy meotjin! I got a boy chakhan!

I got a boy awesome boy wanjeon banhaenna bwa♪"

"♪ I got a BOOOOYYY!" Tanpa Baekhyun sadari suara senandung pelannya menjadi kencang karena kaget mendengar suara SNSD yang tiba-tiba menjadi lebih kencang juga dari balik earphone yang ia pakai.

Mata Baekhyun yang tadi terpejam menikmati alunan suara Taeyeon kini terbuka lebar dan melihat sebuah tangan putih dan lentik sedang berada diponsel nya yang ia taruh diatas meja sambil terus menekan tombol volume.

"Ya! Ha Ra!!" Teriak Baekhyun memukul-mukul tangan lentik itu dan mencopot earphone nya dari kedua telinga yang suaranya semakin kencang. Tanpa melihat wajahnya pun Baekhyun tahu siapa pemilik tangan lentik itu. Apalagi yang sampai berani berbuat ulah iseng seperti ini kepadanya.

Goo Ha Ra. Gadis manis berkuncir kuda yang berdiri disamping bangku Baekhyun terus terkekeh dan menyengir melihat usahanya mengerjai Baekhyun berhasil. Pasti kedua telinga anak itu menjadi sakit sekarang karena mendengar suara idolanya teriak di telinga dia.

Kedua tangan Baekhyun mengusap-usap telinganya berharap gendang telinganya tidak pecah. Tapi sepertinya telinga nya baik-baik saja karena ia masih bisa mendengar suara kekehan Ha Ra yang sudah duduk disamping bangku nya.

Mungkin Baekhyun akan marah jika yang melakukan hal tadi adalah orang lain. Tapi ia tidak akan marah jika yang melakukannya adalah gadis ini. Goo Ha Ra, teman sejak ia masih kecil dan juga tetangga sebelah rumahnya. Karena Baekhyun sudah merancang rencana untuk membalas ulah iseng gadis itu tadi.

"Wae?" Tanya Ha Ra menghentikan kekehannya saat melihat tangan Baekhyun menadah ke arahnya.

"Kau harus mentraktirku karena rencanaku tadi malam telah sukses! Kau bisa menonton konser SNSD secara gratis!" Pinta nya masih sambil menjulurkan tangan ke arah Ha Ra dengan senyum cemerlang.

"Ya!" Ha Ra memukul tangan Baekhyun yang terjulur itu. "Aku harus membayar!? Gara-gara siapa aku tidak punya tiket!!? Gara-gara siapa tiket konserku jatuh kebawah peron rel kereta eoh!!???" Nada suara Ha Ra semakin meninggi sambil membelalakan matanya menatap puppy eyes Baekhyun. Ia menjadi kesal kembali mengingat ulah anak itu semalam. Gara-gara Baekhyun kegirangan ia akan menonton konser Taeyeon idolanya, ia menari-nari tidak jelas sambil mendengarkan lagu SNSD sewaktu menunggu kereta bawah tanah bersama Ha Ra. Secara tidak sengaja tangan Baekhyun menyenggol tangan Ha Ra yang sedang memegang tiket konsernya untuk melihat jam berapa konser itu dimulai. Tapi sebelum ia melihatnya, tiket itu sudah terbang dan terjatuh ke bawah peron rel kereta yang tidak mungkin bisa Ha Ra ambil.

Dan sekarang anak itu meminta dia untuk membayarnya!? Benar-benar keterlaluan sekali. "Ah jinjja! Gara-gara kebodohanmu tiketku jatuh!"

"Ya! Tapi karena ideku kau bisa tetap masuk kan?". Tangan Baekhyun menangkis tangan Ha Ra yang akan menjitak kepalanya. Dengan gesit Baekhyun berdiri dari bangku nya dan kabur menghindari pukulan Ha Ra.

"Baekhyun-a!! Sini kau!" Teriak Ha Ra mengejar Baekhyun yang sudah berlari keluar kelas sambil tertawa kencang karena dia bisa menghindar dari pukulan Ha Ra.

Bunyi derap langkah kaki lari mereka terdengar menjauh di koridor dari kelas kosong yang baru saja mereka tinggalkan. Sudah hampir lama kelas ini kosong dari waktu bel pulang berbunyi. Berarti sudah hampir lama itulah Baekhyun menunggu Ha Ra didalam kelasnya sendirian yang sudah sepi.

Baekhyun mengatur nafasnya yang terengah di depan loker sepatu. Cukup lelah juga berlari dari kejaran Ha Ra. Sambil mencopot sepatunya ia menselonjorkan tubuhnya bersender ke loker. Sejak dulu ia tidak pernah berhasil kabur dari Ha Ra, pasti selalu saja gadis itu dapat mengejarnya. Entah itu karena kaki dia yang terlalu pendek atau stamina gadis itu yang terlalu berlebihan. Sampai sekarang Baekhyun belum pernah menemukan jawabannya.

Baru saja Baekhyun ingin mengambil sepatunya yang ada didalam loker, namun matanya tertuju kepada sebuah kotak berpita dan sebuah surat yang sudah ada didalam.

Apa ini? Pikir Baekhyun. Seseorang mengirimkan sebuah kado untuk dirinya? Tangan Baekhyun mengeluarkan kedua benda itu dari dalam loker. Dibukanya surat yang terlipat itu dan ada beberapa kalimat yang tertulis rapi didalamnya.

"Annyeonghaseyo Baekhyun oppa,

Kuharap kau menyukai kue coklat yang aku buat sendiri untukmu.

Sudah lama aku sangat menyukaimu. Selain kau tampan, kau juga seorang pria yang lucu. Setiap aku memperhatikanmu pasti saja aku selalu tertawa. Aku ingin mengenal jauh tentangmu oppa. Saranghae..

Lee Yoomi. 2-D"

Baekhyun menoleh dengan malas melihat Ha Ra yang sudah ada dibelakangnya. Mengintip dari balik bahu Baekhyun sambil membaca surat yang ia pegang dengan cukup kencang.

"Kau mendapatkan surat cinta dari adik kelas?" Goda Ha Ra merebut surat yang Baekhyun pegang sambil tertawa. "Boleh aku muntahkan surat ini? Atau aku bingkai saja karena dia sudah menyebutmu tampan dan lucu?"

"Kau simpan saja surat itu, mungkin akan ada lagi surat yang datang dari murid-murid perempuan yang lain. Aku ini memang terkenal, tampan dan lucu..."

"Aiish~" Ha Ra melengos dengan malas melihat Baekhyun bergaya bak foto model memperlihatkan bahwa ia memang sangat tampan didepan Ha Ra.

"Tapi sayang sekali anak itu tidak membuatkan kue strawberry kesukaanmu. Jadi, kue cokelat itu untuk ku saja!" Tangan Ha Ra mengambil kotak berpita yang dipegang Baekhyun. Ia tahu betul kue cokelat bukan kesukaan Baekhyun, tapi kesukaannya.

"Aahh sepertinya enak~ anak itu pintar sekali membuatnya~" Mata Ha Ra berbinar saat membuka tutup kotak kue. Hiasan cokelat pada kue itu menggugah selera Ha Ra. Tanpa sendok pun Ha Ra sudah mencolek kue nya dengan tangan dan memasukkannya kedalam mulut. "Aaahh enaaakkkk sekalii"

"Kau tidak mengenal Lee Yoomi? Seperti apa dia?" Tanya Baekhyun memperhatikan Ha Ra yang sedang makan kue cokelat itu dengan nikmat.

Kepala Ha Ra menggeleng. "Molla, belum pernah mendengar nama itu.." Tangannya masih terus mencolek kue cokelat kedalam mulutnya.

"Ah kau tidak gaul!" Ujar Baekhyun meremehkan. Sembari tangannya terjulur ke arah wajah Ha Ra saat melihat ada sisa cokelat didekat bibir gadis itu dan langsung ia bersihkan dengan ibu jarinya.

"Bukan aku yang tidak gaul, tapi anak itu saja yang tidak populer sampai-sampai aku tidak mengenalnya" Ucap Ha Ra menyangkal kalau dia tidak populer di sekolah ini. Ia menyodorkan tangannya yang sudah mencolek kue cokelat ke arah Baekhyun. Dengan cepat Baekhyun langsung menarik tangannya dari wajah Ha Ra dan mundur menjauhi tangan gadis itu. Ia tidak terlalu suka dengan cokelat. Ha Ra tertawa lepas melihat wajah Baekhyun mengernyit tidak suka melihat cokelat yang ia sodorkan.

"Ayo cepat kita pulang! Aku sudah lapar!" Baekhyun menarik tangan Ha Ra yang tidak memegang kue cokelat agar ia berjalan keluar.

"Traktir aku tteokpoki pedas.." Pinta Ha Ra menyeret kakinya gontai karena sudah ditarik oleh Baekhyun.

"Tidak mau.."

"Kalau begitu ganti rugi tiket ku yang jatuh.."

"Baiklah, tteokpoki pedas dan 1 gelas susu dingin.."

***

"Ha Ra-ya, buka jendelamu.."

Terdengar suara sayup-sayup memanggil nama Ha Ra dari luar. Ha Ra yang masih sibuk membrowsing di depan komputer tidak memperdulikan suara yang ada diluar. Ini masih pagi tapi Baekhyun sudah mengganggunya.

Sabtu pagi adalah waktu yang tepat untuk bersantai dirumah. Santai cara Ha Ra adalah dengan membrowsing segala info tentang idolanya yaitu EXO. Dengan melihat info yang terkini tentang mereka saja sudah membuat hati Ha Ra bahagia. Apalagi dia sangat suka sekali dengan salah satu membernya yang tampan berasal dari Canada dan China, Wu Yifan.

"Ha Ra-ya cepat buka jendelamu!" Suara Baekhyun semakin keras diluar dan mulai mengetuk-ngetuk jendela Ha Ra tidak sabar.

"Aish kenapa dia berisik sekali sih!?" Gerutu Ha Ra sambil berdiri dari meja komputernya dan berjalan ke arah jendela.

Diluar Ha Ra melihat Baekhyun bertelanjang dada hanya memakai celananya saja jongkok didepan jendela kamar Ha Ra.

Kamar mereka berdua memang berada di lantai 2 dan masing-masing jendelanya saling berhadapan. Hanya dengan menjulurkan kaki sedikit saja mereka berdua bisa langsung menginjak genteng rumah dan masuk kedalam kamar. Makanya dengan mudah Baekhyun sudah berada didepan jendela kamar Ha Ra.

"Ya! Baekhyun-a! Kenapa kau tidak pakai baju!?" Tanya Ha Ra melihat Baekhyun dengan aneh.

"Cepatlah, aku mau masuk kedalam. Diluar dingin sekali!"

Sambil menggigil kedinginan menutupi tubuhnya dengan kedua tangan Baekhyun mendorong jendela yang sudah dibuka kuncinya oleh Ha Ra dan segera melangkahkan kakinya masuk kedalam.

"Mau apa sih kau kesini!?" Tanya Ha Ra lagi, ia masih kesal kehadiran Baekhyun sudah mengganggu sabtu pagi nya ini untuk berfansgirling. Ia menutup kembali jendelanya rapat-rapat karena hawa diluar memang dingin sekali.

Tidak perduli dengan raut wajah Ha Ra yang sudah kesal terhadapnya, tangan Baekhyun menjulur ke arah gadis itu. Memberikan sebuah jaket tebal miliknya.

"Kancing jaketku banyak yang lepas. Ha Ra tolong kau jahitkan ya?"

"Mwo!?"

Mata Ha Ra membulat dengan sempurna mendengar Baekhyun menyuruhnya. Apa-apan dia!?

"Kau menyuruhku menjahitkan jaketmu!?!! Memangnya dimana Byun Ahjumma?"

"Molla~ Eomma sudah tidak terlihat sejak aku bangun, di rumah tidak ada orang.. Ah jinjja disini hangat sekali~"

Sehabis melemparkan jaketnya ke arah Ha Ra, Baekhyun melompat ke tempat tidur gadis itu dan membaringkan dirinya sambil menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut pink tebal milik Ha Ra yang baru saja gadis itu rapihkan.

"Ya Baekhyun!! Aku sudah merapihkan tempat tidurku!!!" Teriak Ha Ra kesal melihat Baekhyun sudah berguling-gulingan didalam selimut diatas tempat tidurnya. Baru saja tadi dia punya mood untuk merapihkan, sekarang tempat tidurnya sudah berantakan lagi.

"Sudah cepat kau jahitkan jaketku saja, aku kedinginan gara-gara kau lama sekali membuka jendela!" Jawab Baekhyun dari balik selimut. Ia terus membenamkan dirinya kedalam hangatnya selimut tebal milik Ha Ra.

"Ah jinjja.." Ha Ra tidak tahu harus mengomel bagaimana lagi melihat kelakuan Baekhyun yang selalu seperti ini. Selalu menyuruhnya menjahitkan baju nya yang terkadang robek atau ada beberapa kancing terlepas. Ia tendang kaki Baekhyun yang terlihat sedikit menjulur keluar dari balik selimutnya. Hanya erangan kecil terdengar dari balik selimut dan kaki putih kurus itu sudah masuk kedalam lagi tanpa ada balasan ocehan makian yang selalu Baekhyun lontarkan untuk Ha Ra.

Ha Ra meletakkan jaket Baekhyun disamping komputer. Ia melanjutkan browsing nya tadi yang sempat tertunda tanpa perduli dengan jahit menjahit, toh pemilik jaketnya sendiri pun sudah mendengkur dibalik selimutnya.

"MWO!!??? EXO NANTI MALAM KEMBALI KE KOREA!!??"

Ha Ra berteriak setelah setengah jam ia membrowsing tentang idolanya. Ia sipitkan lagi matanya dan semakin cepat ia menscroll mouse komputer mencari kepastian tentang kabar idolanya akan kembali.

Teriakan histeris Ha Ra hanya membuat makhluk yang ada di dalam selimut beringsut sedikit saja. Tidak mempengaruhi sama sekali tidurnya.

"Ya! Baekhyun-a!! Malam ini kita harus ke airport!"

Lagi-lagi makhluk didalam selimut itu hanya bergerak sedikit tidak bangun oleh panggilan Ha Ra.

"Baekhyun-a! Ireona ppali!" Panggil Ha Ra masih dari depan komputernya. Ia menengok ke belakang dan melihat gundukan selimut itu masih sama seperti tadi. Baekhyun tidak bangun juga.

"Anak ini..." Ha Ra menarik setengah bibirnya ke atas, kesal melihat Baekhyun masih didalam selimutnya. Ia mengangkat sebelah tangan setelah mengambil buku yang ada didekatnya. Mencoba mau menimpuk gundukan selimut itu agar Baekhyun terbangun. Namun Ha Ra harus menggagalkan niatnya untuk menimpuk Baekhyun karena telinganya mendengar ada suara ketukan pintu dari luar.

"Ha Ra-ya... Cake strawberry ku sudah jadi. Kau mau coba?" Kepala Ha Neul -Kakak perempuan Ha Ra- menyembul dari balik pintu. 

"Wae? Kau mau menimpukku?" Tanya Ha Neul ketika melihat kedalam tangan Ha Ra sedang terangkat memegang buku.

Melihat kepala kakaknya di balik pintu Ha Ra langsung menurunkan tangannya. "Ani! Bukan untuk eonni, tapi untuk anak itu!" Jari telunjuk Ha Ra mengarah ke tempat tidurnya.

"Nugu? Baekhyun?" Kepala Ha Neul menoleh kemana jari telunjuk Ha Ra mengarah.

Kepala Ha Ra mengangguk. "Pagi-pagi dia sudah menggangguku.."

"Kebetulan..." Ha Neul masuk kedalam kamar sambil tersenyum senang mengetahui ada Baekhyun disini. Ia menghampiri tempat tidur Ha Ra dan duduk disamping gundukan itu.

"Baekhyunie~ kau mau coba cake strawberry ku tidak?" Tangan Ha Neul membuka selimut itu agar Baekhyun terbangun. Tapi mata Ha Neul sedikit melebar melihat didalam selimut itu Baekhyun bertelanjang dada tidak memakai baju. Ia langsung menengok ke arah Ha Ra meminta penjelasan.

"Eonni apa yang kau pikirkan?!" Tanya Ha Ra skeptis melihat tatapan kakaknya. "Kau jangan berpikir yang aneh-aneh, dia tiba-tiba muncul meminta aku untuk menjahitkan jaketnya.." Ha Ra langsung menjelaskan kenapa Baekhyun seperti itu.

Ha Neul tertawa kecil melihat adiknya langsung gugup hanya karena ia menatap tadi. Ia juga tidak akan berpikir sampai sejauh itu melihat Baekhyun tidak memakai baju dikamar adik perempuannya. Mungkin ia akan berpikir curiga jika pria yang ada didalam selimut itu bukan Baekhyun. Tapi ini beda, ia sudah mengenal Baekhyun sejak berumur 2 tahun. Sudah seperti adiknya sendiri.

"Arra arraa~" Kepala Ha Neul mengangguk-angguk.

"Baekhyunie~ ayo cepat bangun kalau tidak nanti cake strawberry mu dihabiskan oleh Ha Ra!"

Sepertinya ucapan Ha Neul ada efeknya. Selimut pink itu langsung terbuka dan Baekhyun langsung terbangun. "Aish jinjja! Wanita rakus itu pasti akan menghabiskan jatahku!"

Ha Neul tertawa geli melihat kelakuan Baekhyun yang sudah beranjak bangun dari tempat tidur dengan setengah nyawa dan ia keluar kamar menuju meja makan dimana cake strawberry biasa tersimpan.

"Anak itu!! Telinganya hanya mendengar cake strawberry saja? Matanya sudah buta tidak melihatku masih disini!" Sewot Ha Ra kesal. Ia keluar kamar menyusul Baekhyun dengan aura siap membunuh.

 

***

"Ha Ra-ya~ kau yakin mereka akan datang sekarang?" Tanya Baekhyun sambil tangannya memindahkan acar yang ada di hamburger nya ke hamburger Ha Ra yang belum ia makan.

"Mmh!" Jawab Ha Ra dengan pasti. Matanya masih terus mengawasi keadaan diluar.

Mereka berdua sekarang tengah asyik duduk di bangku single yang menghadap ke kaca luar restoran hamburger. Akhirnya ia bisa membujuk Baekhyun untuk ikut dengannya ke airport. Hanya untuk melihat artis idolanya secara dekat. Tapi membujuk Baekhyun tidaklah mudah. Dengan sangat terpaksa Ha Ra harus rela mengeluarkan lebih uang jajannya untuk mentraktir Baekhyun makan siang selama seminggu ke depan.

"Kau benar-benar yakin? Tapi kenapa disini sepi sekali?? Biasanya kan banyak fans yang menunggu juga?" Ucap Baekhyun sekali lagi sambil menggigit hamburgernya membuat Ha Ra juga merasa sedikit aneh.

Benar juga ucapan Baekhyun. Kenapa disini tidak ada fans yang bergerombolan? Biasanya jika EXO datang ke airport hampir ratusan orang memenuhi airport. Tapi kenapa ini sepi sekali? Apa Ha Ra salah membaca info?

"Ha Ra-ya kau pasti salah membaca info kedatangan mereka, ah jinjja tahu begitu lebih baik aku dirumah saja.."

Ha Ra tidak memperdulikan ocehan Baekhyun. Ia tengah sibuk dengan ponselnya mencari info lagi.

"Benar kok, hari ini mereka akan datang." Alis Ha Ra mengkerut masih bingung dengan info yang ia dapat. Di situs para fans bilang mereka akan datang hari ini di Incheon Airport.

"Ha Ra-ya kau mau lagi tidak acar timun ku?" Baekhyun menjulurkan acar timun dari hamburgernya dengan jijik ke arah Ha Ra. Ia sungguh benci sekali dengan sayuran yang satu itu.

"Baekhyun-a! Ini benar kan terminal arrival?" Tanya Ha Ra mengagetkan Baekhyun karena ia menoleh ke arahnya secara tiba-tiba.

Masih menjulurkan timunnya kepala Baekhyun mengangguk. "Iya, ini benar tempat arrival. Kau tidak percaya kepadaku??"

Wajah Ha Ra menjauh dari wajah Baekhyun. Raut wajahnya masih bingung apa dia benar-benar salah EXO tidak datang hari ini?

Matanya menatap sekitar. Kenapa diluar sana tidak ada fans lain? Ha Ra melongokan kepalanya melihat ke luar kaca. Namun pandangan matanya tertuju pada sebuah papan kuning menyala. Seketika itu juga emosinya langsung naik saat membaca bacaan papan itu kepada pria disampingnya yang masih saja menyisihkan acar timun dan memasukannya lagi kedalam hamburger Ha Ra.

"Baekhyun-a!!!"

"Wae??" Baekhyun terkejut lagi mendengar Ha Ra berteriak lagi ke arahnya. Ia menoleh ke wanita itu dengan wajah tanpa dosa.

"Benar kan ini tempat arrival??"

"Ne~ wae??"

Ha Ra mendecak kesal dan ia mengacak-acak rambutnya. "Tapi ini tempat untuk arrival penerbangan dalam negeri! Kau tahu tidak!!??" Ha Ra menatap marah Baekhyun yang sudah sangat sok tahu nya ia mengajak Ha Ra kesini jika disini memang benar tempatnya.

"Jeongmal? Jadi ini bukan untuk penerbangan internasional?" Tanya Baekhyun celingukan mencari sesuatu yang memastikan ternyata ia salah tempat.

"Aaaaakk Baekhyun pabo!! Kalau begitu ayo cepat kita harus pergi dari sini!" Dengan cepat Ha Ra turun dari kursi nya dan langsung melesat keluar restoran.

Baekhyun dengan susah payah menelan sisa hamburger dimulutnya saat melihat Ha Ra sudah meninggalkan dia sendirian. Wanita itu kenapa cepat sekali sih? Pikir Baekhyun sambil cepat-cepat meminum cola nya sebelum ia menyusul Ha Ra.

 

**

Jarak antara arrival domestik dan international ternyata sangat jauh. Kaki Ha Ra belum berhenti juga berlari. Sesekali ia menengok ke belakang untuk melihat apakah Baekhyun masih ada dibelakangnya atau tidak, dan ternyata Baekhyun jauh sekali tertinggal di belakang.

Menyebalkan sekali anak itu. Kenapa larinya lambat sekali? Batin Ha Ra dengan kesal. Ia tidak perduli lagi. Ia terus melangkahkan kakinya berlarian didalam airport pada saat jam tengah malam seperti ini. Ia harus bertemu dengan Wu Yifan. Kalau tidak sia-sia sekali ia datang kesini.

"Ah mian! Aku tidak sengaja!"

Telinga Ha Ra mendengar suara Baekhyun meminta maaf ke seseorang. Ia menghentikan lari nya dan menoleh ke belakang. Disana Baekhyun sedang membungkuk meminta maaf kepada seorang pria yang menurut Ha Ra cukup tampan sambil mengambil kopernya yang terjatuh di dekat kaki Baekhyun. Orang itu kenapa ceroboh sekali sih?! Gerutu Ha Ra.

"Baekhyun-a!! Cepatlah! Nanti aku tidak bisa melihat Wu Yifan!!" Teriak Ha Ra memanggil Baekhyun dengan tidak sabar.

"Sebentar! Kau tidak lihat tadi aku jatuh!?" Sahut Baekhyun balas teriak ke arah Ha Ra. Kenapa wanita itu tidak memikirkan dirinya jatuh sih? Untung saja pria ini sungguh baik mau memaafkan kecerobohannya.

Sudah tidak ada waktu lagi. Sepertinya penerbangan dari China sudah landing sejak tadi dan Ha Ra akan ketinggalan menyambut Wu Yifan. Ia segera berlari lagi meninggalkan Baekhyun yang sedang membungkuk meminta maaf lagi ke pria tadi.

Benar saja, orang-orang sudah berlarian ke arah luar karena rombongan EXO sudah mau memasuki mobil mereka. Suasana di luar sangat hiruk pikuk sekali.

Ha Ra ingin masuk ke antara para ratusan fans yang sedang mengerubungi EXO, ia ingin melihat Wu Yifan lebih dekat karena dari sini hanya topinya saja yang bisa terlihat oleh mata Ha Ra. Namun ada sebuah tangan yang menarik tangan Ha Ra saat ia mau masuk ke antara ratusan orang itu.

"Jangan! Berbahaya! Kau bisa tergencet dan terdorong oleh mereka."

Baekhyun sudah ada dibelakang Ha Ra melarang ia untuk ikutan mengerubungi EXO didekat mobil.

Langkah Ha Ra terhenti. Ia mengikuti larangan Baekhyun. Entah jarang sekali hati Ha Ra mau mengikuti larangan Baekhyun seperti ini.

Ha Ra mengatur nafasnya yang lelah karena tadi terus berlari. Matanya menatap sesal ke arah mobil melihat Wu Yifan yang masih kesulitan masuk ke dalam mobil karena para fans yang begitu crowded disekitarnya.

Suasana disekitar sana menjadi sangat kacau. Para security pun tak segan-segan berteriak ke arah para fans karena mereka saling mendorong.

Dan benar saja, akibat ulah mereka yang saling mendorong membuat salah satu anak terdorong ke jalan.

Jemari Ha Ra tiba-tiba mencengkram lengan Baekhyun dengan kuat. Kejadiannya begitu cepat. Didepan mereka berdua terlihat seorang pria tertabrak mobil yang sedang melaju kencang disamping mobil EXO untuk menyelamatkan anak yang tadi terdorong.

Selanjutnya Ha Ra tidak tahu lagi apa yang terjadi. Matanya hanya bisa menatap dada Baekhyun didepannya karena tadi tangan Baekhyun langsung meraih kepala Ha Ra berputar ke arahnya agar Ha Ra tidak melihat pria itu terkapar tidak berdaya di jalanan.

"Mengerikan sekali... Pria itu yang bertabrakan denganku tadi". Desis Baekhyun pelan masih memegangi kepala Ha Ra agar tidak menoleh. Telinga Ha Ra bisa mendengar jeritan para anak perempuan melihat kejadian disana. Tangannya masih mencengkram lengan Baekhyun kuat. Seandainya saja tadi Baekhyun tidak melarangnya kesana, mungkin tubuhnya yang sedang ada dijalanan itu. Ha Ra langsung memejamkan matanya kuat-kuat membuang pikiran itu jauh-jauh dari otaknya.

 

***

Surat lagi?

Tangan Baekhyun meraih sebuah surat pink dari dalam lokernya. Ternyata dari anak yang bernama Lee Yoomi lagi memberinya surat cinta.

Baekhyun sungguh penasaran sekali dengan wujud Lee Yoomi. Kenapa anak itu tidak memunculkan dirinya? Hampir beberapa bulan ini sudah menjadi secret admirernya terus menerus.

Baekhyun melipat surat itu dan menyelipkannya di saku celana. Ia menutup loker dan langsung terkejut saat menoleh ke arah kiri wajah Ha Ra sudah ada dihadapannya.

"Ku kira kau hantu! Mengejutkanku saja!" Telapak tangan Baekhyun langsung meraup wajah Ha Ra saking terkejutnya.

Ha Ra malah menyengir lebar melihat Baekhyun terkejut. Diusirnya tangan pria itu dari wajahnya. Dan langsung memasang wajah memohon ke arah Baekhyun.

"Baekhyun-a~ kau mau ikut denganku tidak?"

"Kemana? Tidak, Aku mau pulang. Aku mau tidur." Tanya Baekhyun malas sambil memakai sepatu. Tidak perduli dengan wajah Ha Ra yang sedang nyengir memohon.

"Aah sayang sekali~ Padahal aku punya 2 tiket Lotte World dan 2 tiket makan gratis cake strawberry disana untuk hari ini."

Cengiran Ha Ra semakin lebar saat tangannya langsung ditarik oleh Baekhyun menyeretnya keluar dari tempat loker sepatu. "Ppalli! Kita harus kesana sekarang juga!"

Hanya dengan 2 buah kata gampang sekali mengajak anak ini. Batin Ha Ra sambil cekikikan. Cake Strawberry.

***

"Ppalli Baekhyun! Bus nya keburu datang!!" Panggil Ha Ra kesal melihat Baekhyun dibelakangnya sibuk membawa minuman.

"Tunggu, aku haus.." Jawab Baekhyun santai menyeruput minumannya dengan sedotan. Masih sambil menyereput, kedua mata Baekhyun langsung melebar saat melihat bus yang akan membawa mereka ke Lotte World melintas disamping dirinya. "Ya ya! Tunggu!!" Teriaknya cepat-cepat.

Keduanya langsung lari secepat mungkin ke halte bus agar tidak tertinggal.

"Tolong tunggu sebentar!" Teriak Ha Ra kepada Bus yang sudah berhenti.

Untung saja seorang wanita berbaju putih yang sedang menunggu di halte sendirian mendengar teriakan Ha Ra.

Cepat-cepat Ha Ra dan Baekhyun berlari ke arah bus yang sudah ditahan oleh wanita itu sampai mereka bisa masuk ke dalam.

"Aahh aku lelah~~!" Keluh Baekhyun sambil menempelkan kartu transportnya.

"Itu semua gara-gara kau lama sekali!" Omel Ha Ra sambil menjitak kepala Baekhyun.

Baekhyun membuang tangan Ha Ra yang ada diatas kepalanya dengan raut wajah kesal. Ia terus berjalan ke dekat wanita berbaju putih tadi dan Ha Ra berdiri disampingnya yang masih saja mengomel.

Setelah bus jalan, Baekhyun melirik wanita disamping kirinya. Cantik, dan sepertinya umurnya diatas Baekhyun beberapa tahun saja. Tapi Baekhyun merasa agak sedikit aneh, kenapa wanita itu terus tersenyum ke arah sebaliknya? Disamping kiri wanita itu tidak ada siapa-siapa, apa mungkin dia tersenyum kepada tiang besi didalam bus? Heran Baekhyun. Kemudian ia melirik lagi ke wanita itu yang tiba-tiba bergeser kesamping menjauh dari nya. Kenapa dia menjauh? Apa bau badanku tidak enak? Tadi aku memakai parfume kok, Pikir Baekhyun. Seketika Baekhyun merasa bulu kuduknya merinding setelah wanita itu begeser. Ia merasa AC didalam bus menjadi lebih dingin.

"Aahh ya!!" Tiba-tiba minuman di tangan Baekhyun jatuh ke lantai gara-gara bus mengerem mendadak.

"Pabo!! Baekhyun kenapa kau bodoh sekali! Sudah kubilangkan kau jangan beli minum, jadi tumpah begini kan??!" Ha Ra langsung menjitak Baekhyun secara betubi-tubi. Dia kesal sekali.

"Tadi aku haus sekali!" Balas Baekhyun tak kalah berteriak ke Ha Ra.

"Mianhe ajumma" Baekhyun langsung meminta maaf ke wanita tua yang duduk didepannya.

"Mianhe noona, untung kau berdiri jauh kalau tidak baju putihmu pasti kotor" Ucap Baekhyun meminta maaf ke wanita itu. Untung saja tadi dia punya firasat untuk bergeser menjauhinya. 

Menyebalkan sekali! Anak itu benar-benar ingin selalu dijitak olehku. Gumam Ha Ra ngedumel di dalam hati sambil membersihkan air minuman yang tersebar di lantai memakai tissue.

***

"Byun Baekhyun!!"

Langkah Baekhyun terhenti dan terlonjak kaget karena ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang.

"Ya!! Goo Ha Ra!!!!" Teriak Baekhyun di koridor sekolah dengan kesal tanpa berbalik.

"Hehehe kenapa kau tahu ini aku??" Kepala Ha Ra menyembul ke arah bahu kiri Baekhyun dengan senyuman lebarnya.

"Karena hanya kau saja yang selalu seperti itu!" Baekhyun mencoba menarik kunciran rambut Ha Ra namun gadis itu lebih gesit menghindari tangan Baekhyun.

"Tidak kena wee~" Ledek Ha Ra menjulurkan lidahnya dan tertawa jalan didepan Baekhyun.

Lagi-lagi gadis itu membuat jantungnya olahraga. Kesal Baekhyun.

"Ya Ha Ra.." Panggil Baekhyun lebih pelan menatap Ha Ra dari belakang.

"Wae~~??" Jawab Ha Ra tanpa menoleh ke Baekhyun dan masih saja jalan di depannya.

"Kau sedang menstruasi?" Bulu di leher Ha Ra bergidik merasakan hembusan nafas Baekhyun berbicara pelan di dekat lehernya.

Ha Ra menghentikan langkahnya dan berdiri kaku sambil bahu nya dipegang oleh kedua tangan Baekhyun. "Seharusnya belum.. Baekhyun wae? Apakah tembus di rok ku??" Tanyanya tegang.

Baekhyun tidak menjawab melainkan menjitak kepala Ha Ra dengan pelan. "Pabo! Cepat kau jalan kedepan, aku akan menutupi belakangmu sampai ke toilet. Nanti akan kuambilkan seragam olahragamu agar kau bisa ganti".

Ha Ra mulai jalan dengan pelan mengikuti perintah Baekhyun. Ia tidak merasa malu jika Baekhyun melihat dia tembus seperti ini. Tapi Ha Ra merasa semakin bersalah tadi dia mengagetkan temannya yang sangat baik ini.

Lumayan jauh juga jarak dari koridor menuju toilet wanita. Beberapa anak diluar kelas memperhatikan mereka berdua jalan berduaan dengan posisi seperti main kereta apian karena kedua tangan Baekhyun terus berada di bahu Ha Ra.

"Baekhyun oppa..." Panggil seorang anak perempuan dengan pelan di depan pintu kelas. Wajahnya seperti shock sekali melihat Baekhyun jalan sambil memegang bahu Ha Ra.

Kepala Baekhyun dan Ha Ra menoleh bersamaan ke anak itu.

"Taeyeon.. Mirip sekali.."

Ha Ra mendengar Baekhyun berdesis ditelinga nya saat melihat anak itu. Kemudian anak itu lari keluar kelas menjauhi mereka berdua.

"Lee Yoomi!" Panggil seorang temannya dari dalam kelas melihat anak gadis tadi berlari keluar.

Lalu temannya itu menyadari ada Baekhyun dan Ha Ra didepan kelasnya yang juga sedang bingung kenapa anak itu berlari setelah melihat mereka.

"Kalian berdua pacaran?" Kata temannya itu tanpa basa basi menatap wajah Baekhyun dan Ha Ra bergantian.

"Tidak!" Cepat-cepat Baekhyun menarik tangannya dari bahu Ha Ra. Entah kenapa Ha Ra menjadi sedikit kesal melihat sikap Baekhyun ini.

"Syukurlah.. Aku harus memberitahu info ini kepada Yoomi!" Temannya itu berlari keluar mencoba mengejar anak yang bernama Lee Yoomi tadi.

Baekhyun memandang anak itu berlari tanpa mendengar Ha Ra bergumam pelan padanya.

"Kau tidak usah mengantarku, aku bisa sendiri ke toilet.."

 

***

"Ha Ra! Aku tidak menyangka dia mirip sekali dengan Taeyeon, idolaku!"

"Jadi dia yang selama ini menjadi secret admirer ku?? Seharusnya dia langsung jujur saja padaku, hehehe"

"Kau tahu? Hari ini dia mengajakku pulang bersama! Aahhh Ha Ra! Itu seperti Taeyeon mengajakku kencan!"

Tangan Ha Ra menempelkan earphone ke telinga dan ia berdiri memegang tasnya.

"Kau sudah mau pulang?" Tanya Baekhyun menghentikan ocehannya menyadari Ha Ra sudah bersiap.

Kepala Ha Ra hanya mengangguk. Tidak menjawab Baekhyun.

"Ayo bareng denganku! Yoomi juga pasti sudah menungguku di gerbang sekolah". Baekhyun tersenyum sambil mengambil tas nya.

"Shiron~ aku duluan saja.. Aku tidak mau Yoomi salah sangka denganku lagi. Bye.." Pamit Ha Ra keluar kelas tanpa memperdulikan Baekhyun yang masih terus memanggilnya.

Entah kenapa Ha Ra benci sekali perasaan seperti ini. Seharusnya dia ikut bahagia juga Baekhyun bisa mendapatkan wanita idamannya. Tapi yang dia rasakan malah kesal setiap Baekhyun ada didekatnya. Apalagi setiap membicarakan Lee Yoomi.

 

***

Batu kerikil di jalanan menjadi korban kaki Ha Ra yang terus menendang-nendang ke sembarang arah. Hari ini Ha Ra pulang sekolah sendirian lagi. Ia terus melangkah malas di jalan pulang ke arah rumahnya.

"Aw!"

Telinga Ha Ra mendengar jeritan pelan seseorang. Ia berhenti menendang-nendang batu. Jangan-jangan ada yang tertimpuk karena batu yang di tendangnya.

"Ya! jadi kau pelakunya Goo Ha Ra??" Seorang pria seumuran dengannya berdiri sambil mengusap-usap kepalanya yang tertimpuk batu.

"Kim Jongin!!" Teriak Ha Ra senang melihat korban tendangan batunya.

Pria bernama Kim Jongin itu tersenyum melihat Ha Ra berlari mendekatinya. Tangan pria itu ternyata sedang memegang tali anjing. Mengajak jalan-jalan anjing peliharaannya.

"Kim Jongin! Sudah lama aku tidak bertemu denganmu! Aaahhh Jjanggu kau sekarang sudah besar~~" Ha Ra langsung jongkok di dekat kaki Jongin mengelus-elus anjing puddle berwarna cokelat.

"Kau sendiri? Dimana Byun Baekhyun??" Tanya Jongin ikut jongkok juga.

Ha Ra menghela nafasnya mendengar nama Baekhyun. "Kau tidak rindu padaku?? Teman masa kecilmu ini??"

Jongin tertawa mendengar jawaban Ha Ra. "Tentu saja! Aku juga merindukan Baekhyunee. Kalian berdua adalah teman terbaikku! Dimana dia? Bukannya kalian selalu bersama??"

Ha Ra menghela nafas lagi. "Tadinya.. Semenjak dia punya kekasih, dia tidak perduli denganku lagi.."

"Jinjja!!?? Baekhyunee sudah punya kekasih!!??"

Ha Ra mengangguk pelan.

"Kukira kalian berdua yang akan mengundangku ke pernikahan kalian!" Tambah Jongin.

"Yaaa apa maksudmu??"

Jongin masih saja terus tertawa. "Kalian berdua kan selalu bersama, kau tidak jatuh cinta dengannya??"

"Kim Jongin bisakah kita tidak membicarakan orang itu??" Gerutu Ha Ra menepuk-nepuk kepala Jjanggu.

"Wae?? Kau cemburu padanya ya???" Jongin masih terkekeh.

"Ani.." Sangkal Ha Ra. Kenapa aku harus cemburu kepada Baekhyun? Memangnya aku jatuh cinta dengannya? Tapi sebetulnya perasaan apa ini? Didada rasanya sesak sekali...

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar isteri mu?" Tanya Ha Ra mengalihkan pembicaraan.

"Sepertinya minggu depan isteriku akan melahirkan..."

"Jinjja!??? Ya Jjanggu! Sedikit lagi kita akan mempunyai keponakan!" Pekik Ha Ra girang sambil menggendong anjing puddle coklat itu. Kim Jongin terkekeh lagi melihat anjingnya meronta-ronta dipelukan Ha Ra.

***

Sudah beberapa minggu ini Ha Ra jarang sekali melihat Baekhyun. Disekolah ataupun dirumah. Ha Ra memandang keluar jendela kamarnya. Tepat di seberang jendela kamarnya adalah jendela kamar Baekhyun. Biasanya sewaktu kecil Baekhyun suka menyebrang dari genteng rumahnya ke kamar Ha Ra hanya untuk bermain.

Tapi sekarang, jendela dikamar itu gelap sekali. Sepertinya penghuni kamar itu belum kembali.

Ha Ra melirik jam dinding kamarnya. Pukul 11 malam. Kemana anak itu selarut ini dia belum pulang??

Ha Ra menghela nafasnya panjang. Anak itu pergi kemana sekarang bukan urusannya. Urusannya sekarang adalah memikirkan kemana perginya Eonni satu-satu nya ini?? Dari tadi dia tidak bisa menghubungi kakaknya itu.

Drrrrtt.. Drrrtt..

Ponsel Ha Ra bergetar disamping tangannya. Sedetik dia berharap itu telepon dari Baekhyun, tapi dilayar ponselnya hanya nomor yang tidak dikenal tertera disana.

"Yeoboseyo.."

"..."

"Ne.. Aku Goo Ha Ra"

"..."

"MWO!!????" Ha Ra bangkit dari kasurnya matanya terbelalak kaget mendengar kabar yang disampaikan oleh seseorang diseberang teleponnya.

"Ha Neul eonni! kalian harus bisa menyelamatkan Ha Neul eonni! Aku mohon!!" Ha Ra teriak diteleponnya dan menangis dengan kencang setelah pihak rumah sakit memberi tahu ternyata kakak satu-satunya yang ia tunggu sejak tadi mengalami kecelakaan mobil.

***

Amnesia, huh? Penyakit itu yang tidak bisa mengenali orang lagi kan??

Langkah Ha Ra terhenti dipinggir jalan. Dia tidak sanggup lagi melanjutkan langkahnya lagi sampai ke rumah. Kakinya begitu lemas dan ia berjongkok sambil menangis.

Sudah tengah malam begini tidak akan ada orang lagi yang melihatnya menangis seperti ini dipinggir jalan. Ia masih ingat terus perkataan dokter dan juga mantan kekasih kakaknya itu. Ha Neul eonni mengidap penyakit amnesia. Ha Neul eonni tidak mengenalnya lagi. Adik satu-satunya.

Tangisan Ha Ra semakin keras. Kini ia merasa sendirian di dunia ini. Semenjak kedua orang tuanya meninggal hanya Ha Neul eonni keluarga yang dia miliki. Dan sahabat yang dia miliki pun sekarang sudah tidak bersamanya lagi. Ha Ra semakin merindukan Byun Baekhyun disaat seperti ini. Satu-satunya tempat Ha Ra meluapkan semuanya adalah cerita ke Baekhyun. Tapi Ha Ra sadar itu tidak mungkin lagi.

Ha Ra mencoba berdiri. Tubuhnya tidak bisa menopang kakinya dengan normal. Pandangannya pun juga kabur karena air mata yang terus mengalir.

Ia terus melangkahkan kakinya. Entah kemana ia akan melangkah. Pulang kerumah pun juga tidak ada siapa-siapa disana.

Mata Ha Ra melihat traffic light sudah berwarna hijau. Ia melangkah lagi mau menyeberang mengira itu lampu hijau untuk pejalan kaki sampai tersadar ia salah ketika telinga nya mendengar suara kencang klakson mobil ke arahnya.

"Akhirnya aku menemukan mu!"

Seseorang menarik tangan Ha Ra ke pinggir jalan dan langsung memeluknya. Orang itu baru saja menyelamatkan Ha Ra yang hampir tertabrak oleh truk besar.

Ha Ra sangat mengenal aroma tubuh yang sedang memeluknya ini. Jantungnya berdetak cepat sekali karena terkejut dirinya hampir tertabrak dan juga berdetak karena ada dipelukan orang ini.

"Baekhyun...?" Ujar Ha Ra pelan menahan tangisannya.

Tangan Baekhyun mengeratkan kepala Ha Ra kedalam pelukannya. "Aku khawatir sekali aku tidak bisa menemukanmu.. Saat hyung memberitahuku apa yang terjadi dengan Ha Neul noona aku tidak bisa menghubungimu. Kau belum pulang kerumah dan kau juga tidak ada di rumah sakit. Ku harap kau sekarang baik-baik saja kan?"

Kepala Ha Ra mengangguk di bahu Baekhyun. Air matanya mengalir lagi merasakan kenyamanan yang tubuh Baekhyun berikan ke dirinya.

"Kenapa kau mencariku? Bagaimana kalau Yoo.."

"Sstt.." Lagi-lagi Baekhyun mengeratkan pelukannya agar Ha Ra  tidak melanjutkan perkatannya lagi. "Jangan sebut nama itu.."

"Wae? Ada apa kau dengannya?"

Selama beberapa detik hanya suara angin malam saja yang terdengar oleh telinga mereka yang kini berdiri di pinggir jalan yang sepi.

Baekhyun menghela nafasnya sebentar sebelum menjawab. "Ha Ra, aku ingin minta maaf kepadamu.."

"Kenapa kau harus minta maaf kepadaku?" Ha Ra menahan isakannya di bahu Baekhyun.

"Karena aku sudah meninggalkanmu demi Yoomi.. Dan aku tersadar kau lah yang aku butuhkan, bukan dia.."

Ha Ra tidak tahan lagi menahan isakannya.

"Hanya kau yang sabar menghadapi sifat jelekku... Hanya kau yang tahu ketidakmampuanku... Hanya kau yang selalu menjahitkan kancing bajuku.. Hanya kau yang mau memakan acar timun dari hamburgerku.. Hanya kau yang paling mengerti diriku, hanya kau Ha Ra.."

"Ha Ra.. Kau mau kan memaafkanku?"

Perasaan ini. Perasaan ini yang Ha Ra inginkan sejak lama. Ia sangat menyayangi Baekhyun.

Bukan tangan Baekhyun yang mengeratkan pelukan mereka, kini tangan Ha Ra yang memeluk tubuh Baekhyun. Satu-satunya tubuh yang bisa membuat dirinya nyaman seperti ini. Ha Ra mengangguk lagi. "Kau jangan meninggalkanku lagi.. Dan aku juga menyadari hanya kau satu-satunya di dunia ini yang sangat aku butuhkan".

Tangan Baekhyun mengelus ke rambut Ha Ra yang kuncirannya sudah berantakan. Lalu mengecup kepala gadis itu.

"Aku mencintaimu Goo Ha Ra...

Aku sangat beruntung memilikimu..."

10 tahun kemudian

"Yeobo!!"

Ha Ra menoleh ke arah suara yang ia kenal. Benar saja, matanya melihat pria tampan berjas rapi didekat air mancur berjalan mendekat ke arahnya.

"Aah~ appa sudah datang~~!!" Beritahu Ha Ra kepada bayi laki-laki nya yang baru saja terbangun di dalam stoller.

"Byun Ra Hyun~ mianhae appa telat menjemputmu" Ujar pria berjas tadi saat sudah mendekat dan tersenyum ke arah bayinya sambil pelan-pelan menggendong bayinya yang baru berumur 5 bulan ke dalam dekapannya.

"Ya! Byun Baekhyun! Kau lupa hari ini harus menjemput anak dan istri mu eoh!?" Tangan Ha Ra menjitak kepala Baekhyun yang sedang menunduk mencium bayinya.

"Ha Ra-ya! Baekhyun adalah suami mu kenapa kau masih selalu menjitak kepalanya sih??" Omel Ha Neul menyikut lengan Ha Ra yang ada disampingnya.

Baekhyun terkekeh mendengar Ha Ra dimarahi. Tangan kanannya yang bebas tidak memegang Ra Hyun merangkul leher istrinya itu mendekat. “Kau tahu noona? Semenjak kita menikah kelakuan Ha Ra memang tidak berubah, tapi itu yang membuatku jadi ingin membuat Ra Hyun..” Dengan cepat Baekhyun mencium pipi Ha Ra sebelum istrinya itu menjitak lagi.

“Ya yeobo!!” wajah Ha Ra langsung memerah. “ayo cepat kita pulang! Aku sudah lapar! Hari ini Minseok oppa akan mentraktir kita~ ah aku bahagia sekali mempunyai kakak ipar yang sangat pintar,  sekarang ia sudah menjadi kepala rumah sakit! Chukkhae oppa!”

Minseok yang menggandeng Ha Neul disampingnya hanya tersenyum sumringah dan mulai menggendong Ra Hyun dari tangan Baekhyun karena pria itu seperti sibuk sekali dengan tas yang dibawanya dan juga menghindari tangan Ha Ra yang masih saja memegang-megang kepalanya.

Tamat.

Next: Chen’s Story

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK