Title:
What Is Love
Author:
Monie Akakuro
Rating:
PG - 13
Genre:
Romance
Length:
One Shot
Main Cast:
- Zhang Yixing/ Lay EXO
- Jang Eun Sil (OC)
Note:
Power nya Lay yang Healing gw pakai buat menyembuhkan hati para wanita wkwk
***
Cinta? Apa itu Cinta?
Zhang Yixing membuka lembaran buku sambil menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal. Jari nya menelusuri tulisan yang ada didalam buku berharap ia bisa menemukan jawaban yang apa ia butuhkan.
"Aah.." Desah Yixing membuka sedikit mulutnya saat matanya menemukan beberapa baris kalimat yang mungkin bisa menjelaskan jawaban untuk otaknya.
Berdasarkan kamus, Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi.
Dalam konteks filosofi, Cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang.
Pendapat lainnya, Cinta adalah sebuah aksi atau kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.
Arti cinta seperti itu? Kasih sayang? Pengorbanan diri? Mau melakukan apa pun yang di inginkan objek?
"Aaaahhhh igeo mwoya!???" Erang Yixing mengacak-acak rambutnya karena semakin tidak mengerti setelah membaca jawaban untuk pertanyaan yang ia cari sejak tadi.
"Sssstttt!!!!!!"
Mata Yixing melirik ke kanan kirinya. Terlihat banyak pasang mata menatap sebal ke arahnya dan beberapa orang menempelkan jari telunjuk didepan mulut mereka menyuruhnya diam karena merasa terganggu oleh erangan Yixing tadi.
"Joesonghamnida..." Kepala Yixing tertunduk malu menyadari sikapnya tadi membuat para orang yang berada didalam perpustakaan ini terganggu.
Ia menutup buku tebal didepannya dan bangkit dari duduknya untuk mengembalikan buku ini ke tempat rak nya semula. Sekarang ia mencoba mencari buku lain berharap ia bisa mendapatkan jawaban yang lebih memuaskan otak dan juga hatinya.
Cinta? Apa itu? Seperti apa rasanya?
Lay's Story: What Is Love
Kriiinnnggg... Kriiiinnnggg...
Sebuah tangan muncul dari dalam selimut menggapai-gapai ke meja disamping tempat tidur mencoba mencari suara ponsel yang terus berdering.
Tangan itu terus meraba-raba permukaan atas meja masih belum menemukan dimana letak sesungguhnya ponsel itu berada.
Akhirnya pemilik tangan itu menyerah. Ia membangunkan tubuhnya dan terduduk di tempat tidur dengan mata yang masih mengantuk menengok ke arah meja mencari dimana ponsel itu sebenarnya.
"Hm..." Jawab nya mengantuk setelah mengambil ponselnya yang berada di ujung meja hampir terjatuh.
"ZHANG YIXING!! DIMANA KAU!? 2 JAM LAGI KAU HARUS SUDAH ADA DI AIRPORT!"
Pemilik tangan tadi yang bernama Zhang Yixing itu langsung menjauhkan ponselnya dari telinga setelah mendengar suara teriakan dari orang yang meneleponnya. Hampir saja gendang telinga nya pecah mendengar teriakan itu. Siapa pagi-pagi begini yang meneleponnya. Batinnya kesal. Ia mendekatkan lagi ponselnya agar matanya bisa melihat nama dilayar siapa yang menelepon.
Manager Hyung.
Nama itu yang tertera di layar ponsel. Membuat Yixing mendesahkan nafas panjang. Lagi-lagi ia lupa dengan jadwalnya hari ini.
"Iya aku akan kesana.." Jawab Yixing malas dan langsung mematikan ponselnya setelah mendengar suara manager hyung mau berteriak lagi.
Ponselnya tidak ia taruh lagi diatas meja, melainkan melemparnya ke sembarang arah membuat ponsel itu terjatuh ke lantai di dekat tempat tidur.
Yixing tidak perduli melihat layar ponsel langsung mati seketika. Malah itu yang ia inginkan karena tidak akan terganggu lagi dengan suara deringan ponsel dan teriakan dari manager hyungnya.
Ia menguap dengan sangat lebar dan merentangkan kedua tangannya ke atas. Membuat nyawa nya sudah terkumpul kembali dari tidur nya yang nyenyak pagi ini.
"Zǎoshang hǎo~"
Terdengar suara bisikan seorang wanita menyapa selamat pagi didekat telinga kanannya. Yixing merasakan tangan wanita itu mulai menjalar di kulit punggungnya yang tidak mengenakan pakaian. Dan tubuh wanita itu pun semakin mendekat memeluknya dari belakang.
Tanpa merespon sikap wanita itu, Yixing membuka selimutnya untuk mengambil celana panjang yang berada dibawah tempat tidur dan ia pun segera memakainya.
"Zhang Yixing~" Panggil wanita itu dari tempat tidur sambil menutupi dadanya dengan selimut putih melihat sikap acuh Yixing kepadanya.
Yixing berpakaian dalam diam tanpa memperdulikan suara rayuan wanita itu. Ia menoleh sebentar ke wanita itu setelah ia berpakaian lengkap. Mengelus pipi nya dan membuat wanita itu tersenyum senang karena akhirnya Yixing merespon pada nya.
"Xiexie ni zuo wan.." Ucap Yixing didepan wajah wanita itu sambil tersenyum.
Melihat lesung pipi disamping senyuman manis bibir Yixing membuat wanita itu seperti terhipnotis. Lidahnya pun terasa kelu tidak bisa menolak beberapa lembaran uang yang ia terima di tangannya oleh pria yang baru saja menyewa jasa tubuhnya tadi malam.
"Bye China~ ku harap kau tidak pernah bertemu lagi denganku.." Ujar Yixing menepuk-nepuk pipi wanita bayaran itu masih sambil tersenyum tanpa niat sebelum ia meninggalkan kamar mewah hotel ini.
Bercinta. Apakah ini rasanya cinta? Kenapa rasanya sama saja seperti ia melakukan bercinta dengan wanita yang lain. Tidak ada istimewa dihati nya, hanya kepuasan sesaat saja. Apa ini bukan cinta?
***
"Kyaaa!! Itu Zhang Yixing! Tampan sekali!"
"Dia sudah kembali ke Korea! Musisi handal kita sudah kembali ke universitas ini!"
"Lihat! Zhang Yixing menatap ke arah sini!"
"Kyaaa dia tampan sekali!"
"Aku tidak perduli dia seorang playboy, yang penting wajah dia tampan dan aku menyukainya!"
Drrrttt.. Drrrtt...
Yixing mengambil ponsel nya yang bergetar di dalam saku. Terlihat di layar ponsel nama 'Manager Hyung' memanggil.
"Hmm.." Jawab Yixing singkat masih sambil berjalan di koridor dan mencoba tidak memperdulikan tatapan-tatapan para wanita yang berbinar-binar melihat dirinya jalan di depan mereka.
"Ne arraso arrasooo.. Aku akan membuatnya! Tapi aku butuh mood dan ide sekarang! Kau jangan menggangguku lagi!" Bentak Yixing langsung mematikan ponsel nya dengan wajah kesal.
Lagi-lagi manager nya cerewet sekali mengingatkan dia dengan tugas dari pihak agensi membuat lagu-lagu cinta untuk album nya yang baru.
Dan masalahnya sekarang adalah Yixing masih mencari ide itu.
Yixing masuk ke kelas musik dan langsung menutup pintu agar ia tidak mendengar lagi para wanita itu memekikan namanya. Berisik sekali.
Kelas musik ini kosong tidak ada orang didalam kecuali dirinya. Ini yang Yixing butuhkan sekarang. Suasana sepi untuk memainkan gitar yang dibawanya.
Diletakan sarung gitar itu diatas meja dan duduk disamping jendela sambil memegang gitarnya. Jendelanya sengaja ia buka lebar agar asap rokok yang ia nyalakan bisa keluar terbawa angin.
Gitar, rokok, suasana hening. Dengan begini otaknya bisa berpikir dengan sempurna untuk menciptakan sebuah lagu lagi.
Namun sepertinya kenyamanan yang baru saja Yixing dapatkan harus rusak ketika telinganya mendengar suara derap langkah seseorang berlari dan masuk ke dalam ruangan kelas lalu menutup pintunya dengan kencang.
"Ah kau disini rupanya! Cepat sembunyikan aku ppali ppali!!"
Yixing menghembuskan kencang asap rokok ke udara sebelum ia mematikan rokoknya yang baru saja ia nyalakan saat melihat seorang pria tampan dengan tergesa-gesa menghampirinya dan mencoba bersembunyi dibalik bangku yang ia duduki.
"Kim Junmyeon apa lagi yang kau perbuat sekarang??" Tanya Yixing malas menoleh ke arah satu-satunya sahabat yang ia miliki di Korea. Kim Junmyeon, seorang anak milyarder yang sudah ia kenal sejak lama saat mereka bertemu waktu itu di sebuah acara party di China. Dan sejak saat itu mereka menjadi dekat. Setiap Junmyeon berada di China pasti ia datang menemuinya. Begitu pula sebaliknya jika ia datang ke Korea.
"Ya tubuh kau jangan bergerak nanti wanita gila itu akan menemukanku!" Ujar Junmyeon menggeser tubuh Yixing agar tetap pada posisinya semula.
"Apa yang kau lakukan lagi padanya sampai kau bersembunyi seperti ini? Biasanya kau selalu menantangnya?" Tanya Yixing lagi tidak dapat menahan tawa nya melihat keringat Junmyeon yang mengalir di dahinya saking lelahnya tadi ia berlari.
"KIM JUNMYEON!! KELUAR KAU!!"
Belum sempat Yixing mendengar jawaban dari Junmyeon kepalanya menoleh dengan cepat ke arah pintu yang menjeblak terbuka dengan kencang. Seorang wanita cantik memakai dress pink selutut masuk sambil mengacungkan sebuah sapu ditangannya.
"Choi Se Ra~ kau terlihat tidak cantik dengan benda itu ditanganmu~" Ucap Yixing sambil tersenyum ke arah Se Ra dan mencoba mengambil sapu itu dari tangannya.
Tangan Se Ra mengelak dari tangan Yixing menyelamatkan sapu nya dari jangkauan pria ini. "Boleh ku tukar sapu ini dengan temanmu yang pengecut itu?" Tawar Se Ra menunjuk dengan dagunya ke arah Junmyeon yang bersembunyi di balik punggung Yixing sambil menatap sengit.
"Tapi sebelumnya boleh ku tahu dulu kenapa kau sangat menginginkan dia? Kau sangat mencintai nya ya?" Tanya Yixing sambil tersenyum geli meledek kedua pasangan milyarder ini.
Ucapannya membuat kepalanya tidak selamat dari jitakan Junmyeon yang ada di belakangnya dan mendapat tendangan singkat dari Se Ra di betis nya.
"Zhang Yixing! Cepat serahkan pria pengecut itu sekarang juga!!" Desis Se Ra kesal melihat Yixing yang sudah tertawa dengan ucapannya tadi.
"Tidak tidak... Aku tidak mau melihat kalian berkelahi lagi. Kalian tidak bosan apa? Aku saja yang melihatnya sangat bosan. Ada apa sih dengan kalian?" Ucap Yixing mencoba menengahi pertempuran mereka sambil merentangkan kedua tangannya agar Se Ra tidak mencoba mendekati Junmyeon yang ada dibelakang nya.
Se Ra menarik sejumput rambut nya yang panjang ke depan agar Yixing bisa melihat sesuatu yang membuatnya murka kepada sahabat nya itu. "Kau tahu? Rambut ku terkena permen karet yang baru saja keluar dari mulut dia!"
Yixing bisa melihat dengan jelas permen karet pink sudah menempel tidak karuan di rambut Se Ra yang panjang dan sangat indah itu. Pantas saja.
"Suruh siapa kau lewat disamping ku saat aku mau membuang permen karet ke tempat sampah hah!??" Ujar Junmyeon membela dirinya dari balik bahu Yixing supaya ia tidak merasa bersalah.
Tangan Yixing menahan tangan Se Ra yang sudah mau memukul Junmyeon dengan sapunya. Dan terasa tangan Junmyeon mencengkram bahunya dengan kuat. Akhirnya ia bisa mengambil sapu itu dari tangan Se Ra.
Ia menghela nafas nya panjang dan menatap Choi Se Ra. "Kau tahu? Rambut adalah mahkota wanita. Dan aku suka sekali dengan rambut indahmu. Tapi sekarang permen karet itu membuat rambutmu jadi mengerikan. Jadi kau boleh menghukum pelaku perusak rambutmu itu.." Ucap Yixing sambil tersenyum dan kaki nya melangkah bergeser ke samping agar Se Ra bisa leluasa menangkap Junmyeon.
"Ya! Yixing kenapa kau mengkhianatiku!??" Teriak Junmyeon dengan cepat melesat ke arah tempat gitar-gitar untuk bersembunyi dari kemurkaan Se Ra.
"Junmyeon bodoh!! Sini kau! Tanggung jawab ke rambutku!!!!" Teriak Se Ra mengejar Junmyeon yang sudah berlarian di ruangan kelas musik ini.
Melihat kelakuan sahabatnya itu membuat Yixing tertawa terpingkal-pingkal. Ia seperti baru saja melepas seekor singa untuk Junmyeon.
Namun tawa Yixing berhenti perlahan melihat adegan yang terjadi didepannya. Yixing tahu mereka sedang melakukan peperangan. Tapi ia melihat pengorbanan diri Junmyeon yang mau saja dipukuli Se Ra secara bertubi-tubi.
Bibir Yixing menyunggingkan senyum tidak tertawa lagi melihat mereka. Apa yang sedang dilihatnya sekarang adalah Cinta?
Sepertinya disini ia tidak akan mendapat ketenangan. Yixing membereskan gitarnya lagi ke dalam sarung. Lebih baik ia pergi dan melanjutkan mencari idenya di tempat lain.
"Se Ra-ya ternyata kau disini!? Aku mencarimu kemana-man.. Aw!"
Baru saja Yixing membalikan badannya namun tiba-tiba ada seorang wanita masuk dan menabrak tubuhnya sehingga ia langsung jatuh terduduk dilantai.
"Gwaenchana???" Tanya Yixing menjulurkan tangannya agar wanita itu bisa berdiri.
Wanita itu mendongak dan menatap mata Yixing. "Tidak apa... Tenang saja." Jawabnya sambil tersenyum dan menepuk-nepuk belakang celananya setelah Yixing membantu dia berdiri.
Cantik. Hanya 1 kata yang ada di otak Yixing saat ia menatap wanita itu yang sudah berdiri di depannya. Apalagi saat wanita itu memakai lagi kaca mata. Terlihat semakin cantik membuat kepala Yixing mendekat ke wajahnya untuk memperhatikan wajah wanita itu lebih dekat.
PLAK!!
"Apa yang kau lakukan!!???" Teriak wanita itu marah menempelkan tamparannya di wajah tampan Yixing.
Yixing merasakan nyeri di pipinya saat tiba-tiba wanita itu menampar pipinya. Ia meringis kesakitan sambil mengusap-usap wajahnya.
"Eun Sil-ya!? Kau kenapa?? Kenapa kau ada disini? Kau diapakan oleh playboy brengsek itu???" Tanya Se Ra menghentikan aksinya yang sedang meraih kerah baju Junmyeon mendengar suara tamparan dan teriakan Eun Sil.
"Di.. Diaa.. Dia menciumku!!" Jerit Eun Sil menunjuk Yixing kesal dan ia langsung lari keluar ruangan meninggalkan ketiga orang yang ada didalam saling menatap keheranan.
***
"Buahahahahaha!! Jadi kau tanpa sadar mencium pipinya?" Junmyeon tertawa terbahak-bahak setelah mendengar penjelasan Yixing tentang insiden tadi.
Kepala Yixing mengangguk sambil mengambil segelas wine yang baru saja diberikan oleh pelayan rumah keluarga Kim. Setelah pulang dari kampus Junmyeon mengajak Yixing ke rumahnya untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia tidak mau Choi Se Ra murka lagi kepadanya gara-gara kelakuan sahabatnya tadi.
"Junmyeon, dia itu siapa? Kenapa aku tidak tahu Se Ra mempunyai teman secantik itu?"
Tawa Junmyeon terbahak lagi.
"Kau menyukai Eun Sil?" Ia belum bisa menghentikan tawanya.
"Jadi namanya Eun Sil?"
Kepala Junmyeon mengangguk. "Lebih tepatnya nama dia adalah Jang Eun Sil.." Junmyeon mengatur nafasnya gara-gara kebanyakan tertawa sebelum melanjutkan perkataanya lagi. "Jang Eun Sil anak dari Jang Eun Mi pengasuh Choi Se Ra sejak ia masih kecil..."
"Mwo!!??" Wine yang berada di kerongkongan Yixing tiba-tiba tidak mau melanjutkan perjalanannya ke perut sehingga ia menjadi terbatuk-batuk karena tersedak.
"Ne~ Jang Eun Sil yang mulai hari ini resmi menjadi mahasiswi di universitas kita yang terkenal. Ia mendapatkan beasiswa disana karena otak nya yang sungguh sangat jenius. Beda dengan otak Se Ra yang sangat jongkok itu.." Beritahu Junmyeon menepuk-nepuk pipi Yixing agar ia tersadar sambil menahan tawa.
***
"Mmhh sudah cuk.." Bibir Yixing kembali dilumat oleh bibir sexy wanita yang sangat bernafsu sekali terhadap bibirnya ini.
Tangan Yixing mendorong bahu wanita ini agar segera menghentikan ciumannya. Tubuhnya terasa sakit sekali saat wanita ini menekan tubuhnya ke dinding dipojokan koridor yang sepi. "Aku rasa sudah cukup. Aku sedang ada urusan.." Ujar Yixing berbohong kepada wanita yang Yixing saja tidak tahu siapa nama dia.
Ia meninggalkan wanita itu dengan wajah yang masih sangat menginginkan bibir Yixing untuk dicium nya lagi. Akhirnya ia bisa terlepas dari makhluk sexy itu. Ia kaget sekali tadi saat ia jalan di koridor tiba-tiba ada yang menariknya dan langsung menciumnya. Walaupun tadi ia sedikit terkejut setidaknya bibir wanita itu sungguh sexy saat ada dibibirnya.
"Nona Se Ra, bagaimana kalau.."
"Iishh Eun Sil-ya! Sudah berapa kali kubilang mulai sekarang kau jangan memanggilku dengan kata 'Nona', panggil aku dengan Se Ra saja, arrachi?"
"Tapi non.. Maksudku Se Ra bagaimana kalau.."
Telinga Yixing mendengar suara obrolan kedua wanita itu berbelok ke arah koridor yang berlawanan dengan Yixing. Ia yakin itu suara Se Ra dan juga.. Eun Sil! Kedua kakinya langsung berputar arah mengejar kedua wanita tadi yang sedang berargumen dengan sebuah nama.
"Zhang Yixing! Kau mengagetkanku!" Sontak Se Ra menghentikan langkahnya karena tiba-tiba Yixing sudah ada didepan mereka sambil tersenyum lebar.
"Annyeonghaseyo Eun Sil-ya~" Sapa Yixing tanpa memperdulikan Se Ra. Ia hanya menyapa ke wanita yang tiba-tiba langsung bersembunyi di belakang Se Ra.
"Kau playboy pabo! Jangan menggoda Eun Sil lagi, minggir kau!" Tangan Se Ra menarik tangan Eun Sil yang langsung disambut Eun Sil agar cepat-cepat Se Ra membawa dia jauh dari makhluk mengerikan ini. Kemudian mereka berdua berjalan dengan sangat cepat menjauhi Yixing yang masih melambai-lambaikan tangan ke mereka sambil berteriak.
"Jang Eun Sil! Kenalkan namaku Zhang Yixing! Kau mau berteman denganku kan!!??"
***
Memperhatikan dan mengikuti Jang Eun Sil adalah hobby baru bagi Zhang Yixing sekarang. Kemanapun wanita itu pergi pasti dibelakangnya ada pria gila ini yang sedang tersenyum-senyum bahagia.
Walaupun Eun Sil sudah memasang muka datar, dingin, judes, bagi Yixing itu tidak mempan. Menurutnya itu semua membuat wajah Eun Sil semakin cantik dimata Yixing.
Ribuan kali sudah diusir oleh Se Ra dan ratusan kali ditolak mentah-mentah oleh Eun Sil pun pertahanan Yixing masih tetap kokoh. Ia tidak perduli. Bagaimanapun juga ia harus bisa mendekati Jang Eun Sil.
Sepertinya tamparan pada awal mereka bertemu mempunyai efek yang sangat besar bagi Yixing. Baru pertama kali dalam hidupnya ia ditampar oleh seorang wanita. Dan senyuman andalannya pun tidak mempan kepada wanita ini. Biasanya para wanita selalu berebut mencari perhatian darinya. Sampai-sampai wanita yang pernah dibuang olehnya pun masih bisa memaafkan dirinya saat melihat senyuman Yixing. Tapi kenapa Jang Eun Sil tidak?? Itu yang membuat Yixing begitu frustasi dan sungguh sangat penasaran.
"Eun Sil-ya..."
Eun Sil bangkit dari kursinya dan langsung meninggalkan kelas.
"Eun Sil-ya, kau mau..."
Kaki Eun Sil langsung berbelok tidak jadi mengantri makan siang di kantin.
"Eun Sil-ya, kenapa kau.."
Bruk!! Eun Sil dengan kencang menutup pintu toilet wanita dengan rapat.
Lagi-lagi Yixing pun hanya menghela nafas dan berjalan menjauhi toilet wanita tanpa perduli tatapan pria-pria yang sedang berbelok ke toilet yang seharusnya mereka masuki.
***
Gosip tentang Zhang Yixing yang sudah tergila-gila dengan Jang Eun Sil sudah tersebar luas diseluruh kampus. Membuat beberapa pecinta Zhang Yixing menjadi patah hati. Dan mereka pun tak segan-segan melancarkan aksi nya untuk melampiaskan kekesalan mereka.
"Kalian mau apa?" Tanya Eun Sil bingung saat dirinya ditarik oleh beberapa wanita cantik ke tempat yang sangat sepi dibelakang kampus.
"Kita mau apa? Yang kita mau adalah kau menjauhi Zhang Yixing! Yixing adalah milik kami! Kau tidak boleh merebutnya dari kami!" Ucap wanita yang berambut ikal menjambak rambut Eun Sil sehingga kaca mata yang Eun Sil pakai jatuh ke tanah.
"Aku tidak pernah mendekatinya.. Aku selalu menjauhinya.." Jawab Eun Sil meringis kesakitan karena jambakan di rambutnya semakin kencang.
Plak!
Pipi Eun Sil ditampar oleh wanita yang satunya. "Kau pikir kami tidak buta? Kita juga tahu siapa kau sebenarnya.. Kau adalah anak pembantu Choi Se Ra kan? Kau itu memang tidak pantas ada disini!" Wanita itu menarik tubuh Eun Sil dan mendorongnya jatuh ke tanah.
Air mata Eun Sil tidak tahan lagi saat keningnya menabrak batu yang ada di tanah. Rasanya sakit sekali dan ia bisa merasakan aliran darah yang mengalir dari keningnya.
Rasanya ia ingin membalas perbuatan wanita-wanita yang sedang mentertawakan dirinya. Namun ia harus bisa menahan. Ia harus ingat dengan beasiswanya disini. Dan juga ia harus ingat dengan kebaikan keluarga Choi kepada dirinya yang sudah merawat dia sampai sebesar ini.
"Wow wow woow sepertinya aku mendengar namaku disebut oleh arisan para wanita disini hah?"
Kepala Eun Sil mendongak dan melihat Yixing datang kesini sambil bersiul-siul kearah para wanita yang baru saja membullynya. Senyuman Yixing membuat para wanita itu salah tingkah.
"Yixing-ya~ kenapa kau ada disini?" Kata wanita yang berambut ikal sambil tersenyum dengan suara yang dibuat-buat.
"Aku? Disini? Karena aku sedang mencari Jang Eun Sil dan ternyata aku melihat kalian mendorong ia jatuh.. Ke.. Ta.. Nah.."
Mata wanita berambut ikal itu melebar ketakutan mendengar Yixing berdesis pelan didepan wajahnya. Ternyata Yixing melihat apa yang mereka lakukan terhadap Eun Sil. Tanpa komando para wanita itu serentak membubarkan diri meninggalkan Yixing dan Eun Sil yang masih terduduk di tanah.
"Zhang Yixing lepaskan aku!" Ronta Eun Sil saat tubuhnya diangkat oleh kedua tangan Yixing dan menggendongnya didepan tubuh pria itu.
"Diamlah atau aku akan memberitahu semua ini ke Choi Se Ra?" Ancam Yixing yang membuat Eun Sil terdiam kemudian ia melangkahkan kakinya membawa Eun Sil ke ruang perawatan.
***
"Kenapa kau tidak melawan?" Tangan Yixing terjulur membawa sebuah kapas yang sudah ditetesi obat antiseptik dengan sebuah pinset ke arah dahi Eun Sil yang berdarah.
"Aw.." Eun Sil meringis merasakan perih didahi nya saat kapas Yixing menekan-nekan dengan pelan.
"Kenapa kau tidak melawan mereka?" Tanya Yixing sekali lagi karena pertanyaan tadi tidak dijawab oleh Eun Sil.
"Aku tidak bisa..." Jawab Eun Sil singkat.
"Wae??"
"Aku harus melindungi beasiswa ku.."
Yixing menarik nafasnya pelan. "Maafkan aku.."
"Kenapa kau minta maaf?"
"Ini semua gara-gara aku. Jika saja mereka tidak tahu aku sedang mendekatimu mungkin kau tidak dalam bahaya.."
Tidak ada yang membuka suara lagi setelah Yixing mengatakan itu. Ia melanjutkan mengobati Eun Sil dalam diam. Terakhir Yixing memberikan plester untuk menutupi luka Eun Sil didahinya.
"Ja, sudah selesai.. Kalau begitu aku pergi dulu.." Ujar Yixing pelan membuka tirai yang menutupi kasur di ruang perawatan.
Tangan Eun Sil meraih tangan Yixing menahan pria itu melanjutkan langkahnya pergi dari situ.
"Kumohon jangan ceritakan ini ke Se Ra atau juga Junmyeon. Aku tidak mau mereka khawatir. Aku mohon padamu...."
***
Semenjak kejadian kemarin Eun Sil tidak pernah melihat wajah Yixing lagi di sekitarnya. Itu membuat perasaannya sungguh lega dan... Bosan.
Ya, bosan. Biasanya ia selalu memutar otak mencari cara untuk menghindar dari playboy itu. Tapi sekarang? Kehidupannya berjalan normal lagi. Belajar dikelas yang entah kenapa dia selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dibuku atau pun juga para professor yang mengajar.
Terkadang ia menghabiskan waktunya bersama Se Ra di kantin atau di perpustakaan. Mengajarinya anak itu tentang mata kuliah yang hampir semua dia tidak bisa. Kalau universitas ini bukan 70% miliknya, mungkin dia sudah di drop out karena otaknya yang begitu lemah dalam akademis, kebalikan dari otaknya. Walaupun otak Se Ra yang seperti itu Eun Sil masih bangga terhadap Se Ra yang sudah dianggapnya sebagai eonni nya ini. Dia tidak pernah membedakan status kekayaan orang. Baginya mereka semua sama. Se Ra mempunyai hati yang baik. Kepada semua orang Se Ra berbaik hati kecuali kepada 1 orang, Kim Junmyeon. Entahlah Eun Sil tidak mengerti kenapa Se Ra hanya bisa berbuat jahat kepada 1 orang itu saja.
Seperti sekarang ini, Eun Sil sendirian lagi karena Se Ra tengah sibuk melakukan pertarungan sengit dengan Junmyeon di kantin hanya gara-gara nampan Se Ra tersenggol Junmyeon hingga jatuh. Lebih baik ia menghindar dari pada menjadi korban sendok terbang disana.
Eun sil menghentikan langkahnya di koridor sepi. Ia menatap ke sekitar. Biasanya kalau dia lagi sendiri begini wajah Yixing sudah ada dihadapannya sambil tersenyum-senyum girang menatap wajahnya. Tapi sekarang hanya dirinya saja berdiri sendiri disini.
"Kaing.. Kaing.."
Telinga Eun Sil seperti mendengar suara rintihan anak anjing. Ia mengedarkan matanya dan benar saja tidak jauh dari kakinya terlihat seekor anak anjing putih terjepit diantara besi selokan. Kasihan sekali dia, Eun Sil segera menghampirinya dan mengangkat anak anjing itu dengan hati-hati kedalam pelukannya. Sepertinya kakinya sedikit terluka.
"Ja, sekarang lukamu sudah kubalut~" Ujar Eun Sil kepada anak anjing itu yang ia pangku duduk di bangku taman kampus yang sepi. Semoga luka anak anjing itu cepat sembuh dengan balutan saputangannya.
"Kau kenapa sendirian? Kau tidak punya teman?" Tanya Eun Sil mengangkat anak anjing itu sejajar dengan wajahnya. Ia bisa melihat wajah menggemaskan anjing itu.
Eun Sil mencium wajah anjing itu dan mulai mengajaknya bicara lagi. "Kau pasti senang ada mengobati lukamu. Aku tahu perasaanmu. Karena aku juga seperti mu kemarin, aku terluka dan ada seseorang yang mengobati lukaku.
Tapi aku belum berterima kasih kepada orang itu. Dia sudah menghilang sebelum aku mengucapkannya. Sepertinya dia menghilang karena marah kepadaku. Aku selalu menghindar setiap ia mendekatiku. Tapi aku harus.
Kau tahu? Dia sangat berbeda dariku. Dia orang terkenal. Dan dia sahabat Junmyeon dan Se Ra. Dan aku? Hanya seorang anak pengasuh. Aku tidak mau dibilang melunjak. Kelurga Choi sudah baik sekali mau membiayai sekolahku sampai sejauh ini.
Sebetulnya setiap dia ada disekitarku aku senang sekali. Tapi gara-gara dia menciumku saat pertama kali ketemu jantungku selalu berdebar setiap melihat wajahnya. Itu yang membuat kenapa aku selalu bersembunyi dari nya. Lagipula dia itu seorang yang playboy, selalu pintar memainkan hati wanita. Aku juga tidak mau tertipu olehnya. Apalagi aku ini hanya anak seorang pengasuh, bagaimana mungkin dia menyukaiku. Aku dengannya sangat berbeda. Ya kan?"
"Siapa bilang kita berbeda?"
Ada sebuah tangan terjulur dan memeluk leher Eun Sil dari belakang. Membuat Eun Sil terkejut dan hampir saja ia menjatuhkan anak anjing ini.
Eun Sil bisa melihat dari sudut matanya rambut hitam Yixing sudah menyentuh pipinya.
"Siapa bilang aku pintar memainkan hati wanita? Justru kau yang pintar memainkan hatiku seperti ini..."
"Zhang Yixing lepaskan tanganmu.." Ucap Eun Sil pelan mencoba melepaskan tangan Yixing yang melingkar dilehernya namun dekapannya semakin kuat sehingga Eun Sil tidak bisa melepaskan tangannya.
"Jang Eun Sil, kenapa kau selalu menutupi perasaanmu? Kau tidak boleh merasa seperti ini hanya karena statusmu dengan keluarga Choi.."
"Bagaimana kau tahu?"
"Kau tidak sadar sejak tadi aku dibelakangmu? Dan kau juga tidak sadar selama ini aku tidak menghilang? Aku selalu memperhatikanmu dari jauh. Aku tidak mau kau tertimpa bahaya lagi hanya gara-gara ulahku.."
"Kenapa kau melakukan semua ini?"
Kepala Yixing menggeleng dibahu Eun Sil. "Entahlah, semenjak aku bertemu denganmu aku tidak bisa mengontrol diriku. Semakin kau menghindariku semakin aku ingin mendekatimu. Betapa aku sangat ingin kau berada disampingku, menjagamu agar kau tidak terluka. Membuatmu tersenyum agar kau tidak merasa kesepian.."
"Eun Sil-ya.. Apa perasaan ini adalah cinta?"
Jantung Eun Sil berdebar sangat kencang. Ia juga tidak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat ini.
***
"Mwo!!? Undangan pernikahan mu dengan Se Ra?" Mata Yixing hampir keluar melihat amplop tipis berdesign indah dan sangat mewah yang berada ditangannya. Ia tidak bisa menahan tawanya lagi.
"Hahahahahaha! Bagaimana ini bisa terjadi??? Benarkan tebakanku selama ini kalian memang saling mencintai!"
"Diam kau, ini semua gara-gara perjanjian yang dibuat oleh kakekku dan nenek nya sewaktu mereka masih muda. Kalau aku tidak cepat menikah dengannya, kau tidak bisa meminjam pesawat pribadiku lagi untuk pulang ke China, kau tidak bisa meminjam cottage ku supaya kau bisa party dengan teman-teman wanita bule mu dan kau tidak.."
"Ya ya! Kenapa kau membawa-bawa aku!!??"
"Karena kalau aku tidak menikah dengannya aku akan kehilangan itu semua! Dan Se Ra juga tidak mendapatkan apa-apa dari semua miliknya saat ini. Kita berdua merasa terjepit. Tidak ada pilihan lain.."
Yixing menepuk bahu Junmyeon yang ada disampingnya. "Sebetulnya aku tidak butuh dengan yang kau sebutkan itu lagi..."
"Maksudmu? Kau tidak butuh pulang ke China dan kau tidak mau party lagi?"
Kepala Yixing mengangguk sambil tersenyum lebar. "Benar! Saat ini aku mau tinggal lebih lama di Korea dan aku tidak ada nafsu lagi bermain-main dengan para bule itu.."
Junmyeon mengangkat sebelah alisnya. "Apakah Jang Eun Sil telah sukses merubah sahabatku yang playboy akut dan tidak bisa tersembuhkan ini menjadi pria yang normal???"
Cengiran di bibir Yixing sangat lebar sekali menjawab pertanyaan Junmyeon.
"Tapi kau tetap nanti memerlukan pesawat pribadiku untuk bertemu dengannya di..."
"Jamkkanman..." Yixing memotong ucapan Junmyeon dan segera mengangkat panggilan manager hyung dari ponselnya.
"Ne, aku sudah membuat lagu-lagu itu. Besok aku akan membawanya."
Yixing mematikan ponselnya dan menoleh ke arah Junmyeon lagi. "Baiklah, aku yang akan memainkan piano untuk lagu pernikahanmu sebagai hadiah dari sahabatmu ini.."
***
Penampilan Yixing sudah sangat sempurna untuk datang ke pernikahan sahabatnya. Memakai setelan jas hitam dan dipadu syal berwarna cokelat yang tergantung di lehernya. Ia sudah siap menjadi pianis di acara pernikahan nanti.
Tangan Yixing masih sibuk mengotak-atik komputer memasukkan semua lagu-lagu baru ciptaannya kedalam sebuah cd. Ia akan memberikan ini kepada Eun Sil. Memberikan kepada seseorang yang telah mengisi hati nya sehingga ide di otaknya mengalir dengan cepat membuat semua lagu-lagu ini. Betapa jeniusnya dia.
***
Yixing berdiri dari bangku piano nya dan bertepuk tangan saat melihat kedua pengantin berciuman di depan pastur dan didepan para penonton. Berdiri disamping seperti ini jadi bisa melihat apa yang terjadi didepan sini. Yixing menahan tawanya melihat pasangan pengantin itu sebetulnya tidak berciuman, tapi hanya menabrakan bibirnya saja.
Mata Yixing melirik ke tempat pendamping pengantin wanita. Disana Eun Sil terlihat cantik sekali memakai gaun putih selutut dan rambutnya dihiasi dengan mahkota bunga. Wajahnya tidak terlepas dari senyuman kebahagiaan melihat Se Ra sedang berbahagia menjadi seorang pengantin.
Merasa sedang diperhatikan Eun Sil melirik ke arah piano, ia menyunggingkan senyumnya kepada pianis yang sedang berdiri disana menatapnya sambil tersenyum bahagia.
"Eun Sil-ya, bisa ikut aku sebentar?" Yixing menarik tangan Eun Sil menjauh dari kerumunan para tamu yang sedang mengobrol.
Kaki Eun Sil dengan pasrah mengikuti kemana kaki Yixing membawanya. Pria itu berhenti dibawah pepohonan rindang disamping pantai tidak jauh dari altar pernikahan. Pernikahan ini memang digelar di pinggir pantai milik pribadi keluarga Choi.
"Ada yang ingin aku bicarakan!"
Mata mereka saling menatap mendengar mereka mengucapkan kata yang sama pada saat bersamaan.
Yixing mendenguskan tawanya mentertawakan suatu yang kebetulan ini. "Silahkan kau duluan.."
"Tidak, kau duluan saja. Kau yang membawaku kesini.."
Yixing menarik nafasnya sebentar sebelum ia mengucapkan sesuatu yang sangat penting ini. Dan ia merogoh saku jasnya mengambil cd yang telah ia bungkus dengan kertas pink dan berpita.
"Ini untukmu. Itu semua lagu-lagu yang aku ciptakan. Semenjak aku bertemu denganmu entah kenapa lagu-lagu cinta yang tadinya kukira sulit dibuat menjadi sangat mudah.
Sepertinya aku sudah merasakan seperti apa itu rasanya cinta. Karena aku mencintaimu Eun Sil-ya. Apa kau mau menerima cintaku?"
Jantung Eun Sil berdebar sangat kencang saat ia menerima cd yang Yixing berikan untuknya. Ia menatap mata pria itu. Matanya sangat serius saat ia mengucapkan itu semua. Eun Sil ingin menemukan tatapan gurauan dimatanya, tapi ia tidak dapat menemukan itu.
"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu. Aku ingin mengatakan sesuatu untukmu.." Gantian Eun Sil menarik nafasnya sebelum ia melanjutkan lagi. "Bulan depan aku akan meninggalkan Korea..."
"Kau mau kemana???" Potong Yixing dengan cepat.
Eun Sil menarik nafasnya lagi. "Aku akan pindah ke London. Oxford menerima beasiswaku menjadi murid disana.."
Tidak tahu harus merasa seperti apa, Yixing langsung memeluk erat Eun Sil kedalam dekapannya. "Aku tidak ingin berpisah darimu. Aku ingin kau selalu disampingku. Tapi aku sangat bahagia dengan kabar ini. Kau akan menjadi orang hebat disana. Haruskah aku rela melepaskanmu?" Ucap Yixing pelan membenamkan wajahnya dikepala Eun Sil.
Pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut. Itu adalah arti Cinta
"Memangnya kau keberatan jika menemuiku di London? Bukannya Junmyeon selalu meminjamkan pesawatnya kepadamu? Memangnya kau tidak mau menjual lagu-lagu mu sampai ke eropa? Dan memangnya kau rela membuatku selalu merindukan mu disana??"
Yixing mengangkat wajahnya dari kepala Eun Sil saat mendengar ucapan terakhir wanita itu. Ia menatap wajah Eun Sil "coba kau ulang pertanyaanmu yang terakhir.." Pinta Yixing menatap lekat mata Eun Sil.
"Apa kau rela membuatku selalu merindukanmu disana?" Jawab Eun Sil lagi dengan menekankan setiap kata.
Yixing mendenguskan tawanya dan tersenyum melihat Eun Sil mengucapkan semua perkataan itu. "Apa itu berarti kau menerima cintaku?" Tanyanya dengan hati-hati.
Kepala Eun Sil mengangguk. "Bukankah hanya cinta yang bisa membuat seseorang bisa merasakan rindu?"
Senyuman di bibir Eun Sil membuat Yixing tidak tahan lagi untuk menyentuh bibir itu. Dengan perlahan Yixing mencium bibir Eun Sil dengan segala perasaan. Ciuman kali sangat berbeda seperti yang biasa ia lakukan. Ini baru pertama kalinya Yixing merasakan betapa manisnya bibir seorang wanita. Ia ingin melumat bibir ini dengan kasih sayang. Tidak ingin menyakitinya karena ia ingin terus mencium bibir ini lagi dan lagi. Betapa nyamannya perasaan hati Yixing saat menciumnya. Karena cinta Yixing jadi merasakan semua ini.
Jadi, apa itu arti cinta? Sepertinya Yixing bisa menjawab pertanyaan itu dengan banyak sekali jawaban sampai-sampai ia butuh banyak lembaran kertas untuk menulisnya.
Tamat.
Next: Story 6!
plis banget minta komennya ya kalo udah baca! gomawo ^^