home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > LOVE IS SACRIFICE

LOVE IS SACRIFICE

Share:
Author : NeciJoiz
Published : 28 Jan 2014, Updated : 08 Nov 2017
Cast : -Kim Jong In a.k.a Kai -Lee Taemin -Im Ji Yoon -Lee Gi Kwang -Choi Minho -Kim Woo Bin -Choi Min
Tags :
Status : Ongoing
10 Subscribes |2802174 Views |28 Loves
LOVE IS SACRIFICE
CHAPTER 27 : BIG NEWS

 

Lampu kamar Ji Yoon sudah padam, dan hanya ada lampu tidur di samping tempat tidurnya sebagai penerangan. Ji Yoon menggantungkan handuk wajahnya dan berjalan menuju balkon kamarnya. Ia menatap kegelapan malam dan menghela nafas berat.

‘Apa akan terus begini? Tidak ada ucapan bahkan untuk mengatakan selamat tinggal?’

Helaan nafas berat terdengar olehnya sendiri. Udara malam mebuatnya sedikit menggigil dan memutuskan untuk masuk kembali ke kamarnya. Pintu menuju balkon ditutup kembali dan ia berusaha memejamkan matanya dan melupakan rasa rindunya pada sosok Kai.

*&*&*

Pegawai butik Ji Yoon sedang memperbaiki letak manekin saat terdengar suara ketukan di pintu depan.

“Maaf, apa saya bisa bertemu dengan pemilik butik ini? Saya mendapat tawaran kerja kemarin.” Tutur pria itu.

“Tunggu sebentar, akan saya panggilkan.”

Si pegawai menyuruhnya masuk terlebih dahulu sebelum menghilang di balik jejeran pakaian. Tak lama ia muncul kembali dengan wanita yang memberinya makan kemarin.

“Jadi kamu yang punya tempat ini?” Pria itu mengernyitkan keningnya bingung.

“Bukan. Ibuku. Aku hanya membantu. Jadi, kamu berniat kerja disini?” Ji Yoon mengikuti gaya obrolan santai pria itu.

“Apa saya bisa kerja paruh waktu? Hanya setengah hari?”

“Kamu punya pekerjaan lain?”Ji Yoon memijit lehernya yang terasa pegal.

“Ya, ah tidak juga. Hanya saja, aku harus punya waktu luang dalam satu hari.”

“Tentu saja. Asal waktu kerjamu tidak berubah-ubah.” Ji Yoon menyanggupi. “Tapi saya perlu identitas mu.”

“Ah, tentu.” Pria itu menyodorkan kartu tanda pengenalnya.

“Yong Jun Hyung? Itu namamu?”

“Ya.” Jawabnya singkat.

“Baiklah, akan ku salin tanda pengenalmu ini dan akan ku kembalikan segera. Kau bisa mulai bekerja hari ini.”

“Benarkah?”

“Ya, dan jam kerjamu akan kita bicarakan nanti.”

“Kamsahamnida...”

Ji Yoon mengernyitkan keningnya karna ekspresi senang Jun Hyung hanya bertahan beberapa detik saja, dan langsung kembali ke ekspresi semula. Tak mau ambil pusing, Ji Yoon meninggalkan Jun Hyung dan mempercayakan pegawai lain untuk mengajarinya.

#$#$#$#

“Ji Yoon-ah... Kau sedang sibuk?”

Pintu ruangan Ji Yoon tiba-tiba dibuka dan Minho muncul setelahnya.

“Minho Oppa? Ada apa? kenapa kau terlihat semangat sekali?” Ji Yoon ikut tersenyum melihat wajah ceria namja yang dibalut sweater tipis itu.

“Aku hanya ingin memberikan ini secara langsung padamu. Kau harus datang.”

Minho menyodorkan amplop berpita biru kepadanya.

“Apa ini?” Ji Yoon mengamati tulisan di amplop itu lalu buru-buru membukanya.

“Oppa! Kau?! Kapan kau melamarnya? Omo.. kalian akan bertunangan?” Ji Yoon menatap Minho dengan mata berkaca-kaca lalu menghambur kepelukannya.

“Oppa, chukkaeyo... Aku senang akhirnya kau berhasil mendapatkan Sulli. Kau tentu bahagia.”

“Gomawo Yoo-ee, kalau bukan karna dorongan darimu, aku pasti masih belum berani menemuinya saat ini.”

“Tentu saja Oppa harus memberitahunya. Aku sangat senang mendapat kabar ini. Oh, Ya ampun. Kenapa aku malah menangis mendengar kabar gembira ini?” Ji Yoon melap airmatanya sambil tertawa kecil.

“Gomawo... Kau akan datang kan ke acara pertunangan ku?”

Minho melepas pelukannya dan mengusap rambut Ji Yoon dengan rasa sayang.

“Tentu saja. Aku akan jadi orang pertama yang datang untuk memastikan Oppa sanggup memasangkan cincin ke jarinya. Ah, aku harus membuatkan baju yang bagus untuk hari pertunangan Oppa. Jadi jangan pesan baju dari siapapun. Arra?”

Ji Yoon menggelayut di lengan Minho.

“Wah, Gomawo Yoon-ee. Aku akan memakainya dengan senang hati.”

“Tentu saja Oppa harus memakainya. Aku akan sangat kecewa kalau melihat Oppa tidak memakainya di hari bahagia itu.”

Minho tersenyum melihat tingkah Ji Yoon yang semakin hari semakin menempel dengannya. Ia senang karna Ji Yoon kini terbuka dengannya. Bahkan ia tahu perasaan Ji Yoon untuk Kai. Tapi ia dilarang untuk ikut campur dalam hal ini.

“Oppa, Gikwang sudah tahu hal ini?”

“Belum. Undangan ini baru ku ambil tadi pagi. Dan kau orang pertama yang mendapatnya.”

“Jinjja? Wahhh, apa aku begitu spesial?”

“Neee... Tuan putri ini layak mendapatkannya.”

Minho mencubit pipi Ji Yoon.

“Sepertinya Gikwang masih sibuk mengejar cinta gadis itu. Ia bahkan melewatkan jadwal kencan kita bertiga. Sudah berapa kali dia tidak datang?” Ji Yoon merengut.

“Gadis? Gadis yang mana?” Minho duduk di sofa yang ada diruangan itu.

“Ah, Oppa belum tahu rupanya. Aku dengar dari Min Hee, Gikwang sedang jatuh cinta. Dan ia masih berusaha meraihnya.”

“Aku benar-benar tidak pernah mendengarnya. Ia berusaha menyembunyikan ini dariku?”

Minho terlihat kesal.

“Ah, Oppa. Jangan khawatir. Dia tidak akan selingkuh dari kita.” Canda Ji Yoon.

Pembicaraan mereka kembali berputar tentang keluarga, pekerjaan dan orang-orang spesial dihati mereka.

@#@#@#

Jun Hyung keluar dari butik Ji Yoon dengan menggendong case gitarnya, kemudian melirik ke kiri dan kanan sebelum akhirnya mengambil jalan ke arah kiri. Ji Yoon yang baru mengantar kepergian Minho sampai pintu keluar, diam-diam memperhatikan namja itu. Ia memanggil seorang pegawai dan menitipkan butik padanya, serta meninggalkan pesan kalau dia masih akan kembali. Perlahan di ikutinya namja itu dalam diam. Sementara Jun Hyun tidak sadar karna ia mengenakan headphone dan bernyanyi kecil selama perjalanan.

‘Suaranya lumayan juga. Apa dia seorang penyanyi?’ batin Ji Yoon.

Jun Hyung berbelok menuju gang kecil, di ikuti Ji Yoon. Gang itu merupakan jalan tembusan. Tidak butuh waktu lama, Ji Yoon sudah kembali berada di jalanan yang ramai. Jun Hyung berjalan menuju sekumpulan orang dan langsung menyapa mereka.

‘Mwoya ige?’ Ji Yoon masih belum bisa menebak apa yang akan mereka lakukan.

Kelompok itu kemudian segera beranjak pergi dan membuat Ji Yoon harus kembali mengikuti mereka.

Ji Yoon akhirnya paham setelah mereka semua berhenti di tempat para musisi jalanan biasa tampil.

“Oh, dia anggota band rupanya.”

Ji Yoon ikut menikmati penampilan mereka bersama orang-orang yang berkerumun di tempat itu. Tak hanya vocal, Jun Hyung juga ternyata merangkap jadi rapper sekaligus gitaris. Hal yang tentu saja membuat Ji Yoon kagum. Disamping sikap tertutupnya ternyata Jun Hyung bisa terlihat lepas saat memainkan nada-nada dengan gitar dan suaranya.

 

 

Give Love, Like and Your Comment Guys... ^_^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK