home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > LOVE IS SACRIFICE

LOVE IS SACRIFICE

Share:
Author : NeciJoiz
Published : 28 Jan 2014, Updated : 08 Nov 2017
Cast : -Kim Jong In a.k.a Kai -Lee Taemin -Im Ji Yoon -Lee Gi Kwang -Choi Minho -Kim Woo Bin -Choi Min
Tags :
Status : Ongoing
10 Subscribes |2802174 Views |28 Loves
LOVE IS SACRIFICE
CHAPTER 28 : THE DAY

Jun Hyung meletakkan gitarnya kedalam kotak dan menutupnya dengan hati-hati. Ji Yoon langsung berjalan menghampirinya dan mengacungkan jempol padanya.

“Wah, Jun Hyung-ssi.. ternyata bakat ini yang selalu kau sembunyikan saat kau mengangkat manekin di butik.”

“Kau mengikutiku?” cetusnya tidak terlalu antusias.

“Tidak juga. Aku hanya sedang jalan-jalan.”

“Mau ku traktir minum?” Jun Hyung mengabaikan jawaban Ji Yoon barusan meskipun ia tahu itu adalah bohong.

“Minum? Soju?” mata Ji Yoon langsung terbelalak lebar mendengar ajakan minum. Tapi kemudian ia terdiam karna mengingat dulu pernah menghabiskan minuman beralkohol di Tokyo. Bersama Kai.

Jun Hyung menggendong guitar casenya lalu berjalan mendahului Ji Yoon.

“Ice Americano.” Putusnya tanpa mendengar protes Ji Yoon yang megekor di belakang.

 

Ji Yoon mengambil tempat duduk di dekat jendela sambil menunggu Jun Hyung selesai memesan minuman. Tak lama, namja itu ikut duduk di depannya tanpa ada niat untuk memulai pembicaraan. Tak jauh beda dengan Ji Yoon. Keduanya sama-sama diam. Ji Yoon mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan itu.

“Ah, Kwangie!!” Ji Yoon buru-buru bangkit dan berjalan cepat menuju tempat Gi Kwang yang baru saja memilih tempat duduk. Gi Kwang urung untuk duduk.

“Wah, Yoon-ee... kau disini?! Dengan siapa?” Gi Kwang melihat ke belakang Ji Yoon.

“Pegawai butik.” Ji Yoon langsung menghalangi pandangan Gi Kwang dengan badannya.

“Kau dari mana saja? Lama sekali baru kelihatan. Kau tidak merindukanku?” cecar Ji Yoon sambil menatapnya sebal.

“Aigoo, Ji Yoon-ah, bogoshipeo...” ledek Gi Kwang sambil mengacak rambut Ji Yoon.

“Nugu?” lirik Ji Yoon pada yeoja yang sudah duduk lebih dulu di samping Gi Kwang.

“Ah, aku lupa menceritakannya padamu. Mian. Ini Kwon Chelsea.” Ujar Gi Kwang sambil mengedipkan mata penuh arti pada Ji Yoon.

Mulut Ji Yoon hanya bisa membeo saat menyadari siapa yeoja itu.

‘ah, yeoja yang sedang ditaksir Gi Kwang, seperti yang dikatakan Min Hee.’ Batinnya.

“Annyeong haseyo, Ji Yoon imnida..” Ji Yoon memperkenalkan diri dan menyunggingkan senyuman tipis semampunya.

Yeoja itu berdiri dan menyambut uluran tangan Ji Yoon. Ia tersenyum lebar, membuat lesung pipi di pipi kanannya terlihat.

“Saya Kwon Chelsea, senang berkenalan denganmu.” Balasnya.

“Bukan orang korea?” bisik Ji Yoon pada Gi Kwang.

“Ibunya orang Korea, ayahnya dari Italia.”

“Wah, tak heran ia punya wajah secantik itu. Kau punya selera yang bagus.” Puji Ji Yoon masih dengan berbisik.

“Kau mau tahu lagi?” Gi Kwang mengedipkan matanya. “Nenek dari ibunya orang Indonesia dan Kakeknya dari Jerman.”

“Whoaa, daebak. International family.” Ji Yoon menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Ji Yoon-ssi, minumanmu sudah datang.” Suara Jun Hyung terdengar di belakangnya.

“Ah, aku nyaris lupa kalau aku datang dengannya. Lain kali kita lanjut ceritanya. Bersenang-senanglah.” Ji Yoon menepuk lengan Gi Kwang.

“Chelsea-ssi, senang bertemu denganmu. Semoga harimu menyenangkan. Annyeong..” Ji Yoon melambaikan tangan, kali ini dengan senyum lebar.

Begitu ia duduk, suara hembusan nafas berat Jun Hyung langsung terdengar.

“Ah, kau bosan menunggu? Mian.” Ji Yoon meraih minumnya dan langsung menyeruputnya tanpa peduli apa yang ada dipikiran Jun Hyung.

Keduanya kembali terdiam dan menikmati minum masing-masing. Suasananya terasa sangat kaku, dan Ji Yoon tidak sabar untuk menyudahi kebersamaan itu secepatnya. Keduanya berpisah di pintu cafe dan berjalan ke arah berlawanan.

@#@#@

Sore ini Ji Yoon terlihat cantik dengan dress birunya. Rambutnya digulung keatas dan diberi jepitan cantik disana. Ia buru-buru mengambil kunci mobil dan keluar dari rumah. Ia berangkat lebih cepat ke tempat pertunangan Minho untuk memastikan pasangan itu menggunakan pakaian yang dihadiahkannya dengan baik. Ya, malam ini adalah acara pertunangan Minho dan Sulli. Hanya selang 3 minggu setelah Ji Yoon mendapat undangan dari Minho.

Setelah tiba di tempat acara, Ji Yoon langsung memarkirkan mobilnya dan berjalan cepat menuju ruang make up. Ia langsung memeluk Sulli yang sudah terlihat siap dengan pakaiannya.

“Kau cantik sekali, Sulli-ah. Aku bahagia melihat kalian akan bertunangan.” Pujinya.

“Gomawo. Gaun yang kau berikan sangat cantik. Tanpa kehadiranmu di Tokyo, mungkin kami tidak akan pernah bisa sampai ke tahap ini.” Sulli memeluknya kembali dengan erat.

“Ah, kau harus duduk. Make up mu belum selesai.” Ji Yoon mengingatkan.

Keduanya mengurai pelukan dan Sulli kembali di rias oleh tata rias yang ada disana.

“Aku keluar sebentar ya, aku akan segera kembali.” Ji yoon menepuk lembut bahu Sulli dan segera keluar untuk mencari ruangan Minho.

“OPPAAA....” teriaknya begitu melihat sosok jangkung itu di depan matanya.

“Ji Yoon-ee, kau sudah datang?” wajah ceria Minho begitu jelas terlihat.

“Tentu saja aku harus memastikan sendiri kalau Oppa tidak akan mengacaukan hari yang bahagia ini.” Canda Ji Yoon.

Ji Yoon memperbaiki letak dasi Minho dan merapikan jasnya.

“Sepertinya hari ini bukan aku saja yang akan berbahagia.” Ujar Minho.

“Tentu saja. Kami semua ikut berbahagia Oppa.”

“Bukan itu maksudku. Aku harap kau menemukan kebahagiaanmu malam ini, Ji Yoon-ee...” wajah Minho terlihat serius. “Dia akan datang malam ini.”

“Dia? Nugu?” Ji Yoon buru-buru tersadar. “KAI?!” pekiknya.

“Ya, dia sudah janji akan datang. Dia sudah pulang seminggu yang lalu.”

“Jjeongmal?” Ji Yoon tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia sekaligus cemasnya.

“Aku tidak akan berani membohongimu.” Minho meyakinkan yeoja di depannya itu.

Ji Yoon terduduk dan Minho langsung memeluknya serta menepuk-nepuk bahunya.

“Kau tidak akan lari lagikan?” ujar Minho.

Ji Yoon hanya mampu menggelengkan kepalanya sambil berusaha mengatur debaran di dadanya. Bahkan hanya mendengar kabar kalau namja itu akan muncul saja reaksi tubuhnya langsung seperti itu. Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana reaksinya kalau harus bertatap muka langsung dengan Kai.

 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK