home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > LOVE IS SACRIFICE

LOVE IS SACRIFICE

Share:
Author : NeciJoiz
Published : 28 Jan 2014, Updated : 08 Nov 2017
Cast : -Kim Jong In a.k.a Kai -Lee Taemin -Im Ji Yoon -Lee Gi Kwang -Choi Minho -Kim Woo Bin -Choi Min
Tags :
Status : Ongoing
10 Subscribes |2802174 Views |28 Loves
LOVE IS SACRIFICE
CHAPTER 24 : SAYONARA TOKYO

Baru melangkahkan kaki memasuki pintu rumah sakit, Ji Yoon langsung berlari menuju bagian informasi untuk menanyakan kamar eommanya. Tak perlu menunggu lama, ia langsung mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Ia bergegas memasuki lift dan menekan angka 3, karna eommanya berada di lantai itu.

“Kamar nomor lima belas.. lima belas.. lima be.. ah, ini dia...”

Ji Yoon membukakan pintu dengan kopernya masih digeret menggunakan tangan kiri. Ia memang belum sempat pulang ke rumah. Terlalu lama untuknya.

Genggamannya pada koper langsung terlepas begitu melihat botol infus tergantung di sebelah tempat tidur eommanya.

“Eomma...” lirihnya sambil melangkah perlahan mendekati eommanya.

Kelopak mata eommanya bergerak perlahan ketika menyadari keberadaannya.

“Ah, Ji Yoon-ee.. kau datang?” senyuman kaku terlihat di wajah eommanya.

“Eomma, mani appo?”

“Aniyo, eomma hanya kelelahan saja. Kapan kau sampai?”

“Baru saja. Kenapa eomma tidak menjaga kesehatan? Apa selama aku pergi, Eomma selalu bekerja? Eomma kembali seperti dulu lagi, bekerja tanpa henti dan pulang larut malam?” kejar Ji Yoon.

“Ani... Eomma hanya bekerja sampai sore. Tidak ada yang perlu di khawatirkan, eomma akan segera pulang.” Suara keibuan ibunya membuat kenangan masa kecil Ji Yoon muncul.

Dengan mata berkaca-kaca, Ji Yoon duduk disamping tempat tidur eommanya dan menangkupkan tangan eommanya ke pipinya sendiri.

“Eomma, kau harus sehat. Kau harus ada selalu di dekatku. Hanya eomma satu-satunya milikku yang paling berharga. Tanpa eomma, aku lebih baik mati.” Isaknya.

“Ulljima... jangan pernah mengatakan hal seperti itu. Kalaupun eomma sudah tidak ada, kau harus tetap melanjutkan hidupmu seperti semula. Kau harus bahagia, sayang.”

“Aku tidak akan pernah bisa bahagia, Eomma.”

“Ssshhh, kau jangan membatasi rencana Tuhan. Kau pasti akan mendapatkan kebahagiaanmu.”

“Eomma, jangan berkata seperti itu. Aku takut. Seperti mendengar kata perpisahan saja.” ujar Ji Yoon sambil menidurkan kepalanya di lengan ibunya.

“Kau pasti lelah. Istirahatlah.” Eomma Ji Yoon mengelus rambutnya dengan sayang.

“Ne... sebentar lagi. Aku ingin memeluk eomma seperti ini.” Ji Yoon tersenyum dan memejamkan matanya.

 

Sementara itu diluar kamar, Minho dan Gikwang mengurungkan niat untuk masuk dan memberikan privasi untuk mereke berdua.

“Kajja... kita makan dulu..” ujar Minho sambil merangkul bahu Gikwang menjauh dari tempat itu.

Gikwang yang paham langsung menurut dan mereka berjalan memasuki lift. Senyuman lega terlihat jelas di wajah keduanya.

@#@#@#

Kai berdiri di depan pintu flat Ji Yoon dan berusaha menekan bel untuk kesekian kalinya. Bahkan ia sudah berusaha mengetuk pintu berulang kali. Tak ada sahutan. Bahkan tak ada sedikitpun suara yang terdengar dari dalam ruangan ketika Kai mencoba menempelkan telinganya ke daun pintu.

“Kemana dia?” keluhnya sambil merogoh ponsel.

“Mwo? Dia bahkan tidak mengaktifkan ponselnya!” Kai menyakui kembali ponselnya sambil menggerutu kesal.

“Apa dia di kantor? Ah, pasti ia kerja.”

Akhirnya ia menyerah dengan usahanya dan memutuskan untuk meyakini pemikirannya sendiri.

“Sebaiknya aku pulang saja, aku bisa mengabarinya nanti sebelum berangkat ke bandara.” Putusnya sambil berjalan menuruni tangga.

Ketika kakinya hampir mencapai anak tangga terakhir, ia berhenti karna berpapasan dengan Taemin.

“Kau sedang apa disini?” selidik Taemin.

“Well, hanya sedang kunjungan biasa ke tempat calon istri. Apa ada yang salah?”

“Ya! Kau sadar sedang berbicara dengan siapa? Calon istri pantatku! Jangan terlalu percaya diri.” Ejek Taemin.

“Sebaiknya kau nikmati hidupmu saja. Aku pergi.” Kai menepuk bahu Taemin dan semakin memprovokasi namja di depannya itu.

Taemin mengepalkan tangannya, menahan emosi.

‘kalau bukan karna kau saudaraku, aku akan menyingkirkanmu supaya menjauh dari yeoja ku.’ Batinnya.

Kai tersenyum sinis dan melangkah melewati Taemin. Dia harus segera berkemas.

Taemin melangkah menaiki tangga dan menekan bel flat Ji Yoon. Hasilnya sama seperti Kai. Nihil. Tidak ada sahutan ataupun suara dari dalam.

“Kemana dia? Apa dia begitu sibuknya hingga tidak bisa meluangkan waktunya.”

Ia melirik jam di pergelangan tangan kanannya dan menghela nafas.

“Sudah jam segini,aku harus berangkat sekarang kalau tidak ingin ketinggalan pesawat.”

Tanpa menunggu lama, Taemin segera kembali ke mobilnya dan meninggalkan tempat itu.

@#@#@#

Dibandara, Kai dan Taemin kembali bertemu dan keduanya langsung mengambil jalan masing-masing. Tidak ada keinginan untuk bertegur sapa. Dulu mereka memang tidak dekat, tapi komunikasi keduanya tidak separah saat ini. Kai menaiki pesawat dari pintu depan dan Taemin lewat pintu belakang.

“Ya! Kau mau duduk dimana? Menyingkir!” usir Taemin pada Kai yang sudah mengambil tempat duduk lebih dulu.

“Nuguseyo?” kata Kai dengan wajah malas. “Ya! Kau kenapa senang sekali berdekatan denganku?” protesnya.

“Siapa yang ingin dekat-dekat denganmu? Tempat duduk ku di bangku 4A.”

“Mworago?? Aku duduk di bangku 4B. Yak! Kau benar-benar tidak memanipulasi ini kan?” protes Kai.

“Manipulasi kepalamu? Kalau tahu aku akan duduk disampingmu, sudah aku pesan tiket lain sebelumnya.” Taemin mendelik kesal.

“Maaf Pak, silahkan ambil posisi duduk anda. Pesawat akan segera lepas landas.”

Seorang pramugari menengahi keduanya.

“Minggir!” bentak Taemin.

Kai langsung memasang wajah kesal, tapi tetap menggeser kakinya untuk membiarkan Taemin masuk.

“Maaf, apa saya bisa pindah ke kursi lain?” cetus Kai tiba-tiba.

“Mohon maaf Pak, seluruh bangku penuh. Tidak ada tempat yang kosong untuk saat ini.”

Kai menyandarkan punggungnya dan menghembuskan nafas berat.

“Ahhh, ini akan menjadi penerbangan paling membosankan.” Ujarnya sambil mengetatkan seat belt nya.

“Kau pikir aku merasa senang duduk disampingmu?” sahut Taemin sambil memperbaiki posisi duduknya. Keduanya kembali diam dan membiarkan kesunyian mendekap mereka selama perjalanan. 

 

Give Love, Like and Your Comment.. ^_^

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK