home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > LOVE IS SACRIFICE

LOVE IS SACRIFICE

Share:
Author : NeciJoiz
Published : 28 Jan 2014, Updated : 08 Nov 2017
Cast : -Kim Jong In a.k.a Kai -Lee Taemin -Im Ji Yoon -Lee Gi Kwang -Choi Minho -Kim Woo Bin -Choi Min
Tags :
Status : Ongoing
10 Subscribes |2802174 Views |28 Loves
LOVE IS SACRIFICE
CHAPTER 22 : THIS FEELING.

Ji Yoon menunggu Minho, Gikwang dan Minhee yang sedang check in sambil sesekali menyenandungkan lagu. Minho terlihat menyodorkan tiket sementara Gikwang mengangkat koper untuk ditempatkan di bagasi. Min Hee sesekali terlihat mencuri pandang pada Gikwang. Ji Yoon melihat jelas semua kejanggalan itu. Sepertinya sesuatu telah terjadi diantara mereka. Setelah selesai check in, mereka bertiga berjalan menuju tempat Ji Yoon untuk berpamitan.

“Kami pulang dulu.” Minho memeluk Ji Yoon dan mengacak rambutnya.

“Kabari aku kalau kalian sudah sampai di Seoul.” Pesan Ji Yoon sambil membalas pelukan Minho. “Dan Oppa hutang cerita tentang makan malam kalian.” Ingatnya pada Minho.

“Jaga diri baik-baik Yoon-ee, jangan lupa kabari eomma mu di korea.” Pesan Gikwang.

“Kau juga hutang penjelasan tentang hubunganmu dengan Min Hee, Kwang-ee..” bisik Ji Yoon tepat di telinga Gikwang.

“Wae? Memangnya apa yang terjadi diantara kami?” Gikwang terlihat gelagapan.

“Jangan bohong. Kau mau menyembunyikan apa dariku? Jaga dia baik-baik.” Ji Yoon menepuk-nepuk bahu Gikwang lagi.

“Kau ini....” Gikwang mencubit ujung hidung Ji Yoon. “Dia bahkan belum menjawab permintaanku...”

“Kau memintanya kembali padamu?” tebak Ji Yoon.

“Nde, tapi dia terlihat susah untuk memutuskan. Sepertinya dia meragukanku.” Bisik Gikwang lagi.

“Himne, Kwang-ee... Kau pasti bisa merebut hatinya lagi.”

“Yak! Yak! Kalian sedang menggosipkan apa, berbisik-bisik mencurigakan seperti itu...” tegur Minho.

“Ah, mian...” cengir Ji Yoon. “Min Hee-ya, kau tidak boleh ragu-ragu. Kalau kau suka dengan seseorang yang menyukaimu, kau tidak boleh terlalu lama mengulur waktu.”

Min Hee mengerutkan keningnya bingung.

“Maksud eonni?”

“Aniyo..” Ji Yoon buru-buru mengalihkan pembicaraan karna mendapat pelototan dari Gikwang.

“Jangan lupa bertukar kabar denganku ya...” pesan Ji Yoon sambil memeluk Min Hee.

“Ne, kalau eonni punya desain baju yang bagus, jangan lupa kabari aku ya. Aku sangat suka dengan hasil desain kalian.” Ujar Min Hee dengan wajah berseri.

“Tentu, aku akan mengirimimu pakaian terbaru kami suatu saat. Aku janji.” Ujar Ji Yoon sambil menyodorkan kelingkingnya.

“Aku akan menyimpan baik-baik pakaian yang kau hadiahkan saat di pesta itu. Aku hanya akan memakainya ke acara khusus.” Minho mengacungkan jempolnya.

“Aku juga, aku bahkan hanya akan menggantungnya supaya tidak rusak.” Tambah Gikwang.

“Pakaian itu memang ku rancang khusus untuk kalian berdua. Aku akan sangat kecewa kalau kalian merusaknya.” Ji Yoon berpura-pura sedih.

Mereka menghabiskan waktu bercengkrama sebelum akhirnya panggilan untuk boarding terdengar.

“Jaga dirimu baik-baik ya... kau tidak boleh melupakan eomma mu di sana. Sering-sering kasih kabar.” Pesan Minho kembali.

“Ne, sajangnim...” jawab Ji Yoon sambil membungkuk hormat, membuat Minho gemas untuk mencubit pipinya.

Kemudian mereka melambaikan tangan pada Ji Yoon dan menghilang di pintu keberangkatan. Ji Yoon balas melambai sampai punggung mereka bertiga tidak kelihatan lagi. Kemudian ia berbalik menuju pintu keluar dan segera menaiki taksi yang baru menurunkan penumpang.

Ji Yoon berjalan menaiki tangga dan berjengit kaget karna dikejutkan oleh sosok manusia yang berdiri menjulang di ujung tangga.

“Kau mengagetkan saja...” pekiknya sambil memukul bahu Kai kuat-kuat.

“Wae? Apa aku terlihat seperti hantu?”

“Kau bahkan lebih menakutkan dari hantu. Argghhh, jantungku nyaris copot.”

Keluh Ji Yoon sambil mengelus dadanya.

 Kai yang semula bersandar ke tembok dengan memangku tangannya, bergerak mendekati Ji Yoon.

“Kenapa kau lama sekali?” protesnya.

“Memangnya aku menyuruhmu datang?” dengus Ji Yoon sambil mengerucutkan bibirnya.

“Tapi aku sudah berdiri lama disini. Kakiku bahkan kesemutan. Teleponmu tidak diangkat lagi...”

“Yak! Yak! Kai-ssi, jangan berlebihan. Kenapa kau seperti suami yang over protective begini?” sela Ji Yoon.

“Aku kan memang calon suamimu...”

“Calon suami kepalamu..” ketus Ji Yoon.

“Chagi, jangan marah seperti itu. Wajahmu akan terlihat tua.” Goda Kai.

“Assshhh, kau mau cari mati? Berhenti mengucapkan kalimat-kalimat menggelikan seperti itu.” Ancam Ji Yoon.

Kai tertawa senang karna berhasil mengerjai Ji Yoon. Ia terkekeh melihat wajah Ji Yoon yang memberengut.

“Aku tidak diperbolehkan masuk ke flatmu?” Kai berusaha menghentikan tawanya dan kembali memandang Ji Yoon dengan serius.

“Tidak bisa. Pulang sana..” usir Ji Yoon sambil mengibaskan tangannya.

“Kalau aku tidak  mau?” tantang Kai lagi.

“Kau ini benar-benar menyebalkan.” Keluh Ji Yoon sambil merogoh sakunya untuk mengeluarkan kunci.

“Aku lapar, kau punya makanan?” Kai langsung menyerobot masuk begitu kunci pintu dibuka. Ji Yoon bahkan belum sempat masuk.

“Yak! Kai-ssi, kau benar-benar tidak sopan.”

Kai berjalan dengan acuh, mengabaikan perkataan Ji Yoon dan langsung merebahkan tubuhnya di sofa kecil milik Ji Yoon.

“Geser sedikit...” ujar Ji Yoon sambil memukul pundak Kai untuk menyuruhnya menyingkir.

“Kenapa kau tidak cari tempat lain? Kau ingin duduk di dekatku ya?” goda Kai lagi.

“YAKK!! Kau salah makan??!! Atau kau lupa minum obat?!” teriak Ji Yoon disamping telinga Kai.

“Ani... Otakku hanya sedikit bergeser karna melihat kecantikanmu..”

Ji Yoon yang gerah terus digodai oleh Kai memilih menyingkir dari sofa itu. Ia memutuskan untuk membuatkan minuman.

“Jangan terlalu manis...” cetus Kai dari tempat berbaringnya.

“Siapa yang mau membuatkan minum untukmu?” Ji yoon mendelik.

“Aku tahu kau mau membuatkan untukku juga.” Jawab Kai dengan santai.

“Yak! Kai-ssi, kau mau minum mu kutambahkan racun tikus atau kopi kadaluarsa?” tawar Ji Yoon.

“Racun tikus saja, kalau bisa yang rasa coklat.”

“Kau benar-benar sudah gila...” Ji Yoon kehabisan kata-kata.

Kai hanya terkekeh geli ditempatnya sambil memegangi perutnya yang sakit karna menahan  tawa.

“Aigoo, ternyata sikap dinginmu bisa mencair juga....” ucap Kai dengan ekspresi bahagia.

Ji Yoon hanya mendengus di tempat sambil menambahkan krim coklat ke minuman buatannya.

‘Kenapa aku tidak tahan mendengar gurauannya? Padahal aku tahu kalau dia sedang bercanda.’ Keluh Ji Yoon dalam hati.

 

Jangan lupa love, like dan comment nya ya.. :)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK