Beberapa hari belakangan ini Ji Yoon tidak memiliki istirahat yang cukup karna pekerjaan mereka yang menumpuk. Fashion show yang akan digelar beberapa hari kedepan membuat mereka bekerja keras karna ada beberapa baju yang belum jadi dan ada perombakan di beberapa bagian. Bahkan semalam Ji Yoon memutuskan untuk menginap di ruang kerja untuk merampungkan jahitan di kerah gaun yang jadi baju utama dalam fashion show itu.
Derit pintu membawa Ji Yoon kembali ke dunia nyata. Ia meregangkan lehernya yang pegal karna tertidur dengan kepala ditelungkupkan diatas meja.
“Ji Yoon-san.. kau tidak pulang?”
Yuka muncul dengan wajah cerianya seperti biasa.
“Aku baru saja menyelesaikan jahitan di kerah ini.”
“Sebaiknya kau pulang dulu, mandi, makan dan beristirahat.”
“Mana boleh begitu? Pekerjaan kita akan semakin menumpuk.”
“Tenang saja, hari ini kita akan dibantu oleh desainer baru. Jadi kau bisa beristirahat sebentar. Aku akan memberitahu Kagami-sama. Jangan khawatir.”
“Desainer baru? Siapa?” rasa penasaran Ji Yoon meningkat karna setahunya, Kagami tidak mengijinkan orang baru yang belum dipercayainya untuk menyentuh pakaian miliknya.
“Sepertinya hasil rekrutan Kagami-sama juga..”
“Ah, begitu. Kalau begitu aku percayakan padamu ya Yuka-san..” Ji Yoon membereskan peralatannya dan meninggalkan ruangan diiringi dengan lambaian tangan Yuka.
Udara pagi yang segar mengembalikan kesadaran Ji Yoon sepenuhnya. Langkahnya lebih ringan sekarang. Sambil menyakukan kedua tangannya, ia mengisi paru-parunya dengan udara pagi yang sejuk. Menarik nafas, menghembuskannya, menarik nafas kembali, lalu menghembuskannya lagi. Setelah dirasa cukup, ia melangkah menyusuri bahu jalan menuju flatnya.
Ponselnya berbunyi dan ada pesan masuk ke akun kakao talknya.
Pagi ini terasa indah...
Sambil mengernyitkan kening, ia mengetikkan balasan dengan cepat.
Bukankah harimu selalu indah Kai-ssi?
Kemudian ia memasukkan kembali ponselnya kedalam saku jaketnya.
Tidak ada yang seindah hari ini, saat aku melihat wajah damai yeoja yang ku sukai. J
Kau suka dengan yeoja yang mana lagi? Apa kau bertemu gadis jepang yang sangat cantik?
Tidak ada yang lebih cantik dari yeoja dengan jaket biru yang menyusuri jalanan pagi dengan wajah baru bangunnya.
Ji Yoon berhenti dan langsung berbalik. Tidak ada orang mencurigakan disekitarnya. Hanya orang-orang yang berjalan cepat menuju tempat kerja masing-masing. Tidak ada tanda-tanda Kai ada disana.
Yak! Mr stalker, kau menguntitku lagi?
Tidak perlu mengikutimu, karna aku selalu tahu apa yang dilakukan yeoja yang kucintai
Yak! Kau ini menakutkan. Kau membuatku merinding. Siapa yang kau sebut yeoja yang kau cintai?
Tidak ada balasan lagi kemudian. Ji Yoon berkali-kali memeriksa kembali katalk nya, tapi tidak ada pesan baru disana.
“Yak! Michigo...” umpatnya sambil menjejalkan kembali ponselnya.
Ji Yoon membuka pintu flatnya. Ia bahkan tidak sadar sudah berjalan sampai ketujuannya karna sibuk chating dengan tuan penguntit itu. Ia membaringkan tubuhnya setelah membersihkan wajah dan kakinya. Semua rasa lelahnya langsung ditarik oleh tempat tidurnya dan tidak butuh waktu lama untuknya terlelap. Bunyi beberapa pesan masuk ke ponselnya tidak memberikan efek apa-apa pada yeoja itu.
Setelah bangun, Ji Yoon mencek ponselnya dan menemukan pesan Minho disana.
Kau tahu desainer baru di kantormu?
Aku belum bertemu dengannya, aku sedang di flatku
Aku baru tahu kalau dia berkerja di tempat yang sama denganmu
Dia siapa? Yeoja yang kau cintai setengah mati?
Yak! Aku tidak bilang begitu.. Min Hee saja yang melebih-lebihkan.
Dia benar-benar desainer baru itu? Ah...Sayang sekali, Oppaku sudah besar. Sudah bertemu wanita yang disukainya. Ahhh, aku patah hati..
Mwo? Kau punya perasaan spesial padaku?
Ji Yoon terkikik geli karna keseriusan Min Ho.
“Oppa, kau benar-benar tidak bisa diajak bercanda...” ejeknya sambil meraih handuk untuk mandi. Sengaja menggantung chat itu untuk menggoda Min Ho. Sambil bersenandung kecil ia membasahi rambut dan badannya. Gerakan tangannya terhenti saat mengingat isi chatnya dengan Kai tadi.
“Sialan, kenapa aku harus memikirkan hal itu lagi. Pasti dia hanya ingin membalas perbuatanku dulu karna sering mengacuhkannya... Awas saja nanti..” dengusnya sambil kembali membersihkan badannya.
Chapter 19
Sekembalinya Ji Yoon ke kantor, ia langsung mencari desainer baru yang dimaksud Minho.
“Yuka-san, dimana desainer barunya?”
“Sedang di ruangan Kagami, kenapa?”
“Ah, tidak. Aku hanya sedikit penasaran padanya.”
“Penasaran sama Sulli-san?”
“Sulli? Namanya Sulli?”
“Hmm, namanya Sulli. Dia orang korea juga, sama sepertimu.”
“Ahhh, begitu. Sankyu ne..” Ji yoon langsung kembali ke bangkunya dan mengetikkan balasan untuk Minho.
Oppa, namanya Sulli. Benarkan?!
Dan tak butuh waktu lama, Minho langsung membalas chat itu.
Sulli benar-benar disana?
Oppa tahu dari mana dia disini? Dan kenapa kau membalasnya terlalu cepat? Kalian tidak punya kerjaan?
Ah, kemarin aku berniat menemuimu karna kau menutup telepon begitu saja. ternyata kau tidak ada disana, dan aku melihatnya masuk kedalam kantormu.
Lalu darimana oppa tahu dia jadi desainer disini? Banyak orang yang datang ke kantor kami dan tidak semua desainer.
Kau sedang mengujiku? Dia sekolah desain, jadi mana mungkin dia datang ke kantormu dan bukan jadi desainer.
Ahh, kelihatan sekali Oppa sangat memperhatikannya.
Kau tidak sedang cemburu kan?
Aku? Cemburu? Oppa berharap bagaimana?
Ji Yoon langsung memasukkan ponselnya kedalam tas saat melihat Kagami keluar dari ruangannya.
“Ji Yoon, Kau sudah disini?”
“Ya, Kagami-sama... aku pulang untuk beristirahat tadi.”
“Ah, kenalkan ini Sulli.. desainer baru di kantor ini.”
“Annyeong haseyo, Sulli imnida..”
Sulli menyapanya lebih dulu.
“Ne, Annyeong haseyo. Ji Yoon imnida.”
“Mohon bantuannya...”
Ji Yoon langsung terkesan dengan keramahan yeoja dihadapannya.
‘pantas saja oppa sangat menyukainya. Cantik sekali.’
Ji Yoon mengerjap-ngerjapkan matanya tidak mempercayai penglihatannya.
‘Bahkan matanya ikut tersenyum.’
Pujinya dalam hati.
“Ji Yoon-san, kau baik-baik saja?”
“Aa...ne. Aku baik-baik saja.”
“Kalau begitu silahkan lanjutkan pekerjaan masing-masing. Saya akan keluar sebentar untuk melihat persiapan panggung besok.”
Kagami berbalik dan menuruni tangga.
“Kamu pacarnya Minho oppa?”
Sulli langsung buka suara sesaat setelah badan Kagami menghilang.
“Nde? Aku? Pacar siapa?” Ji Yoon terkejut mendengar hal itu.
“Ah, maaf. Aku tidak bermaksud mengurusi hubungan kalian.” Sulli menunduk dan berjalan menuju mejanya. Dan Ji Yoon baru sadar ada meja baru diruangan itu.
“Sulli-ssi, Kamu salah sangka. Aku hanya teman dekat baginya. Kau melihat kami dimana?”
“Aku melihat kalian bersama sewaktu di pesta malam itu. Dan sepertinya Minho Oppa menghindariku.” Suara sedih Sulli membuat Ji Yoon iba. Tapi ia tidak punya hak untuk mencampuri urusan kedua insan ini.
“Kupikir tidak seperti itu. Pasti Minho Oppa punya alasan dibalik sikapnya. Ah, aku harus kembali bekerja. Kau juga harus bekerja. Sulli-ssi, semangat...” Ji Yoon menyemangati yeoja itu dan bergegas kembali ke mejanya.
Pukul 23.34. Ji Yoon masih sibuk mengukur kain yang akan dijahit sementara matanya terasa berat. Sulli dan desainer yang lain baru saja kembali. Ji Yoon menolak pulang bersama karna ia harus menyelesaikan pola pakaian itu untuk diberikan kepada Kagami. Jemari Ji Yoon bergerak menarik peniti dari tempatnya dan menempelkan pola kain itu di manekin.
Tiba-tiba tubuhnya terhuyung dan tengkuknya seperti dipukul benda keras. Pusing yang hebat terasa menghantam kepalanya. Ji Yoon berusaha menarik tempat duduknya dan terduduk disana. Sesuatu yang hangat menetes dari hidungnya dan langsung disekanya dengan tissue. Darah segar langsung membasahi lembaran tissue itu dan membuatnya berusaha menahan aliran darah dengan mendongakkan kepala.
“Eomma... eottokhae...” rintihnya sambil berusaha menemukan ponselnya dari dalam tas.
Dia menekan nomor siapa saja yang ada di panggilan keluar dan menempelkannya di telinga.
“Yeoboseyo?”
Suara berat terdengar menyahut diseberang.
“Kau sudah tidur?” Ji Yoon kembali menarik sehelai tissue dan melap hidungnya.
“Belum, ada apa?”
“Bisa tolong jemput aku di kantor?” suara lemah Ji Yoon membuat orang diseberang terdengar buru-buru menuruni tempat tidur.
“Tunggu disana... aku segera datang.”
maaf ya readers, updatenya lama.. soalnya author baru sembuh dari sakit.
jangan lupa love, like, comment nya ya.. :)