home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > LOVE IS SACRIFICE

LOVE IS SACRIFICE

Share:
Author : NeciJoiz
Published : 28 Jan 2014, Updated : 08 Nov 2017
Cast : -Kim Jong In a.k.a Kai -Lee Taemin -Im Ji Yoon -Lee Gi Kwang -Choi Minho -Kim Woo Bin -Choi Min
Tags :
Status : Ongoing
10 Subscribes |2802171 Views |28 Loves
LOVE IS SACRIFICE
CHAPTER 13 : MEET THE GIRL

Suara pintu yang di tutup dengan kasar membuat mata Ji Yoon terbuka. Ia berusaha bangkit, tapi gerakannya yang tiba-tiba membuat kepalanya terasa pusing. Ia mencoba memejamkan mata dan kembali membaringkan tubuhnya.

‘Jam berapa sekarang? Siapa yang baru keluar dari tempat ini?’

Mendadak rasa panik merayapinya.

‘Apa mungkin ada maling? Ah, tidak mungkin...’ Ji Yoon mencoba meyakinkan dirinya sendiri sambil memijit keningnya.

Rasa pusing di kepalanya sedikit reda, Ji Yoon meraih ponselnya yang biasa diletakkan di nakas samping tempat tidur. Tidak ada. Kemudian ia duduk dan memperhatikan sekelilingnya untuk mencari keberadaan ponselnya. Matanya melotot melihat jam di dinding kamarnya.

“OMO.... Aku terlambat....” pekiknya sambil meloncat dari tempat tidur. Tetapi badannya kembali limbung dan rasa pusing yang hebat membuatnya merasa mual. Efek hangover membuatnya merasa tak berdaya.

~~~~~*~~~~~

“Malam ini kita akan mengadakan perayaan terjualnya produk kita di luar target, jadi semuanya harus datang dan ingat... tidak boleh datang sendirian...”

Yuka mengumbar senyumnya kepada semua orang di ruangan dan langsung mengernyit kaget saat melihat Ji Yoon hanya duduk di tempatnya dengan wajah pucat.

“Yoon-san, apa kau sedang sakit?”

Ia bergerak mendekati Ji Yoon dan meraba kening yeoja itu.

“Ah, tidak. Hanya merasa pusing sedikit..” geleng Ji Yoon.

“Kalau begitu nanti malam kau tidak bisa datang? Sayang sekali, padahal Kagami-sama mengharapkan semuanya datang. Apalagi kau kan desainer muda favoritnya...”

“Yuka-san, kau terlalu melebih-lebihkan. Aku akan datang dengan teman-temanku.” Ji Yoon tersenyum kecil pada Yuka.

“Yoon-san sudah punya banyak teman disini?”

“Bukan, mereka temanku yang sedang berlibur di Tokyo. Dan ada yang sangat menyukai karya Kagami-sama.”

“Owh... kalau begitu sampai jumpa nanti malam.”

“Yuka-san sudah mau pulang?” Ji Yoon menyipitkan mata.

“Ah, aku lupa. Karna nanti malam acara besar, jadi kita semua perlu mempersipkan penampilan. Jadi kita pulang lebih cepat hari ini. Dahhh...”

Yuka melenggang meninggalkan Ji Yoon yang merengut.

“Apa-apaan ini, aku bahkan baru sampai disini...” keluhnya sambil menghembuskan nafas.

Ji Yoon meraih ponselnya dan menghubungi Minho. Kemudian ia meraih tasnya dan turun kelantai dasar, menyetop taxi dan kembali keflatnya.

Gi Kwang dan Min Hee berjalan di depan, sementara Minho menunggu Ji Yoon turun dari mobil yang mereka gunakan. Gi Kwang dan Minho mengenakan pakaian yang di desain Ji Yoon malam ini. Memang kedua pakaian itu di buat Ji Yoon untuk kedua temannya.

“Hati-hati langkahmu...” Minho menyodorkan lengannya pada Ji Yoon yang mengenakan dress dengan high heels.

“Gomawo...” Ji Yoon mengalungkan tangannya di lengan Minho dan menyusul Gi Kwang dan Min Hee memasuki ballroom hotel yang luar biasa megahnya.

Tamu yang hadir sudah banyak yang datang. Bahkan Ji Yoon sempat mendengar kalau banyak artis yang di sponsori produk mereka datang malam ini. Semua wanita yang hadir mengenakan pakaian mewah dan dandanan yang cantik, sementara para pria mengenakan jas mereka dan menggandeng pasangan masing-masing.

“Wah, lebih meriah dari yang kubayangkan eonni...” decak kagum Min Hee terdengar juga setelah mereka terdiam beberapa saat.

“Kau mau pernikahan yang semegah ini?” Gi Kwang menatap Min Hee yang langsung tersipu malu.

“Oppa... apa maksudmu..” jawabnya lirih.

“Sepertinya mereka ada kemajuan. Apa mereka balikan?” bisik Ji Yoon pada Minho.

“Molla... mereka hanya sibuk adu argumen beberapa hari ini. Tapi malah terlihat semakin dekat.”

Minho mengikuti Ji Yoon yang berjalan menuju Kagami, dan langsung di ikuti oleh Gi Kwang dan Min Hee.

“Kagami-sama... Selamat atas perayaan ini..” Ji Yoon membungkuk pada atasannya itu dan menjabat tangannya, diikuti oleh mereka bertiga.

“Arigatou... Ini berkat para desainer lainnya juga...”

“Hwa... Kagami-sama... benar-benar ada di depan mataku?” Min Hee terlihat sangat gembira.

“Ah, ini Min Hee. Adik temanku. Dia penggemar berat anda...” jelas Ji Yoon.

Min Hee langsung mengungkapkan ketertarikannya pada karya-karya Kagami yang ditanggapi dengan ramah oleh wanita itu.

“Hei.. Kau datang juga...?”

Tiba-tiba Ji Yoon merasa ada yang menepuk bahunya. Saat dia menoleh, Hasegawa Rio, anak dari Kagami sudah terlihat di hadapannya.

“Rio-san? Anda datang juga?”

“Eish, tentu saja. Ini kan acara orang tuaku.” Dengus Rio. “Ah, Kau memberikan baju kemarin pada mereka berdua? Ahh, benar-benar pelit. Padahal aku menginginkan baju itu...” sambungnya.

“Iya.. Mereka teman dekatku. Aku memang mendesain baju itu khusus untuk mereka.”

“Kau mau mendesain baju khusus untukku juga? Ayolah, aku benar-benar menyukai selera fashionmu...”

“Rio, apa yang kau lakukan? Kau membuatnya malu karna orang-orang melihatmu merengek padanya.” tegur Kagami.

 “Okasan... Dia tidak mau membuatkan baju untukku...” adu Rio.

Ji Yoon hanya meringis melihat sifat artis yang satu itu. Kekanak-kanakan.

“Desainer hanya akan mendesain ketika mendapatkan inspirasi. Mungkin dia tidak mendapatkannya saat melihatmu...” jelas ibunya.

Semua yang melihat hal itu hanya tertawa kecil dan kembali melanjutkan kegiatan semula.

“Lain kali akan aku buatkan. Berhenti merengek dan mengadu seperti ini. Kau benar-benar...” Ji Yoon mendelik pada Rio.

“Aku ambil minum dulu...” Minho pamit pada kumpulan itu.

“Oppa, tunggu.. Aku mau ambil makanan juga..” Min Hee langsung menarik Gi Kwang untuk mengikuti Minho.

Minho meraih segelas sampanye dan meneguknya, tetapi buru-buru melarang Min Hee yang mengikuti tingkahnya.

“Yak! Anak kecil tidak boleh minum sembarangan. Makan saja.” larangnya.

Min Hee merengut dan menuruti perkataan oppanya itu. Ia meraih sepotong kue dan menyuapkannya. Minho mengedarkan pandangan dan matanya terhenti pada satu objek. Gelas ditangannya nyaris jatuh jika tidak ditangkap Gi Kwang.

“Yak! Kau kenapa?” Gi Kwang menepuk bahu Minho yang tetap menatap tajam objek itu, seorang yeoja dari masa lalunya.

Yeoja itu berjalan mendekat dan mengambil sepotong chees cake. Tatapan Minho seakan terkunci pada yeoja yang mengenakan coat biru muda itu. Terlihat beda sendiri, sementara yang lain mengenakan dress. Min Hee mengikuti arah pandangan oppanya dan terkejut saat mengenali yeoja itu.

“Oppa, neo gwaenchana?”

Min Hee memegang lengan oppanya itu seolah tahu apa yang ada di pikirannya.

Minho menepis tangan Min Hee dan berjalan cepat menuju Ji Yoon. Gi Kwang hanya menatap bingung hal tersebut.

“Minho oppa... chakkaman...” Min Hee meletakkan piring kue nya dan menyusul Minho.

Ia sempat melihat dari ekor matanya, yeoja itu menoleh saat mendengar nama oppanya di panggil. Tidak salah lagi. Memang benar dia.

Gi Kwang meletakkan gelas sampanye Minho yang ditangkapnya tadi dan menyusul Min Hee. Minho menarik tangan Ji Yoon menjauh dari keramaian.

“Kita pulang sekarang, bisa?” dari matanya ia terlihat memohon.

“Wae? Ada yang salah? Apa Oppa sakit?” Ji Yoon meneliti wajah Minho.

“Bukan. Hanya saja... Argh, kurasa aku tidak bisa berlama-lama disini.”

“Tapi acara baru dimulai. Dan aku tidak bisa pergi begitu saja.”

“Apa aku bisa pulang duluan?”

“Hei, Minho Oppa? Apa yang salah? Kenapa kau terlihat kacau begini?” Ji Yoon mengeratkan pegangannya pada lengan Minho.

“Oppa, gwaenchana?” Min Hee yang baru muncul, langsung memegang bahu Minho.

“Min Hee-ya... ada apa ini?” Gi Kwang masih kebingungan dengan segala yang terjadi.

“Aku...” Minho menutup matanya dan menghela nafas berat.

“Sudah Oppa, nanti saja jelaskan...” Min Hee mengelus punggung Minho, menenangkannya.

“Chakkan... Aku pamit pada Kagami-sama dulu, baru kita pulang. Tunggu disini.”

Ji Yoon berbalik dan langsung mendekati Kagami yang terlihat berbincang-bincang dengan yang lainnya.

“Maaf, Kagami-sama... saya mengganggu sebentar. Saya pamit sekarang, tidak apa-apakan? Teman saya sepertinya kurang sehat.”

“Ah, sebenarnya saya mau mengenalkanmu pada seseorang. Tapi kalau seperti ini, baiklah.. tidak apa-apa, kesehatan temanmu sepertinya jauh lebih penting.”

“Sekali lagi saya mohon maaf karna telah mengganggu pembicaraan Kagami-sama...”

“Tidak apa-apa... hati-hati dijalan ya...”

Ji Yoon bergegas menuju tempat semula dan menemukan mereka masih menunggu disana.

“Bagaimana? Kau diijinkan?” sambut Gi Kwang.

“Ne, kajja...”

Mereka langsung masuk ke mobil yang mereka sewa dan mobil meluncur meninggalkan hotel itu.

~~~~~*~~~~~

Ji Yoon yang tidak bisa menahan rasa penasarannya langsung mencecar Minho setibanya di tempat mereka tinggal selama di Tokyo.

“Sebenarnya apa yang terjadi dengan Minho Oppa?”

Minho hanya terdiam. Min Hee melemparkan pandangan padanya, meminta persetujuan untuk menjelaskan. Minho mengangguk dan membuatnya menghembuskan nafas.

“Jadi begini. Tadi Oppa melihat yeoja yang pernah di sukainya mati-matian saat kelas 2 sekolah menengah pertama...”

“Mati-matian? Yak! Aku tidak setuju kau mengatakannya demikian..” sela Minho.

“Cih... Oppa kan sudah setuju aku yang cerita.” dengus Minhee. “Dan ternyata yeoja itu tidak memiliki perasaan apa-apa pada Minho Oppa. Bahkan ia pindah saat mau masuk sekolah menengah atas. Sepertinya untuk menghindari Oppaku yang menyedihkan ini. Setelah itu, Oppa jadi uring-uringan. Suka badmood, dan jadi lebih pendiam. Benar-benar bukan style nya yang sekarang.”

“Jinjja? Sampai seperti itu?” Gi Kwang menatap tak percaya.

“Ne, tapi untungnya keceriaan Oppa kembali setelah kenal dengan eonni. Tapi kemunculan yeoja itu membuat Oppa seperti ini lagi. Sepertinya Oppaku ini masih menyukai yeoja itu sepenuh hati.”

“Aku tidak...” sergah Minho.

“Yak! Oppa... kalau kau tidak menyukainya lagi, lalu untuk apa kita menghindar? Bahkan harus menghancurkan kesenangan Ji Yoon eonni.” Min Hee mendelik pada Oppanya itu.

Minho hanya bisa menyandarkan kepalanya ke sofa dan terdiam.

“Lihat, wajahmu yang menyedihkan itu kembali lagi. Kali ini aku tidak akan tinggal diam kalau yeoja itu membuatmu seperti itu lagi. Akan kuhadapi sendiri yeoja tak berperasaan itu. Aishhh, menyebalkan.... Hebat sekali dia menolak Oppaku yang baik dan tampan ini...” Min Hee memukul bantal sofa yang ada di sampingnya.

“Woahhh... daebakk... kau ternyata mengakui ketampanannya...” takjub Gi Kwang.

“Gomawo, Min Hee-ya... Tapi jangan lakukan itu. Dia akan semakin menjauh.” Jawab Minho yang masih memandangi langit-langit ruangan.

“Dia pindah ke Jepang?” Tebak Ji Yoon.

“Tidak, dulu dia pindah ke Amerika. Tidak tahu kenapa dia bisa tiba-tiba muncul di sini.” Jelas Minho.

Mereka sama-sama terdiam, mencoba menerka apa yang sebenarnya terjadi. Gi Kwang beranjak dari duduknya dan membuatkan teh untuk mereka berempat. 

 

Tinggalkan jejak ya guys.. :)

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2025 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK