“permisi..permisi..” aku berusaha menerobos kerumunan orang-orang yang memenuhi stasiun kereta. Saat ini aku sedang terburu-buru karena aku harus mengumpulkan tugas tepat pada waktunya dan karena itu aku harus menaiki kereta yang sebentar lagi akan tiba di stasiun.
BRUK. “ouch.” Aku menabrak seseorang dan orang itu terjatuh.
“jeosohamnida. Kamu tidak apa-apa?”
“ah. uh. Ne gwenchanayo.. kamu juga tidak apa-apa?”
Aku mengulurkan tangan berniat membantunya berdiri. Saat aku membantunya berdiri sesuatu terjatuh dari kantung bajunya, aku memungut buku saku itu dan selembar foto terjatuh dari dalam buku itu. aku mengambilnya, tanpa sengaja aku melihat foto itu dan aku langsung terdiam. Aku memandang foto itu tanpa berkedip, sampai suaranya menyadarkanku.
“ah, terima kasih. Kau sedang terburu-buru ya?”
Cepat-cepat aku mengembalikan foto itu kedalam buku sakunya dan menyerahkannya. “ini terjatuh. Aku minta maaf karena menabrakmu.. iyaa aku sedang mengejar kereta.” Aku membungkukkan badan dan sempat beberapa saat menatap gadis yang ku tabrak tadi sebelum aku berlalu pergi.
“apa hubungannya? Mungkinkah?” aku kembali berlari karena mendengar suara kereta yang sudah memasuki stasiun “aahh, sudahlah aku pikirkan nanti saja!”
Loving someone is never easy.
# # #
“Hyunnie. Kenapa sih kok dari tadi ngelamun?”
“emm?” aku menoleh kearah Nicole yang sedang memperhatikanku mengaduk-aduk gelas yang berisi goguma latte.
Aku tidak menjawab pertanyaan Nicole, kembali melamunkan kejadian tadi pagi di stasiun kereta. Yeoja itu.. apa dia ex-yeojachingo-nya? Tiba-tiba dari arah belakang ada yang menyentuh bahuku, aku menoleh dan mendapati YongHwa berdiri sambil tersenyum kepadaku.
“Hai. Kalian berdua saja?” sapa YongHwa.
Aku yang masih diam memandangnya dengan tatapan sedikit terkejut karena mengetahui dia ada disini. Yah walaupun tidak salah dia ada di tempat ini, karena saat ini aku sedang ada di sebuh Cafe favoritku dan Nicole. Tapi Cafe ini kan jauh dari kampusnya? Mungkin dia sedang ada keperluan disekitar sini.
“Annyeong haseyo YongHwa-ssi. Ya kami hanya berdua hehe, kau sedang ada keperluan disekitar sini? Karena aku tidak pernah melihatmu disekitar sini..”
“yaa tadi aku ada sedikit urusan disekitar sini, dan mampir kesini untuk istrirahat sebentar sebelum kembali ke kampus. Kalian sering kesini?” YongHwa masih memandang kearahku yang dari tadi masih diam.
“iyaa kami sering kesini. Kau sendirian YongHwa-ssi?” tiba-tiba Nicole menendang kakiku dengan pelan dan menatap tajam kearahku.
“Ha-hai YongHwa-ssi..” aku akhirnya menyapanya sambil tersenyum kecil.
“tidak. Aku bersama beberapa teman, mereka sedang memesan di meja kasir..” belum YongHwa menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba ada seseorang yang memanggilnya. Suara seorang yeoja.
“YongHwa-ya! Kau mau pesan apa?” yeoja itu menghampiri kami dan menatap kami bergantian.
Ah, dia. yeoja yang tadi pagi.
Yeoja itu memandangku cukup lama, berfikir sebentar dan “aahh, kau yang tadi pagi! Maaf yaa soal tadi pagi, apa kau terlambat masuk kereta?”
“kalian saling kenal?” YongHwa menatap kami bingung.
“ani. Tadi pagi di stasiun kereta tidak sengaja kami bertubrukan. Kau temannya YongHwa?” yeoja itu kembali memandangku.
“Annyeong haseyo Seo JooHyun imnida dan ini temanku Nicole. Aku yang harus memintaa maaf soal tadi pagi, maaf karena aku terburu-buru saat itu.” aku tersenyum.
“Park ShinHye imnida salam kenal yaa, aku satu kampus dengan YongHwa..” yeoja itu menarik lengan YongHwa, “YongHwa-ya, kenapa kau tidak bilang kalau kau sedang dekat dengan seorang yeoja?! Hehe kalian sudah lama kenal? “
“kenapa aku harus bilang padamu ShinHye-ah?! baru beberapa minggu kenal, mereka mahasiswi Dongguk University. Sudaah sana kembali ke mejamu ShinHye-ah..” YongHwa mendorong yeoja yang bernama ShinHye itu menyuruhnya pergi.
“aigoo.. baiklah aku pergi.” Dia menatap YongHwa kesal dan berjalan menjauh, tapi dia berhenti dan menoleh lagi kearah kami “akan aku adukan kesemuanya!! Hahaha bye SeoHyun-ssi and Nicole-ssi.” Dia mengedipkan sebelah matanya sebelum berlalu pergi.
“mianhaeyo.. dia memang orangnya berisik begitu.” YongHwa kembali menatap kami berdua, sedangkan aku masih dengan posisi diam dan terpaku memandang kepergian yeoja itu. “ahya. Kalian datang kan sabtu besok ke festival?” dia memandang kami bergantian, tapi aku masih tidak dapat berkata apapun.
“kami pasti datang YongHwa-ssi.” Nicole tersenyum kecil, dan kembali menendang kakiku kali ini tendangannya cukup keras untuk membuatku bersuara.
“Ouch! Sa..” belum aku selesai mengumpat Nicole mendelik kearahku. “ahyaa.. kami akan datang. kapan bandmu tampil YongHwa..-ssi?”
YongHwa menatapku sebentar sebelum dia menjawab pertanyaanku. Sepertinya dia sadar kalau aku sedang bad mood.
“jam 19:30. Baiklah aku pergi dulu, karena temanku sudah menunggu anyeong JooHyun-ssi, Nicole-ssi..” dia tersenyum dan berlalu pergi.
Aku memandang kepergiannya. Ugh SeoHyun babo! Kenapa kau malah bersikap seperti itu didepannya?! Tapi yeoja itu.. mungkin yeoja yang dulu dia ceritakan itu. mantannya. Mereka masih keliatan sangat akrab. Apa mungkin mereka balikan? Oh ottokhae?!
“kenapa?” aku sadar dari tadi Nicole menatapku terus dengan tatapan seramnya.
“kenapa?! Harusnya aku yang tanya begitu padamu SeoHyun-ah.” Dia menghela nafas “kenapa tiba-tiba kau bersikap seperti itu tadi? Kau sudah bosan pada YongHwa-ssi? Sepertinya baru kemarin semalaman suntuk kau tidak berhenti membicarakannya..”
Aku kembali mengaduk-aduk goguma latte yang belum sama sekali aku minum, padahal biasanya aku bisa memesan 2 kali setiap kami hangout disini. “yeoja itu.. sepertinya mantan pacarnya YongHwa.”
“lalu? Yeoja itu hanya ‘mantan pacar’ kan bukan pacarnya lagi.”aku menatap Nicole, dia menekankan kata ‘mantan pacar’ yang membuatku terkejut, sepertinya Nicole marah. Tapi kenapa? “jadi kenapa kau bersikap seperti tadi? Bukan salah YongHwa-ssi kan kalau kau tadi pagi bertemu dengan ‘mantannya’ walaupun kau juga belum tau pasti yeoja itu apa benar matan pacarnya!”
“tapi.. aku melihat foto mereka berdua saat yeoja itu menjatuhkan buku sakunya. Kan aku pernah cerita kalau YongHwa masih teringat akan mantan pacarnya itu.” aku menatap kesal Nicole. Kenapa disaat-saat seperti ini dia malah tidak mengerti perasaanku.
“kenapa tidak dari awal saja kalau begitu.”
“hah?” aku menatap Nicole tidak mengerti.
Sigh. Nicole menghela nafas “kalau kau tahu dia masih tidak bisa melupakan mantannya, ‘kenapa’ kau masih menyukainya? Hyun-ah, kau tahu. Kau yang menggali kuburanmu sendiri.”
DEG. Nicole benar. Ini salahku sendiri. Harusnya dari awal dia menolakku aku sudah harus menyerah. Tapi aku malah menaburkan garam di luka yang belum sembuh.
“a-aku.. sabtu besok aku tidak akan datang ke festival Kyung Hee.” Lalu aku bangkit berdiri, meninggalkan Nicole yang terdiam melihatku pergi begitu saja.
Dari tempatnya duduknya YongHwa melihat SeoHyun meninggalkan Cafe dengan raut wajah yang seperti ingin menangis.
“kenapa dengannya?” YongHwa hanya bisa melihat SeoHyun pergi begitu saja.
Aku bersembunyi dibalik masa lalu. Diam-diam menjadi pengagummu.
# # #