Akhirnya aku sampai juga di kota kelahiranku, Seoul. Eomma dan Appa kejam sekali kepadaku. Bagaimana bisa mereka tak mengizinkanku pulang ke Korea sebelum aku benar-benar menyelesaikan pendidikanku di luar negeri. Apa mereka tak berfikir bahwa aku sangat merindukan negara ini. Tapi tak apa, yang penting sekarang aku sudah menyelesaikan pendidikanku dan aku juga telah kembali ke Korea.
Aku sengaja tak memberitahu keluargaku bahwa aku akan kembali ke Korea. Ini kejutan untuk mereka. aku ingin tahu apa yang telah terjadi selama aku tak berada disini. Apa semua baik-baik saja seperti yang telah mereka katakan atau ada sesuatu lain yang terjadi, entahlah.
Aku menyeret koperku keluar dari bandara. Aku telah memesan sebuah taksi untuk mengantarku pulang, tapi sebelumnya aku akan tinggal di hotel dulu semalam. Besok baru kejutan yang sebenarnya akan ku berikan. Aku lelah sekali, tapi pemandangan malam kota Seoul benar-benar membuatku tetap terjaga untuk menikmatinya. Tak terlalu banyak yang berubah.
Aku sampai di hotel tempatku menginap. Ku rebahkan tubuhku yang terasa begitu kaku. Aku rasa aku butuh spa besok. Lega rasanya, sepertinya aku akan menghabiskan semalam penuh untuk tidur.
***
Matahari pagi membangunkanku dari tidurku yang nyenyak. Aku meraih ponselku dan betapa terkejutnya aku mendapati sekarang adalah pukul dua siang!
“omonaa..” teriak ku.
Aku bergegas mandi dan ganti baju. Keluar dari hotel dengan rambut yang berantakan dan tanpa mengenakan makeup apapun. Aku meninggalkan semua barang-barangku di hotel, aku berencana untuk kembali ke hotel nanti.
Tujuan pertamaku hari ini adalah pulang ke rumah! Omonaa.. aku jantungku berdebar, aku tak sabar untuk memberi kejutan.
Sesampainya aku di depan gerbang rumahku, aku sedikit terkejut. Rumahku terlihat sepi. Dan yang paling mengejutkan adalah tak ada papan nama Appa di depan pintu. Apa arti semua ini? Mereka tak pernah memberitahuku bahwa mereka pindah rumah. Kenapa harus menyembunyikannya padaku? Aishh.. Padahal dulu Eomma bilang bahwa kami tak akan pernah pindah dari rumah ini karena rumah ini adalah rumah peninggalan Haraboeji.
Pergi ke perusahaan? Jinjja? Haruskah aku pergi kesana. Tapi setidaknya tak mungkin perusahaan Appa pindah. Aku tak pernah pergi kesana dulu karena aku tak terlalu tertarik dengan bisnis.
***
Aku sekarang tengah berdiri di depan sebuah gedung besar di daerah Cheondamdong. Kenapa perasaanku menjadi semakin tidak enak begini. Appa, kau harus menjelaskan mengapa kau menyembunyikan semua ini padaku.
Aku masuk begitu saja ke dalam gedung. Seingatku dulu Appa pernah bercerita bahwa kantornya berada di lantai lima gedung ini. Tak ada satupun pegawai yang mengenaliku sekalipun aku adalah putri satu-satunya seorang Presiden Direktur disini. Dulu aku selalu menolak ketika Appa mengajakku pergi ke acara perusahaan.
Tak terlalu sulit mencari ruangan Presiden Direktur perusahaan ini. Karena ini adalah kejutan maka aku akan masuk ke ruangan Appa tanpa mengetuk pintu. Tapi tak semudah itu, ada seorang wanita muda yang menghalangiku masuk.
“Maaf nona, kau tak bisa begitu saja masuk ke ruangan Presdir tanpa meminta izin dan membuat janji dengannya.” Ujar wanita itu menahanku.
“Kau tak tahu siapa aku. Jadi biarkan saja aku masuk karena Presdir sangat mengenalku.” Jawabku ketus.
“Tapi nona, ku bilang jangan. Presdir pasti akan sangat marah.”
Aku tetap memaksa untuk masuk. Wanita itu bahkan menarik tanganku untuk mencegah aku masuk. Dia pikir dia siapa. Dia hanya sekertaris disini. Sedangkan aku adalah calon penerus perusahaan ini.
“Nona ku mohon.” Wanita itu masih menarik tanganku ketika aku membuka pintu ruangan Appa dengan kasar.
“Ya! Apa yang sedang kalian lakukan?!”
Aku langsung diam terpaku mendapati seorang namja yang jelas bukanlah Appa ku berteriak. Seketika mata kami saling bertemu dan dia berdiri dari kursinya.
“Maafkan aku Presdir. Aku sudah melarangnya untuk masuk, tapi dia tetap saja memaksa.” Jelas wanita yang berada disampingku itu.
“Kau pergilah. Aku mengenal gadis ini.” Ujar namja yang bahkan tak ingin ku sebut namanya ini. Wanita tadi langsung keluar dan menutup pintu ruangan dengan perlahan. Aku masih membeku di tempatku.
“Kau? Apa yang kau lakukan di perusahaan Appa ku?” Tanyaku pada namja yang mengenakan kemeja berwarna biru itu.
“Kau sudah kembali? Apa ini sebuah kejutan untuk ku?” Sekarang giliran namja itu yang bertanya padaku.
“Jangan mengalihkan pertanyaanku Cho Kyu Hyun!”
“Kau tak berubah, hanya menjadi lebih berani dan pemarah sekarang. Apa orang tua mu tak pernah cerita tentang ini?” Kyuhyun kembali duduk di kursinya, memutarnya lalu kembali menatapku dengan tatapan mata yang tak pernah aku mengerti.
“Tuliskan saja dimana alamat orang tua ku sekarang. Dan aku akan segera menyingkir dari hadapanmu!”
“Kau mau menemui mereka? Aku tak tahu alamatnya, tapi aku tahu dimana orang tuamu sekarang tinggal Park Chan Byul. Mau ku antarkan?”
Aku benar-benar muak dengan namja ini. tanpa banyak bicara atau sekedar menjawab pertanyaannya. Aku langsung pergi begitu saja. Ku banting kasar pintu ruangannya. Sekilas kulihat sekertaris tadi terkejut melihatku. Aku tak peduli. Aku harus segera mencari Appa dan Eomma untuk menjelaskan semua ini. Rumah, perusahaan, Cho Kyu Hyun, apa maksud dari semua ini? Kenapa mereka harus menyembunyikannya padaku.
Aku barusaja sampai di tempat parkir dan dengan tiba-tiba ada yang menarik tanganku kasar.
“Ikut aku.”
“Lepaskan aku Cho Kyu Hyun! Kau ini apa-apaan?” Kyuhyun tak menghiraukan perkataanku dan langsung saja menarik ku memasuki mobilnya.
Aku lebih memilih diam ketika di dalam mobil. Kyuhyun juga tak mengatakan apapun selama di perjalanan. Aku tak tahu kemana namja ini akan membawaku. Aku benar-benar kacau sekarang.
Setelah hampir setengah jam, kami sampai di sebuah gedung yang tak pernah aku tahu. Kyuhyun kembali menarik tanganku, tapi kali ini ia menggenggamnya dengan lembut. Aku benar-benar tak mengerti dengan namja ini.
“Ini dimana?” Tanyaku ketika kami berada di lift untuk naik.
“Jangan banyak bicara.” Kyuhyun menjawabku dingin. Ketika aku mencoba untuk melepaskan genggaman tangannya, dia malah menggenggamnya semakin erat.
Kami memasuki sebuah ruangan. Ia hanya melirik sekilas pada sekertaris yang tak ku kenal. Di dalam ruangan aku melihat ada dua orang namja yang sangat aku kenal. Kyuhyun membungkuk untuk memberi salam kepada mereka.
“Chanyeol Oppa! Appa!” Mereka terlihat begitu terkejut melihatku datang bersama Kyuhyun.
“Chanbyul-ah, sejak kapan kau pulang ke Korea? Kau tidak memberitahu kami bahwa kau akan pulang.” Chanyeol oppa meletakkan berkas yang ada di tangannya dan langsung memelukku.
“Sepertinya Chanbyul ingin memberikan kejutan. Ia datang ke kantorku tanpa memberikan salam. Bukankah aku masih tunangannya?” Kyuhyun melepaskan genggaman tangannya ketika Chanyeol oppa memelukku.
“Maafkan kami Cho Kyu Hyun, ada beberapa hal yang belum di ketahui oleh Chanbyul, ku harap kau mengerti.” Appa terlihat begitu menyesal dengan Kyuhyun.
“Gwaenchana, aku mengerti Appa-nim. Aku telah mengantar Byul, sekarang aku harus kembali.” Jawab Kyuhyun yang sekilas melihatku dengan memberikan senyumannya yang aneh itu.
***
Appa menjelaskan semuanya. Perusahaannya hampir bangkrut empat tahun lalu, perusahaan Ayah Kyuhyun mau membantu dengan membeli sebagian saham Appa. Dan Appa dipindahkan ke perusahaan yang lain yang sekarang ia kelolah. Awalnya mereka tak mau meminta balasan, Ayah Kyuhyun adalah sahabat Appa. Tapi karena merasa tak enak Appa menawarkan untuk menjodohkan Kyuhyun dengan aku.
Sebenarnya sejak kami masih kecil Ayah Kyuhyun dan Appa memang telah merencanakan untuk menjodohkan anak mereka. Kyuhyun memiliki seorang kakak perempuan, namanya Cho Ah Ra, sebenarnya dia lah yang pada awalnya yang akan di jodohkan dengan Oppa ku, Park Seung Hyun, tapi entah mengapa perjodohan itu malah berganti kepadaku dan Kyuhyun.
Aku masih ingat betul dulu ketika aku masih berada di sekolah menengah pertama Appa telah mengatakan bahwa aku akan dijodohkan dengan anak sahabat Appa, tapi ketika aku memasuki Sekolah menengah akhir yang aku dengar anak sahabat Appa itu menikah dengan gadis pilihannya. Tentu saja Ayah Kyuhyun tak merestui pernikahan itu.
Dan setelah beberapa tahun berlalu, tepatnya ketika aku baru lulus dari sekolah menengah akhir, Appa kembali mengatakan bahwa aku akan dijodohkan dengan Cho Kyu Hyun. Aku sangat terkejut dan menolak perjodohan itu.
*Continue Flashback*