*3 years ago*
“Kenapa kau kembali? Apa wanita itu meninggalkanmu?”
“...”
“Sudah ku duga. Kau tak akan pernah mendapatkan kebahagiaan tanpa restu kedua orang tuamu. Sekarang kau menyesal? Sudah tak ada gunanya. Wanita yang kau banggakan dan yang kau perjuangkan itu akhirnya pergi juga.”
“Aku kemari bukan untuk mendengar ledekanmu.”
“lalu untuk apa? Hhh, kembalilah ke perusahaan dan menikahlah dengan putri Park Jung Soo.”
***
Jadi ini arti dari mimpiku? Ku harap ini tak nyata. Aku berharap bahwa ini semua hanya mimpi.
Dia, Choi Min Ho, cinta pertama yang aku pikir akan menjadi cinta sejatiku, menghiyanatiku. Betapa menyedihkannya aku. Kekasihku berselingkuh dengan sahabatku sendiri. Hah, sangat lucu.
“Chanbyul-ah, kau mau ikut dengan kami?” tanya Luhan oppa yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarku.
“Aku sedang malas keluar.” Jawabku lalu kembali masuk ke dalam selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhku.
“Wae? Kau sedang tak enak badan? Kami akan pergi ke pesta ulang tahun teman kuliah kami. Dia akan merayakan ulang tahunnya di salah satu club di Gangnam.” Luhan oppa duduk di tempat tidurku dan berusaha membuka selimutku.
“Aku tak tertarik oppa. Pergilah. Lagipula aku juga masih di bawah umur.” Luhan oppa tak mengindahkan perkataanku, ia malah mengajak Kai untuk ikut menarikku untuk ikut ke pesta ulang tahun kawan mereka.
Aku memang hanya tinggal berdua bersama Oppa-ku, Park Chan Yeol. Appa dan Eomma sudah hampir setahun ini tinggal di Osaka, Jepang untuk mengurus bisnisnya. Sebenarnya Eomma menyuruhku untuk ikut ke Jepang, tapi aku berat jika harus meninggalkan Chanyeol oppa sendirian. Dia adalah tukang buat onar.
Chanyeol oppa selalu membawa kawan-kawannya untuk tinggal di rumah. Rumah kami ini sudah seperti markas besar bagi mereka berempat. Terlebih setelah Appa membangunkan sebuah studio band di garasi lama kami yang sudah tak terpakai. Mereka berempat; Chanyeol, Kai, Luhan dan Kyungsoo, hampir setiap hari selalu tidur dan tinggal disini. Mungkin mereka pergi hanya untuk kuliah dan bermain.
Aku sebagai satu-satunya gadis di rumah ini merasa seperti korban. Mereka menyuruhku untuk memasak, membereskan rumah, kenapa tidak sekalian mereka memanggilku Ahjuma saja sekalian. Tapi tak jarang pula mereka menjadikanku sebagai teman curhat. Bercerita tentang gadis yang mereka suka, dan memintaku untuk memberikan solusinya.
“Tempat ini membosankan.” Ujarku pada Chanyeol oppa yang sekarang tengah menari tak karuan.
“Menarilah, nikmati musiknya Byul. Jangan terlalu memikirkan namja bodoh yang telah mengkhianatimu itu.” Ucap Kai yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja dia muncul di sampingku. Aku yang merasa malas hanya berdiam memperhatikan sekitar. Pesta macam apa ini, kenapa tak ada yang bisa menarik perhatianku.
“Byul-ah..” Aku hampir tak menyadari bahwa sedari tadi Kyungsoo oppa juga berdiam disampingku. Dia benar-benar namja yang polos.
“Wae oppa? Kau tak ikut mereka menari?” Tanyaku dan Kyungsoo oppa hanya tersenyum lebar menampakan deretan giginya yang rapi.
“Kau baru putus dengan kekasihmu?” Aku tak tahu bahwa Kyungsoo oppa ternyata tak jauh berbeda dengan kawan-kawan Chanyeol yang lain. Bertanya tentang sesuatu yang tak seharusnya ditanyakan!
Aku hanya mengangguk lemah, dan Kyungsoo oppa kembali bertanya, “Waeyo? Ku pikir kalian baik-baik saja. Choi Min Ho mengkhianatimu?”
“Apakah aku terlihat begitu menyedihkan oppa? Sampai hampir semua orang menebak dengan benar tentang apa yang aku alami.” Aku menunduk. Kyungsoo oppa memberikanku segelas orange jus karena dia tahu aku tak boleh minum soju atau alkohol.
“Masih banyak lelaki baik yang menunggumu diluar sana. Jangan bersedih, ne?” Aku mengangguk lagi.
“Jadi, dengan siapa dia berkhianat? Sahabatmu?”
“Aisshh.. Baiklah akan ku ceritakan.”
Kyungsoo oppa mulai mendengarkan ceritaku dengan seksama. Aku bercerita tentang kejadian janggal yang ku temukan sejak awal aku memulai berpacaran dengan Minho.
Waktu itu aku melihat Minho mengenakan sebuah gelang. Ia bilang bahwa gelang itu adalah pemberian kakeknya. Hanya ada dua. Lalu aku bertanya dimana gelang yang kedua? Tapi Minho tak pernah benar-benar menjawabnya.
Dia mulai sibuk dengan persiapan olimpiade hingga tak ada waktu untuku. Kami jarang bertemu sekalipun itu adalah hari minggu. Tapi setiap hari dia tak pernah lupa untuk datang ke kelasku sekedar bertemu.
Beberapa minggu yang lalu, saat itu aku tengah belajar kelompok bersama Yuri dan Minji. Minji sedang asyik berkutat dengan komputer untuk menyelesaikan tugas akhir. Secara tak sengaja aku mendapati Yuri menjatuhkan sesuatu, dan itu adalah gelang yang sama seperti yang Minho miliki. Yuri bilang Eonninya yang memberikan itu sebagai oleh-oleh. Aku mencoba untuk berfikir bahwa memang pasti banyak orang lain yang memiliki gelang yang sama.
Dan tepat dua minggu yang lalu, aku melihat Yuri datang ke stadium olahraga yang ada di sekolah kami. Ia membawa handuk dan juga sebotol air mineral. Aku tak pernah tahu bahwa Yuri memiliki kekasih yang berasal dari sekolah yang sama dengan kami. Saat itu aku tahu mengapa Minho selalu melarangku untuk melihatnya latihan. Melarangku untuk menghampirinya ketika ia bilang ia ada kegiatan.
Aku menghubungi Minho malam itu dan meminta untuk mengakhiri hubungan kami. Bahkan ia tak menahanku untuk sekedar menjelaskan sesuatu. Mereka berdua benar-benar tak punya hati. Yuri semakin menjauh dariku. Ahjun teman sekelasku mengatakan bahwa ia melihat Yuri dan Minho bersama di perpustakaan, juga ketika mereka pulang, dan banyak lagi yang membuatku muak. Aku hanya bisa menangis.
***
“Oppa ayo pulang! Aku sangat mngantuk.” Aku menarik jaket Chanyeol oppa dan merengek seperti anak kecil.
“Chakkaman Byul-ah, ini masih jam berapa? Aku harus bertemu dengan teman baruku, dia mengatakan bahwa ia akan datang sebentar lagi. Jadi tunggulah.” Aku tak mendengarkan Chanyeol oppa dan memilih untuk pulang sendiri jika ia tak mau pulang. Beberapa langkah menuju pintu keluar aku menabrak seorang namja setinggi Chanyeol oppa.
“Mianhaeyo. Aku ceroboh.” Aku membungkuk untuk meminta maaf begitu aku melihat namja itu, mataku, omonaa.. Aku tak menyadari bahwa ada namja setampan itu ada di pesta aneh ini.
“Keriseu!” Aku menoleh dan mendapati Chanyeol oppa melambai pada namja yang aku tabrak barusan. Dia mengenal Chanyeol oppa? Aku tak pernah tahu bahwa Chanyeol oppa memiliki teman yang..
“Ah Byul, kenalkan ini Kris, dia teman baruku yang aku tunggu sedari tadi. Dia baru pindah dari Canada, tapi dia adalah keturunan China.
***
Aku telah menyelesaikan ujian akhirku dengan baik. Eomma dan Appa juga telah kembali dari Jepang untuk memberikanku dukungan. Aku sangat mencintai mereka. Appa rela meninggalkan bisnisnya sebentar untuku. Aku begitu beruntung.
Malam ini Appa dan Eomma mengajak kami untuk makan malam diluar. Kami datang ke sebuah hotel bintang lima yang ada di Seoul. Belum sempat kami memesan makanan, aku melihat Appa terlihat bingung.
“Wae Appa? Apa ada sesuatu yang kau lupakan?” Tanyaku yang dibalas anggukan oleh Chanyeol oppa.
“Chanbyul, maafkan Appa.” Ujar Appa.
“Kami terpaksa melakukan ini.” Sekarang Eomma juga terlihat seperti Appa. Apa yang terjadi sebenarnya?
“Kami mengajakmu kemari bukan hanya untuk makan malam untuk merayakan kelulusanmu. Kami juga mengundang keluarga Cho untuk membicarakan pertunanganmu dengan putra sahabat Appa.”
Seperti disambar petir, aku hanya bisa terdiam mendengar apa yang diakatakan oleh Appa. Jantungku berdetak begitu cepat. Appa dan Eomma tak pernah mengatakan apapun tentang pertunangan sebelumnya. Chanyeol oppa ikut diam di sampingku.
“Kami tahu ini mengejutkan dan begitu cepat. Cho Young Hwan sangat berjasa membantu perusahaan Appa. Kami tak akan memaksamu untuk menikah jika kau menolaknya. Setidaknya kau coba untuk mengenal putranya. Kalian sempat hampir ditunangkan ketika kau masih berada di sekolah dasar dulu. Kau ingat?”
Aku tak menjawab sepatah katapun kepada Appa dan Eomma. Aku tahu ini pasti juga sangat sulit bagi mereka. Tapi aku masih tujuhbelas tahun, bagaimana bisa aku dijodohkan dengan seorang yang terpaut hampir delapan tahun lebih tua dariku. Terlebih putra sahabat Appa yang aku tahu adalah seorang duda.
***
Keluarga Cho akhirnya datang. Aku melihat sepasang suami-istri yang tersenyum menyapa Appa dan Eomma. Dan dibelakangnya ada seorang namja yang terlihat begitu dingin. Dia kah yang akan menjadi tunanganku?
Appa dan Eomma mengisyaratkan aku dan Chanyeol oppa untuk berdiri memberi hormat kepada mereka. Aku tak bisa tersenyum, wajahku terasa begitu kaku. Airmata yang sedari tadi aku tahan, seperti mengering begitu saja.
“Putrimu tumbuh dengan cantik Jungsoo-ya. Aku tak menyangka bahwa ini adalah gadis kecil yang dulu selalu kau gendong ke kantor.” Ujar tuan Cho pada Appa. Appa hanya tersenyum sementara aku hanya menunduk pasrah.
“Kyuhyun-ah, kau sudah melihatnya. Tak salahkan aku menjodohkanmu.” Kali ini aku memberanikan diri untuk menatap namja yang dipanggil Kyuhyun itu. Dia tak tersenyum, tapi langsung menatapku ketika aku memperhatikannya. Tatapan itu. Ya Tuhan kenapa perasaanku menjadi seperti ini.
***
Malam ini adalah malam promnite untuk merayakan kelulusan dan perpisahan kami di sma. Aku tak berniat untuk datang. Aku tak mau bertemu dengan namja itu lagi bersama mantan sahabatku. Eomma dan Appa sedang tak berada di Seoul. Chanyeol oppa? Jangan tanya karena dia selalu sibuk bermain bersama teman-temannya.
Aku sedang duduk di ruang tengah dan sibuk dengan laptopku. Aku sedang mencari informasi untuk universitas mana yang akan aku masuki, yang pasti bukan universitas yang sama dengan Chanyeol oppa dan kawan-kawannya.
“Kau mau masuk Inha University?” Tanya Kyungsoo opa yang selalu saja tiba-tiba muncul disampingku.
“Ne.” Jawabku singkat.
“Jurusan musik?”
“Itu adalah mimpiku, tapi tak mungkin.”
“Wae?”
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Kyungsoo oppa. Luhan oppa tiba-tiba saja datang dengan membawa sebuah mini dress di tangannya.
“Chanbyul-ah, kenapa kau belum bersiap? Bukankah hari ini ada pesta di sekolahmu? Eomma ku sedang berbaik hati mau meminjamkan gaun ini untukmu. Dia bilang untuk promosi. Kajja.”
Aku tak tahu apa yang aku lakukan sekarang. Para namja itu menyeretku dan mendandaniku. Mereka memaksaku untuk pergi ke pesta promnite. Mereka semua bahkan ikut bersiap dengan rapi.
“YA! Siapa yang mau mengajak kalian pergi? Kenapa kalian ikut berdandan seperti ini?”
“Jadi kau tak akan mengajak kami pergi?” Ujar Kai yang terlihat rapi dengan kemeja putihnya.
“Kau menyakiti hati kami Byul-ah. Aku akan menangis sekarang.” Luhan oppa berpura-pura menangis, dia masih sempatnya bergurau.
“Aku hanya boleh membawa satu orang bersamaku. Dan itu bukan salah satu dari kalian berempat!”
“Mwo, waeyo? Apa kami kurang tampan?” Chanyeol oppa dengan raut muka yang aneh.
“Hampir seluruh teman sekolahku telah mengenali wajah kalian berempat sebagai oppaku. Mana bisa aku pergi ke promnite bersama oppaku. Aku tak mau terlihat bodoh di depan Min-.” Aku segera menutup mulutku dengan kedua tanganku. Apa-apaan ini, kenapa aku masih saja berfikir untuk membuat Minho cemburu.
Hal yang mengejutkan adalah, aku tak sadar bahwa sedari tadi ada satu namja yang anteng duduk di ruang tamu dengan ponselnya. Kris. Dan karena hanya dia satu-satunya namja dirumah ini yang belum pernah mengantarku ke sekolah, Chanyeol oppa menyuruhku untuk pergi ke pesta promnite bersamanya. Mwoya!
Tapi sekali lagi, hanya itu yang bisa aku lakukan. Aku tak mungkin datang ke pesta promnite seorang diri. Mengajak tunanganku? Aku hampir lupa kalau aku punya tunangan, atau lebih tepatnya calon tunangan. Aku tak akan pernah memintanya.
***
Selama di perjalanan hingga kami sampai di tempat acara, Kris dan aku hanya saling diam. Kami hanya saling menggunakan bahasa isyarat. Namja ini benar-benar dingin. Bagaimana bisa dia berteman dengan Chanyeol oppa yang suka sekali membuat gaduh itu.
Aku masuk ke hall yang hampir penuh dengan manusia itu. Bagaimana bisa mereka memilih tempat yang sempit ini. aku menghampiri Minji yang tengah asyik mengobrol dengan kekasihnya, Jongdae.
“Kau sudah lama disini Minji-ya?” Tanyaku sesampainya di mejanya.
“Tak terlalu lama. Nuguya?” Minji melirik pada namja tinggi yang berdiri disampingku, Kris.
Baru aku ingin menikmati pesta, mataku tak terhindarkan untuk melihat pada sepasang namja dan yeoja yang tengah asyik berdansa. Mereka terlihat sangat menjijikan, batinku. Mata Minho bertemu dengan mataku, langsung saja dengan reflek aku menggandeng tangan Kris. Yuri yang tadinya larut dengan musik, ikut berhenti dan menatapku.
Drama yang memuakkan. Aku memberikan isyarat pada Kris untuk keluar dari Hall dan meninggalkan pesta ini. cukup bagiku untuk melihat dua orang penghianat itu. Aku keluar dari hall dengan tangan yang masih menggandeng lengan Kris. Aku tersenyum puas setelah melihat Minho dan Yuri terkejut dengan kedatanganku.
Tapi tanpa aku sadari ada seorang namja yang tengah berdiri bersandar di mobilnya memperhatikan kami, dengan raut muka yang sangat mengerikan.
“Kyuhyun-ssi.”
***