Marsha sebaiknya menjadi seorang aktris karena ia mampu berakting di depan Luhan.
"Ya, kamu Luhan. Apa pedulimu denganku? kamu baru saja mengenalku dan sudah main menebak kehidupanku. ini urusan pribadiku, tolonglah jangan ikut campur. Sebaiknya kita kembali seperti dulu saja.hmm tidak saling mengenal?oh tidak terlalu mengerikan, ya biasa saja. anggaplah teman biasa", kata Marsha panjang lebar tanpa menatap mata Luhan.
"Kamu yakin dengan apa yang kamu katakan ? kau bisa dengan semudah itu berkata seperti itu? Kamu yakin?", kata Luhan sambil menutupi kesedihannya.
Marshapun menoleh kearah Luhan dan terlihat sangat sedih dengan perkataan Marsha tadi , Marsha terlihat tidak tega.
"Luhan oppa, maafkan aku. tapi untuk saat ini aku ingin menikmati hariku, aku tidak ingin mengganggu dan....... diganggu oleh orang lain. aku perlu waktu untuk menenangkan semuanya. semuanya, oppa. Aku sangat berterima kasih padamu dan teman - temanmu, kalian adalah temanku disini. tapi sekali lagi maafkan aku, aku butuh waktu untuk sendiri. Aku sendiri.disini. disana.aku ingin....kembali ", kata Marsha sambil menatap wajah Luhan yang telah meneteskan air mata karena perkataan Marsha.
“Ahh, Marsha, Marsha “, batin Marsha,ia terlihat marah pada dirinya sendiri.
Luhanpun kaget melihat tingkah marsha yang seketika terlihat seperti orang yang depresi, lalu ia mendorong tubuh Marsha.
"Ya,apa kamu gila?", kata Marsha datar dengan pandangan mata kosong. dan seperti biasa ia kembali ke wujud awalnya.
"Ah kamu kembali, kukira kamu kemasukan hantu atau sejenisnya ", kata Luhan sambil mengelus dadanya
"Kamu pikir aku takut hantu? hantu yang akan takut denganku ", kata Marsha dengan gaya seperti hantu. Luhan tertawa terbahak - bahak , Marsha hanya terdiam melihat Luhan tertawa bahagia.
“Syukurlah dia sudahbisa tertawa, sungguh hebatnya aku bisa melihatnya menangis dan tersenyum dalam jeda waktu yang tak lama “, batin Marsha
"Jika sudah selesai tertawanya, silahkan pergi. aku ingin istirahat dan ingat perkataanku ", kata Marsha sambil berjalan menuju tempat tidurnya dan tidur. Luhanpun dengan berat hati meninggalkan rumah Marsha.
"Omo, itu Luhan oppa. kenapa ia berdiri di rumah itu. aku pernah melihat seorang gadis tinggal dirumah itu. apa jangan jangan itu rumah kekasih Luhan oppa? sungguh aku tak rela, tak bisa terjadi ", kata seorang gadis sambil diam - diam mengambil foto Luhan dan rumah marsha
***
Malam itu , Marsha belum benar - benar tertidur. Ia memikirkan perkataannya pada Luhan. Ia mencoba mengirim pesan untuk Luhan tapi mengurungkannya karena gengsi yang dimilikinya.fiuh.
Kemudian terdengar suara mobil, pelan - pelan ia mencoba mengintip siapa yang datang tengah malam . Dan ia terbelangak saat meihat sosok yang tidak cukup asing baginya.
"Park shi on", kata Marsha dalam hati sambil menutupi mulutnya. Lalu dilihatlah suster yang juga keluar dari mobil hitam itu.
"Tunggu, mungkin suster Minah hanya melakukan pelayanan pada dia.haaaaaa........" , tiba – tiba Marsha mencoba menutupi mulutnya lagi ketika melihat tante Anna juga keluar dari mobil itu. Seketika tubuh Marsha lemas, ia tak menyangka apa yang terjadi padanya.
"Apa - apaan ini ! ini bukan suatu kebetulan, jangan - jangan mereka berkerja sama, apa ini?", kata Marsha sambil menahan tangisnya.
Hati dan pikiran Marsha sangat tidak tenang, ia berjalan mengitari ruangnya sambil sesekali mengigiti jari - jari tangannya.
"Apa yang harus aku lakukan ? apa - apaan ini. sekarang apa? ah! pikir sa, pikir sa, ayo cepat pikir", seketika ia teringat member EXO dan mencoba meraih ponselnya dan menelpon Do. Kenapa harus Do?
"Yeoboseyo ", kata Do dengan suara berat mungkin sudah tertidur sebelumnya
"Oh Do oppa, hmm..aku butuh kamu,aa kamu sudah tidur? ya sudah tidak jadi ", kata Marsha lalu menutup panggilannya dengan tangan masih gemetaran.
Terdengar suara ponsel dari Marsha, dibacanya dan dari DO oppa chagiya.
"Kamu sudah tidur kita bicarakan besok saj, oppa ", kata Marsha dengan suara serak dan gemetar.
Entah apa yang dirasakan, terkejut, senang, takut, atau penuh dendam.
"Marsha ssi, kau baik - baik saja? kupikir tidak, ada apa katakan padaku", kata Do sambil berjalan menuju beranda Dorm EXO.
"Do oppa, akuu ingin .. pergi saja..entah, aku merasa seorang yang paling menyedihkan ", kata Marsha sambil membersihkan pipinya karena air matanya.
"Kamu, apa ada? jangan bertindak bodoh, kamu tidak menyedihkan Marsha ssi, percayalah, kamu sekarang istirahatlah. Tenangkan hati dan pikiranmu. semuanya akan baik - baik saja. esok aku akan menemuimu", kata Do sangat sangat halus kepada Marsha.
"Baik oppa, terima kasih oppa. terima kasih atas semua kebaikanmu , kamu sungguh temanku ", kata Marsha lalu menutup panggilannya dan mencoba memejamkan mata di ranjangnya.
“Kenapa ia langsung menghubungiku ? kenapa tidak Luhan ?”, batin Do.
Do mendengar suara Marsha seketika panik dan mencoba menghubungi seseorang
"Yeoboseyo, Park Shion ? ini Do, aku ingin berkata sesuatu padamu ", kata Do sambil memegangi alisnya
"Ya Do-ssi , ada apa ? apa Marsha baik - baik saja ?", kata Shion yang terdengar panik.
"Marsha meneleponku, die terdengar seperti sedang menangis , aku hanya ingin memastikan apa kau ketahuan olehnya. Oh anni, kamu belum bertemu dengannya kan ?" kata Do dengann penuh teliti
"Sejauh ini aku belum bertemu dengan dirinya langsung hanya saudaraku suster Minah yang sudah bertemu dengannya, namun Marsha tak mengetahui jika suster minah masih kerabat kami ", jawab Shion
"Woo, suster Minah? dia saudaramu? jadi selama ini.. oh benar - benar, aku sangat terkejut", kata Do yang sangat terkejut.
"Jangan katakan kepada siapapun, aku percaya kamu Do ssi, aku akan mencari tau apa yang terjadi padanya" lalu terputuslah panggilan itu. Do hendak kembali menuju kamarnya namun langkahnya terhenti ketika melihat Baekhyun dan Luhan berada di belakangnya, berdiri memandanginya.
"Kupikir kamu tau sesuatu ", kata Baekhyun dengan tatapan yang tajam namun tak terlihat tajam, imut tepatnya.
"Ya Do, apa yang terjadi pada Marsha? kamu tau sesuatu kan? siapa Park Shion itu? kamu sepertinya kenal dekat dengannya ", kata Luhan tak kalah ketus.
“Harusnya kamu lebih tahu dariku, Luhan hyung “, Batin Do sambil memandang Luhan
"Aaaa, entah aku harus memulainya dari mana tapi kupikir aku tidak bisa menceritakannya, aku telah berjanji " kata Do.
Mendengar jawaban Do, Baekhyun membalikkan badannya dan kembali menuju kamarnya, Ia terlihat tidak tertarik setelah mendengar perkataan Do. Do susah untuk dimengerti dan sangat misterius.
"Kamu, kamu jangan pernah coba buat menyakiti hati Marsha. Ingat dia ngefans denganmu Do, jangan buat rasa cintanya denganmu berubah menjadi rasa benci ", kata Luhan dingin lalu pergi meninggalkan Do.
Pagi itu Marsha malas untuk bangun, matahari sudah cukup tinggi namun kesadaran Marsha sangat kurang cukup untuk bangun. Sesekali ia memukul kepalanya, mencoba memastikan kejadian semalam itu mimpi atau tidak.
"Ini bukan mimpi, ah! aku bisa gila. aku ternyata diawasi. liat aja, aku tidak akan keluar dari rumah ini sampai aku mendapat jalan keluar yang masuk akal", kata Marsha dengan menguap. Ia berjalan lalu mencoba membuka jendela rumahnya.
"Aduh ", terdengar suara seorang yang cukup muda darinya.
"Wee, kamu siapa? aa, kamu membawa kamera, apa yang kamu lakukan ", kata Marsha dengan nada tinggi namun gadis itu malah berlari meninggalkan Marsha dan mengomel dengan bahasa Indonesia.
"Ah gila,edan itu orang. tunggu. jangan - jangan itu fans EXO? ah, sejak kapan anak EXO masuk rumahku.aaaaaaaaaaaaaa gilaaaaaaa ", kata Marsha sambil melemar bantal yang ada dipangkuannya.
Setelah reda dari ketidak normalannya, ia mencoba mencari tau tempat kontrakan yang cukup murah dan jauh dari seoul.
"Busan? Dongnae-gu?ini.. murah. hmm. tapi ini juga murah tapi kualitasnya,hm ini, ini. ahhhhh pusinggg.oh ini kejam ", kata Marsha sambil memukuli kepalanya dan merenung, ia berpikir apa yang harus ia lakukan. apa ia akan kabur? ya benar. iya akan kabur.
Lalu ia secepat kilat membereskan barang - barangnya, setelah beberapa saat ia telah siap untuk kabur, terlihat seperti seseorang yang ingin bertamasya bukan untuk kabur.
trettt treett treettt.
"Halo", kata Marsha
"Yes, terima kasih ", ia menutup ponselnya dan tersenyum sinis.
Ia mulai mengepak baju miliknya dan akan dikirim kesuatu tempat. entahlah.Ia berjalan sambil membawa kardus - kardus berisi pakaiannya tadi menuju tempat pengiriman barang.
cekrrikkk. terdengar suara lensa kamera
Marsha menyadari jika ada seseorang yang menpotretnya dan ia sangat sadar jika ia diikuti oleh seseorang.
"Fiuh, eh siapa ya?" kata Marsha sesekali mencoba mencari tau siapa yang membuntutinya.
"Aku pergi disauna saja dan tinggal disana sampai semuanya kelar", ia berjalan menuju tempat sauna yang cukup jauh. Ia tak menggunakan sepedanya, ia meninggalkan semua barang - barang yang diberikannya. Ia kembali seperti Marsha Cahya yang asli.
Ia menganti bajunya dengan pakaian sauna, ia melahap telur rebus ditempat itu tanpa peduli sekelilingnya memperhatikannya. Ia tak peduli dengan apa yang terjadi, ia ingin membebaskan dirinya. Sesekali ia merekam kegiatannya dalam sauna,d an bersenandung - lagu berbagai jenis musik sampai dangdut. Entah. Ia cukup gila. Oh tidak, sudah gila.
trettttrettttretttteretttt
"Halo, Marsha ssi, aku ingin bertemu denganmu ", kata Do
"Ya aku jugaa", sambung Baekhyun
“Siapa dia?”, batin Marsha
"Aku juga Marsha", kata Luhan pelan
"Wey, kenapa tiba - tiba menghubungiku?oh untuk yang tadi malam , maafkan aku, aku hanya lelah dan banyak pikiran,hehe", kata Marsha sambil tersenyum tanpa beban.
“Mari kita bertemu, dikedai saat pertama kali kita bertemu, bagaimana ?" , tanya Do
"Baiklah jam 7 malam "
"Oke", jawab Marsha langsung menutup ponselnya.
"Aigooo, ia memutuskan panggilan seperti ini ", kata Do heran
"Itu sudah kebiasaannya ", kata Luhan santai seperti sudah terbiasa dengan itu
"Aku juga seperti itu ", sambung Baekhyun
"Aku tak peduli denganmu ", kata Do menjawab Baekhyun.
***
Marsha bersiap bertemu dengan segerombol lelaki tampan, ia menitipkan barangnya disauna itu untuk sementara karena ia tak ingin kembali kerumah suster Minah. Marsha berjalan, ia terlihat tersenyum, sesekali ia melihat kelangit dan melambaikan tangannya. Mengisyaratkan jika ia baik - baik saja. Sampai akhirnya ia tiba di kedai itu. Kedai itu tampak sepi dan dilihatnya segerombol lelaki itu sudah berada didalam kedai itu di ruang VVIP pastinya.
Marshapun masuk keruangan itu dan merekahkan senyuman yang paling lebar dan sangat menawan. mungkin Happy virus versi cewek.hm. Melihat keadaan Marsha para lelaki itu tertegun, memastikan kesehatan Marsha.
"Marsha ssi, kamu sehat? kamu tidak gila?", kata Baekhyun dengan wajah polos
"Kamu yang gila, lihatlah aku, aku bersemangat kan, aku baik - baik saja ", jawab Marsha.
Lalu dilihatlah Luhan yang tersenyum sinis. Ia teringat dengan apa yang ia katakan denganLuhan , ia merasa bersalah. Omongannya itu.sungguh omong kosong. Merekapun bercerita - cerita tentang EXO, dilihatlah Marsha yang dari tadi melihat jam tangannya.
"Apa kamu akan ada acara ?", kata Luhan
"Tidak, aku hanya melihat jam", kata Marsha datar
"Apa kamu akan pergi ?", sambung Do, mata Baekhyun dan Luhan seketika menuju ke Do, tak percaya dengan perkataan Do.
"Apa maksudmu?", kata Marsha coba mencerna perkataan Do
"Kenapa kalian menganggap aku akan pergi? Kalian ingin aku pergi ", kata Marsha pelan, wajahnya terlihat sedih.
"Oh bukan seperti itu, oppamu ini hanya ingin bersamamu ", kata Baekhyun sambil merangkul Marsha.
"Hm tapi terima kasih banyak , kalian sudah hangat padaku, sudah membuat hariku berwarna dan ini pertama kalinya aku mengenal artis sebelumnya aku tidak pernah peduli. roda kehidupanku cukup unikkan? Hahah . Sungguh, terima kasih banyak , aku tidak akan pernah meupakan kalian ", kata Marsha mencoba tetap rileks. ya ini ucapan perpisahan Marsha untuk mereka.
Marshapun melihat sebuah kalender di sampingnya dan hari itu ternyata tanggal 24, seketika dadanya mulai terasa sesak namun ia mencoba menutupinya.
"Hm kupikir ini sudah malam, aku ingin kembali. hm , aku tidak ingin membuat suster minah khawatir ", kata Marsha sambil membungkuk kemudian secepat kilat meninggalkan mereka, ia tak menunggu balasan.
Ia berjalan menyusuri jalan dengan cuaca yang sangat dingin di tengah ratusan pejalan kaki malam itu namun ia hanya menggunakan jaket tipis. Ia mencoba memegangi ke 2 bahunya agar merasakan sedikit kehangatan, namun hasilnya nihil.
"Kamu, ini tanggal 24, maaf aku baru ingat. Tanggal yang menyedihkan. sangat menyedihkan..dionnnnn aaaa... ", kata Marsha lalu ia terkena lemparan batu dari seseorang yang tak dikenalnya.
Marsha mencoba mengejar orang itu, namun karena kedinginan energi dalam Marsha tak tampak. Ia merasakan perih dikepalanya dan darah segar mengalir. Mengetahui kepalanya berdarah, marsha hanya terdiam.
"Kenapa ia tak membunuhku saja, kalo aku mati sekarang , aku dan Dion akan memiliki tanggal kematian yang sama ", kata Marsha tanpa berpikir sedikitpun. dia sudah gila.
Ia berjalan menuju tempat sauna, namun ia merasa diikuti lagi namun kali ini menggunakan kendaraan, ia mulai mempercepat langkah kakinya namun pengendara itu semakin mendekat. sampai akhirnya
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa “, teriak Marsha .