Do mendapatkan pesan dari Park shi on jika Marsha sudah tidak tinggal dengan suster Minah dan ia kehilangan jejak. Dan pada akhirnnya ia menceritakan keadaan yang sebenarnya kepada Baekhyun dan Luhan deengan persetujuan Park Shion. Mendengar cerita Do, mereka menjadi paham apa yang terjadi dan ingin membawa Marsha pulang.
Setelah Marsha berpamitan, 3 lelaki itu berusaha mengikuti Marsha namun langkah Marsha terlalu cepat dan ia hilang di tengah ratusan pejalan kaki malam itu.ya, mereka kehilangan jejak Marsha.
Ternyata sang ssasaeng mengikuti Marsha dari tadi dan melihat keadaan mulai sepi , ia melemparkan batu ke arah kepala Marsha. Untung Marsha keras kepalanya. Jadi hanya luka sedikit. Ssasaeng itupun berlari sekuat tenaga dan ia langsung menyebrang membuat wobin menghentikan motornya tiba -tiba.
"Ah apa dia tak punya mata, menyebrang tanpa melihat jalan dan membawa batu ditangannya. apa dia gila ", omel Wobin dan tak sengaja melihat Marsha sedang memegangi kepalanya, iapun mencoba membaca keadaan dan sepertinya ia mulai paham.
Lalu ia mengikuti Marsha dari belakang, gadis itu mempercepat langkahnya, Wobin mulai tersenyum dan mendekat. dan dibunyikan klakson motornya.
***
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa", teriak Marsha terkejut setengah mati
"Anneyong Marsha, kepalamu berdarah, pergilah ke klinik denganku “, kata Wobin sambil mencoba tersenyum
"Ya!!! kamu mengejutkanku, ku kira aku diikuti oleh seorang penjahat kelamin.ah. tak usah ini hanya luka kecil ", jawab Marsha menolak
"Kepalamu sepertinya sudah tidak normal dari awal, kamu selalu menolak jika di bawa ke klinik ditambah saat ini luka dikepalamu , pasti tambah tidak normal', kata Wobin menahan tawa
"Ya ini kepalaku. kenapa kamu yang repot. Tunggu, kenapa kamu tak mengaku dari awal jika kau adalah aktor? ", kata Marsha teringat saat melihat Wobin di teve.
"Aku sudah mengatakannya tapi kmau malah mengatakan dirimu seperti penyanyi internasional, kamu sangat konyol ", jawab Wobin kali ini ia tak dapat menahan tawanya.
"Tertawalah sampai kamu puas, aku pergi dulu", jawab Marsha lalu berlalu meninggalkan Wobin, namun Wobin kembali mendekati Marsha.
"Kamu tinggal di gereja itu kan, ini bukan arahnya. mari kuantar", ajak Wobin
"Ah aku a..kan kesauna. aku tinggal disana sementara", jawab Marsha datar
"Sauna?kamu?", kata Wobin kebinggungan
"Aku tidak punya banyak uang untuk membayar rumah itu ", kata Marsha seadanya lalu meninggalkan Wobin
"Naik kemotorku, kuajak kamu kesuatu tempat setelah kmau mengemasi barangmu yang ada di sauna ", kata Wobin
Akhirnya Marsha menerima permintaan Wobin, ia tau Wobin tak menutupi sesuatu, walau perkataannya terlihat seperti lelucon tapi itu ya yang sebenarnya. Mereka masuk di suatu kawasan yang terlihat mewah, gerbang rumah yang sangat indah terbuka, Marshapun hanya bisa terngaga melihat keindahan rumah itu.
"Ini rumahmu ?", kata Marsha sambil menatap keindahan rumah itu, terlihat memiliki konsep back to nature
"Ya, masuklah. aku disini hanya bersama pembantuku. kupikir untuk sementara kau tinggal disini dahulu", kata Wobin lalu berjalan menuju dalam rumahnya. Marsha masih membatu mendengarkan perkataan Wobin, melihat itu Wobin menarik Marsha masuk ke dalam rumahnya.
"Aku tau rumahku indah tapi jangan bertingkah seperti itu, kam u membuatku terharu ", kata Wobin sambil tersenyum manis, Marsha hanya melirik dan mencoba membenarkan rambutnya
"Aduh.ah perih", kata Marsha kesakitan
"Kamu diam, jangan banyak bicara , aku akan mengobatimu ", kata Wobin sambil memegang jidat Marsha, Marsha hanya terdiam.
Marshapun memperhatikan Wobin yang terampil membalut lukanya, terlihat tampan walau sedang serius.
"Jangan menatapku seperti itu, aku atau aku tampan ", kata Wobin tanpa melirik Marsha
"Hah tapi kamu memang hebat. asal kamu tau, aku mengerti tentang dunia kesehatan apalagi tentang obat, tapi sampai saat ini aku tidak ingin meminum obat atau hal - hal yang lain yang berhubungan dengan medis “, kata Marsha mencoba membuka diri.
"Sungguh, tapi kenapa kamu tidak ingin mengenalnya lagi? ", tanya Wobin
"Dulu aku sekolah di bidang kefarmasian sampai akhirnya aku melanjutkan disebuah universitas namun kuliahku terhenti karena suatu hal, entahlah", jawab Marsha terlihat lemas.
"Nah sudah selesai, apa kamu tidak berniat melanjutkannya. Kudengar itu jurusan yang cukup sulit, segala sesuatu yang berhubungan dengan medis pasti terlihat sangat sulit “, tambah Wobin
"Tidak, aku ingin menjadi pemain sepak bola ", jawab Marsha datar
"Kupikir otakmu ada kesalahan ", kata Wobin dengan ekspresi pasrah melihat tingkah Marsha
"Hahaha itu impianku dulu sebelum aku terjebak di farmasi oppa, haha.. ya aku tidak berniat, aku merasa gagal", jawab Marsha
"Kamu tidak naik kelas ?", tanya Wobin meyakinkan
"Walaupun menurutmu otakku tidak normal tapi aku tak sebodoh itu", jawab Marsha sambil melirik sinis Wobin
"Omo, tatapanmu menakutkan. Baiklah aku antar kamu ke kamarmu, tinggallah disini sesukamu", kata Wobin santai
"Aku akan tinggal beberapa hari disini, aku akan menjadi...pembantu ya pembantu,,", kata Marsha semangat
"Tidak perlu, kamu istirahatlah", kata Wobin setelah sampai dikamar Marsha
"wobin oppa" , panggil Marsha
"Apa kamu mengenal tante Anna, Park Shion, suster Minah ?", kata Marsha pelan
"Ha,siapa dia?entah aku mengenal banyak orang", jawab Wobin
"Oh ya, baiklah. ", Marsha pun menghela nafas lega
"Hm oppa, sungguh aku berterima kasih banyak padamu, jika waktunya sudah tiba aku janji akan memberitahumu ", kata Marsha sambil menunduk, ia sangat malu . Mendengar itu wobinpun mendekat ke Marsha dan mengusap kepala Marsha
"Ya sama- sama, sekarang kamu tidur ya , Dongsaeng" , kata wobin , lalu kembali ke kamarnya dan Marsha masih dalam posisi shock dengan tingkah Wobin
"Dongsaeng? tidak salah jika dia seorang aktor, dia keren sekali ", kata Marsha sambil mengacungkan jempolnya.
Titttitttet
Sebuah pesan diponselnya dan setelah membacanya, mata Marsha terbelangkak dan terkejut setengah mati.
"Marsha, aku tau. tolong jangan pergi atau menghilang. aku mencintaimu, ya kurasa begitu,ahhhhhh “, - x
Marsha membuka matanya lebar - lebar.