Marsha masih tergeletak dilantai rumahnya, lalu mencoba memegangi matanya.
"Mataku pasti sudah seperti bola pimpong ", omel Marsha, lalu ia mencoba bangun, namun tak bisa karena kakinya membengkak.
"Ah kakiku,seharusnya aku membeli antiseptik." katanya sambil memegangi kakinya.
Iapun bercermin, dilihatlah dirinya. Terlihat berantakan dengan mata yang membesar, rambut yang mulai menggimbal dan baju yang kotor karena bekas darah. Ia berjalan menuju kotak kecil berwarna biru dibawah lemarinya, dibukanya kotak itu. Terdapat 2 gelang berwarna biru, sebuah jepit bercepol, bunga mawar berwarna merah dan putih yang sudah cukup layu, dan sebuah album foto. Dibukanya album itu, ia tersenyum ketika melihat dirinya berfoto dengan kakaknya, kemudian dengan ayahnya, dan ibunya lalu bersama -sama, terlihat senyum merekah diwajah mereka lalu dilihatlah foto - foto lainnya, dia mnegela nafas panjang sambil memeluk album fotonya.
"Aku merindukan keluargaku ", kata Marsha
Hari ini EXO - M mempunyai jadwal di China sedangkan EXO_-K sedang free dari jadwal mereka. Para memberpun berkumpul sebelum terpisah. Luhan terlihat sesekali menatap tajam ke arah Do. Baekhyun menyadari itu mencoba mendekat kearah Luhan
"Hyung,sebenarnya apa yang terjadi ", bisik Baekhyun .
"Tidak ada apa-apa, baik - baik saja kok ", kata Luhan tanpa memandang wajah Baekhyun
"Kamu sebut seperti ini baik - baik saja ?", kata Baekhyun kesal kemudian meninggalkan Luhan dan menuju Do.
“Minhae, aku juga tidak tahu kenapa perasaanku menjadi seperti ini , Baekhyun-ah “, batin Luhan
"Do , sepertinya keadaan tidak baik antara kamu dan Luhan, hyung ", kata Baekhyun, namun Do tidak menjawab pertanyaan Baekhun. Do masih terlihat tenang.
Para memberpun akhirnya berpisah, EXO-M telah berangkat ke China sedangkan member EXO-K tetap di Dorm karena tidak memiliki jadwal sampai 3 hari kedepan. Sore itu Do terlihat seperti ingin pergi, Chanyeolpun mendekat.
"Do, kamu ingin pergi kemana ? aku ikut, aku bosan ", kata Chanyeol
"Maaf Chanyeol, tapi aku ada urusan ", kata Do sambil tersenyum
"Kamu ingin pergi kemana ?", sambung Suho
"Aku ingin menjenguk seseorang ", jawab Do
“Siapa yang sakit ?”, tanya Sehun penasaran
"Biarkan saja dia pergi ", kata Baekhyun singkat .
Sepertinya ia merasa jengkel karena Do tidak mau bercerita tentang masalahnya dengan Luhan.
"Baiklah, aku pergi “. kata Do sambil pergi meninggalkan teman – temannya.
***
Marshapun masih duduk di ruang tamunya, ia tidak makan, ia tidak mandi , ia tidak memperdulikan dirinya. Ia hanya memeluk album foto miliknya. Sesaat iapun teringat Luhan dan mencoba meraih ponselnya dan mencoba menelpon Luhan, namun nomor Luhan tidak dapat dihubungi. Lalu ia mengirim pesan untuk Luhan
.
Luhan, terima kasih sudah menemani tadi malam. maaf sudah merepotkanmu. Sungguh memalukan apa yang terjadi padaku kan?hahaha maafkan aku .
Tulis Marsha dalam pesan singkat itu.
Iapun kembali ketempat duduknya ternyata kakinya kembali mengeluarkan darah.
"Ah luka kecil tapi kenapa terus - terusan mengeluarkan darah ", omel Marsha sambil membersihkan dengan kaos yang dipakainya.
Tiba - tiba terdengar suara ketukan pintu rumahnya, iapun terkejut.
"Siapa itu? Jangan - jangan suster ? ya,itu pasti suster, aduh, bagaimana ini ", kata Marsha sambil meraih selimut untuk menutupi badannya lalu membuka pintu itu.
"Oh suster maafkan aku,aku................", Marsha menghentikan perkatannya setelah melihat sosok lelaki berdiri didepannya
"Do?kamu Do kan? ini bukan halusinasikukan?ya! ", kata Marsha sambil mencoba menepuk pipinya.
"Ya aku Do, apa kamu baru saja bangun tidur ?", kata Do karena melihat Marsha membawa selimutnya
"Oh tidak, silahkan masuk", kata Marsha sambil mempersilahkan Do masuk dirumahnya
"Apa yang kamu lakukan ? ada urusan apa menemuiku ? apa Luha.....aduhh", kata Marsha sambil memegangi kakinya dan membuat selimutnya terlepas
"Apa yang terjadi ?apa kakimu sakit lagi ?", kata Do melihat Marsha memegangi kakinya dan ia terkejut karena melihat baju Marsha terdapat darah. Menyadari itu Marshapun berkata pada Do
"Ini darah kakiku,aku tidak bunuh diri . Sebaiknya aku mandi dulu lalu mengobati ini ", kata Marsha sambil berjalan menuju kamar mandi.
“Bagaimana dia bisa tahu jika kakiku sedang terluka?hmm “, batin Marsha tanpa memandang Do, lalu menlangkah masuk ke kamar mandi.
"Aku akan pergi untuk membeli obat ", kata Do sambil bersiap - siap ingin pergi
"Tidak perlu, aku mempunyai kotak obat lengkap dikotak dekat lemari ", teriak Marsha dari dalam kamar mandi.
Dopun mencoba mencari tempat kotak obat itu , ia menemukan sebuah kotak berwarna biru dan dibukalah kotak itu.
“Apa ini kotaknya ?”, kata Do pada dirinya sendiri.
Lalu dibukalah kotak itu dan terdapat 2 gelang berwarna biru, sebuah jepit bercepol, bunga mawar berwarna merah dan putih yang sudah cukup layu , dan sebuah album foto.
"Ini seperti jepit tenaga medis, hm mawar ini sudah layu", lalu ia membuka album foto milik Marsha. Ia melihat Marsha kecil yang hitam, lalu berfoto dengan keluarganya. Dopun tersenyum melihat foto masa kecil Marsha. Lalu terdapat foto 2 tangan yang menggunakan gelang warna biru seperti yang terdapat dalam kotak dan terdapat tulisan di bawah foto ini .
"We are best friend forever " Dion - Marsha
lalu terdapat foto Dion yang sedang tersenyum sambil memainkan bola di lapangan sepak bola.
"Apa dia kekasihnya? sepertinya iya . Dia sekilas tampak sepertiku, tapi sepertinya lebih tinggi ", kata Do sambil membandingkan dirinya dengan Dion.
Iapun melanjutnya membuka foto - foto milik Marsha dan ia terkejut saat melihat foto langit gelap dan terdapat coretan gambar bintang dengan warna emas.
"Itu aku- Dion "
"Kamu sudah gila - Marsha " balas Marsha dengan mengunakan spidol warna putih di bawahnya
"Aku akan menerangimu di setiap kegelapan J " balas Dion
“Apa kamu lampu tidurku?ha? HAHA “, balas Marsha lagi
Dopun membuka foto lagi, dimana ada pemandangan langit malam, dan terdapat dua tangan mengangkat 2 mawar berwarna putih dan merah. Lalu dibukalah lagi foto dan foto yang terlihat sama seperti sebelumnya, foto langit gelap dan terdapat tulisan
" Kamu sudah disana. Now, i am talking to the star. HAHA "
Tulisnya dengan menggunakan spidol warna putih dan dipenuhi oleh gambar hati disekitarnya
. Dopun binggung dengan maksud tulisan itu dan dibukanya foto terakhir dalam album itu dan Dopun tambah terkejut melihat foto terakhir itu. Terlihat foto sebuah makam dan terdapat tulisan .
"RIP DION, you are the best and always be the one in my life. Just the way you are, Dion. From your best friend, Marsha * Dont forget to keep looking to me from the star hehe 24/10/13 "
Dopun seketika langsung menutup album dan memahami apa yang terjadi dan mengemasi kotak biru itu.
"Dia sepertinya belum lama ini kehilangan orang yang sangat berarti baginya, jadi ini maksudnya ", kata Do dalam hati
"Apa kamu sudah menemukan kotaknya ", kata Marsha tiba – tiba dari dalam kamar mandi.
"Oh belum, dimana kamu menempatkannya ?", jawab Do
"Ah, kamu duduk saja. biar aku yang mengambilnya", kata Marsha, Lalu iapun berjalan dan mengambil sebuah kotak putih berisi obat - obatan. Lalu bersiap untuk mengobati kakinya, Dopun duduk disampingnya menatap Marsha tajam.
"Jika kamu tidak kesini, mungkin aku tidak akan mandi. jadi, terima kasih Do oppa", kata Marsha sambil sibuk membersihkan lukanya. Do hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan marsha .
"Omo, kenapa aku tidak menyadari jika ada televisi di sini ", kata Marsha terkejut karena tiba - tiba melihat televisi di dalam rumahnya.
"Apa kamu yang membelikanku ?" kata Marsha kepada Do.
"Tidak, sejak aku datang sudah ada tv di tempat ini ", jawab Do heran
"Ah yang benar saja, pasti suster yang memberinya, sungguh tidak enak hati. tunggu, apa yang kamu dilakukan? kenapa kamu tiba - tiba datang kerumahku ? bagaimana kamu bisa tahu rumahku?", kata Marsha sambil menatap tajam ke Do
"Oh kulihat kemarin kamu sedang tidak baik jadi aku ingin menengokmu, apa kamu sudah baik atau belum. ya aku tahu ", jawab Do mengalihkan perbincangan sambil tersenyum
"Wah terdengar menyenangkan sekali, dijenguk oleh idolanya sendiri. bukankah aku beruntung ", kata Marsha sambil tertawa.
"kenapa kamu mengidolakan aku, Marsha ?", kata Do tiba - tiba yang membuat Marsha tercenggang
"Karena.karenaa..kmau tampan pastinya ", kata Marsha sambil mencoba menutupi kepanikannya
"Yap sudah selesai ", kata Marsha lalu mencoba menghidupkan televisi
“Do oppa, apa kamu bisa menghubung Luhan oppa ?”, tanya Marsha , namun tiba – tiba ia berteriak.
"Ha?Ya Tuhan, dia. kenapa ia berada di teve? Siapa dia? ", kata Marsha sambil berteriak karena melihat sosok Wobin di televisi
"Kamu tidak tau dia? dia seorang pemain drama ", kata Do sambil menahan senyum, karena melihat tingkah lusu Marsha
"Pemain drama ? jadi dia benar - benar pemain drama. kupikir hanya leluconnya " , kata Masha sambil memukul kepalanya
"Apa kamu mengenalnya? sepertinya iya " kata Do halus sambil berjalan mendekati Marsha
"Ya,dia yang membuat kakiku seperti ini. Dia yang menabrakku dengan sepeda motornya ", jawab Marsha sambil menatap kearah Wobin.
“Aigoo, perasaan macam apa ini? Kenapa jantungku berdetak sangat cepat, ya Do, sadarlah kamu, adarlah sadarlah “, batin Do sambil tersenyum melihat Marsha yang terkejut , sungguh terlihat manis dan alami.
"Aku tidak punya hiburan dirumah ini, sebaiknya kita lihat teve saja", kata Marsha, tapi ia malah membaca buku belajar bahasa Korea.
"Ya,kamu belajarlah yang rajin ", kata Do menyadari jika Marsha sedang belajar
"Iya oppa, saranghaeyo ", kata Marsha sambil bergaya imut kemudian bersikap serius untuk belajar.
“Ah, perasaan apa lagi ini ? kenapa aku merasa senang sekali. Ya ada apa denganku ? aku belum pernah seperti ini dan secepat ini menyukai seseorang”, batin Do sambil melihat Marsha yang sedang belajar.
“Marsha, beri aku nomor ponselmu “, pinta Do, Marsha hanya membalasnya dengan senyuman Manis. Sudah pasti diberilah dengan Marsha.
Hari mulai malam,udara mulai dingin dan sepertinya kan turun hujan. Marshapun mulai merasa lelah dan lapar. Iapun mencoba bangun dari tempatnya belajar.
"Do oppa, apa kamu lapar ", kata Marsha , tapi ternyata Do tertidur. Marshapun menyelimuti Do dan memberikan bantal untuknya. Lalu ia menuju dapur dan mulai memasak sambil bersenandung pelan.
"I want to go to star, to see you and stay there.lalala "
"Apa kamu gila ?", kata Do yang mengejutkan Marsha yang sedang memasak
"Ya kmau mengejutkanku!! ya aku memang gila, aku ingin pergi ke bintang. Disana penuh dengan cahaya, tak seperti disini. Gelap gulita ", omel Marsha
"Jadi kamu tak menganggapku sebagai seorang bintang ", goda Do
"iya kamu bintangku opaa", balas Marsha berakting manja, kemudian memukul Do dan akhirnya masakan marshapun telah siap. Marsha dan Dopun duduk berhadapan di sebuah meja kecil.
"Apa ini ?", kata Do karena tak mengerti apa yang dimasak oleh Marsha
"Ah ini nasi goreng, dan ini telur penyet. cobalah ", kata Marsha sambil mencoba menyuapi Do sepotong telur penyet.
"Hua, ini pedas ", kata Do sambil meminum air
"Kamu tak suka pedas ? kupikir ini tak pedas ", kata Marsha sambil melahap telur buatannya. Merekapun maka malam sambil bercanda lalu membersihkannya.
Tiba - tiba terdengar suara petir menyambar sangat keras, angin berhembus kencang dan hujan mulai turun. Marsha yang menyadari itu langsung berjalan pelan sambil mencari ponsel ijonya sambil memegang dadanya.
"Kamu kenapa ?", kata Do heran memandang tingkah Marsha, namun Marsha tidak menjawab.
Seketika listrikpun mati, dan tiba – tiba tubuh Marshapun jatuh dilantai.
"Gelap,aku tak suka gelap,sinar sinar, beri aku sinar , jebal ", kata Marsha sambil mencoba meraba lantai untuk menemukan ponselnya dan mulai histeris.
Dopun langsung berlari mendekati Marsha dan memeluk tubuh Marsha sambil menyinari dengan menggunakan ponselnya.
"Marsha, sadarlah. tenanglah ada aku disini , Marsha ", kata Do sambil mencoba menyadarkan Marsha
"D..on ", kata Marsha dengan lemas lalu pingsan
Dopun mencoba mencari lilin dirumah Marsha lalu menemukannya dan kembali pada Marsha dan memeluk tubuh Marsha.
"Kamu sadarlah,jangan seperti ini. kamu membuatku khawatir ", kata Do sambil meneteskan air mata, ia tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Ia hanya memangku Marsha sambil memegangi tangan Marsha kuat
“Perasaan apa macam ini ?”, tanya Do pada dirinya sendiri .
Setelah beberapa saat akhirnya listrik telah hidup dan Marsha siuman pada dini hari, dilihatlah ia berada dipangkuan Do dan melihat Do tertidur dengan keadaan duduk. Ia memegang kuat tangan Do sambil memandang Do dan tanpa berpikir lama ia mencium bibir Do dengan lembut yang sedang tertidur.
"Terima kasih Do, kamu mengingatkanku pada Dion. Anggap saja ciuman ini ucapan terima kasihku padamu. ya American style .", batin Marsha sambil tersenyum.
Sinar sang surya sudah mulai menampak , marshapun mulai tersadar dari tidurnya dan dia melihat jika Do sudah berdiri didapurnya dan terlihat sedang memasak.
"Kenapa aku tidur disini ? ah mimpiku tadi malam terasa nyata ", kata Marsha sambil mencoba berjalan mendekati Do dengan pelan - pelan karena ia ingin membuat Do terkejut.
"Apa yang kau lakukan ? mengendap - endap seperti pencuri ?", kata Do tanpa memandang Marsha
"Ah, aku ketahuan, tunggu kamu tak pulang semalam. kamu tak ada jadwal hari ini? bagaimana jika kamu dicari oleh managementmu ? bagaimana jika kamu dapat masalah karena kamu tak pulang ", tanya Marsha panjang lebar
"Ah sungguh, kamu baru bangun tapi sudah bisa berbicara sebanyak itu." kata Do sambil memandang Marsha
"Baiklah aku akan jawab semua pertanyaanmu " sambung Do sambil menarik nafas
"1 ya benar aku tak pulang, aku tidak tega meninggalkanmu , 2 aku tak ada jadwal hari ini ,EXO-K free dan EXO-M sedang ada acara di China , 3 aku sudah bilang kan jika aku sedang free jadi mereka tidak akan mencariku,4 aku tidak akan mendapat masalah karenamu ", kata Do sambil megang pundak Marsha dan menatapnya tajam.
"Ya,tatapanmu membuatku jatuh cintahaha, Babo ", goda Marsha sambil menaik turunkan alisnya. Do yang mendengarnya hanya bisa tertawa sambil mengecak - acak rambut Marsha
"Oh, jadi dia tidak membalas pesanku karena dia sedang di China ", kata Marsha sambil berjalan meninggalkan Do.
Mendengar itu, Dopun langsung terdiam. Ia teringat oleh Luhan, ia menyadari hubungannya sedang tidak baik dikarenakan Marsha Sedikit salah paham, mungkin.. Setelah membuatkan sarapan Marshapun bersiap - siap pergi.
"Kamu tak sarapan denganku ?", tanya Marsha pada Do
"Maaf marsha tapi aku harus kembali ke Dorm ", jawab Do dengan nada menyesal.
"Oh masih ada waktu lain santai saja ", kata Marsha ,
Iapun mengantar Do sampai depan pintu rumahnya, tiba - tiba ia memeluk Do dari belakang, Dopun terkejut dengan apa yang sudah dilakukan Marsha.
"Do oppa ,terima kasih banyak sudah menemaniku. terima kasih sudah membantuku.", kata Marsha halus.
Dopun membalikkan badannya dan memeluk Marsha. Ia terdiam beberapa saat merasakan hangatnya pelukkan Marsha.
"Aku akan selalu membantumu ", kata Do sambil menatap Marsha.
"Ah seperti di drama –drama saja yang kulakukan saat ini, sungguh aku malu sekali, maaf sudah lancang memelukmu ", kata Marsha setelah melepaskan pelukannya.
Dopun berjalan meninggalkan Marsha dan terulas senyum tipis di wajah Do. Setelah Do berlalu bersama mobilnya, Marsha kembali merasa jika dia diintai lagi oleh seseorang lalu secepat kilat ia menutup pintu rumahnya.
"Ah apa - apaan ini, kenapa aku merasa aku diawasi sejak pertama kali aku sampai di Korea ", kata Marsha sambil mengepalkan tangannya.
Ternyata benar, ada seseorang yang mengintainya,siapakah dia?