Marsha berjalan menuju kamar kecil di mall itu, dia membersihkan darah yang ada di kaki dan bajunya. Dia melakukan sedikit pijatan pada daerah kakinya.
"Ah ini sedikit lebih baik. ah bajuku basah ", kata Marsha sambil memandangi baju bagian depannya yang hampir semuanya basah.
"Aku harus mengeringkan bajuku ", katanya sambil mengipasi bajunya. Tiba - tiba ponselnya berbunyi, ternyata pesan dari suster Minah.
"Marsha , suster 3 hari kedepan ada acara dan tidak pulang . Kamu baik - baik dirumah. jika ada perlu hubungi suster saja ,oke J
"Baik suster, hati hati ya, jangan lupa membawakanku oleh - oleh ,hehehe ", jawab Marsha.
Setelah cukup lama berada didalam toilet iapun akhirnya keluar dan berjalan keluar mall.
" Ya suster Minah sedang ada acara setidaknya aku bisa bebas lepas 3 hari kedepan, hahaha ", kata Marsha kemudian berjalan tanpa tujuan sambil membawa sepedanya.
"Aku ingin berjalan - jalan di pasar , aku ingin mencoba jajanan kaki lima korea ", kata Marsha lalu mencoba mencari tahu jalan menuju pasar tersebut.
Sampai akhirnya ia sampai di pasar itu, iapun berjalan mengelilingi pasar itu sambil mencoba jajanan khas korea.
Tiba - tiba ia menghentikan langkahnya dan menghadap belakang.
"Kenapa aku merasa seperti di intai ?" kata Marsha dalam hati namun kemudian tidak memperdulikannya.
Waktu menunjukan pukul 20.00 ia mulai merasa lelah setelah berjalan - jalan cukup lama. Iapun bersepeda menuju arah sungai Han.
"Kakiku sudah cukup baik. ah udara malam ini sangat dingin ", kata Marsha sambil mengayuh sepedanya. Iapun tiba disebuah bangku taman di sungai Han. Iapun duduk dibangku itu lalu menatap langit. Dia melihat hanya ada 1 bintang dilangit, iapun terlihat seperti ingin menangis saat menatapnya, kemudian tersenyum lebar.lalu menutup matanya.
Sabtu malam, Dion dan Marsha berjanjian untuk bertemu. Marsha dan Dion adalah sahabat dekat, mereka sangat dekat.
Marsha telah sampai ke sebuah taman, iapun duduk disebuah bangku taman menanti sahabatnya itu datang.
Dion, kamu dimana ? aku sudah sampai, cepatlah datang,
Tulis Marsha dalam pesan singkat yang ia kirimkan pada Dion.
Marshapun menunggu dan menunggu tapi dion tak kunjung datang, iapun melihat sekitarnya dan banyak pasangan kekasih yang sedang berkencan ditaman itu.
"ah Dion, salah memilih tempat untuk bertemu. aku bagaikan nyamuk ditempat ini " omel Marsha.
Marshapun melihat jam tangannya menunjukan pukul 23.04, namun Dion tak kunjung datang. Marshapun terlihat sudah sangat bosan dan mengirim pesan pada Dion lagi.
Kamu dimana ? aku sudah menunggumu sekitar 2 jam. apa kau baik - baik saja ? kenapa akhir - akhir ini kamu sering terlambat?HAAAAA!!!!!!!!! balas pesanku
Tulis Marsha lagi, betapa marahnya Marsha karena sudah menunggu lama.
Iapun menatap langit, dan ternyata tak ada bintang dilangit. datar. Semua itu datar bagi Marsha.
Tiba- tiba Dion datang dan duduk disamping Marsha dengan nafas yang berat karena ia berlari.
"Marsha maafkan aku, aku sangat terlambat. wah apa kamu berdandan? kamu terlihat sangat cantik ", kata Dion sambil memegang pundak Marsha
"Ada apa denganmu ? kenapa kamu ini sering terlambat? apa kamu tak memikirkanku? aku berada dikerumunan orang yang sedang berkencan !", omel Marsha dengan wajah cemberut.
Dion tidak menjawab pertanyaan Marsha, ia malah meletakkan kepalanya dipangkuan marsha. Marshapun hanya diam, Dion sudah biasa tidur dipangkuannya.
"Ah malam ini tak ada bintang ", kata Dion sambil menatap langit
"Ya ", kata Marsha singkat
"Ah sepertinya orang yang memangkuku sedang marah ", goda Dion sambil memandang Marsha
"Marsha lihatlah dilangit itu sebelah kananku , lihatlah disana ada bintang yang sangat terang " sambung Dion
"apa kamu gila? tak ada bintang satupun ", kata Marsha yakin karena memang tak ada bintang.
"Coba lihatlah dalam - dalam, ada bintang dijauh sana ", canda Dion
"Kamu pikir itu lucu ?", kata Marsha ketus
"Disana, anggaplah disana adalah tempatku. Jika tak ada aku, lihatlah langit. aku pasti disana melihatmu ", kata Dion sambil menunjuk langit
"Kamu pikir kau ini siapa? bisa memesan tempat dilangit? kamu tidak akan bisa ditempat itu, tempatmu itu didunia bukan dilangit ", kata Marsha dengan gaya tegasnya.
"Aku akan disana", kata Dion singkat kemudian bangun dari pangkuan Marsha
"Baiklah jika kamu berada dibintang, aku akan ke bulan. seperti Dongeng saja ", balas Marsha santai sambil tersenyum
"Dimana ada bulan ada bintang kan ?", tanya Dion
"Tidak pasti, kadang aku pernah melihat bulan saja tanpa bintang . Walaupun bulan sendirian tapi dia tetap terlihat indah ", jawab Marsha sambil tersenyum, dia merasa bangga jika dia akan kebulan.
"Jika tidak ada aku, berjanjilah kamu akan tetap seperti bulan. Tetap indah " kata Dion yang membuat binggung Marsha.
“Aku mencintaimu, sangat mencintaimu tapi kupikir kita tak akan bisa bersama selamanya”, kata Dion dalam hati sambil menatap Marsha
“Aku mencintaimu Dion sangat mencintaimu tapi kenapa kau tak pernah mengatakan jika kau mencintaiku juga Dion, ah sungguh tragis kisah cintaku “, kata Marsha dalam hati sambil memandang Dion.
Mereka sering bersama, suka dan duka selalu bersama namun mereka tidak saling mengatakan jika saling mencintai. mereka sama - sama tidak ingin persahabatan mereka hancur walaupun mereka menyadari jika mereka adalah lebih dari sahabat.
"Memangnya kamu ingin kemana? kata - katamu sungguh menakutkanku ", kata Marsha sambil mendorong tubuh Dion .
"Aku akan segera kesana ", kata Dion sambil menunjukkan tempat bintang jauh itu
"Ah kamu gila. Baiklah. Hai Dion, ya kamu yang ada disana, apa kau baik - baik saja disana ? kembalilah kedunia, aku merindukanmu ", teriak Marsha sambil menunjuk langit.
Dion hanya memandang Marsha yang sedang bertingkah itu lalu ia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. 2 tangkai mawar berwarna merah dan putih dipegangnya. Marshapun yang melihatnyapun terkejut, jantungnya berdetak kencang.
“Apakah dia akan menembakku ?”, batin Marsha sambil mencoba tetap rileks.
"Marsha, mulai saat ini..................... ingatlah disana ada tempatku, mawar ini menjadi bukti peresmian jika disana adalah tempatku ", kata Dion sambil menunjuk langit. Marshapun yang mendengarnya terkejut, ternyata prediksinya tidak benar.
"Oh iya, kamu akan disana, apa kamu puas ?", kata Marsha sambil melihat langit dan mencoba menahan rasa kecewanya.
Tiba - tiba Dion memeluk kuat Marsha, Marshapun memeluk Dion sama kuatnya. mereka hanyut dalam pelukkan tanpa ada sepatah kata yang keluar.
"Cut", kata Marsha sambil tersenyum
"Ya, kamu pikir ini sebuah film ", balas Dion sambil tertawa.
"Ada apa denganmu? kenapa kamu terasa dingin ? apa kamu sakit ?", kata Marsha curiga
"Ah tidak mungkin karena cuaca malam ini, tenang saja, jika aku sakit aku akan menghubungimu, kam u kan mengerti tentang obat ", kata Dion sambil mengacak rambut Marsha
"Ya tenanglah jika kamu sakit, aku akan mengobatimu. Oh kamu tidak boleh sakit dan tidak akan sakit ", jawab Marsha sambil memukul pundak Dion dan Dion hanya memandanginya sambil tersenyum penuh sejuta arti.
Marsha membuka matanya, kelopak matanya telah basah oleh air matanya. Lalu ia menatap langit, dilihatnya bintang itu. Iapun menahan air matanya agar tidak keluar, namun ia tak mampu. Ia menangis sambil memegangi dadanya. Ia terlihat berantakan, terlihat sangat menyedihkan. Ia memukuli kepalanya, menjambak rambutnya dan melempar tasnya. Lalu ditatapnya bintang itu.
"Aku terlihat menyedihkan kan? ", kata Marsha dengan tangisnya
"Sungguh,sungguh aku merindukanmu Dion. kamu skejam. bisakah kita ulangi lagi kisah kita ?", kata Marsha dengan air mata yang jatuh bercucuran.
Marshapun hanyut dalam kesedihannya malam itu, ia menangis, menangis dan menangis. Iapun terasa lelah dan tertidur dibangku taman.
Udara malam mulai dingin, marshapun terbangun dan merasa kedinginan yang luar biasa. Iapun membereskan barang - barangnya dan bersiap untuk pulang. Dilihatlah jam tangannya ternyata menunjukkan pukul 01.00, iapun terkejut dan bergegas untuk pulang.
Marshapun melangkah dengan langkah yang berat karena luka dikakinya dan hatinya bersama sepedanya, ia masih menangis karena merindukan seseorang yang dicintainya. Lalu ia melihat 3 remaja lelaki yang terlihat sedang panik. Marshapun mendekat untuk mencari tahu.
"apa yang terjadi ?", kata Marsha sambil mendekat kepada mereka.
Dan ia terkejut karena remaja itu merupakan beberapa member EXO, iapun mencoba mengingat nama mereka.
"Lay, Chen, Xiumin?", kata Marsha sambil meyakinkan dirinya jika nama yang ia sebutkan benar.
"Apa yang kalian lakukan tengah malam begini ?", tanya Marsha
"Oh bisakah anda membantu kami?Xiumin merasa kedinginan hebat ". kata Chen panik
Marshapun melihat Xiumin yang mengigil kedinginan.
"Kalian peluklah xiumin kuat - kuat,cepat! ", perintah Marsha, lalu Lay pun melepaskan jaket miliknya diberikan untuk menghangatkan Xiumin.
"Hyung, pakai ini", kata Lay
Marshapun membuka tasnya dan membuka kotak P3K miliknya. Tiba - tiba ia melepaskan sepatu milik Xiumin.
"Apa yang kau lakukan? ia bisa tambah kedinginan ", teriak Chen
"Kamu diamlah,biarkan aku bekerja ", kata Marsha singkat, Chenpun langsung diam.
Marshapun akhirnya melakukan pertolongan untuk Xiumin, dipegangilah tangan Xiumin lagu Marsha menutup matanya.
"Kamu tidak punya riwayat penyakit kan ?", kata Marsha dengan mata yang masih tertutup
"Tiiidaaakk,", kata Xiumin yang masih mengigil.
"Sebaiknya kita membawanya ke rumah sakit saat ini ", kata Lay panik
"Tunggu, tunggu sampai dia sedikit stabil. dia masih mengigil", kata Marsha tiba - tiba. Kemudian Chenpun menelpon mengabarkankepada seorang disana jika Xiumin sakit.
Marshapun tiba -tiba memeluk Xiumin, karena tidak tahan melihat keadaan Xiumin. Setelah beberapa saat, akhirnya keadaan Xiumin mulai membaik.
"Kamu sudah lebih baik sekarang ", kata Marsha dengan nafas lega
"Terima kasih sudah membantu kami, terima kasih banyak ", kata Lay sambil membungkuk.
"Apa kamu seorang Dokter ? terima kasih banyak telah membantu kami ", kata Chen sambil tersenyum
"Ya sama - sama, kamu sebaiknya segera minum minuman yang hangat dan segera beristirahat. aku bukan seorang Dokter ", kata Marsha sambil tersenyum dan bersiap -siap untuk pergi.
"Anda ingin pergi, bagaimana jika minum teh bersama ?" ajak Lay
"Oh tidak perlu, aku harus segera pulang. ini sudah larut malam ", kata Marsha dengan nada menyesal
"Terima kasih sudah membantuku, mari ikut dengan kami ", kata Xiumin dengan suara pelan
"Kamu harus istirahat, jangan keluar semalam ini jika tak tahan angin malam. sebaiknya aku pulang saja. sampai jumpa " , kata Marsha sambil membalikkan badannya untuk meninggalkan mereka, iapun ditahan oleh Chen. Tapi Marsha tetap berjalan dan Chen memintanya untuk tinggal.
“Orang lain saja aku bisa membantunya , tapi kenapa aku tidak bisa membantumu “, batin Marsha sambil menahan air matanya agar tidak menetes.
"Ayo minumlah teh bersama, kamu telah membantu kami. Omo, kenapa kamu menangis ?" , kata Chen sambil menatap wajah Marsha
"Xiumin hyung, ada apa denganmu? kamu sudah baik - baik saja kan ?" , terdengar suara lelaki yang tidak asing ditelinga Marsha.
“Sepertinya aku kenal suara itu “, batin Marsha
"Dia sudah membaik berkat wanita itu", kata Lay sambil menunjuk Marsha.
Do, Chanyeol dan Luhanpun menatap kearah Marsha. Dopun mengenali baju yang digunakan Marsha. Ia ingin menghampiri Marsha, namun Chanyeol telah mendahuluinya lalu ia mengurungkan niatnya untuk mendekat.
"Apa yang kamu katakan ?" jawab Marsha sambil menghapus air matanya.
"Marsha? kamu Marshakan ? ", kata Chanyeol sambil menatap wajah Marsha.
Luhan yang mendengar bergegas menghampiri Marsha.
“Ada apa dengannya? Seperti habis menangis “, batin Do namun tak memiliki cukup nyali untuk mendekati Marsha.
"Marsha. kamu baik -baik saja ?ada apa ini ? ", kata Luhan panik karena melihat Marshayang sungguh berantakan.
“Apa apaan ini, kenapa mereka semua disini?oh aku ingin pulang ,ahhhhh “, kata Marsha dalam hati
"Mari kita pergi " , kata Lay yang sudah membantu Xiumin berdiri dengan bantuan Do.
"Marsha, ikutlah dengan kami ", kata Chen dengan tiba – tiba, lalu merampas sepeda milik Marsha, Marshapun hanya bisa terdiam dengan pandangan kosong.
Dopun terlihat ingin melepaskan jaketnya namun Luhanpun melepaskan jaketnya terlebih dahulu dan ditutupkan ketubuh Marsha. Marsha hanya bisa terdiam ketika dibawa Luhan ke sebuah kedai teh. Sesekali Marsha meneteskan air matanya sambil melihat kelangit.
" Apa yang kamu tangisi ?", kata Luhan dengan menatap Marsha dengan penuh rasa prihatin.
Merekapun telah sampai disebuah kedai dan marsha terlihat masih sama. diam. pandangan kosong, ia membatu. Setelah beberapa kemudian, ia tersadar dan berdiri dan menhentakkan meja dan membuat yang lainnya terkejut.
"Aku harus pergi ", kata Marsha tiba - tiba, lalu meninggalkan mereka.
Marsha keluar kedai dengan tangisan yang hadir kembali, ia mencoba mengayuh sepedanya sekuat mungkin tanpa menyadari jika kakinya mengeluarkan darah lagi. Luhanpun secepat kilat mengejar marsha, Do yang menyaksikan hanya bisa terdiam ia tak tau harus bagaimana.
“Kali ini aku tidak bisa diam “, batin Do
Do tiba - tiba berdiri dan keluar kedai, lalu mencoba mengejar Marsha dan Luhan.
Marsha bersepeda sambil menangis, ia berteriak mengeluarkan semuanya yang ada dihatinya. Dibelakang Marsha terdapat Luhan yang mengawasinya tapi tak berani mendekat begitupula dengan Do yang berada jauh di belakang Luhan.
"Marsha, ada apa denganmu ?", kata Do dalam hati.
Sampailah Marsha didepan gereja, tiba - tiba ia melemparkan tasnya. Ia berteriak sekuat tenaga, ia mencoba melukai dirinya sendiri.
"Aaaa.. aku bisa gila.. aku bisa gila ", kata Marsha sambil menjambak rambutnya, ia pecah dalam tangisannya
Luhan yang tak tegapun mendekat dan memeluk marsha. Dopun tak kuasa melihat Marsha yang terlihat berantakan dan tanpa menyadari jika ia meneteskan air mata. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka. Luhanpun memeluk erat Marsha, tangis Marsha semakin memecah.
"Marsha, apa yang terjadi padamu ? ceritakanlah padaku " kata Luhan sambil meneteskan air mata, ia tak tega melihat seorang gadis menjadi histeris seperti itu.
Marshapun tak menjawab dan mencoba melepaskan pelukan Luhan, lalu ia berdiri menuju sepedanya dan berjalan menuju rumahnya. Ia berjalan masih dengan tangisan, dan Luhan berada dibelakang langkahnya. Setelah sampai didepan rumah, Marsha mencoba membuka kunci namun ia tidak mampu, melihat itu Luhan langsung membantu membuka pintu rumah itu. Marshapun masuk dan duduk tertegun di lantai ruang tamunya, ia menutup matanya. Luhanpun langsung memeluk tubuh Marsha.
"Marsha,menangislah ", kata Luhan lembut pada Marsha
“Aku tak melihat terang dikegelapanku “, batin Marsha dengan pelukan Luhan.
"Luhan.." kata Marsha dengan suara parau.
"Nde, Marsha-ssi ", jawab Luhan dengan wajah panik
"Kamu pulanglah, aku kan baik - baik saja ", kata Marsha sambil mencoba tersenyum
"Tidak,kamu sedang tidak baik - baik? lihatlah dirimu saat ini , kamu juga sendirian", kata Luhan lembut
"Aku mohon, kamu pergi saja Luhan ", kata Marsha halus dengan senyuman terukir diwajahnya.
Luhan yang awalnya bersikukuh untuk tetap tinggal akhirnya harus rela meninggalkan Marsha karena permintaan Marsha.
"Aku tidak akan bertindak bodoh, kau hati - hati dijalan " kata Marsha didepan rumahnya sambil mengiringi kepergian Luhan. Luhanpun melambaikan tangannya untuk Marsha. Luhan berjalan dan tiba - tiba terdiam
"Apa yang dilakukan Do tadi ?, kenapa ia ...? apa dia...?jadi seperti itukah ? ", kata Luhan sambil menatap tempat ia melihat sosok Do berdiri.
Mataharipun sudah menampakkan sinarnya, sebagian member EXO sedang berolahraga, namun hanya Luhan ya belum terbangun dari tidurnya. Pada hari ini EXO sedang tidak ada kegiatan, jadinya lebih memilih tinggal di Dorm.
"Kenapa Luhan hyung belum bangun, aku akan membangunkannya", kata Sehun
"Jangan dibangunkan, ia terlihat lelah.Biarkan saja, dari pada dia marah ", kata Kai sambil menahan Sehun
"Hey Do kenapa kemarin kamu tiba - tiba pergi ? kamu juga pulang paling larut ", kata Chen kepada Do
"Aku menghibur diri sendiri saja", kata Do singkat sambil memasak
"Sungguh aku penasaran dengan yang sudah terjadi pada Marsha ", kata Chanyeol tiba - tiba . Dopun secepat kilat menoleh arah Chanyeol, Baekhyun menatap Do dan Luhanpun juga membuka matanya.
"Marsha?siapa dia?", kata Sehun penasaran
"Dia yang telah membantuku tadi malam,dia bukan Dokter tapi dia sangat terampil memberikan pertolongan padaku ", kata Xiumin
"Lalu apa yang membuatmu penasaran chanyeol ?" kata Tao kepada Chanyeol.
"Aku pernah bertemu dengannya bersama Do dan Luhan belum lama ini, dia yang membantu Luhan dari kejaran fans, tapi dulu ia terlihat berbeda, terlihat bersemangat, entah mengapa tadi malam terlihat begitu menyedihkan ", jawab Chanyeol panjang lebar.
"Dia menangis setelah membantu xiumin ", tambah Chen
"Tapi sepertinya dia seperti terlihat habis menangis sebelum membantu kami,entahlah ", kata Lay sambil menaikkan pundaknya
"Kita harus mengucapkan terima kasih padanya ", kata Suho tegas
"Iya kita harus menemuinya ", kata Xiumin
Baekhyun menyadari ada keganjalan karena semalam ia melihat Luhan pulang dengan wajah yang tidak bersemangat begitu pula dengan Do. Baekhyunpun menghampiri Do yang sedari tadi sibuk memasak.
"Ada apa, Do ? kamu tau sesuatu kan ", kata Baekhyun pelan
"Tidak,aku tidak tau apapun ", kata Do singkat lalu memotong wortel didepannya
"Terasa aneh, semalam aku melihat Luhan seperti selesai menangis dan aku melihatmu juga ", kata Baekhyun pelan
Dopun terkejut dengan apa yang dikatakan Baekhyun lalu menatap baekhyun tajam - tajam kemudian perlahan melunak.
"Jika aku tau sesuatu, aku pasti memberi tahumu. Tapi untuk saat ini aku belum tau apapun", kata Do pelan.
"Apakah kalian menyadari jika marsha tak seperti orang Korea ? ia memiliki kulit yang gelap ", kata Chen
"Iya kurasa ia dari Asia tenggara ", kata Chanyeol
"Tapi ia cukup cantik, terlihat eksotis walaupun sedang menangis. Jika saja kalian melihatnya saat memeluk Xiumin, kalian pasti menginginkannya", kata Lay sambil tertawa.
Mendengar perkataan Lay, Dopun menghentikan memotong wortelnya , Kris diam melonggo dan Baekhyun menatap Do.
"Marsha memeluk Xiumin ? ', kata Luhan tiba - tiba mengagetkan semua orang di Dorm itu.
"Aigoo, kamu baru bangun kenapa langsung menyambung saja. Tunggu, hyung, apa semalam kamu menangis, matamu membesar. apa kamu diputuskan oleh seorang wanita ?", kata Sehun penasaran.
Semuapun memandang kearah Luhan tak terkecuali Do, memang benar mata Luhan sedikit membesar.
"Aku kan juga manusia, wajar saja jika menangis ", kata Luhan sambil berjalan menuju arah dapur. Semua memberpun tertawa mendengar perkataan Luhan kecuali Do yang kembali sibuk memotongi sayuran. Luhanpun mendekati Do, Baekhyunpun juga mendekati Do.
"Aku melihatmu", kata luhan pelan disamping Do. Dopun terkejut dan menghentikan memotong sayuran.
"Apa yang kau katakan hyung ?", jawab Do dengan tenang
"Aku melihatmu" , Kata luhan sambil menatap Do tajam begitu pula Do yang membalas tajam. Baekhyun yang menyaksikan itu hanya terdiam.
Lalu Luhan meninggalkan Do dan kembali masuk ke kamarnya.
"Apa yang dilihat oleh Luhan ? katakan padaku ", kata Baekhyun sambil mengoyangkan badan Do, Do hanya diam mendengar perkataan Luhan dan Baekhyun.