home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > You Are My Star

You Are My Star

Share:
Author : NWicahya
Published : 25 Jan 2014, Updated : 28 Jun 2019
Cast : Marsha Cahya (OC), D O EXO , Lu Han, Jungshin CN Blue, Kim Wobin
Tags :
Status : Complete
5 Subscribes |729321 Views |32 Loves
You Are My Star
CHAPTER 4 : Lucky Girl

Marsha berusaha berlari meninggalkan klinik, kemudian iapun berhenti ditaman di dekat klinik. Iapun menganalisa keberadaannya. Ketika ingin menyebrang  ia tertabrak  oleh sebuah motor dan tergeletak di jalan.

"Aduh apa - apaan ini, sialnya aku  ", kata Marsha sambil memegangi kakinya yang berdarah

" oh maafkan saya " , kata pengendara motor itu

Marshapun memandangi pengendara motor itu, dan sebuah pertanyaan cukup boDoh keluar dari mulutnya

"Apakah kamu KPOP? anggota boyband atau semacamnya  ?", kata Marsha polos

"Ha? oh aku bukan Kpop ataupun anggota boyband , apakah anda baik - baik saja ?”  kata pengendara motor itu heran dengan pertanyaan Marsha.

Pengendara motor itupun membawa Marsha menuju taman didekat jalan itu. Marsha merasakan kesakitan pada kakinya yang terus - terusan mengeluarkan darah tapi ia berusaha  menutupi tetapi Kim wobin menyadarinya. 

"Sebaiknya kita ke klinik, aku tahu ada klinik didekat tempat ini ", kata wobin

"Oh tidak ,aku tidak apa - apa, ini cuma luka kecil. Dapatkah aku pergi sekarang " pinta Marsha

"Ada apa denganmu? hey apa kau tak sadar kakimu berdarah, aku harus mengobati lukamu, aku ini pria bertanggung jawab ", kata Wobin sambil memegangi kerah bajunya. Marshapun diam mencerna perkataan wobin

"aku tidak ingin biarawati mengkhawatirkanku karena belum pulang ", kata Marsha memohon, Wobinpun terkejut akhirnya mengatar marsha pulang.

"Aku masuk apotik dulu, kamu tunggu disini saja ", kata Wobin sambil menuntun Marsha berjalan menuju sebuah bangku didepan apotik, Marsha hanya tersenyum.

"oh Tuhan, dia terlihat baik. Dia juga tampan, dia harusnya jadi artis di korea ," batin Marsha

Setelah beberapa saat, akhirnya Wobin datang dan berjongkok didepan Marsha.

"Lepaskan sepatumu, biarkan aku membalut lukamu.", kata Wobin

"Aku bisa melakukannya sendiri, kamu berdirilah, aku tak pa -apa ", jawab Marsha menolak bantuan dari Wobin

"Bisakah kamu hanya diam dan membiarkan aku membalut lukamu ? ", kata Wobin tajam sambil memandang marsha , marshapun tak berkutik, dia hanya bisa diam .

“Maaf, maaf telah merepotkanmu ", kata Marsha pelan

"Sepertinya kamu bukan orang Korea asli, bahasa Koreamu masih cukup aneh, dari  mana asalmu ?", kata wwbin sambil mengoleskan obat pada kaki Marsha

"ya, aku dari InDonesia. aku marsha , senang bertemu denganmu ", kata Marsha sambil tersenyum, Wobin yang melihatnyapun ikut tersenyum.

"aku Kim Wobin, panggil saja Wobin. nah ini aku sudah selesai, tak lama kan .", kata Wobin sambil tersenyum

"Dimana rumahmu?", sambung Wobin

"Digereja di ujung jalan itu", kata Marsha  sambil berdiri .

“Kamu tinggal di rumah Tuhan, sungguh hamba Tuhan yang luar biasa “, kata Wobin kagum.

“Ani, aku tinggal disamping gereja, tapi masih satu area dengan gereja, itu gereja arah sana ..,aaaaa”, kata Marsha sambil menunjukkan arah jalan.

Tiba - tiba Marsha kehilangan keseimbangan, Wobinpun  menyadari jika Marsha akan jatuh, ia memegangi Marsha seepat kilat, namun dia juga kehilangan keseimbangan dan mereka  terjatuh bersama. Dan ternyata bibir tipis Wobin telah mendarat dibibir Marsha, Marsha yang menyadarinya langsung berdiri dan menunduk pada Wobin.

"Maaaaff, itu kecelakaan ", kata Marsha sambil menunduk 

"Iya, tak apa", kata Wobin singkat

"Apa kamu marah ? maaf aku tidak tau jika kejadiannya akan menjadi seperti ini ", kata Marsha sambil menahan meneteskan air matanya

" Oh, sungguh aku tak apa, lupakan saja. hey ada apa denganmu ?kenapa kamu menangis ", kata Wobin sambil harus menunduk untuk melihat wajah marsha karena dia terlalu tinggi.

"Bisa kita pulang sekarang ? udara cukup dingin dan ini sudah sangat larut malam ", kata Marsha pelan

Akhirnya nereka pergi meninggalkan apotik, di tengah - tengah perjalanan pulang, marsha merogoh saku jaketnya dan memegangi si ijo, ia mencoba menghidupkan ijo .

"Ah pantesan saja, ponselku mati. bagaimana dengan Luhan? ", batinnya lalu memasukkannya lagi kedalam sakunya.

"Nah sudah sampai turunkan aku disini saja ", kata Marsha pada Wobin.

"Wah ! kamu benar - benar tinggal didalam gereja rupanya ", kata Wobin sambil memandang gereja

"Bukan didalam gereja tapi disamping gereja. di rumah berwarna biru itu ", jawab Marsha sambil menunjukkan rumahnya

"Baiklah, akan kutemani kamu berjalan sampai depan rumahmu ", kata Wobin

"Tidak usah aku bisa berjalan sendi...ehh " belum berhenti berbicara namun badan Marsha sudah digenDong oleh Wobin.

" Kamu seperti ini karenaku. jangan banyak bicara, lebih baik kamu simpan saja tenagamu " kata Wobin santai, Marsha hanya bisa pasrah dalam genDongan Wobin.

"Ah memalukan sekali, apa kamu pikir ini suatu drama? apa kamu pemain sinetron?. aku baik- baik saja, aku bisa berjalan ", omel Marsha pelan

"Aku bisa mendengarnya, ya aku pemain sinetron tapi ini bukan drama", jawab Wobin tak mau kalah.

"Ya terserah kamu mau berkata apa, apa aku juga tidak tampak seperti penyanyi internasional?", balas Marsha dan Wobin hanya bisa tertawa lebar mendengar jawaban marsha.

Akhirnya mereka sampai didepan rumah Marsha, Wobinpun menurunkan Marsha .

"Ah sungguh memalukan, maaf dan terimakasih ya Wobin oppa", kata Marsha sambil tersenyum.

"hahaha, Ternyata selera humormu memang tinggi, jika ada waktu aku akan mampir kerumahmu, aku pergi dulu.. Good night Marsha ", kata Wobin sambil mengacak - acak rambut Marsha kemudian pergi.

"Ah yang benar saja, aku baru mengenalnya, tapi sudah mengenDongku dan ... ah.. aku beruntung atau sial ?",  katanya pada diri sendiri.

Hujanpun kembali hadir, suara gemuruh angin terdengar begitu dahsyat. Namun marsha tetap terlelap dan dalam mimpinya.

 

Sore itu marsha pulang dari sekolahnya, ia berjalan kaki setelah sampai didekat rumahnya ia mendengar ada keributan dirumahnya. iapun berlari  dan setelah memasuki rumahnya ia terkejut melihat ayahnya membawa sapu dan ibunya berada disudut ruangan dengan menangis.

" Ayah, apa yang kamu lakukan pada ibu ?"  , kata Marsha sambil berteriak

" Ha, diam kamu anak sialan! sebaiknya kau pergi jauh dan jangan kembali lagi,  muak aku melihatmu " kata ayahnya sambil meleparkan piring  ke arahnya dan ibunya. Wajah dan tubuh Marsha berdarah karena mencoba melindungi ibunya dari piring dan hantaman sapu dari ayahnya. Dia  tersenyum dihadapan ibunya dengan cucuran darah di wajahnya, ia , mencoba menahan rasa sakit yang dirasakannya. setelah itu ayahnya pergi sambil menendang punggung marsha. Marsha hanya bisa menutup matanya sambil menahan rasa sakitnya. 

"Marsha , kamu tak apa nak ? maafkanlah ayahmu nak, ayahmu pasti sedang banyak masalah " kata ibu Marsha sambil memeluk marsha

"aku tak apa bu, aku kuat. ibu tak apa kan ? aku akan mencarikan obat untuk ibu ", kata Marsha

kemudian kakak lelakinya datang,

"ada apa ini? ibu ada apa ? Marsha apa yang terjadi padamu ", kata Adam sambil memegang tubuh Marsha

"Jangan bertanya, kamu sudah tau jawabannya. kak aku muak dengan semua ini, kita pergi saja sejauh mungkin. aku lelah kak ", kata Marsha dengan penuh amarah sambil menahan tangisnya. akhirnya merekapun pergi menuju rumah Adam dan keluarganya.

" Kak, apa tante Anna masih di korea ? " kata Marsha tiba - tiba  pada Adam.

"Jangan bilang kamu mau kesana", kata Adam dengan serius

"kak aku lelah, aku tak mau melihat ibu seperti ini, aku harus menemui tante Anna dan kak,  aku harus pergi untuk sesaat ", kata Marsha sambil menangis dihadapan Adam

"kamu jangan gila! apa dengan kamu pergi semua masalah ini akan berakhir ? jangan pergi ", bentak Adam

Lalu ia pergi keluar dan menangis di beranda rumah kakaknya.

"Kenapa aku hidup penuh dengan kekerasan dan dengan lingkup orang yang keras kepala " batinnya dalam hati.

"Dion aku harus bagaimana ?", kata Marsha pada Dion lewat ponselnya

"Aku membutuhkanmu saat ini, apa kamu bisa menemuiku ? kata Marsha dalam isak tangis

"Aku ingin sekali menghiburmu, tapi maaf aku tak bisa menemanimu untuk saat ini  Marsha. Menangislah, jangan menahan tangisanmu. luapkan semua rasa yang ada dihatimu. Tutuplah matamu,lawan rasa takutmu pada kegelapan, rasakanlah ada sebuah titik terang ditengah kegelapan" , kata Dion halus 

 

Sang surya memulai untuk menampakkan sinarnya, kicauan burung mulai terdengar indah dan aroma tanah tercium jelas. Marsha terbangun dari tidurnya dan terdiam. ya, Dia menangis, ia teringat jelas akan mimpinya itu. Setelah beberapa saat ia merasakan kesedihannya iapun bangkit.

"Jika aku hanyut dalam kesedihan, mau jadi apa aku ? ya kan ? ", kata Marsha seperti berbicara dengan seseorang. Lalu ia mandi dan membereskan rumahnya. setelah selesai, iapun keluar dari rumahnya dan senang karena melihat kabut.

"Oh indahnya" katanya sambil menghirup udara segar kemudian berjalan menuju  rumah biarawati minah

"Selamat pagi suster " , kata Marsha dengan senyum semangatnya

" Selamat pagi, wah kamu terlihat begitu bersemangat Marsha. apa yang membuatmu terlihat senang ", kata biarawati itu halus.

" Karena aku masih diberi kesempatan menghirup udara segar ", kata marsha sambil memegangi dadanya

"Suster, ku lihat ada sepeda yang tidak terpakai disamping rumahmu, apa suster  sudah tidak menggunakannya ? apa aku boleh memakainya? aku  ingin mencari pekerjaan ", kata Marsha panjang lebar

"Tapi itu kotor, bersihkanlah dan gunakanlah sesukamu. kamu yakin sudah bisa berbahasa korea dengan benar ?", kata biarawati itu

"Yes, terima kasih suster, ya aku yakin dengan berjalannya waktu aku pasti bisa lebih baik ", kata Marsha sambil loncat.

Iapun membersihkan sepeda sambil bersenandung sesekali bermain air. Diapun mengamati sepeda yang diberikan padanya

"Ku pikir ini masih barang baru, hanya kotor saja. dan kotornya juga seperti disengaja,entahlah ", batin Marsha

Setelah menyelesaikan mencuci sepeda, ia masuk kedalam rumah dan mengambil si ijo, dilihatlah baterainya sudah penuh dan mencoba  mengaktifkannya. terdengar nada pesan masuk berulang kali, marshapun hanya memandang ponselnya sampai nada pesan berhenti

"Astaga 45 pesan, siapa yang mengirimi aku pesan sebanyak ini ? " kata Marsha lalu membuka pesan itu yang ternyata semuanya dari luhan.

"Luhan menyimpan nomorku ?" , katanya, lalu dibacalah pesannya

"Marsha, ini aku Luhan, dimana kamu?kenapa kamu pergi begitu saja dari rumah sakit ?"

"Dimana kamu ? kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi ?"

"Woy jawab aku "

"Kamu ada dimana ?"

"Hey apa kamu gila? Kris " pesan ini dari Kris

Setelah membaca semua pesan dari Luhan dan Kris, dia merasa bersalah karena mementingkan egonya tanpa mefikirkan perasaan orang lain. Lalu ia mencoba menelfon Luhan.

" Halo Luhan, maaf kemarin aku pergi begitu saja. aku tidak suka rumah sakit, maafkan aku.ha?apa? yang benar saja . baiklah baiklah, dimana itu ? oke " kata Marsha sambil meniup poninya dan menutup teleponenya.

“ Apa yang akan dia lakukan padaku “ kata marsha dalam hati 

“ Ah kakiku “ , kata Marsha sambil memegangi kakinya yang tiba – tiba terasa nyeri karena lukanya belum sembuh.

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK