Sore itu Luhan dan Suho sedang membeli buble tea di sebuah kedai dekat Dorm. Luhanpun melihat seorang sosok yang terbungkus rapat dengan jaketnya , dan ia mengenali jaket itu.
"Marsha, apa ia akan menemui Do ?" batin Luhan.
Luhanpun teringat dengan percakapannya dengan Do sebelumnya.
***
"Jadi kamu sudah menjadi kekasihnya?" kata Luhan
"Iya,aku mencintainya ", jawab Do
"Kupikir kamu akan membuatnya sakit Do, katakan yg sebenarnya saja ", kata Luhan
"Aku juga berpikir seperti itu, sore ini aku akan menemui Park Shion dan ingin meminta izin untuk mengatakan semuanya pada Marsha, aku tak ingin ada yang ditutupi lagi", jawab Do
"Lebih baik secepatnya, sebelum ada yang tersakiti ", kata Luhan
***
Luhanpun secepat kilat menuju Marsha, ia melihat Marsha yang terlihat geram lalu tiba - tiba terlihat sangat takut.
"Kenapa kamu memutar balik langkahmu, kamu ingin bertemu dengan Do kan ? " kata Luhan mengejutkan Marsha, dilihatnya Marsha yang telah meneteskan air mata.
"Apa kamu juga bagian dari mereka ? ", kata Marsha tanpa memandang Luhan dan Luhan hanya terdiam.
"Kurasa iya,selamat telah berhasil,terima kasih", kata Marsha sambil menangis sambil berjalan.
“BABO! “, teriak Marsha
Marsha berjalan sambil memeluk kotak makan yang ingin ia berikan pada Do, sesekali ia menarik nafas panjang dan mengusap pipinya yang basah karena air matanya tanpa menyadari jika Luhan berjalan mengikutinya. Marsha menuju sungai Han dan duduk disebuah bangku ditaman yang sama seperti sebelumnya, ia terdiam dan hanyut dalam kesedihan sambil memegangi dadanya.
"Sakit,dibohongi sakit. Do, Luhan, Tante anna, om Park, shi on na, kenapa? kalian sangat hebat!sungguh hebat!ahh ", kata Marsha sambil memukul dadanya dan tangisnyapun menjadi - jadi, ia melemparkan tas ranselnya, meluapkan kemarahannya.
Melihat itu hati Luhan terasa sakit karena ia juga mencintai Marsha walau marsha tak pernah paham apalagi membalas cintanya. Luhan akhirnya memeluk Marsha dari belakang ketika Marsha berdiri, Marsha mencoba memberontak namun pelukan Luhan sangat kuat dan membuat marsha tak berkutik. Marshapun terduduk lemas dan hanyut dalam pelukan hangat Luhan.
"Aku sudah memperingatkanmu hari itu, tapi kamu tak memahaminya", kata Luhan lembut
“Kurasa Luhan mengerti, tapi tidak ingin ikut campur “, batin Marsha
"Hatiku sakit oppa ", kata Marsha dengan nafas berat
"Maafkan kami", kata Luhan sambil meneteskan air mata
"Kalian tidak bersalah, aku yang minta maaf karena membuat kalian repot dengan urusanku. saudaraku.ah.maafkan aku. sampaikan permintaan maafku pada,Do" kata Marsha pelan sambil mengelap air mata Luhan dengan tangannya
"Kamu, kamu akan pergi ? jangan,kumohon jangan pergi", kata Luhan panik
"Hahaha,sudah mari kita makan nasi goreng saja,ini aku yang memasak", kata Marsha mengalihkan pembicaraan
“Aku sungguh binggung dengan pola pikirmu “, kata Luhan pada Marsha, namun Marsha hanya tersenyum.
"Apa yang membuatmu ke Seoul?apa yang membuatmu tidak melanjutkan kuliahmu?di...on?", tanya Luhan hati - hati. mendengar itu Marsha membeku, bagaimana orang lain bisa tau
."Luhan kupikir aku harus menceritakannya padamu", kata Marsha lemas
"Aku ke Seoul untuk bertemu dengan saudaraku, aku marah, karena suaminya , ayahku jadi berubah, sangat berubah. aku ingin memintanya bertanggung jawab, karena temannya, bisnis ayahku hancur,aku tidak punya apa - apa lagi. Sebenarnya aku ingin ke Korea sejak lama tapi aku tak mampu, uang dari mana? sampai akhirnya aku dapat mengumpulkan uang dan berangkat kesini. Mereka seperti tidak bersalah setelah mengajak kerjasama bisnis,aa sakit Luhan oppa, aku hidup di lingkungan keras jadinya, penuh kekerasan, emosi yang meluap, dan untuk aku tak melanjutkan sekolah , hal pertama karena aku lebih baik bekerja karena biaya sekolah kesehatan itu tidak murah dan selain itu karena aku tidak mampu mengobati orang yang sangat aku sayangi sampai akhirnya dia pulang."
"dion,sakit?"
"iya.aku terlalu sibuk dengan urusanku dan tidak meyadari jika sahabat terbaikku sakit, bodohnya aku tidak menyadari gejala - gejala yang terjadi padanya, sampai aku terkejut ketika mengetahui ia berada dirumah sakit. Ia tak pernah mengeluh sedikitpun padaku, dia sungguh jahat tidak mau memberi tauku, jika ia memberi tauku lebih awal aku akan membantu merawatnya tapi waktu tidak bisa kembali. sudah saatnya ia pergi ", kata Marsha sambil meneteskan air mata, mengenang kepergian sahabat terbaiknya.
"Dia sahabatmu? bukan kekasihmu ?" kata Luhan ikut terharu
"Dia tidak pernah menyatakan cintanya padaku, entah, dia takut menyakitiku.mungkin. Andai saja dia mengungkapkannya, aku pasti sangat sennag, namun ia tidak mengungkapkannya ", kata Marsha mulai mengatur nafasnya
"Hi kamu Dion! aku Luhan teman Marsha, aku akan menjaga Marsha, kamu tenang saja. Kamu baik - baik saja disana ", kata Luhan sambil menunjuk bintang dilangit.
"Bagaaiiimanaaa kauu bi..saaa...", Marsha shock
"Sudah,jangan tanya dari mana aku tau,sekarang jangan kamu buat temanmu disana sedih melihatmu, aku akan menjagamu", kata Luhan sambil tersenyum
"Oppa,terima kasih. tolong jangan katakan kejadian ini pada Do. Aku akan menemuinya malam ini juga", kata Marsha
"Apa yang akan kamu lakukan ?" , tanya Luhan binggung
"Makan nasi goreng ", kata Marsha sambil tersenyum dan secara kebetulan ponsel milik Marsha berbunyi, ternyata Do yang menelponnya.
"Baiklah,kita bertemu ", kata Marsha dengan suara penuh dengan ketabahan.
Marsha dan Do akhirnya bertemu, namun kali ini mereka terlihat sangat canggung.
"Hm ini aku membuatkan makanan untukmu,oppa ", kata Marsha sambil memberikan kotak makanannya
"Ah terlihat enak, terimakasih istriku ". kata Do lalu mencium kening Marsha, Marsha hanya terdiam.
"Tapi ini sudah dingin, makanlah yan banyak, jangan sampai sakit ", kata Marsha sambil mencoba tersenyum
"Tunggu, kamu terlihat seperti habis menangis. Kamu ada apa ?", kata Do panik
"Aku hanya sedikit lelah ", kata Marsha lembutsetelah melewati beberapa waktu bersama akhirnya Marsha memberanikan diri bertanya
"Oppa, apa kamu menyembunyikan sesesuatu dariku ?" kata Marsha pelan
"Apa maksudmu?", kata Do panik
"Ya,mungkin kamu akan jahat padaku ", jawab Marsha datar
"Aku tidak mungkin menyakitiku, aku ingin membuatmu bahagia seperti sedia kala ", kata Do sambil tersenyum manis.
Setelah makan bersama, Marshapun meminta Do mengatarnya pulang.
"Digang ini lagi, kamu mau kemana? aku antar sampai depan rumahmu saja", kata Do
"Ah sudahlah,aku wanita kuat,sana pergi ", kata Marsha mencoba mengusir Do.
Do malah keluar dari mobilnya, dan memegangi tangan Marsha, memintanya untuk menunjukkan arah tujuannya pulang. Marsha hanya diam menatap mata Do dengan perasaan campur aduk, lalu tiba - tiba ia mencium bibir Do dengan halus, membuat Do tersentak kaget.
"Aku pikir aku mulai mencintaimu oppa, jangan membuatku sakit ya ", kata Marsha sambil meneteskan air mata melihat kekasihnya menangis, seketika Do langsung mencium lembut Marsha, tangis Marsha menjadi satu dalam ciuman itu dan ternyata Do juga meneteskan air mata dalam ciuman itu.
"Kenapa kamu menangis?ini saatku untuk menangis", kata Marsha sambil mengelap air mata Do
"Tidak, aku saja yang menangis saja, kamu jangan", kata Do tajam
"Kamu pulanglah,aku mohon.untuk kali ini saja ", kata Marsha memohon
"Marsha, beberapa hari lagi aku akan disibukkan dengan tour dalam maupun luar negri, kuharap kamu sangat sangat merindukanku " kata Do sambil tersenyum
"Aku selalu merindukanmu,aku berjanji. jaga kesehatanmu. ingat, aku tidak akan pernah melupakanmu ", kata Marsha sambil menahan air matanya menetes. Dopun meninggalkan Marsha.
Marshapun memasuki rumah Wobin yang ternyata berada di depan gang itu, ia berjalan lemas. Ia tidak tau harus berbuat apa, antara cintanya dan keluarganya. ia kembali menangis di kolam ikan .
"Kamu seperti hantu ", ejek wobin
"Oppa..", kata Marsha lirih
"Ada apa Marsha ?", kata Wobin seketika panik
"Akuu ingin....." kata Marsha sambil menangis dan sisi lain Do melihat marsha memasuki sebuah rumah. Do hanya terdiam.