home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Be A Maid

Be A Maid

Share:
Author : mumutaro
Published : 23 Jan 2014, Updated : 07 May 2014
Cast : Bigbang, fictional character
Tags :
Status : Complete
1 Subscribes |36940 Views |6 Loves
Be A Maid
CHAPTER 12 : FORGIVE

 

 

            “.... Aku akan mempertimbangkan kepindahanmu ke New York,” perkataan Young Bae benar-benar terdengar jelas di telinga Yuri saat ini. Apa tidak salah? Bukankah kakaknya selalu melarangnya ikut dengannya ke Amerika?

            Entah kenapa Young Bae memang terlalu membatasi kehidupan Yuri. Ia akan memastikan tidak sedetik pun Yuri bisa lolos dari kawalan orang-orang yang ia bayar. Kalau sudah begitu tiap Yuri bepergian pasti ada sekelompok orang yang mengikutinya. Karena terasa sedikit janggal dan berlebihan akhirnya Young Bae mengizinkan Yuri hanya ditemani pengawal Choi saja, tanpa perlu beberapa pengawal seperti dulu.

            Ya itu dulu sebelum Pengawal Choi pergi. Entah apa saat ini Young Bae akan kembali menerapkan sistem lama atau tidak, namun mendengar rencana akan mengajak Yuri ke New York seperti itu sepertinya Young Bae mulai memikirkan cara lain. Dan itu sungguh berbanding terbalik dengan apa yang ia lakukan sebelumnya. Mungkin ini juga dampak kejadian kemarin, atau lebih tepatnya dikala hujan rintik malam itu.

            Masih jelas diingatan Young Bae saat Pengawal Choi berdiri tegak dihadapannya dan hanya bisa tertunduk tanpa bicara. “Peristiwa saat itu adalah kesalahanku, dan aku tidak akan membiarkan itu terulang lagi padanya. Kurasa aku sudah tidak perlu menceritakannya kembali padamu,” ujar Young Bae dengan tegas dan jelas saat itu.

            “Maaf, aku...,” jawab Pengawal Choi, mungkin hanya itu yang bisa ia lakukan.

            “Kau memang temanku, tapi bagaimanapun ini tetap kesalahanmu. Sekarang pergilah.” Young Bae mengakhiri pembicaraan malam itu dan berjalan pergi.

            “Young Bae,” panggil Pengawal Choi. Akhirnya ia memberanikan diri untuk bicara dan itu berhasil menghentikan langkah Young Bae sebelum benar-benar menjauh.

            “Ini memang salahku tapi kurasa kau juga tidak bisa memperlakukannya seperti ini terus,” kata Pengawal Choi.

            Young Bae hanya menoleh tanpa bicara pada pengawal Choi di belakangnya. “Kau tidak bisa mengekangnya terus hanya karena peristiwa itu. Aku tahu maksudmu baik, tapi kurasa  hal ini membuatnya menderita. Apa kau tidak menyadari itu?” lanjut Pengawal Choi lagi.

            Young Bae terdiam sesaat setelah mendengarnya, tapi berusaha untuk tetap tidak peduli. “Aku tidak butuh saranmu,” ucap Young Bae untuk terakhir kalinya.

            Meski Young Bae berusaha untuk tidak peduli pada kata-kata Pengawal Choi tadi, namun kata-kata Pengawal Choi tadi cukup menghantuinya. “Oh, dia sudah tidur,” ucap Young Bae saat menengok ke kamar Yuri. Yuri sudah tertidur di ranjangnya dengan pulas dan membuat Young Bae sedikit lega. Saat ia mengetahui Yuri menghilang dari Tuan Maeda, perasaannya benar-benar kacau. Ia takut kejadian saat itu terulang lagi dan untungnya Pengawal Choi masih sempat membawanya pulang.

            Peristiwa itu, ya peristiwa itu adalah kesalahannya. Ia bahkan belum bisa memaafkan dirinya sendiri hingga saat ini. Sebuah alasan mengapa ia selalu membatasi hidup Yuri seperti ini.

 

XXX

 

            Waktu itu, di sebuah siang yang panas, seperti biasa Young Bae masih setia dengan bola basketnya. Ia tidak peduli panas terik ini akan membakar kulitnya. Ia terlalu mencintai basket hingga tidak peduli apapun ketika memainkannya. Ia bahkan tidak peduli harus bolos sekolah hanya karena merasa penat dan ingin mencari hiburan dengan cara bermain basket seperti saat itu.

            Sudah berjam-jam ia bermain. Ia sendiri sudah merasa cukup lelah dan hanya bisa berusaha mengatur nafasnya yang masih tidak teratur. “Menyerahlah! Kau tidak akan bisa mengalahkanku!” ujar Seung Hyun, teman mainnya hari ini. Tubuhnya yang lebih tinggi memudahkannya dalam mengalahkan Young Bae.

            “Tapi tetap saja lariku lebih cepat darimu!” Young Bae membela diri. Ia sebenarnya tidak mementingkan siapa yang menang atau kalah, ia hanya ingin bermain, itu saja. “Sebaiknya kau turunkan berat badanmu dulu!” ejek Young Bae lagi pada temannya yang memang bertubuh tinggi besar itu.

            “Sudahlah kau harus mentraktirku sekarang!” Seung Hyun menagih janji Young Bae.

            “Baiklah, apapun maumu!” kata Young Bae dan mereka pun berjalan pergi meninggalkan lapangan.

            “Sudah berapa kali kita bolos sekolah untuk hal ini?” ujar Seung Hyun pada dirinya sendiri, mungkin sedikit menyesal.

            “Biar saja, bagiku lebih baik bermain basket daripada sekolah. Sekolah benar-benar memuakkan!” jawab Young Bae.

            “Sekarang bisa saja kau bilang begitu, lihat saja nanti saat ayahmu tahu kelakuanmu di sekolah, kau pasti akan segera dikirim ke luar negeri!”

            “Biar saja nanti aku akan kabur,” Young Bae tetap santai. Bagaimanapun cita-cita Young Bae adalah menjadi pemain NBA dan ia tidak peduli dengan ancaman Ayahnya sekalipun.

            Meski Young Bae berasal dari keluarga kaya, tapi kehidupannya tidak berbeda jauh dengan orang kebanyakan. Dia sekolah di sekolah umum biasa, pulang pergi dengan berjalan kaki atau naik kereta, sama seperti orang lain. Maka tidak heran kalau tidak ada yang tahu dia berasal dari keluarga miliader itu.

            “Oh ya.., katamu kau harus pergi ke suatu tempat? Ke mana itu? Kenapa aku tidak boleh ikut?” protes Seung Hyun tiba-tiba.

            “Ikut ke mana? Memangnya aku bilang begitu?”

            “Tadi kau bilang....,”

            “Astaga!” Young Bae baru mengingat sesuatu. Ia tidak sempat menjawab perkataan Seung Hyun dan langsung berlari secepat kilat, sementara si gendut Seung Hyun hanya bisa diam di tempat.

            Young Bae tersengal-sengal setelah berlari. Mungkin ia lebih berbakat menjadi pelari daripada pemain basket melihat kemampuan larinya yang di atas rata-rata. Kini ia sedang berdiri di sebuah taman kanak-kanak yang sudah sepi. Pikirannya mulai kacau saat itu, dan matanya secepat mungkin mengamati seluruh penjuru halaman.

            “Paman!” Young Bae memanggil tukang kebun yang sedang bekerja siang itu. Paman itu menoleh dengan sedikit terkejut melihat Young Bae yang terlihat panik.

            “Aku menjemput adikku, apa ada anak perempuan yang masih menunggu di sini?” tanya Young Bae dengan terburu-buru.

            “Sepertinya semua anak sudah pulang semua sejak tadi, kau lihat kan, tidak ada murid lagi?” tukang kebun itu mengamati sekitar.

            “Ah Paman, masa tidak ada..?” Young Bae tidak sabar.

            “Iya, kau ini kok tidak percaya! Hmm, mungkin sejam lalu, ada anak perempuan yang menunggu di sini, tapi sudah dijemput ibunya,” tukang kebun itu berkata sekenanya sambil menyapu daun kering.

            “Hah?” Young Bae terkejut mendengarnya. Perasaannya mengatakan kalau itu Yuri, tapi tidak mungkin..., tidak mungkin itu Yuri. Young Bae segera berlari secepat kilat untuk pulang. Ia terlalu buru-buru untuk memastikan keadaan Yuri, mungkin saja salah satu pelayan di rumah yang menjemputnya.

            “Tuan Muda sudah pulang,” sapa seorang pelayan yang sedang membersihkan ruang tengah ketika melihat Young Bae datang.

            “Apa Yuri sudah pulang?” tanya Young Bae.

            “Oh bukannya dia selalu pulang bersamamu?” kata pelayan itu dengan polos.

            “Jadi sejak tadi ia belum pulang?” Young Bae semakin khawatir. Bagaimanapun Yuri hanya anak kecil yang belum bisa pulang sendiri. Dan selama ini ia selalu bertugas menjemput Yuri di TK-nya, meski harus membolos sekolah. Meski pembantu dan pelayan yang lain bisa saja mengambil alih tugas itu, tapi Young Bae tetap bersikeras melakukannya. Dan bodohnya, hari ini ia lupa.

            Young Bae masih tidak bisa melupakan saat Yuri benar-benar pulang ke rumah hingga sore. Yuri hilang, dan itu adalah kesalahannya yang benar-benar ia sesali hingga saat ini. Peristiwa saat itulah yang mengubah kehidupannya termasuk hidup Yuri, sebagai alasan kenapa ia harus dikawal oleh segerombolan pengawal ke mana pun pergi.

 

XXX

 

            Mungkin bukan saatnya lagi Young Bae mengekang Yuri dan saat ini ia mencoba mempertimbangkan untuk memperbolehkan Yuri tinggal dengannya di New York.  Mungkin dengan begitu Young Bae sendiri yang akan menjaga Yuri.  “Kenapa? Kau tidak mau ya?” tanya Young Bae. Ia merasa Yuri sepertinya tidak terlalu tertarik dengan ide ini.

            “Bukan begitu. Tapi ada banyak hal yang harus aku lakukan di sini,” jawab Yuri.

            “Melakukan apa?” Young Bae heran. Tidak biasanya adiknya yang manja itu mempunyai rencana untuk melakukan sesuatu selain bermalasan.

            “Aku ingin ikut denganmu Kak, tapi aku butuh berpikir sebentar,” Yuri menjelaskan.

            “Baiklah kau pikirkan saja dulu, jangan terburu-buru, aku juga tidak akan segera kembali ke sana dalam waktu dekat. Sudah lama aku tidak di Seoul dan aku ingin berlama-lama di sini,” Young Bae menenangkan Yuri.

            Yuri tersenyum saja mendengar itu. Ia lega kakaknya sudah tidak sedingin tadi.

            “Oh, ya. Aku hampir lupa.” ujar Young Bae tiba-tiba.

            “Ng?” Yuri tidak mengerti.

            “Selamat ulang tahun,” Young Bae tersenyum manis sambil menyerahkan sebuah kotak kecil pada Yuri.

            “Astaga! Ini untukku?” Yuri terlonjak senang melihat sebuah jam tangan di dalamnya. Sebenarnya bukan karena jam tangan itu, ia senang karena sebenarnya kakaknya pulang jauh-jauh dari New York ke Seoul hanya untuk memberi kejutan padanya, meski sedikit gagal karena aksi kaburnya kemarin, tapi rupanya ini sudah cukup menghapuskan ingatan mereka akan hal itu.

            “Terimakasih kak!” Yuri langsung memeluk Young Bae dengan senang. Sepertinya saat ini tidak ada yang bisa ia sayangi kecuali kakaknya sendiri.

 

XXX

 

 

Next?

 

^^

sorry for typo, thanks for reading 

 

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK