***
"buongiorno" sapa vee yang melihat chanyeol keluar dari kamarnya .
"hm, good morning chagi-ya" sahut chanyeol
"kau tau apa arti ucapanku?" tanya vee
"ani, tapi pasti selamat pagi kan?" jawab chanyeol yang langsung duduk dimeja makan
"yak, cuci mukamu dulu" pinta vee yang melihat tangan chanyeol mulai mengambil roti nya
"ne, chakkaman"
***
"dimana vee ?" tanya seorang pria
"dia belum datang. kenapa? apa ada masalah?" tanya balik alice
"ya, gambarnya belum aku terima"jelas pria itu
"benarkah?" tanya alice tak percaya
"kalau sudah ku terima untuk apa aku datang sepagi ini?"
"dia sudah menyelesaikannya, tunggulah ia datang" sahut charmen
"kalau sudah selesai, kalau belum?"
"kemarin ia lembur untuk mengerjakan itu. mana mungkin belum ia selesaikan"
"aku telfon dia dulu" sambung alice
***
"kenapa kau belum meliburkan diri? aku ada disini sekarang, temani aku" rengek chanyeol yang sedang menyetir
"fokus saja dengan jalan mu. aku sudah bilang sama alice kalau kau akan datang, tapi aku tak bisa izin mendadak seperti ini" jelas vee yang masih sibuk dengan kertas -kertas yang ia pegang
"setidaknya saat bersamaku cukup fokus padaku saja"
ucapan chanyeol membuat vee berhenti melihat gambarnya itu dan mulai memasukan gambarnya dalam tas. tapi ia sama sekali tidak bicara
"apa ini kantormu?" tanya chanyeol yang sudah berada di depan gedung .
"ne, lantai 35." jawab vee yang akan keluar.
saat vee ingin keluar dari mobil, chanyeol menahan tangannya
"waeyo?" tanya vee heran
"chakkaman" chanyeol langsung keluar dan membukakan pintu untuk ve
"aku bisa membukanya sendiri" oceh vee
"aku takkan biarkan itu terjadi" senyum chanyeol yang langsung mengikuti vee masuk kedalam gedung
"apa kau mau menemaniku kerja?" tanya vee yang sudah di depan lift
"ne, aku akan bosan kalau di rumah sendiri"
"kau akan lebih bosan kalau disini" kata vee
"tak apa" jawab chanyeol singkat yang sedang melihat sekellilingnya
-
"kau baru datang?"
"sorry, felix. aku kedatangan tamu kemarin jadi aku datang agak telat hari ini" jelas vee
"kenalkan, ini chanyeol dia tamuku dari korea" lanjut vee
"hai, i'm chanyeol" itroduce chanyeol
"chanyeol, ini felix senior ku disini" lanjut vee memperkenalkan felix
"hai" sapa felix
"hai, hm aku teman pria vee" jelas chanyeol, dan itu membuat vee menyerengitkan dahinya
"kita memang pasangan kan?" ujar chanyeol yang melihat vee keheranan dengan omongannya
"ok, zaniya sebaiknya kau mulai bekerja karena besok jadwal pembuatan dan kau harus melihatnya" kata felix tegas
"besok aku yang melihat? bukankah charmen?"
"kau dan aku" jelasnya
"tapi aku baru saja ingin meminta libur untuk dua hari kedepan, dan aku sudah membicarakannya pada alice"
"alice? dia tidak katakan padaku!"
"aku memang belum beritahu kapan pastinya, aku sudah bilang ingin libur saat dia datang ke sini" jelas vee
"dia? kau mementingkan hatimu dari pada pekerjaanmu?" tegas felix yang langsung meninggalkan chanyeol dan vee
"sudah, kau kerja saja. aku yang salah karena tak memberitahumu. cepat selesaikan pekerjaanmu hari ini agar kita bisa jalan jalan" pinta chanyeol
"mianhe, jeongmal mianhe"
"ne, palli-palli"
selama bekerja vee tetap saja tidak bisa fokus. dia memikirkan chanyeol. takut lelaki itu bosan dan melakukan hal bodoh
"vee, apa ada yang menggangu pikiranmu?" tanya alice yang sedari tadi melihat vee tidak fokus pada gambarnya
"ah, tidak hanya saja ______"
"pria itu yang membuatmu tidak fokus?" tanya alice dengan melihat kearah chanyeol, dan chanyeolpun senyum
"ya, aku tidak dibolehkan libur"
"felix?"
"iya"
"kau meminta libur dua hari saat temanmu datang kan? jadi kau boleh libur"
"tapi dia tidak mengizinkan, malah menambah jadwal ku besok untuk melihat pembuatan sepatu" jelas vee murung
"bukannya itu jadwal dia dengan charmen?
"iya, tapi felix bilang charmen diganti denganku"
"memang charmen kenapa?"
"tidak tau"
"cepatlah selesaikan kerjamu, biar aku bicarakan pada felix"
"terimakasih"
-
"kau sudah selesai?" tanya chanyeol
"belum, aku takut kau lapar jadi makanlah dulu loby ada resto kau bisa menungguku disana. aku akan segera menyusul" pinta vee
"aniyoo, aku ingin menunggumu"
vee hanya bisa menghela nafas
"dia akan menungguku? sampai aku berbalik melihat ketulusannya?" gumam vee dalam hati. dan vee melanjutkan gambarnya
-
"inikah yang kau maksud dengan profesional?" tanya alice pada felix yang melihat vee]
"kau ini mengagetkanku"
"liburkan dia, atau aku menyuruh ia tak bekerja lagi"
"apa kau berani memecatnya?"
"kau lupa dulu ada pegawai yang menyukaiku?"
"ah ya, lalu kau pecat tanpa memikirkan keahliannya"
"sekarang aku bisa melakukan itu"
"apa maumu alice?"
"kau sendiri apa felix?"
"jangan kau campuri hatimu dengan pekerjaan felix. itu yang membuatmu akan lupa semuanya"
felix masih terdiam
"baik, suka atau tidak aku yang membawanya kesini. dan ia akan ku liburkan untuk tiga hari"
"apa? tiga hari? dia hanya minta dua hari"
"satu hari nya menggantikan hari in. dia sudah lembur kemarin. ia butuh istirahat"
"terserah kau"
--
"vee" panggil alice
"kau dapat libur tiga hari, besok aku akan menggantikanmu" lanjut alice
"benarkah? dua haripun cukup"
"kau gunakanlah waktumu sebaik mungkin"
"ok, gambarnya sudah ku sempurnakan" ujar vee senang dan ia memberikan gambar yang sudah ia sempurnakan lalu pamit pulang
narasi : disaat kita mencintai seseorang, kita selalu ingin bisa melihatnya tersenyum bahkan walau senyum itu bukan diperuntukan untuk kita.
***
"kau mau mengajakku kemana?" tanya chanyeol yang gembira kalau ia akan jalan jalan
"pulang kerumah" jawab vee singkat dan masuk kedalam lift
"kau tak mau masuk? lanjut vee yang melihat chanyeol diam tak berkutik
"pulang?" tanya chanyeol yang sudah berada dilift dengan vee
"ne, pulang. aku ingin ganti baju dulu."
"kenapa ? beginipun kau cantik"
"aku memang cantik, buktinya kau suka denganku"
"ya, tapi kau belum suka denganku"
-deg-
perkataan chanyeol membuat vee membeku
"aku lapar" ujar chanyeol yang mencairkan suasana yang sempat canggung
"kau mau makan apa ?"
'aku mau makan masakanmu"
"masakanmu?"
"ne, ayo kita pulang" ajak chanyeol
"tapi ____"
chanyeol sudah membukakan pintu untuk vee, lalu vee masuk dengan perasaan bersalah
didalam mobil penuh dengan keheningan
-
saat dirumah
"kau mau makan apa ?" tanya vee yang langsung melihat kedala kulkasnya
"kita pesan saja, kau istirahat lah"
vee yang melihat keanehan chanyeol hanya bisa menghela nafas
"kau kenapa ? bukankah kau tau aku belum bisa menerima siapapun setelah dia?" gumam vee dalam hati
vee masuk kekamarnya
tok-tok-tok
"ne, come in"
"kau sedang apa?" tanya chanyeol yang masih didepan pintu kamar vee
"baca buku, masuklah"
"apa aku menganggu?" tanya chanyeol yang mulai melangkah masuk
"ani, apa makanannya sudah sampai?"
"sudah, sudah aku siapkan dimeja makan. makan dulu nanti dilanjutkan lagi bacannya" jelas chanyeol
"baik" vee langsung bergegas mensejejarkan langkanya dengan chanyeol
chanyeol tersenyum tanpa disadari vee,
mereka makan bersama sambil menonton film dengan serius
"kau sudah selesai? berikan piringmu"
"biar saja nanti aku yang bersihkan."
chanyeol mengacuhkannya dan membersihkan piring piring, vee yang melihat hanya tersenyum dan menghampiri chanyeol
narasi : disaat cinta ini begitu dekat, aku tak meraskan ada nya getaran dalam hati. apa hatiku yang bermasalah?
"kenapa kau tersenyum?"
"ani, kau membersihkan piring itu lucu untukku" ujar vee yang duduk di meja dapur dekat chanyeol
"dia ______" belum sempat melanjutkannya chanyeol sudah mematikan kran dan wajah nya berubah
"ani, maksudku aku tidak pernah melihat pria mencuci piring selain kyuhyung" jelas vee
"ne, ini pertama dan terakhir untukmu, lain kali kau saja yang mencuci" sahut chanyeol sambil tersenyum lebar"
"chanhyung" panggil vee dan turun dari meja itu menghampiri chanyeol yang sudah di depan tv
"seberapa besar cintamu?" lanjut vee
-deg-
itu pertanyan yang membuat chanyeol berfikir
*tobecontinue*
jangan lupa tambahin love sama like kalau masih ada yang kurang di komen aja -e-
@ezha204 ^^ gomawo chingu