Di perkotaan sangat ramai sekali. Membuat shin hye terkagum-kagum dengan kota ini yang begitu indah.
“Wah, lucu sekali ini”
“Semuanya aja dibilang lucu”
“Ih, memang kenyataannya.” shin hye menarik tangan piere mengajaknya ke tempat lain. shin hye meminta memberikannya boneka dengan cara harus membidik salah satu botol jika berhasil maka mendapatkan hadiahnya, dan shin hye ingin piere melakukan hal tersebut.
“Hei, Piere. Tolong ambilkan boneka itu”
“Apa?! Kenapa aku harus? Lakukan saja sendiri.” Piere yang paling tidak suka ada yang menyuruhnya apalagi kepada gadis yang baru dia temui selama 2 hari ini.
“Baiklah. Berikan aku uang. Biar aku yang melakukannya.Kamu pergilah.” Piere yang aneh melihat tingkah shin hye. Akhirnya memberikannya. Dan sesuai perintah shin hye, piere pergi. Tetapi karena piere yang tidak ingin membuat ibunya memarahinya jika piere pulang sendirian. Piere mengikuti shin hye.
“Dasar. Tuan muda yang bodoh! Huh”. Tetapi shin hye tidak berhasil walaupun sudah mencoba beberapa kali. Kemudian shin hye melihat seorang pria dan istrinya dengan anaknya berjalan-jalan bersama di sekitar festival. Membuat shin hye kangen dengan keluarganya dan ingin kembali. Tidak sengaja shin hye meneteskan airmatanya dan menjatuhi pipinya. Piere yang melihat shin hye menangis. Membuatnya terkejut.
Lisanna pergi tidak ingin melihat yang hanya membuat kangen akan rumahnya. Tiba-tiba, didepannya sudah terdapat sebuah air mancur. Tidak sadar shin hye pergi cukup jauh. Shin hye berhenti dan melihat dirinya di dalam air. Menyesali dirinya kenapa dia harus menemukan buku terkutuk itu. Sekarang shin hye terjebak diantara dunia yang tidak diketahui.
Tiba-tiba sebuah bayangan muncul sesosok pria. Pria itu piere. “Sedang apa kamu disini?”. Shin hye yang marah terhadap piere karena meninggalkannya.
Piere yang tidak menjawab dan langsung menarik tangannya shin hye. “Hei, apa-apaan kamu?!”
Mereka sudah sampai ditempat shin hye tadi ditinggalkan oleh piere yaitu tempat permainan itu. “Pak. Aku bermain tiga kali.”
“Oh, baik Tuan Piere.” Penjual sudah mengetahui bahwa Piere adalah anak dari seorang gubernur.
Piere sangat mahir dalam permainan membidik ini. Tiga kali mengenai semua sasaran. Shin hye sangat kagum melihat piere melakukannya.
“Ini. Bonekanya.” Piere yang melihat Shin hye tidak senang setelah diberikan boneka yang dia ingini.
“Kenapa. Bukannya kamu ingin boneka ini. Malah tadi kamu menangis”
“Kamu. Melihatnya. Bukannya kamu sudah pulang?”
“Tentu saja. Jika aku pulang. Aku hanya dimarahi oleh ibuku. Ini bonekanya. Bukannya kamu menginginkannya.”
“Oh, hahahha.” Ternyata piere salah paham apa yang dilihatnya tadi. Tetapi itu menunjukkan bahwa piere sebenernya orang yang baik. Pikir shin hye.
“Kenapa tertawa? Aku sudah memberikannya”
“Tidak. Terima kasih.” Shin hye mengucapkannya sambil tersenyum. Sejenak membuat shin hye lupa dengan kampung halamannya.
‘Entah kenapa ketika shin hye tersenyum membuatnya cantik.’ Pikir Piere.
to be continued
