Aku berbaring di tempat tidur. Sekarang perasaanku sudah mulai membaik. Tadi Seunghyun oppa yang mengantarku kembali ke rumah.
Ingin sekali aku memejamkan mata, tapi rasa penasaran menghinggapiku. Aku berdiri dan mengambil laptop.
Aku mengetik kata ‘Skandal cinta G-Dragon Big Bang’ di google.
Aku buka satu persatu website yang muncul. Ternyata foto itu muncul setiap kali aku membuka website. Tapi bukan itu yang kucari, aku ingin melihat komentar-komentar dari para VIP.
Oppa, siapa perempuan yang bersamamu itu? Apakah dia pacarmu? :’(
Paling perempuan itu hanyalah seorang fans fanatik dari GD oppa. Tidak usah terlalu ditanggapi para VIP, GD oppa memang terlalu baik menanggapi fans manja seperti itu. ㅋㅋㅋ.
Untuk apa kita menanggapi foto itu. They are NOT REAL. The REAL one is DARAGON couple ^^. 52 likes
Yes! Daragon is the real couple :D 37 likes
Mwo! Mereka bilang aku hanyalah fans fanatik yang manja!? Merekalah yang fans fanatik!
Hmm, ternyata kebanyakan dari mereka semua yang menghinaku adalah fans dari Daragon couple. Harus ku akui, Dara 2NE1 memang sangat cantik dan sangat cocok dengan Jiyong oppa. Tapi cinta kan bukan masalah fisik melainkan perasaan.
Aku melanjutkan kembali komentar-komentar yang diberikan oleh para VIP.
Enyah kau dari hadapan yeoboku!!!! XD
Siapa kau!? Beraninya mendekati Jiyong oppa!!!
Oppa, mengapa kau selingkuh di belakangku? L
Wah, mereka semua benar-benar menyeramkan. Harusnya aku yang bertanya siapa kalian, beraninya mencampuri kehidupan idolanya. Mereka tidak berhak menentukan siapa yang terbaik untuk siapa. Sebal sekali rasanya membaca komen-komen mereka.
Tapi ada satu komentar yang menarik perhatianku.
Aku rasa jika kita mengetahui identitasnya, nasib perempuan itu akan sama seperti Park Daeri. You’re better gone from Jiyong oppa dude. XD
Park Daeri? Apakah orang tersebut sama dengan yang dimaksud oleh Seungri?
Karena penasaran, aku mengetik kata kunci ‘Park Daeri G-Dragon’ di google.
Tidak banyak hasil yang keluar.
Tidak tahan diteror VIP, Park Daeri memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Mwo! Aku mencoba mengklik judul tersebut, tapi tidak berhasil, alamat webnya error. Aku mencoba membuka alamat web lainnya, tapi tidak ada hasil yang aku inginkan.
Lalu darimana lagi aku bisa mencari informasi tersebut?
...
Seungri!
Dia kan tadi sempat menyebut nama Daeri. Pasti dia tahu apa maksud dari judul konyol ini.
...
Tapi aku tidak memiliki nomor Seungri. Aku tidak mungkin kembali ke gedung YG Ent lagi. Aku takut bertemu Jiyong oppa, lagipula pasti masih banyak VIP yang berkerumun di depan gedung. Percuma saja, aku tidak akan bisa masuk ke dalamnya.
Ah! Atau aku telepon saja Hyerim, dia kan seorang VIP sejati. Pasti dia tahu segalanya mengenai Big Bang. Tapi bagaimana jika ia tidak tahu? Nanti malah dikira aku menyebar gosip palsu.
Andwae! Aku tidak boleh meneleponnya.
Eothokke eothokke?
Aku hanya bisa menggerutu dalam hati. Berulang kali aku mencari informasi di dalam google dengan kata kunci yang berbeda-beda tapi tetap tidak kudapatkan berita konyol itu. Sepertinya gosip ini sudah sangat lama.
***
Di sini aku berada. Di depan dorm Big Bang. Semalam aku mencari alamat dorm mereka di internet. Pada awalnya niatku datang kemari adalah untuk mencari Seungri, tapi tepat seperti dugaanku, pintu masuk dorm Big Bang masih dipenuhi oleh VIP.
Aku melihat dari kejauhan. Ah, apakah mereka tidak ada kerjaan? Pagi-pagi buta masih rela menunggu klarifikasi dari Jiyong oppa.
Sepertinya sia-sia aku datang kemari. Aku berjalan lesu menuju halte bus.
Selama menunggu bus datang menuju Hongdae, aku masih memikirkan cara agar bisa bertemu dengan Seungri.
***
“Ya, Yoojin-ah, mengapa daritadi kau lesu sekali? Biasanya kau sangat bersemangat kalau jam kuliah Baekhee seongsaenim.” Jungshin menepuk pundakku keras.
Aku hanya menatapnya tajam sambil memegangi pundakku yang kesakitan.
“Jungshin-ah, sebaiknya kau pergi. Jangan mengganggu Yoojin.” Hyerim segera bertindak dan mendorong tubuh Jungshin agar segera menjauh dari hadapanku.
Aku kembali menyandarkan kepalaku di meja.
“Yoojin-ah, gwenchana?”
Aku menatap Hyerim. Ingin sekali aku bertanya tentang siapa sebenarnya Park Daeri, tapi aku tetap menahannya.
Aku bangkit dari tempat dudukku, “Hyerim-ah, tolong absenkan aku saat pelajaran Haebin seongsaenim ya? Aku pusing, aku ingin pulang.”
“Ne, sebaiknya kau istirahat di rumah. Jalga.”
***
“Noona.. Noona..” ... “Ya, Yoojin-ah, kau tuli ya?”
“Kyaa! Nuguseyo?” Aku menjauhkan diri dari pria aneh ini yang sudah berdiri tepat dibelakangku.
“Ssstt... Ini aku noona.” Sahutnya sambil membuka sedikit kacamata yang dikenakannya.
“Seungri-ssi...?”
“Annyeong noona.”
“Bagaimana kau bisa tahu rumahku?”
“Aku kesini bersama Seunghyun hyung dan Dara noona. Cepat kau bukakan pintu, Seunghyun hyung sudah bosan menunggumu dari tadi di dalam mobil.”
“Ye?”
Aku segera membuka pintu rumah.
Seungri mengisyaratkan Seunghyun oppa dan Dara eonnie yang masih berada di dalam mobil untuk segera masuk ke rumahku.
Aku membuatkan minuman untuk mereka. Tentu saja aku masih dilanda kebingungan, sebenarnya ada apa mereka semua datang kesini, dengan Dara eonnie pula!
“Gomawo noona.”
“Ya! Kau masih saja memanggilku dengan sebutan noona!?”
Seungri hanya tersenyum jahil. Seunghyun oppa dan Dara eonni pun juga ikut tersenyum.
“Seunghyun oppa, Dara-ssi ada apa kalian kesini?”
“Ya noona! Mengapa kau hanya menyebut Seunghyun hyung dan Dara noona? Aku juga tamumu.”
Merong. Aku memeletkan lidahku tepat di hadapan Seungri, lalu langsung mengalihkan pandanganku kembali kepada Seunghyun oppa dan Dara eonnie.
“Panggil aku eonnie saja Yoojin-ssi.” Wah senyum Dara eonnie benar-benar mematikan. Dia sungguh cantik.
“Ne eonnie. Kalau begitu, eonnie cukup memanggilku dengan Yoojin.”
“Seharusnya kau yang dipanggil eonnie oleh Dara noona.”
“Seungri-ssi... Neo..!!” Ingin sekali aku menjitaknya.
“Yoojin-ah, jeosonghamnida karena aku kau jadi di-bash oleh para Daragon fans...” Dara eonni membungkukkan badannya kepadaku.
“Aniyo eonnie. Eonnie tidak perlu minta maaf padaku. Ini semua bukan salah eonnie.”
“Benar noona, kau tidak perlu meminta maaf pada Yoojin. Menurutku kau juga korban.”
“Aaa.. Noona.. Noona.. Aku punya ide!” Kami semua hanya mengerutkan dahi, begitu juga dengan Seunghyun oppa. Walaupun dari tadi ia tidak membuka suara, tapi ia mendengarkan setiap pembicaraan kami.
“Bagaimana kalau kau mempublikasikan hubunganmu dengan Seunghyun hyung?”
“Ye!?” Teriakku terkejut dengan perkataan Seungri tadi.
“Seungri-ya, neo mwiceosso?” Dara eonnie tak kalah terkejutnya dengan ucapan Seungri itu.
“Ya! Sudah kubilang aku tidak mau publik mengetahui hubungan kami! Lagipula masalah tetap tidak akan selesai jika kami mempublikasikan hubungan kami.” Kali ini Seunghyun oppa ikut bereaksi, tidak tanggung-tanggung, ia pun menggeplak kepala Seungri.
“Aaa! Hyung! Apa!” Ucap Seungri sambil mengelus-ngelus kepalanya.
“Tunggu dulu, aku masih tidak mengerti dengan pembicaraan kalian.” Aku ingin kejelasan dari omongan Seungri tadi.
“Mian Yoojin-ah membuat kau bingung. Sebenarnya aku dan Seunghyun oppa telah berpacaran selama satu tahun...”
“Mwo!?”
“Ya! Kau tidak sopan sekali membentak Dara noona seperti itu!” Seungri menggeplak kepalaku.
“Aww.. Mian eonnie, aku benar-benar terkejut jadi aku refleks berbicara seperti itu.”
“Gwenchana Yoojin-ah.”
“Jadi, Seunghyun oppa dan Dara eonnie..?”
“Ne, Seunghyun oppa adalah namja chinguku.”
Seunghyun oppa hanya mengusap-usap kepalanya dengan wajah tertunduk, sepertinya mukanya memerah karena malu.
Aku mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
“Lalu mengapa eonnie merahasiakan hubungan eonnie dengan Seunghyun oppa?” Bukannya aku tidak mau bertanya kepada Seunghyun oppa, tapi daritadi Seunghyun oppa hanya diam saja. Jadi lebih baik aku bertanya kepada Dara eonnie.
“Ah.. Itu.. Kami tidak suka jika hubungan kami diumbar kepada media. Kami tidak nyaman jika berpacaran diikuti oleh media.”
Aku membulatkan mulutku tanda mengerti.
“Mian Yoojin-ah, bukannya kami tidak ingin membantumu untuk menghilangkan para Daragon fans.” Kali ini Seunghyun oppa membuka suara.
“Aniyo oppa, menurutku keputusan oppa dan eonnie tepat. Jika oppa mempublikasikan hubungan oppa dengan Dara eonnie, belum tentu para Daragon fans akan menghilangkan? Lagipula tidak hanya Daragon fans yang mem-bash ku. Hehe. Gwenchana oppa, mereka juga tidak mengetahui identitasku.”
“Sekarang tidak, tapi nanti..”
“Seungri-ya, tidak bisakah kau membuatku tenang!? Jangan menakut-nakutiku..”
“Jangan sampai kejadian Daeri noona terulang lagi.”
Seunghyun oppa segera membekap mulut comelnya Seungri.
Ah, Seungri kembali mengungkit nama itu. Aku harus bertanya kepadanya.
“Waeyo hyung? Yoojin noona harus mengetahui hal ini.”
Seunghyun oppa langsung menyeret Seungri.
“Tunggu oppa. Sebenarnya siapa itu Park Daeri?”
Seunghyun oppa berhenti melangkah dan melepaskan Seungri.
“Eh, kau tau darimana nama marga Daeri noona? Sepertinya aku tidak pernah membahasnya.”
“Yoojin-ah, kau tidak perlu mendengarkan omongan Seungri ini.”
“Tapi aku ingin tahu. Kemarin aku mencoba mencari beritanya di internet tapi tidak ketemu. Aku hanya menemukan judul bahwa Park Daeri mengakhiri hidupnya karena diteror oleh para VIP, tapi tidak kutemukan isi berita dari judul tersebut. Sebenarnya apa arti dari judul tersebut oppa?”
“Hyung, kita harus memberitahunya supaya tidak jadi salah paham. Sebaiknya hyung membawa pulang Dara noona.”
“Ani! aku tetap ingin disini mendengarkan ceritanya!” Dara eonnie menepis tangan Seunghyun oppa yang telah mengajaknya untuk keluar.
Tapi aku tidak mengerti, mengapa Dara eonnie harus dibawa pulang. Mengapa ia tidak boleh mendengarkan cerita tentang Daeri ini.
Seunghyun oppa pun kembali duduk di tempatnya semula. Ia tidak berusaha membujuk Dara eonnie.
“Tahun 2007 lalu, Jiyong hyung memiliki seorang yeoja chingu yang sangat ia cintai. Perempuan ini bukanlah dari kalangan artis. Mereka sepakat untuk menutup mulut kepada pers tentang hubungan mereka ini. Tapi tentu saja tidak semudah itu membodohi publik. Kau tau sendiri kan banyak papparazi berkeliaran.”
Aku mendengarkan penjelasan Seungri dengan sangat serius. Dara eonnie dan Seunghyun oppa juga mendengar penjelasan Seungri, tapi Dara eonnie mendengarkan dengan tatapan kosong.
“Suatu hari tersebarlah foto-foto mesra Jiyong hyung dengan Daeri noona. Tidak seperti kejadianmu sekarang yang masih dibilang beruntung karena foto kau dan Jiyong hyung yang tersebar hanyalah foto tampak dari samping. Foto Jiyong hyung dan Daeri noona yang tersebar itu benar-benar jelas dan tampak dari depan. Dengan mudah, para fans fanatik Jiyong hyung itu mendapatkan alamat dan nomor telepon Daeri noona.”
“Awalnya mereka hanya meneror dengan kata-kata hinaan. Daeri noona pun tidak menggubris perbuatan fans itu. Dia menganggap itu hanyalah perbuatan fans labil. Tapi ternyata, fans tersebut sepertinya kesal dengan reaksi Daeri noona yang masih tenang-tenang saja. Mereka pun berbuat hal yang lebih gila. Kali ini mereka tidak hanya mengirimkan surat teror ke rumah Daeri noona, tapi mereka juga mengirimkan bangkai-bangkai binatang yang telah membusuk hampir setiap hari.”
Dara eonnie perlahan meneteskan air mata mendengar cerita ini. Seunghyun oppa pun memeluknya dengan erat sambil mengelus rambut Dara eonnie.
“Jjinjja? Kau seriuskan Seungri-ya?”
“Untuk apa aku berbohong.”
“Lalu apa reaksi dari Park Daeri?”
“Ya, aku rasa kau bisa menebaknya. Jawabannya ada pada judul artikel yang kau temukan...”
Aku langsung lemas. Apakah ini nyata? Apakah ada seorang fans yang tega berbuat seperti itu?
“Noona, mian membuatmu kembali menangis.”
Aku menatap Dara eonnie bingung. Mengapa ia mengeluarkan air mata sederas itu?
“Yoojin-ah, Park Daeri itu adalah sepupu dari Dara noona.”
Aku terdiam tidak bergeming.
“Yoojin noona, neo gwenchana?” Seungri mengguncang-guncangkan tubuhku.
Aku hanya mengangguk lemah.
“Mian noona, membuatmu ketakutan dengan ceritaku ini. Tapi kau harus mengetahuinya. Jadi kau taukan, itulah sebab mengapa Jiyong hyung memutuskanmu. Ia tidak mau hal buruk itu terulang kembali.”
...
“Hyung, bagaimana ini. Ia tidak bereaksi sama sekali.”
Seunghyun oppa melepaskan pelukannya dari Dara eonnie dan menghampiriku.
“Yoojin-ah gwenchana? Kau jangan takut, kami semua akan selalu melindungimu. Kau... tidak akan menyerahkan?”
Aku tersadar dengan ucapan Seunghyun oppa.
“Ye?”
“Kau, masih mau memperjuangkan hubunganmu dengan Kwon Jiyong kan?” Tanya Seunghyun oppa ragu-ragu.
Aku terdiam memikirkan jawaban dari pertanyaannya ini.
“Hyung, Taeyang hyung meneleponku. Kita harus segera kembali ke studio.”
“Lalu bagaimana dengan Yoojin?” Ucap Seunghyun oppa berbisik-bisik.
“Nan gwenchanayo oppa. Kalian sebaiknya cepat pulang.” Aku mendorong mereka menuju pintu keluar, tidak lupa Seunghyun oppa memapah Dara eonnie yang masih terlihat sedih.
“Oppa...” Teriakku dari pagar depan rumah kepada Seunghyun oppa yang sudah akan masuk ke dalam mobil.
“Aku... Aku tidak akan menyerah!” Ucapku dengan sangat mantap.
Seunghyun oppa mengacungkan jempolnya dan tersenyum mendengar perkataanku ini.
“Annyeong oppa... Hati-hati di jalan.” Aku melambaikan tanganku kepada mereka dan segera memasuki rumah setelah mobil Seunghyun oppa menghilang dari hadapanku.
Ya! Aku sangat mantap. Aku tidak akan menyerah dengan perlakuan fans-fans fanatik Jiyong oppa jika mereka telah mengetahui identitasku. Untuk apa aku memutuskan hubungan dengan orang yang kucintai hanya karena fans gila yang tidak kukenal itu.
***
Matahari kembali terbit. Seperti biasa, aku harus kuliah pagi di hari Selasa ini.
Untuk saat ini, aku harus sejenak melupakan masalahku dengan Jiyong oppa. Bagaimana tidak, ada yang lebih penting dari itu semua karena minggu depan aku harus menghadapi ujian akhir semester.
Kemarin aku sudah ketinggalan satu mata kuliah karena membolos. Tidak tidak, bisa dibilang aku sudah membolos dua mata kuliah. Saat pelajaran Baekhee seongsaenim kan aku hanya melamun saja. Apa saja yang kemarin ia ajarkan tidak ada satupun yang masuk ke otakku. Andwae! Aku harus meminjam catatan Hyerim.
...
Ah, aku lupa. Hyerim kan tidak pernah mencatat, jadi aku harus meminjam dari teman yang lain.
***
“Yoojin-ah, apakah kau sudah membaik?”
“Tentu saja, kau lihat kan aku amat sangat baik.” Kulukiskan sebuah senyuman manis di bibirku.
“Wah, apakah kau sudah baikan dengan Jiyo...”
“Sssstt...!! Neo mwiceosso!? Ini tempat umum Hyerim-ah. Banyak orang yang bisa mendengar percakapan kita.”
“Ah, aku lupa. Mian Yoojin-ah. Emm, tapi nanti kau harus cerita kepadaku ya. Bagaimana kalau nanti aku ke rumahmu?”
“Ah, tapi hari ini aku ada kursus menjahit. Nanti malam saja aku telepon kau.”
“Aigo! Tidak seru Yoojin-ah kalau hanya melalui telepon saja. Kalau begitu nanti malam aku akan menginap di rumahmu.. Sudah lamakan kita tidak bergosip di tengah malam. ㅋㅋㅋ”
“Emm... emm...”
“Waeyo? Apa kau ada urusan lain?”
“Aniyo. Tapi kan minggu depan kita sudah ujian akhir semester.”
“Omooo.. Kau ini rajin sekali.. Ya! Kau ini pintar. Tidak ada salahnya kan bersenang-senang sehari saja. Lagipula ujian masih minggu depan. Kau kan juga tidak pernah mendapatkan nilai jelek dalam ujian. Ayolah Yoojin-ah...”
“Emm...” Akhirnya kuanggukkan kepalaku tanda setuju.
***
Aigo... Lelah sekali rasanya seharian ini belajar. Tapi entah kenapa, sekarang aku mulai menyukai menjahit. Bisa menjahit itu rasanya sangat menyenangkan. Sekarang aku sedang mulai membuat sebuah baju. Mudah-mudahan hasilnya kali ini memuaskan.
Ah! Aku lupa!
Aku segera berlari menuju rumah dan ternyata Hyerim sudah ada di depan rumah.
“Hyerim-ah, kau sudah datang?”
“Wah, kebetulan sekali. aku baru saja sampai kok. Hehe.”
“Fiuh, aku kira kau sudah menunggu lama di depan rumahku. Ayo masuk.”
Seusai membuka pintu rumah, aku langsung bergegas menuju kamarku dan mengambil secarik kertas.
“Hyerim-ah, ini...” Aku sodorkan kertas yang aku ambil dari kamar.
“Omo! Yoojin-ah, ini benar-benar kau yang membuatnya? Indah sekali.”
“Tentu saja. Desain ini adalah the one and only yang dirancang khusus untuk sahabatku.” Aku nyegir lebar tanda bangga dengan hasil karyaku yang ternyata juga disukai oleh sahabatku.
“Woah! Tidak salah aku mempercayakan ini padamu. Emm, berapa harga desain ini...?”
“Ya! Kau kira aku ini perempuan materialistis! Dengan kau mempercayakan desain gaun ini kepadaku saja aku sudah sangat bahagia. Desain ini adalah hadiah spesial untuk...”
Belum selesai aku berbicara, Hyerim sudah memelukku dengan erat, “Yoojin-ah, gomawo. Jeongmal.”
“Ya, Hyerim-ah, apakah kau menangis?” Aku langsung melepaskan pelukannya dan mengusap air matanya. “Ya... Sejak kapan kau menjadi sangat cengeng seperti ini.”
“Mianhae. Tapi aku menangis karena aku sangat bahagia.”
“Ne. Ara.. ara.. Sudahlah, bagaimana kalau sekarang aku masakkan...”
“Maeuntang!!!”
“No no no. Memangnya kau tidak bosan apa makan maeuntang terus?”
“Tidak. Aku kan tidak memakannya setiap hari.”
“Tapi aku yang sudah bosan memasaknya hampir setiap hari.”
“Yah.. Lalu apa yang akan kau masak?”
“Sundubu jjigae.”
“Hmm, baiklah... Padahal aku ingin makan maeuntang buatanmu.”
“Mian, tapi untuk kali ini absen dulu ya. Hehe.”
...
“Wah, massida. Ternyata kemampuan masakmu semakin hebat saja. Rugi sekali aku selama ini hanya mencicipi satu jenis makanan saja buatanmu.”
“Tapi kan sebelumnya aku juga sudah memasakkanmu berbagai jenis makanan. Tapi kau bilang, maeuntang ku lah yang paling kau suka.”
“Makanya aku bilang, kemampuan masakmu sudah semakin hebat. Kau tidak lagi hanya jago memasak maeuntang. Lain kali kau harus membuatkanku masakan dengan menu yang berbeda ya.”
“Kau kira rumahku ini restoran.”
Hyerim hanya nyengir saja membalas ucapanku. Ia terlalu sibuk memakan sundubu jjigae buatanku.
Selesai makan, kami langsung menuju kamar. Inilah momen utamanya. Curhat!
“Jadi...” Hyerim membuka pembicaraan.
“Aku sudah tidak berhubungan lagi dengan Jiyong oppa.”
“Jjinjja!? Wae!?”
“Sssttt, kecilkan suaramu. Hari sudah malam.”
Hyerim pun langsung menutup mulutnya tanda mengerti.
“Wae..? Mengapa kau putus dengan Jiyong oppa?”
“Dia yang memutuskanku. Sejak hari Minggu kemarin. Itulah sebabnya kemarin aku sangat tidak semangat untuk belajar.”
“Oooo... Tapi, kenapa hari ini kau sangat senang sekali.”
“Karena aku berusaha untuk melupakannya.”
“Semudah itu kau melupakannya?”
“Tentu saja tidak. Tapi aku sedang be-ru-sa-ha.”
“Apa kau tidak mau memperbaiki hubunganmu dengannya?”
“Hyerim-ah, aku bilang melupakan artinya aku tidak ingin berhubungan dengannya lagi. Arasseo..?”
“Lalu?”
“Lalu? Keut... Selesai. Hehe.”
“End? Tidak ada lanjutannya lagi?”
“Ada. Kau lanjutkan saja di alam mimpi. Ayo kita tidur!”
“Yoojin-ah, kau ini tidak seru sekali. Ini baru pukul sepuluh malam.”
“Aku ngantuk.”
Klik. Kumatikan lampu kamar dan menarik selimut.
“Yoojin-ah.. Yaaa..!! Yaaaa..!!” Hyerim berusaha membangunkanku kembali tetapi aku tidak menggubrisnya.
Mianhae Hyerim-ah, karena aku telah berbohong kepadamu.
***
Hari pertama pekan ujian telah usai.
Selama pekan ujian, aku izin untuk tidak menghadiri kursus menjahit. Aku ingin fokus untuk mengerjakan ujianku agar mendapatkan nilai yang kuharapkan. Setelah semua ujian ini selesai, aku akan mendapatkan libur selama tiga bulan. Selama liburan itulah aku akan menekuni kursus menjahitku dan menyelesaikan masalah dengan Jiyong oppa.
Sepertinya, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengan Jiyong oppa. Kabar mengenai skandal foto tersebutpun sepertinya sudah tertiup angin. Pernah sekali aku melewati kantor agensi dan dormnya, hasilnya tidak kutemukan banyak VIP seperti saat awal skandal foto tersebut menyebar.
Hmm, bagaimana keadaan Jiyong oppa? Apakah dia sudah melupakanku?
...
Aniyo.. aniyo.. Yoojin-ah, kau tidak boleh berpikiran seperti itu. Tidak mungkin Jiyong oppa melupakanmu begitu cepat.
Aku tidak bisa mendapatkan info dari dalam mengenai Jiyong oppa. Ini semua adalah kebodohanku. Mengapa aku tidak memberi nomor teleponku kepada Seunghyun oppa. Setidaknya kan kalau ada mata-mata dari orang dalam, aku bisa mengorek informasi tentang Jiyong oppa.
“Yoojin-ah...” Teriakan itu datang dari mulut Hyerim yang sedang berlari untuk menghampiriku.
“Wae?”
“Gomawoyo Yoojin-ah karena telah membantuku pada saat ujian tadi. Hehehe.”
“Kau ini.. Seharusnya kau...”
Sebelum aku selesai bicara, Hyerim membekap mulutku, “Araseo Yoojin-ah. Ayo kita belajar bersama. Bagaimana kalau kau menginap di rumahku?” Belum sempat aku iyakan, Hyerim langsung menyeretku masuk ke dalam mobilnya.
***
“Yeay! Akhirnya selesai juga ujian yang memuakkan ini! Holiday!! I’m coming!!!” Teriak Hyerim dengan wajah sumringah.
Aku ikut bergembira dengan berakhirnya ujian akhir semester dan berawalnya liburan panjang selama tiga bulan.
“Yoojin-ah, mulai senin depan aku akan berlibur bersama keluargaku ke Jepang selama dua minggu. Apakah kau mau ikut denganku?”
“Ah, gomawo Hyerim-ah.. Tapi masih banyak hal yang harus kulakukan disini. Lagipula, aku juga ada kursus menjahit.”
“Yaa~... Bagaimana bisa liburan panjang ini kau habiskan hanya untuk menjahit saja!?”
Pertanyaan Hyerim tersebut hanya aku jawab dengan senyuman.
“Oh iya! Apakah kau tidak ada rencana untuk menjenguk kedua orang tuamu ke Paris?”
“Tentu saja aku akan kesana! Aku sangat merindukan mereka. Sudah hampir setengah tahun aku hanya melihat mereka melalui video call saja.”
“Lalu kapan kau akan kesana?”
“Sepertinya akhir bulan liburan. Appa dan eommaku harus pergi ke Inggris dulu.”
“Oww... Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ya. Annyeong.”
“Ne. Annyeong.”
***
Aku melihat situasi di depan gedung YG-ent, sepertinya aman. Tapi aku tetap harus waspada, karena Hyerim dan teman-teman paparazinya juga datang kesini. Kemarin Hyerim sendiri yang bilang padaku, info mengenai Big Bang bahwa hari ini mereka ada di gedung agensinya pun kudapatkan dari Hyerim. Hyerim bilang, dia ingin mengambil banyak foto terbaru Seunghyun oppa untuk dibawanya selama ia liburan ke Jepang.
Saat akan memasuki gedung YG-ent, aku masih mengenakan tutup kepala dari hoodie dan masker agar tidak dilihat oleh Hyerim.
“Maaf nona, kau ini siapa?” Tanya seorang petugas yang daritadi berdiri di depan pintu YG-ent.
Aku melepas maskerku, “Aku ingin bertemu dengan Seunghyun oppa.” Ucapku dengan nada sedikit berbisik.
“Maaf nona, sepertinya kau salah alamat. Tidak ada yang bernama Seunghyun disini.”
Aigo, aku benar-benar lupa, “Ah maaf, maksudku aku ingin bertemu dengan TOP Big Bang.”
Petugas tersebut melihatku dari atas sampai bawah.
“Kau ini siapanya TOP Big Bang? Ada urusan apa kau dengannya?”
“Aku ini temannya. Ya! Oppa, cepat kau panggilkan TOP oppa. Ini sedang dalam keadaan darurat.”
“Maaf nona, tapi fans dilarang masuk.” Petugas tersebut mulai menganggapku remeh.
“Mwo!? Kau pikir aku ini berbohong? Oppa, aku ini benar-benar temannya TOP Big Bang.” Nada suaraku sudah mulai naik.
“Lalu mengapa kau berdandan seperti ini?” Ia menunjuk gaya penampilanku dari atas sampai bawah.
“Ya! Memangnya kenapa kalau aku berpenampilan seperti ini. Ah, jjinjja... Neo...!!!”
“Ada apa ini?” Tanya petugas lain yang baru datang menghampiri kami.
Aku hanya menggerutu saja melihat betapa ketatnya penjagaan YG-ent.
“Nona ini ingin bertemu dengan TOP Big Bang. Dia mengaku-ngaku sebagai temannya.”
“Ya! Oppa, sudah kubilang bahwa aku ini benar-benar temannya TOP Big Bang, mengapa kau tidak percaya!?” Cih, aku benar-benar kesal dengan tuduhannya tersebut. Kau pikir aku ini fans labil yang menggunakan segala cara untuk bertemu dengan idolaku. “Ahjussi, kau harus percaya padaku. Aku ini adalah temannya TOP Big Bang.” Kali ini aku berusaha membujuk petugas satunya yang sudah agak tua.
“Ah, nona. Kau temannya G-Dragon Big Bang itu bukan?”
Eh, kenapa ahjussi ini seperti mengenaliku? Sepertinya aku tidak pernah bertemu dengannya.
“Annyeonghaseyo nona, sepertinya kau sudah tidak mengenaliku. Aku adalah orang yang waktu itu ditugaskan datang ke rumahmu dan membawamu kesini.”
...
“Ah, ahjussi. Jeosonghamnida, aku lupa.”
“Mari aku antarkan kau nona.”
“Kamsahmnida ahjussi.” Tidak lupa aku membungkukkan badanku. Dan tidak lupa juga aku menjulurkan lidahku kepada oppa sok tau ini. Dia membungkukkan badannya untuk minta maaf padaku.
“Ahjussi, tapi aku kesini ingin bertemu dengan TOP oppa. Apakah kau bisa memanggilkannya tanpa ketahuan oleh G-Dragon oppa?”
“Baiklah nona, akan saya lakukan.” Kali ini gantian ahjussi yang membungkukkan badannya kepadaku.
“Ah, tidak perlu seformal itu ahjussi.”
Akhirnya aku disuruh menunggu di sebuah ruangan dan menunggu ahjussi itu membawa Seunghyun oppa.
...
“Yoojin-ssi...?”
Aku menolehkan mukaku ke arah suara yang memanggilku. “Seunghyun oppa! Annyeong!”
“Ya! Kau kemana saja? Mengapa baru muncul sekarang?”
“Hehe, jeosonghamnida oppa. Kemarin aku sedang sibuk ujian akhir semester.” Aku melihat sekelilingku, “Jiyong oppa.. tidak tau kan kalau aku sedang berada disini?”
“Tenang saja. Oppa datang kesini sendirian.”
“Fiuh, syukurlah...”
“Jadi, apa rencananmu?”
“Ah iya! Oppa, sebelumnya aku ingin bertanya padamu tentang apa saja yang dilakukan Jiyong oppa selama aku tidak muncul. Apakah dia pernah menanyakan tentangku? Atau dia sudah... melupakanku?”
“Kenapa kau pesimistis seperti itu? Tentu saja dia tidak akan melupakanmu secepat itu. Apakah kau tau? Kwon Jiyong belakangan ini sering menyanyikan lagu-lagu mellow buatannya. Oppa rasa, itu ditujukan untukmu.”
“Jjinjja?”
“Dan kau harus tau, saat kami sedang membicarakan aktris Son Yejin, tanpa sengaja ia malah menyebut ‘Son Yoojin?’. Kamipun tidak bisa menyembunyikan tawa kami karena ucapannya tersebut.”
“Wah, kamsahamnida oppa atas informasinya. Sekarang aku tambah semangat untuk bertemu dengan Jiyong oppa. Bisakah aku bertemu dengannya sekarang?”
“Tentu! Ayo ikut denganku!”
...
“Hyung, darimana saja kau?”
Suara Daesung tersebut langsung terdengar saat Seunghyun oppa membuka pintu dan menampakkan kepalanya. Aku berdiri di belakang Seunghyun oppa. Seunghyun oppa memberi sinyal dengan menggunakan tangannya agar aku ikut masuk bersamanya.
“Yoojin noona! Kemana saja kau? Mengapa baru muncul lagi sekarang?”
Aish, anak ini terus saja memanggilku dengan sebutan noona. Tapi aku tidak sempat meladeni keisengan Seungri karena mataku sudah berhadapan dengan mata Jiyong oppa. Sepertinya ia sangat terkejut dengan kehadiranku yang tidak disangka-sangka ini.
“Neo..?”
Tatapannya tajam sekali, aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah member Big Bang yang lain. “Annyeong semuanya.” Ucapku sok ceria, padahal dalam hati aku sangat tegang bertemu dengan Jiyong oppa.
“Annyeong Yoojin-ah, silahkan duduk disini.” Daesung oppa langsung menyeretku duduk ke tempat di sebelah Jiyong oppa. Keringat dingin langsung keluar dari tubuhku. Bagaimana tidak, aku duduk bersebelahan dengan orang yang tatapannya sungguh mengerikan.
“Annyeong oppa! Sudah lama kita tidak bertemu..” Ucapku dengan memamerkan lima jari dari tangan kananku dan senyuman yang sangat dipaksakan kepada Jiyong oppa.
“Noona.. noona..” Sebelum Seungri menyelesaikan pembicaraannya, Seunghyun oppa sudah membekap mulutnya dan menyeretnya keluar ruangan. Tidak lupa Seunghyun oppa memberikan isyarat kepada Daesung oppa dan Taeyang oppa untuk keluar ruangan juga.
Dan tinggallah aku dan Jiyong oppa di dalam ruangan ini. Kenapa aku jadi membeku seperti ini. Apa yang harus aku katakan untuk memulai percakapan.
“Emm..” Baru ingin memulai percakapan, tapi aku sudah memalingkan muka karena benar-benar takut dengan tatapan tajam Jiyong oppa. Aku mengelap keringat dinginku dan tarik napas agar kepercayaan diriku muncul kembali.
“... Oppa, apakah kau bisa berhenti menatapku dengan tatapan yang seperti itu? Aku takut.”
“Ne?” Sepertinya Jiyong oppa sudah tersadar dari lamunannya. Ia berdiri dan mengambil gitar lalu kembali duduk. Tapi sekarang ia duduk dengan jarak yang agak jauh dariku. Ia mulai memainkan gitar, tapi masih mencari kunci nada yang tepat untuk dimainkannya.
“Oppa, bagaimana kabarmu?”
Jiyong oppa tidak menggubris pertanyaanku dan tetap sibuk bermain dengan gitarnya.
“Sudah lama kita tidak bertemu. Kemarin aku ujian akhir semester di kampus, jadi aku tidak sempat datang melihatmu. Tapi sekarang ujiannya sudah selesai, sekarang aku sedang libur selama tiga bulan. Lama sekali ya.”
...
“Oh iya, aku juga sudah mulai bisa menjahit. Sekarang aku sedang mencoba menjahit pakaian dengan desain yang aku buat sendiri. Belum selesai sih, tapi kalau sudah selesai aku akan memperlihatkannya kepadamu oppa.”
“Ya! Kau ini berisik sekali! Tidakkah kau lihat, aku sedang berusaha mencari kunci nada untuk lagu ciptaanku.”
Wae? Kenapa sikapnya dingin sekali kepadaku? Air mataku sudah mulai turun, tapi aku tahan karena tidak mau terlihat lemah dihadapannya.
“Apakah kau menciptakan lagu baru lagi? Lagunya seperti apa oppa? Bolehkah aku mendengarnya?” Kali ini aku berbicara sambil mendekatinya dan duduk kembali disampingnya.
“Nona Son Yoojin, aku minta dengan hormat, bisakah kau keluar dari ruangan ini? Aku tidak bisa berkonsentrasi. Apakah kau sudah lupa dengan perkataanku saat terakhir kita bertemu?”
Kali ini air mataku tidak dapat kutahan lagi. Tanpa kusadari air mataku sudah jatuh membasahi pipiku. Perkataaannya tersebut membuat hatiku sakit.
Tapi aku segera membersihkan air mataku, “Ani.. Aku tidak ingat dengan apa yang terakhir kau katakan padaku..!”
“Perlukah aku ulangi sekali lagi? ... Aku bilang kita tidak usah bertemu lagi, anggap saja kita tidak pernah bertemu..”
Oppa.. Apakah kau perlu mengucapkan perkataan menyakitkan itu sekali lagi kepadaku. Tidak taukah kau betapa sakitnya aku mendengar ucapanmu ini..
Yoojin-ah, Son Yoojin, kau harus kuat. Kau tidak boleh menyerah hanya dengan perkaataannya yang menyakitkan tersebut. Aku terus menyemangati diriku sendiri.
“Apakah oppa benar-benar tidak ingin bertemu denganku? Apakah semudah itu melupakan seseorang yang kita sayangi?”
“Tentu saja! Buktinya aku sudah melupakanmu..”
Jiyong-ah, neo...! Napeun namja!!
“Ani, kau masih belum bisa melupakanku. Kau mau bukti? Setelah pertemuan terakhir kita, kau selalu menciptakan lagu mellow yang bukan merupakan genre musikmu. Saat para member Big Bang membicarakan tentang Son Yejin, kau dengan tidak sengaja malah menyebut namaku. Ini adalah bukti bahwa kau belum melupakanku.”
... Sepertinya perkataanku ini berhasil membuatnya tidak bisa berkata-kata.
“Hahaha, perkataanmu ini sungguh tidak masuk akal. Pertama, aku ingin menciptakan musik dalam genre apapun itu adalah hakku. Dan kedua, saat aku tidak sengaja menyebut Son Yoojin.... Apakah kau pikir wanita yang ku kenal dengan nama Son Yoojin hanya kau saja?”
Plakk!! Tanpa disadari tanganku sudah mendarat dengan keras di pipinya Jiyong oppa. Aku benar-benar tidak habis pikir dengan perkataan yang sangat lancar dikeluarkan dari mulutnya. Air mata yang sudah mengalir inipun tidak bisa ku bendung lagi.
“Oppa, aku tau kau melakukan semua ini karena takut para fansmu akan menyakitiku. Tapi maaf, kau salah besar oppa, aku tidak selemah itu. Jika aku mencintai seseorang, aku akan memperjuangkannya. Tapi aku rasa oppa tidak sepaham denganku. Kau hanya pasrah membiarkan orang yang kau cintai pergi begitu saja...”
Aku pergi meninggalkan Jiyong oppa sendirian di ruangan itu. Aku setengah berlari menjauh dari pandangannya.
To be continue...