Part 9
~Ini sungguh melegakan, sangat melegakan. Rasanya apa yang menjadi ketakutanku akan berubah menjadi kekuatan yang luar biasa~
Semilir aroma pagi masih terasa kuat, titik – titik embun melekat kuat di setiap ujung dedaunan. Terlihat segar dan menyejukkan pemandangan. Jika di malam hari, dihiasi dengan sinar rembulan. Maka tidak ada bedanya di Bumi, pagi hari Matahari bersinar terang diiringi kicauan burung dan banyak kelinci yang terlihat senang melompat kesana kemari.
Tinggal 4 hari lagi duel antar ketiga Kerajaan dimulai dan semua Pangeran berlatih dengan maksimal. Dalam lubuk hati mereka masing-masing, mereka semua ingin atau bahkan menghindari takdir mereka atas duel itu. Hanya demi kemenangan tunggal atau mungkin kemenangan mutlak menjadi seorang Raja dari semua Kerajaan, tapi harus terjadi pertumpahan darah. Melukai saudaranya sendiri, saudara yang tumbuh dan berkembang bersama dalam satu Kerajaan.
Kerajaan Titan~
Semua Pangeran berkumpul untuk berlatih bersama. Pangeran Leeteuk dan pasangannya bertanding melawan Pangeran Heechul, disamping itu Pangeran Kangin melawan Pangeran Yesung. Tidak lupa dengan pasangan mereka masing-masing. Mereka sedang serius bertarung hingga ada seseorang yang telah berani memasuki arena latihan mereka. Tetua.
Ya, hanya Tetua yang berani masuk karena mereka semua juga hanya mengijinkan Tetua masuk jika ada hal penting yang harus disampaikan. Seperti sekarang ini, ada hal penting apa yang dibawa serta oleh Tetua. Keempat Pangeran seketika menghentikan latihan mereka. “Huftz” Pangeran Heechul merasa sedikit kesal. Bagaimana tidak, dia hampir mengalahkan Pangeran Leeteuk tadi. Tinggal satu langkah, namun semuanya hilang serta pupus karena kedatangan Tetua.
“Apa yang membuat Tetua datang kemari ?” tanya Pangeran Leeteuk yang langsung menuju ke inti. Dalam hatinya sedikit ada kelegaan karena Pangeran Heechul gagal mengalahkannya dalam sesi latihan.
“Ijinkan saya untuk membisikkan informasi ini” pinta Tetua sopan. Pangeran Leeteuk sedikit menarik kedua alisnya untuk bertautan. Bingung. Informasi apa yang ini, sehingga saudaranya yang lain tidak berhak mengetahui. “Lakukan saja” jawab Pangeran Leetuk santai.
Setelah Tetua selesai menyelesaikan ‘bisikannya’ Pangeran Leeteuk hanya tersenyum kecil dan sedikit menahan tawa, mungkin. Tetua yang melihat reaksi Pangeran Leeteuk hanya bisa diam dan kepalanya dipenuhi tanda tanya. Pangeran Heechul dan lainnya juga bingung dengan sikap Pangeran Leeteuk yang berubah sedikit ‘aneh’. Mereka ingin tahu informasi apa yang disampaikan Tetua dan Pangeran Yesung menyenggol sedikit bahu Pangeran Leeteuk hingga bersuara. “Biarkan saja dan jangan ada pengunduran. Namja itu pasti akan baik-baik saja”
Namja ?
Sebenarnya siapa yang Pangeran Leeteuk maksud. Tetua yang mendapat jawaban santai dari Pangeran Leeteuk, segera meninggalkan arena latihan setelah menggangguk pelan.
“Hyung, sebenarnya siapa yang kau maksud ? informasi apa yang dibawa Tetua ?” Pangeran Kangin membanjiri Pangeran Leeteuk dengan banyak pertanyaan.
“Kalian tenang saja. Ini hanya tentang si magnae Kerajaan Albian yang tengah sakit”
“Mwo ?? Sakit” ketiganya serempak membuka mulut. Tunggu. Si magnae itu bisa sakit juga ternyata.
“Sudahlah kita lanjutkan latihannya” perintah Pangeran Leeteuk dan segera diikuti oleh saudara-saudaranya yang lain.
Keempat Pangeran Kerajaan Titan melanjutkan latihan mereka, walaupun sebenarnya pikiran mereka masih diselimuti rasa ingin tahu bagaimana putra bungsu Kerajaan Albian yang terkenal dingin dan punya catatan kesehatan yang baik bisa sakit dalam jangka waktu mendekati duel. Akh… sunggguh sesuatu yang tak terduga.
Kerajaan Gartian~
“Ya…ya, Siwon. Bisakah kau mengalah sedikit padaku ?” protes Pangeran Shindong.
Pangeran Siwon hanya tersenyum kecil mendengar protes dari Pangeran Shindong. “Konsentrasi saja” tukasnya singkat dan berlalu melewati Pangeran Shindong yang masih termangun mendengar jawaban Pangeran Siwon. “Aish… Menyebalkan”
Kali ini dalam sesi latihan Pangeran Shindong dapat dikalahkan oleh Pangeran Siwon dengan perhitungan sepersekian detik. Pangeran Shindong membuat perhitungan yang meleset tentang kapan saja waktu menembak api dari Pangeran Siwon. Dan akhirnya, banyak luka ditubuh gembulnya. Pangeran Shindong berjalan kekamarnya dengan wajah masam dan menundukkan kepala tidak bersemangat. Dengan terburu-buru Pangeran Kibum berlari dari arah berlawanan dan langsung bertabrakan dengan… Yah tubuh besar Pangeran Shindong.
BUKK….
“Kau.. Kau. Kibum. Hari ini aku sudah kalah dari Siwon dan sekarang kau membuatku--”
“Bisakah Shindong hyung bangun dari atas tubuhku terlebih dahulu ? Kau sangat berat,hyung” potong Pangeran Kibum.
Pangeran Shindong segera tersadar dan bangkit dari atas tubuh Pangeran Kibum. “Hehe.. Mian” Pangeran Shindong meminta maaf sambil tersenyum kecut. “Tapi ini semua juga salahmu tadi” lanjutnya. Pangeran Kibum membersihkan jubahnya yang terkena beberapa debu dan hanya sesekali meringis karena tubuhnya tadi tubuhnya mendapatkan beban berat.
“Kau tahu, hyung. Sebenarnya aku ingin-----” belum selesai ucapan Pangeran Kibum, tiba-tiba ada seekor merpati hinggap di bahu kirinya. Pangeran Kibum mengambil sebuah pesan yang terdapat di kaki burung merpati tersebut dan membukanya.
1 menit…
3 menit…
5 menit…
Pangeran Kibum tiba-tiba berlari membuat burung merpati yang tadinya tenang hinggap dibahu kiri kembali terbang menjauh. Pangeran Shindong lagi-lagi termangun melihat Pangeran Kibum berlari tiba-tiba.
“Hey… Kibum. Ada informasi penting apa ?” Pangeran Shindong bertanya dengan setengah berteriak.
“Pangeran Kyuhyun dari Kerajaan Albian sedang sakit” balas Pangeran Kibum yang mulai menghilang dari pandangan pangeran Shindong.
“Dia mengatakan bahwa seorang Kyuhyun sedang sakit. Apalagi ini ? Hah hari ini benar-benar menyebalkan” tukas Pangeran Shindong dan kembali melanjutkan tujuan awalnya -pergi kekamar-
Kerajaan Albian~
Haneul berjalan kesamping kanan-kesamping kiri, cemas dan gelisah. Saat ini Pangeran Kyuhyun sedang diobati oleh Tabib Kerajaan. Panik, itulah yang Haneul rasakan setelah melihat Pangeran Kyuhyun mengalami gejala aneh.
Flashback
Pangeran Kyuhyun menikmati sarapan dengan santai, namun beberapa menit kemudian tenggorokannya terasa kering dan dengan segera dia meneguk segelas air yang ada diatas nampan. Setelah menghabiskan segelas air itu, Pangeran Kyuhyun merasa tenggorokannya semakin kering. Haneul yang melihat gerak-gerik aneh Pangeran Kyuhyun mulai merasa khawatir.
“Gwaechana ?” tanya Haneul. “Oops.. Kau baik-baik saya, Tuanku ?” lagi, bahasa Korea yang dia ucapkan Haneul tadi.
“Akh.. aku merasa tidak enak badan” Pangeran Kyuhyun mulai menunjukkan gejala aneh.
“Omo… Pangeran badanmu keluar bintik-bintik merah” Haneul terkejut melihat kulit putih Pangeran Kyuhyun berubah menjadi merah.
“Benarkah ??… Aku tidak pernah ta------hu”
BUKK……
Dan kemudian Pangeran Kyuhyun jatuh pingsan. Haneul segera berteriak meminta pertolongan sambil sesekali mencoba menmbangunkan Pangeran Kyuhyun.
Flashback End
Siesta yang sedari tadi berada disamping Haneul dan terus memperhatikan segala tingkah aneh Haneul, mulai mendekati gadis itu.
“Kau tidak perlu merasa cemas. Baru sekali ini Pangeran Kyuhyun sakit, Tuanku itu pasti kuat” hibur Siesta. Haneul yang sedari tadi berjalan kesana kemari mulai terduduk lemas dan menambah kebingungan bagi Siesta.
“Kau kenapa, Haneul ?”
“Bukankah kau mengatakan bahwa baru sekali ini Pangeran Kyuhyun sakit. Itu berarti aku adalah bahaya yang merugikan bagi Pangeran Kyuhyun”
“Sudahlah. Kau tenang saja semua akan baik-baik saja” Siesta menepuk pelan bahu Haneul mencoba menyalurkan ketenangan pada Haneul.
Disaat kedua gadis itu saling menghibur dan berbagi ketenangan, tiba-tiba ada Tetua Kerajaan yang mendatangi mereka. Haneul dan Siesta segera berdiri dan memberi salam hormat.
“Nona Haneul”
“Ye ? Ehm.. Maaf apa yang bisa saya bantu, Tetua ?”
“Bisa nona ikut saya sebentar. Ada hal penting yang harus saya sampaikan mengenai kekuatan Void”
“Benarkah ? Baiklah kalau begitu”
Haneul hanya menurut dengan apa yang diucapkan oleh Tetua yaitu mengikutinya. Tapi mereka berdua seperti masuk kedalam sebuah lubang yang gelap dan kelam. Tunggu, mungkin hanya Haneul yang merasakannya. Mereka berdua semakin menjauh dari ruang utama istana. Bahkan penerangpun hanya ada obor-obor di sudut-sudut tertentu. Ketakutan kembali menyelimuti perasaan Haneul. Apa yang sedang direncanakan oleh para Tetua ?
Memasuki sebuah pintu besar, didalamnya terdapat banyak pintu dan Tetua itu kembali melanjutkan perjalanan ke sebuah pintu dengan sebuah symbol yang tidak bisa dipahami oleh Haneul. Pintu itu terbuka dengan mantra-mantra yang diucapkan oleh Tetua.
Tap…Tap…Tap
Terdengar bunyi derap langkah yang berasal dari pintu itu, seperti menyambut kedatangan Haneul dan Tetua. Dan benar ada dua Tetua lainnya yang datang menyambut kedatangan mereka. Dibalik pintu itu juga terdapat sebuah sangkar besar yang isinya masih belum terlihat oleh Haneul.
“Mari nona Haneul”
“Ah.. ya. Baiklah” Haneul seakan tersadar dari lamunannya sendiri.
1….2….3…
Mata Haneul membulat seketika saat mengetahui isi dari sangkar besar itu. Seekor burung elang raksasa. “Em… bisakah saya keluar ? saya tiba-tiba merasa sakit dan belum lagi---”
“Ini adalah sesi latihan untuk nona Haneul. Jadi kami mohon untuk tidak menghindar” Tetua segera menyela perkataan Haneul yang menjurus ke ‘melarikan diri’
“Aish…baiklah”
“Kami akan meninggalkan nona disini untuk berlatih bersama dengan Gladiano”
Tunggu. Nama burung itu, Gladiano ?? batin Haneul.
“Dan mohon ingat pesan saya tadi” Haneul mengernyitkan dahinya. Pesan ? Ah… sepanjang perjalanan mereka menuju pintu berisi petaka ini, Tetua memberi nasihat untuk mengendalikan kekuatannya dan Haneul hanya menganggukkan kepala -tidak paham-
Pintu utama yang menjadi kesempatan untuk berlari sudah tertutup dan sangkar burung itu terbuka. Membuat burung itu seperti yah merasa senang karena bebas bergerak. Mata tajam langsung mengarah pada Haneul, seperti mendapatkan mangsa baru. Seketika tubuh Haneul membeku dan ketakutan mulai mengepung tubuh Haneul.
Seketika Haneul mencoba mengingat dan memahami nasihat ‘Fokuskan hati dan pikiran saat membaca mantra void serta tunjuk sasaran yang menjadi tujuan’.
Burung yang bernama Gladiano mulai mendekat, mengepakkan sayapnya dan Haneul semakin ketakutan. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya selain dia sendiri. Mata Haneul terpejam dan terus berusaha fokus, hingga……….
TukangBaksoCendol~