Preview Part
Burung yang bernama Gladiano mulai mendekat, mengepakkan sayapnya dan Haneul semakin ketakutan. Tidak ada yang bisa menyelamatkannya selain dia sendiri. Mata Haneul terpejam dan terus berusaha fokus, hingga……….
Story begin ~
Ditengah mata yang terpejam Haneul berulang kali membayangkan wajah kedua orangtua. Mungkin lebih banyak mengarah pada ibunya, karena dalam ingatan Haneul wajah ayahnya terlihat samar-samar. Meskipun Haneul juga pernah melihat foto-foto ayahnya terdahulu.
“Eomma.. Eomma..” panggil Haneul dalam hati.
Entah apa yang terjadi berikutnya, terlihat Haneul membuka kedua mata indahnya. Namun ada perbedaan disana, perbedaan yang bahkan terlihat sangat jelas. Kosong. Pandangan mata Haneul berubah menjadi dingin dan datar. Lalu didetik berikutnya cincin yang membawa Haneul ke Dunia itu bersinar. Dengan gerakan cepat, buku Void sudah ada ditangannya dan Haneul mengarahkan cincin itu tepat di lembar kosong yang entah dia buka sendiri.
“Aeor Suhn Fil Jarkns, Os Suhn Uriu Rad Beozus Yul Sviel, Kan Oshel Jer Isyla Undun Hagal, Beocun Ir. Explosion”
Sebuah dentuman keras terdengar sampai di Istana utama. Yah saat ini Haneul sedang berlatih di tempat pelatihan khusus yang bisa dikatakan sedikit jauh dari Istana utama. Dan sekarang suara dentuman keras bisa terdengar sampai radius beberapa kilometer. Apa yang sebenarnya terjadi ?
_#_
Pangeran Donghae kembali teringat perkataan tabib yang telah selesai memeriksa kondisi terbaru dari Kyuhyun. Hanya alergi biasa, tidak lebih. Berulang kali Pangeran Donghae berpikir apa yang membuat Kyuhyun merasakan hal itu. Selama ini Kyuhyun sangat selektif dalam menikmati makanan dan minuman. Tapi sekarang dengan tiba-tiba Kyuhyun bisa.. Ah sudahlah yang pasti sekarang Kyuhyun tidak apa-apa dan hanya butuh istirahat untuk memulihkan kondisinya. Saat ini, Pangeran Donghae ada di kamar Pangeran Kyuhyun mengamati bagaimana titik-titik kemerahan masih terlihat dikulit putih Kyuhyun.
DEBUMMM…..
Terdengar suara dentuman yang masuk ke telinga Pangeran Donghae ditengah aktivitasnya mengamati kondisi adiknya. Apakah ada serangan dari makhluk lagi seperti beberapa hari yang lalu ? pikir Pangeran Donghae
Karena dilingkupi perasaan ingin tahu yang besar, Pangeran Donghae segera berlari keluar mencari Tetua. Menanyakan situasi Kerajaan saat ini. Ditengah lorong Pangeran Donghae berpapasan dengan Pangeran Sungmin dan Pangeran Eunhyuk. Mungkin keduanya sama penasaran dengan suara dentuman keras tadi.
_#_
Burung Gladiano itu sudah tekapar tak berdaya setelah mendapat, mungkin bisa dikatakan seperti bom besar yang muncul dari cahaya terang. Sebuah cahaya muncul setelah Haneul selesai merapal beberapa mantra Void. Kondisi Haneul baik-baik saja, meskipun pandangan matanya masih terlihat sama. Kosong.
Tetua segera membuka pintu itu dan terkejut melihat asap yang mengepul memenuhi ruangan. Darimana munculnya asap itu ? Dilihatnya Haneul yang terdiam dan memegang buku Void. Seakan semua pertanyaan sudah terjawab. Gadis itu, pasangan dari Pangeran Kyuhyun telah menggunakan kekuatan The Void, yang pernah berjaya dimasa dulu. Tapi ada yang mengganjal disini, mengapa sedari tadi Haneul masih diam. Hingga….
“Haneul.. Haneul” Pangeran Donghae memanggilnya dan Haneul seperti kembali merasuki kesadarannya. Mata gelap tadi berubah menjadi binar-binar cahaya. “Apa yang ----?” Haneul seketika melihat burung yang tadi hendak memangsanya, berubah tergelatak tak berdaya disudut ruangan itu.
Haneul langsung ambruk, kakinya serasa lemas dan dia tidak mampu menopang tubuhnya lagi. Semua yang ada disana berhambur mendekati Haneul. Khawatir dengan kondisi Haneul.
Disudut tergelap, terlihat seseorang yang tersenyum miris melihat apa yang baru saja. Kekuatan sang legenda telah bangkit kembali melalui tubuh lemah seorang yeoja. Dengan pejaman mata, orang itu langsung menghilang.
_#_
Semua terasa gelap, tidak ada satu tempatpun untuk Haneul bernaung. Meringkuk sendirian sambil menangis, berharap semua akan baik-baik saja. Walaupun sebenarnya hati kecil yang berkhianat mengatakan semua akan berakhir. Haneul tidak akan bisa kembali bertemu dengan Eomma tercintanya, tidak bisa bertemu dengan sahabatnya, Yura. Bagaimana kabar gadis bermulut pedas yang tetap menjadi sahabat setia dari Haneul. Hanuel merasa lelah, dia seperti sedang dipermainkan dalam dunia yang menurutnya tidak jelas asal-usulnya. Ditengah kegelapan, Haneul tanpa henti bergumam. Entah menyebut eommanya, sahabatnya atau mungkin 3 kata sederhana yaitu ‘Aku ingin hidup’. Keputus asaan mulai merebak bahkan hampir melingkupi hati dan pikiran Haneul.
“Kau berhasil” suara asing tiba-tiba hadir bagaikan seteguk air di padang pasir. Haneul tersenyum miris, siapa ? siapa suara baik hati yang berusaha menghiburnya.
“Aku tidak sedang menghiburmu, tapi aku memuji keberhasilanmu” Skak mat! Suara itu bahkan membaca pikiran Haneul dengan tepat.
Dengan perlahan Haneul mendongak mencari tahu siapa yang telah membuat hatinya sedikit damai. Rasanya suara itu terasa familier di telinganya. Mungkinkah dia kerabat Haneul atau bahkan salah satu Pangeran dari Kerajaan Albian. Oh menyebut kata Pangeran, Haneul langsung teringat dengan Pangeran Kyuhyun. Mungkinkah dia ?
“Tidak, sayang. Aku bukan dia” lagi. Suara itu mengetahui apa yang berkecamuk dalam pikiran Haneul”Tenang saja. Semua akan baik-baik saja. Ini hanyalah percobaan pertama untuk mengenal dirimu dan kekuatan itu agar lebih jelas” tambah suara itu.
“Siapa ?” suara serak Haneul seperti menandakan betapa gadis itu menghabiskan banyak air mata untuk menemaninya dalam kesendirian.
Tidak ada jawaban untuk sesaat dan Hanuel menggeram kesal karena tidak melihat siapapun atau tanda apapun dari pemilik suara berat tadi. Keheningan melanda selama beberapa menit dan Haneul pun kembali meringkuk. Namun ketika Haneul ingin memeluk kedua lututnya -yang ia gunakan untuk menenggelamkan kepala dan menangis- kembali, gerakannya itu terhenti karena didepan walau masih terlihat cukup jauh. Haneul melihat seberkas cahaya, perlahan kecil namun kemudian membesar sedikit demi sedikit diikuti dengan suara tadi.
“Aku adalah kekuatanmu. Aku adalah kebahagiaanmu, sayang” suara berat khas laki-laki dewasa semakin membuat Haneul mau tidak mau yakin bahwa orang mungkin salah satu keluarganya. Tapi siapa.
Sebelum Haneul ingin menyampaikan beberapa pertanyaan, suara itu kembali berbicara. “Sekali ini aku bisa membantumu. Melindungimu. Tapi aku harap aku bisa melindungimu lagi saat waktu itu tiba” Hanuel tercekat. Apa maksud ucapan suara itu ?
“Waktu ? Waktu apa yang kau maksud ?” dengan keberanian yang telah terkumpul Haneul bertanya. Meluapkan keingintahuaan yang semakin lama membuatnya bingung. Namun tampaknya pemilik suara itu mampu mengendalikan emosi.
“Tunggulah secara perlahan” suara itu terdengar sangat tenang dan sekali lagi membuat Haneul tampak sedikit merasa aura ketenangan yang ditebarkan hanya dari suara tanpa tahu seperti apa rupa atau bentuk sang pemilik suara.
“Apapun yang kau katakan. Aku tidak mengerti” sahut Haneul sedikit ketus.
“Ya. Aku tahu dan aku tidak bisa membunuh rasa keingintahuanmu itu,sayang” sebenarnya apa yang ingin suara itu sampaikan kepada Haneul. Entahlah bahkan Haneul hanya bisa pasrah ditengah semua perasaannya bercampur –ketakutan, keingintahuan, marah atau bahkan kecewa dan kesal-.
Haneul merasa benci pada kelemahannya, walaupun sebenarnya dia merasa sedikit tersanjung dengan buaian-buain kata dari para Tetua di Istana bahwa Ia memiliki kekuatan terkuat dan langka yang ada di dunia itu. Tapi semuanya bagai debu atau mungkin embun di pagi hari yang apabila sang raja singa menunjukkan kekuatannya maka embun itu akan menguap –menghilang tanpa jejak-
Namun ketika Haneul sedang merasa berkecamuk dengan pikirannya, suara itu kembali terdengar. “Pejamkan matamu dan percayalah bahwa kau akan kembali. Semua akan baik-baik saja. Tidak ada luka dan kali ini aku membantu…….memulihkanmu” suara itu begitu lembut dan seolah-olah menghipnotis Haneul. Sedikit demi sedikit mata itu terpejam dan napas Haneul mulai terlihat teratur. Seakan apa yang dirasakan tadi hanya mimpi buruk.
Pelan tapi pasti. Haneul merasa tubuh mungilnya dilingkupi selimut hangat, seolah selimut itu memberi kekuatan kembali bagi Haneul. Secercah cahaya terlihat membuat sebuah portal yang tersedia untuk Haneul. Dengan mata terpejam dan dengan gerak tubuh yang perlahan, gadis itu bangkit menuju portal. Dan sedetik kemudian Haneul seperti ditarik untuk lebih masuk ke dalam portal itu.
“Haneul”
Setelah merasa terombang-ambing ditempat yang tidak pasti, Haneul mendengar seseorang memanggilnya. Suara itu terdengar sedikit marah dan kesal. Bahkan menyebutkan nama Haneul terdengar kasar. Walaupun masih lemah Haneul berusaha membuka kedua mata. Berat. Rasanya kedua bola mata indah Haneul enggan untuk terbuka, namun tidak menyerah sedikit memaksa dan akhirnya sedikit demi sedikit cahaya kehidupan dapat dia temukan. Saat pandangannya jelas mata indah Haneul langsung bertatapan dengan mata keperakan yang sedikit menggelap karena kesal. Kesal ?. Apa yang membuat pemilik mata itu kesal. Haneul yakin mengenali mata keperakan yang mulai berubah sejernih air kolam saat melihat Haneul sadar.
“Pangeran….Kyu…Hyun” lirih Haneul. Haneul mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ah ini di kamarnya batin Haneul tenang. Disamping tempat tidurnya terlihat Pangeran Donghae, Pangeran Sungmin, Siesta dan Pangeran Eunhyuk sambil menggendong Choco, tentu saja. Mereka terlihat seperti patung yunani dan detik berikutnya tubuh mereka lebih rileks tenang setelah melihat Haneul mengedipkan mata beberapa kali.
“Haneul. Kau sadar” Siesta segera menghambur kepada Haneul. Memberi pelukan hangat, pelukan pertemanan.
“Berapa hari aku pingsan ?” tanya Haneul sambil membalas pelukan Siesta. Pangeran Kyuhyun yang duduk ditepi tempat tidur langsung bangkit. “Kau beruntung hanya melewatkan waktu 2 hari” tukasnya.
“Ya dan sekarang waktunya sang Pangeran yang juga sedang sakit kembali ke kamarnya untuk istirahat” sahut Pangeran Donghae. Pangeran Donghae segera mendorong Pangeran Kyuhyun keluar dari kamar Haneul.
Keheningan melanda sejenak dan seolah tersadar Pangeran Sungmin dan Pangeran Eunhyuk mengusap tengkuknya pelan. “Ah sebaiknya aku memanggil penyembuh kemari untuk mengetahui kondisimu” kata Pangeran Sungmin.
“Dan sebaiknya aku memberi waktu untuk kalian berdua melepas rindu. Ayo, Choco kita berlatih” timpal Pangeran Eunhyuk.
Haneul dan Siesta saling mengalihkan pandangan mereka. Ketika terdengar pintu kamar Haneul tetutup, mereka tertawa bersama. Melihat tingkah aneh para Pangeran membuat mereka menahan tawa. Bagi Haneul itu hal lucu yang didapat ketika membuka mata, sedangkan Siesta merasa ini hal yang patut dia ingat selama bekerja disini melihat Tuannya bersikap gugup dan melarikan diri.
“Ah, Haneul. Kau tahu, betapa dirimu sangat hebat membuat Pangeran bertindak diluar kewajaran mereka” Siesta membuka suara untuk sedikit menghilangkan tawa gelinya.
“Benarkah ?” tanya Haneul dengan penasaran. “Ya, terlebih lagi Pangeran Kyuhyun. Saat mengetahui kau pingsan karena percobaan para Tetua. Dia marah besar dan menungguimu hingga sadar” jujur Siesta. “Betapa Pangeran Kyuhyun mengkhawatirkan dirimu membuatku iri” tambah Siesta.
“Itu tidak mungkin” Haneul membalas singkat. Saat ini Haneul merasa kembali sehat dan sedikit kuat. Apa mungkin berkat suara di kegelapan yang hadir dalam mimpi atau pikiran Haneul selama dia pingsan. Entahlah yang jelas Haneul mendapat kesempatan untuk kembali ke dunianya nanti, meskipun harus terlebih dulu membantu Pangeran Kerajaan Albian.
Saat Haneul ingin bercerita banyak kepada Siesta, suara ketukan pintu membuyarkan semuanya. Seorang penyembuh telah datang sesuai perkataan Pangeran Sungmin tadi. Siesta pamit pergi untuk mengerjakan tugasnya kembali. Penyembuh itu melakukan tugasnya dan memberi sedikit nasihat untuk Haneul agar dia lebih banyak beristirahat. Seketika Haneul kembali tenggelam dalam mimpi indahnya setelah penyembuh itu pergi meninggalkannya sendiri.
_#_
Kerajaan Gartian~
Siang hari di Kerajaan Gartian tampak lebih tenang dan santai, beberapa Pangeran baru saja selesai menjalani sesi latihan mereka. Pangeran Siwon dan Pangeran Ryeowook tengah berjalan di sepanjang koridor Kerajaan, mereka baru saja menemui pasangan mereka. Dan terlihat berbicara serius membahas sesuatu yang terlihat penting.
“Sudahlah Ryeowook, dia akan terlihat cocok dengan pakaian yang panjang dan sedikit tetutup” tukas Pangeran Siwon. Pangeran Ryeowook terperangah dengan ucapan Pangeran Siwon. Apa maksudnya itu ?
“Aku tidak mau, hyung. Dia terlalu istimewa” balas Pangeran Ryeowook.
“Aku tahu, maka dari itu kita harus memunculkan sifatnya polos dan anggun dari dirinya. Kemudian saat pertarungan dibalik keanggunannya, dia akan mematikan dengan kekuatannya” ah, apa saat ini Pangeran Siwon yang tampan nan gagah sedang membicarakan tentang keanggunan. Pangeran Ryeowook hanya menggelengkan kepalanya.
Saat Pangeran Ryeowook ingin membalas ucapan Pangeran Siwon, tiba-tiba muncul sosok lain dibelakangnya. Pangeran Kibum. Sepertinya Pangeran termuda dari Kerajaan Gartian ini sedang melakukan tindakan yang tidak baik. Menguping pembicaraan orang lain. Pangeran Siwon juga merasakan tidak nyaman dengan kehadiran Pangeran Kibum dibelakang mereka.
“Ryeowook, mari kita ke perpustakaan Kerajaan. Kita harus menemukan bahan referensi untuk latihan besok” percobaan pengalihan dilakukan oleh Pangeran Siwon. “Kau benar, hyung. Ayo kita kesana” desak Pangeran Ryeowook.
Mereka berdua segera mengambil langkah cepat untuk menjauh dari Pangeran Kibum, sehingga tanpa sadar mereka telah sampai di depan perpustakaan. Perpustakaan itu memliki berbagai jenis buku dan umur buku-buku itu ada yang hampir mencapai berabad-abad. Di dalam perpustakaan rak-rak disana tinggi menjulang dan tidak hanya satu bahkan puluhan. Tapi, entah mengapa buku apa yang dicari pasti segera dapat ditemukan dengan cepat.
Setelah merasa aman, keduannya memasuki perpustakaan sambil sesekali mengatur napas karena sedikit berlari saat perjalanan kemari. Di dalam perpustakaan tidak hanya terdapat buku-buku kuno melainkan juga beberapa rak botol wine yang siap untuk dinikmati oleh Pangeran Kerajaan. Pangeran Siwon dan Pangeran Ryeowook mencari tempat duduk yang nyaman dekat dengan perapian, walaupun perapian itu sedang tidak dinyalakan. Mereka meminta pelayan di perpustakaan untuk menyiapkan wine sebagai teman bicara mereka nantinya. Disamping itu ada sosok yang tetap mengintai kedua Pangeran itu disudut kecil yang tersembunyi ………….
TukangBecakCucok ~