Baekhyun POV
Dosen mulai menanyakan tugas yang diberikan apakah sudah selesai diselesaikan atau belum. Aku bisa melihat wajah Kai,Chanyeol, dan lainnya panik karna tidak tahu tugas nya dikerjakan atau tidak oleh suruhan yang mereka suruh.
Aku tersenyum melihat wajah-wajah mereka. ingin sekali aku tertawakan.
"Baekhyun, kau sudah mengerjakan ?." Tanya Dosen
"Sudah, seongsaenim." Aku mengangguk yakin dan memberikan buku tugasku. Dosen tentu saja tersenyum melihat buku ku.
"Perfect! A+ untukmu Baek, sehabis pelajaran kau ikut denganku ke ruangan, oke ?."
"Gamsahamnida, ne aku akan kesana nanti."
"Dan kalian....mana tugas kalian ?." Tanya Dosen ke The Wanted.
"Seongsaenim...." Belum sempat Kai bicara, dosen itu sudah memasang wajah killer.
"Cepat berikan buku kalian, sekarang." Aku khawatir melihat mereka, Chen memberikanku isyarat untuk menolong mereka.
"Seongsaenim... tugas mereka ada padaku."
"Baekhyun... kau.. tidak mengerjakan tugas mereka kan ?."
"Hmm.. aniya, kemarin mereka mengerjakan bersama denganku, lalu mereka pergi begitu saja karna ada keperluan mendadak, jadi mereka lupa membawa bukunya masing-masing. Jangan hukum mereka." Jawabku dengan nada meyakinkan.
"Biar kulihat." Aku memberikan buku-buku The Wanted. Aku melirik kearah mereka, Kris menatapku dan Emm.. Chanyeol sepertinya begitu, aku langsung mengalihkan pandanganku.
"Kau ini.... bagaimana ada orang sebaik kau yang mau membantu mereka mengerjakan tugas, baiklah.. kalian silahkan duduk dan dibebaskan dari hukuman, tapi kalian tetap tidak bisa absen kelas karna akan kutulis alpha."
"Yes, wohooo." Kata mereka serempak.
"Gamsahamnida, seongsaenim, aku akan belajar lebih giat lagi." Kata Kai yang aku tahu itu adalah ucapan basa basi. aku tersenyum kecil dan kembali duduk di bangkuku. Mereka berjalan begitu saja melewatiku
"Mereka tidak tahu terima kasih." Kata Lay kesal.
"Kenapa kau tidak bilang saja mereka memintamu untuk mengerjakan tugasnya ?." Protes Tao.
"Ck. Kau terlalu Baekhyun." Kata Dio dingin.
"Ya !!, kenapa hanya aku yang diceramahi, Chen juga melakukannya." Protesku karna mereka semua memarahiku.
"Chen kau juga !!." Jawab Dio, Tao, Lay bersamaan. Chen hanya memasang wajah polos sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
Dan saat sedang bercanda, segumpal kertas yang diremas menjadi bulat jatuh didepan mejaku. Aku kaget dan melihat kearah siapa yang melihat, ternyata The Wanted. mereka melihat kearah ku dan The Boys.
"Ige mwoya ?. Yeoro palli Baekhyun." Kata Tao
"Chankam." Kataku dan membuka bulatan kertas itu. dan isinya adalah gambar 6 laki-laki yang sudah pasti The Wanted dengan kata :
"Big Thanks for you Byun Baekhyun, the boy who most smart in our collage, not bored if we want you for did homework again !!, Thanks, dude."
"Oh men... enak sekali mereka bicara seperti itu." Rutuk Tao.
"Woahh... mereka memang tidak tahu rasa terima kasih yang baik." Kata Lay
"Rasanya ingin melempar panci dan kompor kearah mereka." Kata Dio sambil membelalakkan matanya.
"Baekhyun, otthe ?." Tanya Chen. Aku hanya melihat isi pesan itu dan meremas kertas itu dan membuangnya ke kolong meja. Aku menatap The Wanted dengan tatapan kesal. Kai hanya tersenyum manis menampakkan sisi devil angle nya yang sangat membuatku muak.
"Aku akan menolaknya." Jawabku singkat dan kembali fokus ke pelajaran.
"Good boy, aku akan disampingmu kalau mereka mengajak perang." Kata Lay.
"Gomawo, lanjutkan pelajaran.."
Yura POV
St. Mary Hospital, Seoul*...
Aku berdiri dan mondar mandir saat menunggu didepan ruang UGD saat tahu Sojin eonnie jatuh kata Minah cukup parah. Aku sangat khawatir, bagaimana tidak, dia leader kami dan tentunya eonnie kami semua.
"Tenanglah, Sojin pasti baik-baik saja."Kata Manajer yang merangkul kami semua. Aku menangis membayangkan dan merasakan kesakitan yang dirasa Sojin. Aku langsung teringat Baekhyun dan berusaha menelfonnya.
Tidak diangkat...
Aku coba ulang menelfonnya...
Tidak diangkat...
Aish.. Baek, ni eodiga ?? Aku terus menelfonnya tapi tidak diangkat. Ah...aku ingat dan melirik jam tangan. Pantas saja tidak diangkat, dia pasti sedang dikelas. Aku menarik nafas panjang dan mengirimi pesan kalau aku sedang dirumah sakit menunggu Sojin eonnie.
.........
Baekhyun POV
Jam istirahat pun datang dan aku siap-siap untuk ke kantin dengan The Boys. Aku berdiri dan merapihkan buku-buku ke dalam tas, dan pada saat itulah The Wanted berdiri dan berjalan melewatiku. Aku melihat Kris, dia juga melihatku dan tersenyum kecil, aku membalasnya. Sesaat itu pula, Chanyeol tersenyum lebar menampakkan gigi nya kepadaku sambil melambaikan tangannya. Aku mendesis kesal. Kai berjalan dan tiba-tiba merangkul bahuku sambil tersenyum dan berbisik.
"Kami akan menunggu kalian dikantin, see you, dude." Dan kemudian mereka pergi dengan angkuh nya. Aku melempar buku ke dalam tas dan mendumel dalam hati.
"Waeyo ?." Tanya Chen.
"Ani... mereka menunggu kita dikantin nanti, nae ganda."
"Aigoo.. firasatku buruk." Kata Lay sambil memakai jaket.
"Nado." Jawab Dio dengan mata bulatnya itu.
"Dasar tidak punya kerjaan, aku kan ingin cepat pulang huh." Timpal Tao yang sangat tidak senang.
"Ni eodiya ?." Tanya Chen
"Dosen menyuruhku untuk kesana. aku duluan, kalian bisa langsung ke kantin."
"Aniya... kita akan menunggumu, kami didepan ruang dosen, oke ?." Kata Chen sambil tersenyum, aku mengangguk dan pergi.
Yura POV
Aku berdiri dengan cemas menunggu kedatangan dokter. Minah menenangkan ku sambil memegang tanganku.
"Sojin eonnie pasti baik-baik saja."
"Aku khawatir sekali." Jawabku lirih.
"Eonnie... aku ingin bertanya padamu."
"Mwoya ?."
"Kau... apakah begitu mencintai Baekhyun ?." Pertanyaan Minah membuatku heran.
"Tentu saja aku mencintainya, wae ?."
"Kau yakin akan berpacaran terus dengannya walaupun kau seorang artis ?."
"Perasaanku tidak akan berubah walaupun statusku sekarang adalah artis." Tegasku.
"Aku takut kau akan ada dalam masalah besar setelah ini, eonnie."
"Jangan berpikir seperti itu, kau hanya perlu mendukungku, arra ?." Tanyaku memegang tangan Minah erat.
"Geundae eonnie...." Dokter keluar dari ruang UGD. aku menghampirinya. manajer, Hyeri dan Minah juga..
"eottokhe uisanim ?." Tanya Manajer
"Luka nya tidak parah, hanya saja ada tulang yang retak akibat jatuh, dia harus istirahat penuh selama 3 bulan dan selama ini tidak diizinkan untuk menari atau menggunakan banyak energi dari kaki nya."
"Omoyaa... eonnie." Kata Hyeri shock.
"Eottokhe, ahjumma ?." Kata Minah yang juga khawatir.
"Baiklah, kami akan merawat Sojin dengan begitu hati-hati, gamsahamnida uisanim." Dokter tersenyum dan pergi.
"Ahjumma, bukankah kita ada fanmeet dan showcase setelah ini ? Bagaimana dengan Sojin eonnie nanti ?." Tanyaku.
"Mau bagaimana lagi ? Schedule tidak bisa diubah dan mau tidak mau Sojin akan absen. Kalian bertiga yang akan datang."
"Haahh..." Kami semua serempak untuk tidak begitu excited mengerjakan tugas hanya bertiga. Kami masuk keruangan dan bertemu Sojin.
"Mian, ini karna kecerobohanku." Sojin begitu sedih sambil memeluk manajer
"Gwencanha, semua akan baik-baik saja, netizen sudah tau kalau kau sakit, aku pun tidak bisa berbuat apa-apa."
"Aku pasti akan sedih dan menyesal sekali karna tidak ikut showcase dan fanmeet nanti."
"Sudahlah, yang terpenting adalah kau harus sembuh total, jangan memaksakan diri sendiri, arraseo ?."
"Ye, ahjumma."
"Eonni fighting, kau pasti sembuh." Kata Hyeri sambil memeluk Sojin. Minah dan aku pun membalas memeluk Sojin.
Aku kembali berpikir tentang apa yang dikatakan Minah tadi. Aku keluar dan menelfon Baekhyun.
"Yoboseyo ?." Terdengar suara disebrang sana.
"Ne, ada apa ?." Suara Baekhyun seperti berbisik. Ah, aku tau, aku tidak bisa seenak hati menelfon Baek apalagi dia sedang ada di kampus.
"Balas pesanku sekarang, Baek-ah. kita lanjut di pesan saja. aku tutup." Jawabku.
"Ne, mian." Aku cemberut dan menunggu balasan Baek. tak lama kemudian, hp ku bergetar
"Mianhae sudah membuatmu khawatir, aku tadi dikelas dan sekarang lagi di ruang dosen, nanti aku telfon lagi, oke ? Saranghae Yura."
"Aish...." Aku hanya mendesis kesal lalu berusaha memahami Baekhyun. Aku kembali menemui Sojin.
Baekhyun POV
"Pesan terkirim" Aku menutup hp ku dan masuk ke ruangan Dosen.
"Permisi sir."
"Ah, Baekhyun, silahkan masuk." Aku tersenyum dan duduk didepan meja dosen.
"Baekhyun, jadi begini..."
"Ne."
"Rektor menemuiku kemarin sore dan berbicara sedikit masalah pribadi kepadaku dan ini berkaitan denganmu."
"Naega ? Mwoya ?."
"Kau tau anak rektor kan ? Kemarin rektor bercerita tentang kehidupan anaknya dan dia semakin mengeluh karna sebagai ayah, dia kurang begitu baik dan memperhatikan kinerja belajar anaknya. Dia mendengar kalau kau adalah mahasiswa terpintar di kampus ini..."
"Chanyeol.... jangan-jangan.." Kataku dalam hati yang mulai merasakan firasat tidak enak.
"Rektor memintaku untuk berbicara padamu agar kau mau menjadi guru pribadi anaknya, Park Chanyeol."
"Shit men...." Rutukku dalam hati kesal.
"Sir, aku tidak..."
"Aku tahu kau pasti sibuk dan agak sulit, tapi rektor telah mempercayakan anaknya padamu dan memintamu untuk mengajari dia banyak hal. Lebih baik lagi kau menjadi teman dekatnya karna dia anak satu-satunya dirumah dan mungkin dia kesepian. Rektor akan menjanjikan karir yang bagus untukmu nanti dan tentunya beasiswa mu akan dinaikkan jumlahnya, ah ini hanya kau dan aku yang tahu. Kau mau kan ? Jebal.. tolonglah rektormu."
Aku diam...
Kenapa anak rektor harus Chanyeol dan kenapa harus aku yang menjadi guru privat nya. Hancur sudah masa depanku bergabung dengan The Wanted itu. Aku menarik nafas panjang.
"Akan kupikirkan dulu, sir."
"Baiklah.. aku akan memberimu waktu, Kuharap jawabanmu itu iya." Aku tersenyum dan pamit keluar. Aku keluar dengan wajah datar. Chen merangkul ku.
"Kajja, aku sudah lapar." Aku mengangguk. Saat kami berjalan, Luhan berlari tanpa kendali dan alhasil menabrakku dan Chen.
"Aigoo.. aku mencari kalian dimana-mana, aku kira kalian masih dikelas... huh hah huh hah..." Luhan mengatur nafas nya yang tidak beraturan.
"Aish... kajja, kita ke kantin."
"Guys, ada The Wanted disana." Kata Luhan. Kami semua termasuk aku menampakkan senyum sini ke Luhan dan membuat Luhan tidak mengerti namun sebelum Luhan ingin berbicara, Lay langsung merangkul Luhan pergi ke kantin.
Canteen*..
Chanyeol POV
Rasanya senang sekali bisa duduk berduaan lagi dengan Kai. Kali ini Sehun dipaksa duduk oleh Xiumin. Sehun kesal dan hanya memasang wajah cemberutnya itu. Aku berdiri mengambil makanan, Kai mengikutiku.
"Kau mau makan apa ?." Tanya Kai.
"Hmm... aku mau sup."
"Sini... aku yang ambilkan, kau duduk saja disana, anggap saja ini sebagai tanda maafku."
"Aniya... aku bisa sendiri." Jawabku dengan penuh alibi.
"Kubilang biar aku saja." Kai memegang tanganku untuk mengambil sendok sup. Aku kaget.
"Aku saja.." Kataku tidak mau kalah. Kami sekarang berebut sendok. Kuharap ini berlangsung lama agar aku bisa menyimpan moment romantis ini. Tapi hal itu terpatahkan saat Sehun merangkul Kai dan merebut sendok sup nya. Heol !!!!
"Jangan berbuat hal yang tidak penting, kajja, ada makanan baru, kau pasti suka." Sehun mengajak Kai pergi. Aku menatap Sehun dengan tatapan sejuta kekesalan. Sehun melirik kearahku dan hanya tersenyum sinis. SEHUN YOU SUCK !!! Aku mengambil makanan dengan kesal dan berjalan cepat.
Aku duduk dan terus mendumal dalam hati sambil melihat kedekatan Sehun dan Kai didepan sana. Kris yang duduk disampingku berbisik.
"Jangan cemburu disini."
"Ya !!." Aku menatap Kris dengan kesal tapi Kris hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Mwo ?." Tanyanya.
"Ani... aku hanya kesal, siapa bilang aku cemburu."
"Kau memang tidak pandai berbohong dan juga tidak peka pada perasaanmu." Kata Kris.
"Mwoyaa...." Protesku dan ingin berbicara lagi namun terhalang karna kedatangan Sehun Kai.
"Suho hyung, kau tidak makan ?." Tanya Sehun.
"Ani... aku sedang tidak lapar, nanti aku akan makan salad saja."
"Haahh... dasar orang kaya." Kata Xiumin yang masih tetap saja makan baozi kesayangannya.
Suho hanya tersenyum dengan begitu penuh karisma. Aku hanya melihat kelakuan Suho dan Xiumin sambil makan.
"Kau mau nugget ?." Tanya Kai sambil memberikan sumpit isi nugget kepadaku. Aku salah tingkah.
"Aniya.." Kai malah menyuapi nugget kepadaku. Mukaku berubah menjadi merah. Sehun menatpku tajam.
"Otthe ?." Tanya Kai.
"Mashita, gomawo." Jawabku sambil tersenyum. Kai membalas senyumanku. YES !!!!!!!!!!!!!!!
"Omoyaa... itu kan anak pintar itu.." Kata Suho.
Seketika mataku tertuju sekelompok laki-laki yang berjalan dengan lantang di sebrang sana. Aku membelalakkan mataku melihat seseorang yang berjalan di tengah-tengah layaknya Visual... siapa lagi kalau bukan Baekhyun...
Jantungku berdebar...
Nafasku tidak beraturan..
Omoyaa...
Ige mwoya...
Keringat meluncur deras ke tubuhku
Gemetar pun melanda tanganku..
Kai tersenyum dan menghampiri Baekhyun dan teman-temannya. Kris menarik tanganku dan ikut Kai.
Dan The Wanted x The Boys pun bertemu....
-tbc-