home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > TWINS

TWINS

Share:
Author : quinnara
Published : 31 Dec 2013, Updated : 12 Jan 2014
Cast : Cho Kyuhyun - Guixian Cho [Kyuhyun's Mandarin name] - Kim Cheonsa - SJ member
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |3952 Views |5 Loves
TWINS
CHAPTER 2 : Something Weird

Malam yang indah, begitu banyak bintang bertaburan di langit membuat Gui Xian berinisiatif untuk menarik kursi malasnya menuju halaman belakang. Ia pun bersandar sambil menatap langit malam dengan secangkir cappuccino hangat di tangannya, termenung memandangi langit.

“Ya!!” seru Kyuhyun. Gui Xian menolehkan kepalanya kesamping, ia melihat hyungnya tengah melakukan hal yang sama. Kyuhyun baru saja selesai mensejajarkan kursi malas miliknya dengan Gui Xian. “Apa yang sedang kau pikirkan?” Tanya Kyuhyun seraya menghempaskan tubuhnya di kursi.

Gui Xian kembali menatap langit “eobseo..” jawabnya di iringi senyuman tipis. Mereka terdiam, masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Terdengar Kyuhyun menghela nafas.

“Aku masih tidak percaya eomma dan appa telah pergi meninggalkan kita.” Kyuhyun ikut menatap langit, matanya mulai berkaca-kaca. “Kau tidak terlihat sedih saat upacara pemakaman.” Sembur Kyuhyun dengan suara parau yang agak bergetar. Namja itu sedang berusaha mati-matian untuk tidak ketahuan sedang menangis. Semilir angin malam yang lembut dan agak dingin mempermainkan rambut Kyuhyun.

Gui Xian kembali tersenyum walau ia tahu Kyuhyun tidak melihatnya, sebuah senyuman yang berbeda dari yang biasanya. Senyuman kali ini adalah senyuman kesedihan.

“Eomma meminta kita untuk menjaga noona..” ucapan Gui Xian mengambang, Kyuhyun hanya terdiam untuk mendengarkan kelanjutannya. “Jika aku menangis atau bersedih, bagaimana bisa aku akan menjaga noona yang terlihat sangat tegar tempo hari?”

Kyuhyun menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, ia semakin berusaha untuk menahan tangisannya namun ia kalah oleh perasaannya sendiri. Eomma dan appa yang sangat ia sayangi meninggalkannya tepat ketika ia menginjak usia 17 tahun. Hari dimana seharusnya ia merasa berbahagia. Samar-samar langit malam yang bertabur bintang itu melukiskan wajah eomma dan appa dimata Kyuhyun.

Gui Xian mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi, ia mengintip kerlipan bintang melalui celah jarinya lalu tersenyum. ‘Setidaknya aku masih memiliki keluarga hingga sekarang, noona, hyung..tidak seperti dulu. Aku benar-benar kesepian. Gomawo eomma, appa, kurang lebih sebelas tahun yang sangat berarti untukku.’

Kyuhyun mendesis pelan “Kau terlihat seperti orang bodoh.” Cetusnya tajam.

Gui Xian terkekeh “lalu menurutmu, apa yang harus ku lakukan untuk terlihat seperti orang pintar?” ia meletakkan cangkir cappucinonya di atas rerumputan di samping kursinya.

“Ayolah kita bertanding, kau masih punya hutang beberapa ronde denganku.” Ajak Kyuhyun.

“Aku sedang malas hyung, malam ini terlalu indah untuk di lewatkan.”

Kyuhyun mendongak kearah Gui Xian, untuk pertama kalinya Gui Xian menolak ajakan Kyuhyun. “Baiklah.” Sahut Kyuhyun singkat, nadanya terdengar kecewa. Kemudian ia bangun dari posisi duduknya dan pergi meninggalkan Gui Xian seorang diri di halaman.

---

Savior high school gempar pagi hari itu, pasalnya untuk pertama kalinya duo Cho terpisah kelas. Hari ini adalah hari pembagian kelas pasca kenaikan kelas, dan akibatnya hampir setiap siswa dan siswi memperbincangkan hal itu. Beberapa orang dengan bangganya bercerita bahwa mereka termasuk teman sekelas dari salah satu si kembar yang populer itu.

-Gui Xian’s classroom-

Hari masih terlalu pagi ketika Gui Xian tiba dikelas, ia meletakkan tasnya di meja dengan asal lalu merogoh isi tasnya dan mengeluarkan pspnya, dengan santai ia mulai duduk di bangku dan mengangkat kakinya ke atas meja.

“Chogi..jeosonghamnida..” tegur seorang yeoja.

Gui Xian menghiraukan teguran itu, ia menganggap teguran itu hanyalah angin lalu. Yeoja itu tak menyerah, ia menepuk pelan bahu Gui Xian. “Aku ingin bertanya sesuatu.” Katanya.

“Aku tidak punya waktu.” Balas Gui Xian cuek.

Yeoja itu membulatkan matanya kaget, ia mencibir pelan. Dan detik berikutnya gentian Gui Xian yang membulatkan matanya karena kaget, barang yang sedari tadi berada dalam genggamannya kini sudah berpindah tangan.

“Ya!! Kau! Beraninya!” hardik Gui Xian, sambil menurunkan kakinya dari meja, ia menatap tajam yeoja itu. “Aku sudah bilang aku tidak ada waktu. Tidakkah kau mendengarnya?”

Yeoja itu bukannya takut namun malah tersenyum usil. “hanya karena ini kau bilang kau tidak ada waktu?” ia mengamati psp putih yang berada di tangannya, “tapi dengan begini, kau jadi memiliki waktu walau hanya sebentar.”

Gui Xian melongo heran, lalu ia mengusap wajahnya “Arra..arra…apa yang kau inginkan? Memberikan surat cinta padaku? Sebaiknya segera buang ke tempat sampah sebelum aku yang membuangnya di hadapanmu.”

“Mwo? Surat cinta? Memangnya kau ini siapa? Artis?” Tanya yeoja itu polos.

“Kau tidak tahu siapa aku?”

Yeoja itu menggeleng, desahan pelan terdengar dari bibirnya. “Chogi..baiklah, aku jelaskan. Aku ini anak baru disini dan aku hanya ingin bertanya apakah ini kelas xxx? Jika saja kau menjawab dari tadi, tentunya kau sudah kembali berkutat dengan barang ini.” Yeoja itu menjelaskan seraya menyodorkan kembali psp putih milik Gui Xian, ia lalu menatap Gui Xian dengan lembut.

Mata mereka beradu, entah sejak kapan Gui Xian tidak dapat melepaskan pandangannya dari yeoja yang ada di hadapannya. Saat ini, Gui Xian mematung, bagaikan tersihir oleh tatapan lembut yang di hujamkan oleh yeoja yang mengaku anak baru di sekolah. Merasa ada yang tidak beres pada dirinya, jantungnya berdetak kencang dan perasaan hangat seperti menjalari tubuhnya dan hatinya.

“Si-siapa namamu?” Tanya Gui Xian tanpa melepaskan pandangannya dari bola mata hitam yeoja itu. Nada suaranya sangat pelan hampir terdengar seperti bisikan nafasnya seperti tercekat hingga untuk bersuara saja susah.

“Eh?”

“Namamu, siapa namamu?” kali ini Gui Xian berhasil menetralkan suaranya.

“O..aku Kim Cheonsa.” Jawabnya pendek. “Kau tidak mau ini?” ia kembali menyodorkan psp milik Gui Xian, Gui Xian menerima pspnya. Sesaat pandangannya teralih pada benda di tangannya.

“Kelas ini memang kelas xxx, selamat datang di sekolah kami.” Katanya sambil berlalu meninggalkan Cheonsa yang termangu.

-Kyuhyun’s classroom-

Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas, betapa membosankannya kelas itu tanpa Gui Xian. Ia memandangi sebuah bangku kosong di sebelahnya, harusnya itu adalah tempat duduk Gui Xian jika saja mereka sekelas lagi. Entah dengan siapa ia akan duduk bersama nantinya, yang pasti orang itu tidak akan menyenangkan bagi Kyuhyun. Tidak ada orang yang lebih menyenangkan selain dongsaengnya sendiri.

Namja berambut cokelat itu menghempaskan tasnya dengan kasar keatas meja. Ia mengeluarkan pspnya dari saku celana dan mulai bermain, menenggelamkan dirinya dalam dunianya sendiri.

Bangku sebelah yang sedikit bergeser tidak mengganggu konsentrasi Kyuhyun sedikitpun. “Oh ternyata aku duduk bersebelahan dengan sang game master.” Terdengar suara seorang namja di sebelah Kyuhyun. “Hei, Kyuhyun, aku Sungmin. Lee Sungmin.” Katanya memperkenalkan diri walaupun ia tahu ia akan di hiraukan.

Kyuhyun mengernyit ketika ia hampir kalah dalam permainan di level yang sampai sekarang tidak dapat ia selesaikan, ia selalu saja kalah dalam level itu.

“Cih, ternyata hanya segitu saja kemampuan bermainmu?” Kata Sungmin yang akhirnya sedikit menarik perhatian Kyuhyun. “Aku bisa dengan mudah menamatkannya.”

Kyuhyun terpanjat, bagaimana bisa ada orang yang lebih mahir dari dirinya dalam hal bermain game? “Jinjjayo?” Tanya Kyuhyun tidak percaya. Tanpa banyak bicara, Sungmin merebut psp Kyuhyun dan memulai permainan kembali dari awal, gerakan lincah jemari Sungmin di atas keypad psp sempat membuat Kyuhyun tercengang.

Akhirnya setelah beberapa saat bermain, seperti yang telah di ucapkan sebelumnya, dengan mudah Sungmin dapat mengalahkan musuh utama permainan. “Lihat, seperti itulah kira-kira.” Kata Sungmin sambil tersenyum, memperlihatkan ke-aegyoan yang ia punya.

Kyuhyun tertawa sinis “Kau terlalu cantik untuk seorang namja.” Ucapnya tajam yang sebenarnya adalah untuk menutupi rasa malunya. Dalam hatinya Kyuhyun tidak dapat menerima kekalahan telak yang baru saja terjadi. Ini bisa menghancurkan reputasinya sebagai seorang game master.

“Terimas kasih atas pujianmu.” Bukannya marah, namun Sungmin malah balas tertawa, ia lalu menepuk – nepuk kepala Kyuhyun layaknya menepuk kepala anak kecil. “Hati-hati, nanti kau jatuh cinta pada kecantikanku.”

---

“Noona, kau tidak kuliah?” Tanya kyuhyun. Duo Cho nampak kaget ketika pulang sekolah mereka mendapati noonanya tengah sibuk mengatur hidangan makan siang.

“Eoh, wasseo? Anniyo..noona berhenti kuliah.” Jawab Ahra santai.

“Mwo? Berhenti kuliah? Wae??”

“Aish, gantilah baju kalian dulu. Kita berbincang sambil makan.” Elak Ahra, lalu ia mengibas-ngibaskan tangannya seolah mengusir namdongsaengnya. Dengan segera duo Cho berlarian menuju kamar mereka, secepat kilat mereka berganti baju dan kembali turun kebawah.

Ahra menaikkan sebelah alisnya, ia merasa heran dengan pergerakan dua namdongsaengnya yang cepat itu. “Cepat sekali.” Gerutu Ahra.

Kyuhyun mengambil sepiring jjangmyeun jatahnya “Gui Xian-ah…” panggil Kyuhyun seraya menatap jjangmyeunnya dengan sendu.

“Nde hyung? Waeyo?”

Kyuhyun menghela nafas panjang, raut wajahnya berubah menjadi sedih “Noona ternyata sudah tidak mencintai kita lagi..ia tidak ingin melihat kita cepat-cepat berada di hadapannya.”

“YA!!! Aishh…anak ini.” Ahra mendaratkan sebuah pukulan kecil dengan menggunakan sendok di kepala Kyuhyun. Kyuhyun tertawa girang sambil meringis dan juga mengusap-usap kepalanya.

“Jadi, jelaskan pada kami noona, mengapa kau berhenti kuliah?” desak Kyuhyun tidak sabar. Ahra terdiam, ia seperti sedang memikirkan sesuatu, ia mengunyah makanannya lambat-lambat.

“Keurae..persediaan uang tabungan yang almarhum appa dan eomma tinggalkan untuk kita semakin menipis, maka dari itu aku memutuskan untuk berhenti kuliah dan hanya akan bekerja.” Jelas Ahra pelan.

“Lalu noona akan bekerja dimana?” Gui Xian angkat bicara, ia menatap noonanya prihatin. Ia merasa sangat kasihan dengan noonanya yang harus berhenti kuliah, itu berarti sama saja dengan mengubur cita-citanya untuk menjadi seorang violis terkenal.

“Aku mulai besok akan bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh sunbaeku di kampus. Kalian bersekolah dengan baik, jangan pikirkan tentang apapun. Sebentar lagi kalian akan ada ujian kelulusan kan?” Ahra melemparkan pandangannya ke kedua namdongsaengnya, menatapi mereka satu persatu. Kyuhyun dan Gui Xian menangguk bersamaan, memberikan jawaban atas pertanyaan noonanya.

“Kalian harus bisa melanjutkan  ke universitas yang bagus, Kyu, kau ingin melanjutkan kemana?”

Kyuhyun terdiam sesaat, selama ini ia memang tidak pernah sedikitpun memikirkan hendak kemana arah hidupnya selanjutnya. “Aku tidak tahu noona, belum terpikirkan olehku.” Jawabnya jujur, kepalanya tertunduk, ia merasa bersalah karena tidak pernah memikirkan masa depan hidupnya.

“Sebaiknya kau pikirkan mulai dari sekarang. Jangan segan untuk mengatakannya padaku. Lalu kau, Gui Xian?”

“Aku…” Gui Xian tercekat, ia merasa tidak tega untuk mengatakan cita-citanya yang menurutnya akan mengeluarkan banyak biaya dan hanya akan membebani noonanya. Ia menatap Ahra seolah meminta persetujuan untuk mengutarakannya. Ahra yang memahami pertanda itu hanya bisa tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. “Aku ingin kuliah kedokteran noona, tapi…”

“Kalau begitu berusahalah.” Potong Ahra dengan cepat. “noona akan mengusahakan segalanya untuk kalian, tentang biaya atau apapun juga, jangan kalian pikirkan. Belajar dan berusahalah dengan keras, arraseo?”

“Aku sudah selesai makan.” Kyuhyun menggeser bangkunya dengan kasar. “Gui Xian-ah, ayo kita bermain.”

“Nanti aku menyusul hyung, aku akan membantu noona sebentar.” Balas Gui Xian, ia mulai merapihkan tumpukan piring kotor dan membawanya kedapur utnuk dicuci.

“Emmh..noona..” panggil Gui Xian ragu ketika ia sedang memoles piring yang sudah dicuci dengan kain lap bersih.

“Nde?”

Gui Xian menghampiri Ahra yang sedang mencuci piring, ia berdiri di samping noonanya lalu menumpukan kedua tangannya pada pinggiran tempat pencucian piring. Matanya menerawang kedalam kumpulan busa yang di hasilkan oleh sabun pencuci piring.

“Seperti apakah rasanya jatuh cinta itu?”

Ahra terkekeh pelan, ia mencuci tangannya lalu menghadapkan dirinya pada adiknya. “Jatuh cinta?” Ahra mengulang pertanyaan Gui Xian, ia tersenyum menggoda Gui Xian “apakah adikku ini sedang jatuh cinta?”

Digoda seperti itu sontak membuat wajah Gui Xian memerah, pipinya bersemu hingga ia menjadi salah tingkah di depan noonanya sendiri “aish..noona-ya..jangan seperti itu…”

---

Sungmin tertawa kecil melihat Kyuhyun yang masih saja sibuk berkutat dengan pspnya, merasa di tertawakan, Kyuhyun mendengus kesal. “kau mentertawai diriku? Tertawalah sepuasnya.”

Masih tertawa, Sungmin menaikkan kedua kakinya ke atas meja dan menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku sekolah. Untungnya sekarang adalah jam istirahat hingga tidak ada guru yang memerahi ulah Sungmin. “Kau masih saja kalah?” Tanya Sungmin yang lebih terkesan seperti mengejek.

“Ck..ajarkan aku jurus rahasia yang kau gunakan waktu itu.” Pinta Kyuhyun sedikit memaksa. Ia mem-pause gamenya lalu menyerahkan psp hitamnya pada Sungmin.

“Tapi aku lapar..” Rengek Sungmin.

“Lalu apa urusannya denganku?”

Sungmin memberikan sebuah cengiran yang sulit untuk di artikan. Ia mendekatkan dirinya pada Kyuhyun “traktir aku makan, lalu akan ku beri tahu caranya.” Bisiknya di telinga Kyuhyun.

Kyuhyun mendorong kasar bahu Sungmin hingga namja dengan tingkat aegyo di atas rata-rata itu hampir saja terjungkal kebelakang. “Ya!!! Kau mau memperalatku?” sergah Kyuhyun, wajahnya merah padam menahan emosi.

Sungmin tersenyum, ia lalu berdiridan bertingkah seolah menepis debu dari seragamnya, gerakannya terlihat tenang namun mematikan. “Itu terserah kau saja, aku hanya minta itu dan kubalas dengan memberitahumu caranya mengalahkan musu utama. Tidak terlalu berat kan? Kita saling menguntungkan.”

Kyuhyun terlihat berfikir sejenak, biar bagaimanapun ia ingin sekali menamatkan game yang telah beberapa bulan ini belum juga berhasil ia taklukkan. Bahkan Gui Xian pun juga belum bisa menamatkannya. Jika nanti ia berhasil mem\nang, tentu ia dapat menyombongkan diri pada dongsaengnya.

“Baiklah, aku akan mentraktirmu makan.” Kata Kyuhyun pada akhirnya.

“Jinjjayo????” wajah Sungmin yang tadinya berwibawa berubah menjadi berseri-seri.

“Nde, tapi setidaknya kau tahu diri.”

“Satu hal lagi, aku ingin kita berteman.”

Kyuhyun  menatap Sungmin dengan garang, beraninya namja yang menurut Kyu adalah namja abnormal itu meminta hal yang tidak-tidak padanya. Bagaimana tidak abnormal? Hampir sebulan lebih mereka duduk bersama, ada saja tingkah Sungmin yang membuat Kyuhyun ingin mengikatnya, memasukkannya kedalam karung lalu membuangnya ke lautan.

Kyuhyun hanya diam, memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana lalu berjalan melewati Sungmin tanpa sepatah katapun. Dengan senyuman bahagia Sungmin mengekori Kyuhyun menuju kantin sekolah, karena bagi Sungmin, diam berarti ‘IYA.’

---

Gui Xian membawa sebuah nampan yang berisi dua mangkuk ramen  dan dua botol air mineral, setelah berjuang melewati kerumunan siswa dan siswi yang memenuhi kantin sekolah, akhirnya ia pun sampai ke sudut tempat dimana seorang yeoja telah duduk manis menunggunya.

Yeoja itu adalah Cheonsa.

“Jadi, bagian mana yang kau tidak mengerti?” Tanya Gui Xian pada Cheonsa, ia meletakkan semangkuk ramen dan sebotol air di hadapan yeoja yang sedari tadi memasang wajah letih. Gui Xian sedikit menggeser bangku untuk dapat duduk di sebelah Cheonsa.

Cheonsa mengetuk-ngetukkan pulpennya di meja kantin. “aaaah…aku menyerah.” Keluhnya sambil menggaruk hidungnya. “berfikir seperti itu membuatku lapar.” Cheonsa melirik ramen yang ada di hadapannya, kepulan asap dari ramen yang masih panas begitu menggugah selera makan Cheonsa.

“Kau bisa gendut jika tiap kali kau berfikir lalu kelaparan dan makan.” Celutuk Gui Xian yang sudah makan lebuh dulu. Cheonsa mengerucutkan bibirnya.

Dari kejauhan, Kyuhyun datang bersama Sungmin. Kyuhyun melihat dongsaengnya yang sedang asyik makan, sebuah ide konyol terlintas di benaknya. Kyuhyun berlari kencang kearah Gui Xian lalu menepuk punggungnya dengan keras hingga membuat Gui Xian tersedak.

“Kau mencoba membunuhku hyung?” Canda Gui Xian seraya meneguk air minumnya.

“Di sini masih ada bangku kosong? Boleh kami bergabung?” Tanya Kyuhyun tanpa menghiraukan candaan Gui Xian.

“Tentu saja hyung,,”

Kim Cheonsa menatap Kyuhyun lekat-lekat, ia memang telah mengetahui bahwa Gui Xian memiliki kembaran, tapi baru kali ini ia melihat kembarannya secara langsung. Dalam hatinya, yeoja itu berdecak kagum, Kyuhyun tak kalah tampan dari Gui Xian, kedua anak kembar itu memang seperti memiliki pesonanya masing-masing. Tapi entah apa, ada yang membedakan antara Gui Xian dan Kyuhyun di hatinya.

Gui Xian juga melakukan hal yang sama dengan Cheonsa, tentu saja dengan pemikiran yang berbeda. Ia menatap hyungnya karena heran sekaligus kaget, baru kali ini ia melihat hyungnya dapat berbincang akrab dengan orang lain selain dirinya. Bahkan sesekali canda dan tawa  hadir di sela obrolan seru mereka, seolah mereka melupakan bahwa ada dua orang lagi di hadapan mereka.

“Hyung, errh…nugu?” Gui Xian memotong obrolan Kyuhyun dan Sungmin, ia merasa penasaran dengan Sungmin yang tidak di kenalnya sama sekali.

“Oh, aku Sungmin.” Sahut Sungmin sebelum Kyuhyun sempat membuka mulutnya. Senyuman manis terkembang di bibirnya “Aku yang akan menggantikan posisimu.” Canda Sungmin sambil tertawa. Tapi Gui Xian menaruh kecurigaan yang besar pada tawa aneh Sungmin, ia merasa seperti menangkap suatu maksud dari ucapan Sungmin barusan.

“Ya!! Apa-apaan kau itu?” tawa Kyuhyun m,eledak menanggapi ocehan Sungmin.

“Huh, benarkah kau akan menggantikanku hyung?’ Gui Xian bersungut, pura-pura marah.

“Aigoo, kau ini, tentu saja tidak. Lalu…itu..” Kyuhyun mengalihakn pandangannya pada Cheonsa.

“Ah, dia..” Gui Xian menatap Cheonsa lalu mengusap pucuk kepala Cheonsa. “Dia temanku.”

Tanpa diminta, Cheonsa langsung mengulurkan tangannya pada Kyuhyun, awalnya Kyuhyun nampak kaget. “Kim Cheonsa.” Ujarnya ramah memperkenalkan diri.

Dengan ragu Kyuhyun membalas uluran tangan Cheonsa, merekapun berjabat tangan. “Cho Kyuhyun.”

Tanpa mereka sadari, ada dua pasang mata yang menyaksikan adegan itu dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

[TBC]

---

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK