“Noona..noona” Suara berat Kyuhyun menggema di seluruh ruangan. Dengan tergesa – gesa Ahra menghampiri Kyuhyun yang baru saja pulang dari sekolah, bahkan Kyuhyun masih melepas sepatunya ketika Ahra tiba di hadapannya.
“Kenapa kau berteriak seperti itu?” Ahra menaikkan intonasi suaranya, kedua tangannya terlipat di depan dadanya. Tapi kemudian matanya terarah pada sosok namja yang berada di belakang Kyuhyun, seorang namja yang asing bagi Ahra. “Nugu?” Tanya Ahra pada Kyuhyun.
“Dia teman sekelasku noona.” Jawab Kyuhyun seadanya seraya menarik tangan Sungmin untuk menggiringnya masuk ke dalam rumah. Begitu Sungmin berjalan tepat di depan Ahra, ia menghentikan langkahnya.
“Annyeonghaseyo noona, Lee Sungmin imnida.” Katanya memperkenalkan diri, ia juga membungkukkan badannya dengan sopan sambil melempar senyuman terbaiknya pada Ahra.
“Eoh, annyeong Sungmin-ah, silahkan masuk.” Balas Ahra, sesaat noona dari duo Cho itu menaruh simpatik pada Sungmin, entah karena senyuman yang di berikan oleh Sungmin atau karena wajah aegyonya. Ahra pun membalas senyuman Sungmin.
“Kamsahamnida noona…” Sungmin memegang tali tasnya lalu berlari kecil menyusul Kyuhyun yang sudah hampir naik ke tangga.
“Noona, tolong siapkan snack, aku mau main.” Titah Kyuhyun sebelum akhirnya pintu kamar tertutup.
Ahra mengerutkan dahinya, ia lalu berjalan pelan menuju dapur dan menyiapkan beberapa potong kue cokelat dan dua gelas ice lemon tea dengan pikiran yang melayang – laying. Ternyata terpisah kelas membawa dampak yang cukup besar bagi adiknya. Terbukti dengan ini, hampir lebih dari sebelas tahun, Kyuhyun tidak pernah memiliki teman lain selain Gui Xian. Dan sekarang adalah sebuah perkembangan yang cukup pesat, Kyuhyun mengajak seseorang ke rumah.
Tanpa Ahra sadari, Gui Xian telah sampai di rumah, ia membuka pintu rumah dengan pelan. Mendengar bunyi dentingan di dapur, namja berambut hitam itu melenggang masuk menuju dapur, Gui Xian menepuk bahu Ahra dengan pelan. “Noona?” tegur Gui Xian.
Ahra sedikit terlunjak, ia menoleh ke samping dan paras tampan yang lembut milik Gui Xian berada di hadapannya. “ah…wasseo? Kau mengagetkanku.”
“Apa yang kau lamunkan noona?” ia menatap noonanya dengan intens. “Ah, itu sepatu siapa?” Tanya Gui Xian yang teringat akan sepasang sepatu yang asing baginya di depan pintu masuk.
“Itu sepatu milik Sungmin, temannya Kyuhyun. Kau mengenalnya?” Ahra balik bertanya sambil menempatkan hidangan yang di pinta oleh Kyuhyun diatas nampan.
Gui Xian tak langsung menjawab, ia mencuci tangannya terlebih dahulu dan mengambil sebotol air dingin dari kulkas setelah ia mengeringkan tangannya. Perlahan namun pasti, Gui Xian membuka tutup botol air tersebut, Ahra pun menunggu jawaban Gui Xian. “Nde..” jawabnya pendek kemudian menenggak airnya.
Ahra mendengus kesal, ia merasa di permainkan oleh adiknya sendiri. Beberapa menit menunggu namun hanya jawaban yang singkat yang ia terima.
“Ah, noona..” panggil Gui Xian yang membuat langkah AHra di depan pintu dapur terhenti. Ia menghampiri noonanya dan mengambil nampan yang ada di tangan Ahra. “Biar aku saja yang mengantarkannya.” Tanpa menunggu persetujuan dari Ahra, Gui Xian telah berjalan melewatinya.
---
Kyuhyun mencoba menekan tombol – tombol pada stick PSnya. Sesuai janji Sungmin padanya, Sungmin akan mengajarkan bagaimana cara mengalahkan musuh utama dari game yang belum bisa ia tamati sebelumnya.
“Ya!!! Minnie-ah, kenapa aku masih saja kalah?” gerutu Kyuhyun, ia mendengus dan melempar stick PSnya kesembarang arah. Wajahnya menampakkan kekesalan yang teramat sangat dalam.
Sungmin memperhatikan tingkah Kyuhyun yang seperti anak kecil itu, ia tersenyum lalu mengusap – usap kepala Kyuhyun mencoba untuk menenangkan temannya. Sesekali Sungmin terkekeh melihat bagaimana lucunya wajah Kyuhyun yang sedang merajuk seperti sekarang. “Kau hanya kurang cepat menekan beberapa tombol.” Jelas Sungmin.
Sungmin memang melihat dengan mata kepalanya sendiri, terkadang ada beberapa tombol yang kurang cepat dipijat oleh Kyuhyun hingga mengakibatkan ia sudah terserang lebih dulu.
Tok..Tok..Tok.. suara ketukan di pintu kamar membuat Sungmin dan Kyuhyun menoleh secara bersamaan. “Masuk.” Ujar Kyuhyun.
Gui Xian membuka pintu kamar, lalu ia masuk dengan senyuman yang terkembang di bibirnya, ia meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja kecil. “Kalian bermain tidak mengajakku? Curang sekali.” Keluh Gui Xian.
“Wasseo?” Tanya Kyuhyun basa – basi, Kyuhyun menggeser sedikit posisi duduknya yang agak mepet dengan Sungmin, ia memberi ruang yang cukup diantara dirinya dan Sungmin untuk Gui Xian duduki.
“Kalian tidur sekamar? Sungguh menarik.” Puji Sungmin, matanya mengelilingi kamar, memperhatikan setiap barang yang ada di kamar duo Cho tersebut dengan detail. Walaupun setelahnya Sungmin dapat menarik kesimpulan bahwa seluruh barang yang ada di kamar ini adalah sama. Hanya saja berbeda warna antara putih dan hitam.
Seperti masuk ke sebuah ruangan yang di huni oleh separuh malaikat dan separuh evil.
“Ini pertama kalinya ada orang lain yang masuk ke kamar kami selain noona kami sendiri.” Ucap Gui Xian tajam namun nadanya tetap tenang, membuat Sungmin mengalihkan pandangannya dari barang – barang di kamar menjadi menatapnya.
Sungmin menyeringai, memperlihatkan deretan gigi kelincinya. “Kalau begitu, aku adalah tamu kehormatan.” Katanya dengan nada bangga.
“Sangat terhormat, hyung.” Balas Gui Xian penuh penekanan.
“Mwo? Hyung?” Kyuhyun terlihat bingung, suaranya sedikit tersendat entah mengapa. Lalu ia meraih gelas ice lemon tea-nya dan meminumnya hingga separuh.
Gui Xian tertawa kecil. “Keurae, bagaimana bisa yang harusnyakau sudah duduk di bangku kuliah tapi masih sekelas dengan kami?” cibirnya.
Sungmin mendesah pelan, wajahnya merah padam. “Kau mengetahui tentang diriku?” tanyanya hati – hati.
Gui Xian mengangguk saja. “Tapi tidak semuanya, aku hanya tahu itu.” Sergahnya meralat kata – kata yang terlontar dari mulutnya sendiri. Gui Xian mengambil bantalnya dari kasur dan memeluknya.
“Ternyata kau bodoh sekali, hanya pintar bermain game saja.” Celutuk Kyuhyun spontan. “ahahaha…tak ku sangka.” Kyuhyun tertawa mencibir.
Sungmin tersenyum miris, “aku pindahan dari Amerika, bahasa Koreaku dulu tidak begitu bagus hingga aku tidak bisa menangkap pelajaran dengan baik.” Sungmin mencubit hidung Kyuhyun pelan. “Kau jangan men-judge ku tidak jelas jika kau belum mendengar yang sesungguhnya.”
“Aishhh…apa – apaan kau!!” keluh Kyuhyun, ia menepis tangan Sungmin dari hidungnya.
“Jadi itu sebabnya aku tinggal kelas.” Cerita Sungmin seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, kemudian tangannya pun jahil mencubiti hidung Kyuhyun yang di iringi teriakan kesal dari Kyuhyun.
Sungmin tidak menyadari, di sela ceritanya, ada seseorang yang menyipitkan matanya dan memandanginya dengan tatapan yang tajam seolah ia adalah sebuah target buruan.
---
“Kyuhyun-ah!!!!” teriak Sungmin dari kejauhan, Kyuhyun yang hampir saja tiba di kelasnya terpaksa menghentikan langkahnya. Ia mau tidak mau harus melakukan ini atau sepanjang jalan Sungmin akan terus meneriaki namanya seperti orang gila. Kejadian seperti itu pernah Kyuhyun alami hingga akhirnya Kyuhyun pun mengalah, ia lebih memilih menunggu namja abnormal itu daripada menanggung malu sepanjang koridor sekolah.
Kyuhyun melihat Sungmin berlari – lari kecil menuju arahnya. Sungmin merangkul keher Kyuhyun dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mengacak – acak rambut Kyuhyun dengan gemas.
Kyhyun hanya diam, ia sedang tidak bersemangat untuk melayani tingkah abnormal Sungmin pagi itu. Sungmin pun merasa heran, ia sedikit menundukkan wajahnya untuk dapat melihat wajah Kyuhyun.
“Waeyo?”
Kyuhyun merengut, “phegopa..” keluh Kyuhyun sambil mengusap – usap perutnya, ia lantas menghela nafas panjang.
“Kau belum sarapan? Wae?” Sungmin mulai mengkhawatirkan Kyuhyun, saking terlalu sibuknya, ia sampai tak menghiraukan sapaan beberapa yeoja teman sekelas mereka ketika mereka berdua tiba di kelas.
Kyuhyun menggeser sedikit bangkunya lalu duduk tanpa melepaskan tasnya dari pundaknya. Ia lalu menidurkan kepalanya di atas meja, matanya terpejam. “Noona berangkat kerja pagi – pagi sekali, kantin pun belum buka.” Jawabnya malas, Kyuhyun memang terlalu malas untuk berbicara apalagi dengan kondisi lapar seperti ini.
Sungmin tersenyum simpul, ia membuka tasnya kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.
---
“Oppa!!!!” seru seseorang memanggil, merasa mengenal suara tersebut, Gui Xian membalikkan badannya dan ia tersenyum saat melihat seorang yeoja mendekat padanya, rambut hitamnya yang panjang di permainkan oleh angin, membuat Gui Xian merasa keindahan dunia walau hanya sesaat.
Kim Cheonsa.
“Oppa, kau mau kemana?” Tanya Cheonsa yang entah sejak kapan memanggil Gui Xian dengan sebutan oppa. “Ige mwoya?” tunjuk Cheonsa pada tempat bekal yang di bawa Gui Xian. Mereka pun berjalan beriringan.
“Igo..bekal untuk hyung.”
Cheonsa yang sedang merapihkan anak rambutnya langsung menghentikan kegiatannya, ia menatap heran pada Gui Xian. “Tumben sekali.”
Gui Xian meringis, ia lalu mengacak – acak rambut Cheonsa. Akibatnya Cheonsa terpaksa merapihkan kembali rambutnya. “Kami harus terbiasa mandiri dari sekarang karena noona sudah sibuk bekerja.”
“Apa eonni yang membuat bekal ini?” Cheonsa makin memburu Gui Xian dengan pertanyaan yang berlandaskan rasa penasaran. Semenjak mengenal duo Cho ini, entah mengapa Cheonsa begitu tertarik untuk masuk kedalam kehidupan mereka. Segalanya ingin ia ketahui, termasuk perasaan aneh yang menjalari hatinya ketika berada di dekat mereka.
“Aku yang membuatnya.” Jawab Gui Xian dengan wajah yang bersemu. “Tapi karena terlalu asyik membuat bekal untuk hyung, aku jadi lupa untuk diriku sendiri.”
“Aishh oppa…kesehatanmu kan penting.”
“Anniyo, hyung lebih penting. Ia tidak dapat menjaga dirinya sendiri, maka dari itu aku harus menjaganya.”
Cheonsa berdecak kagum, biar bagaimanapun sosok Gui Xian begitu hebat di matanya. Seharusnya Gui Xian lah yang mendapatkan perhatian dari Kyuhyun, namun duo Cho ini sangat terbalik. Kalau bisa dibilang, selama Cheonsa mengamati duo Cho ini, Kyuhyun lebih terlihat seperti dongsaengnya Gui Xian.
“Ya!!! Cheonsa-ya!!” panggilan Gui Xian membuat Cheonsa menghentikan langkahnya, menyadari bahwa tak ada lagi Gui Xian disampingnya, ia pun berinisiatif untuk memutar badannya kebelakang. Yeoja itu tertawa kecil saat melihat ia dan Gui Xian telah terpisah jarak beberapa meter. Rupanya pikirannya terlalu focus pada makhluk kembar yang ajaib itu hingga tidak sadar bahwa mereka telah sampai di depan kelas Kyuhyun.
Gui Xian mematung di depan pintu kelas, wajahnya memperlihatkan kekagetan walau tidak begitu tersirat. Matanya menatap lurus akan sesuatu.
Cheonsa menepuk – nepuk ringan bahu Gui Xian. “Oppa-ya, mworago?” Tanya Cheonsa namun Gui Xian tak juga kunjung sadar dari entah bisa dibilang lamunan atau apapun jenisnya. Cheonsa pun mengikuti arah tatapan mata Gui Xian.
---
Sungmin asyik menyuapi makanan kedalam mulut kyuhyun tanpa menyadari kehadiran Gui Xian dan Cheonsa yang memang posisi duduk Sungmin adalah memunggungi mereka. Sementara Kyuhyun dengan cuek membiarkan dan mengunyah potongan demi potongan kimbap suapan Sungmin, tangannya sibuk berkutat dengan psp hitamnya.
Pandangan Cheonsa beralih antara Gui Xian, Sungmin Kyuhyun, lalu kembali pada Gui Xian lagi. Cheonsa menggigit bibir bawahnya, sedangkan tangannya dengan ragu mengusap – usap punggung Gui Xian. Ia sendiripun bingung dengan apa yang ia lakukan. “Oppa, gwenchanayo?”
Sungmin menatap Kyuhyun dengan lembut, ia pun membersihkan noda yang menempel di sudut bibir Kyuhyun dengan jempolnya. “Kau ini sudah ku suapi tapi masih saja berantakan.”
“Kyuhyun oppa!!! Sungmin oppa!!!” teriak Cheonsa tiba – tiba dengan nada riang. Sungmin yang kaget pun reflek menjauhkan jemarinya dari bibir Kyuhyun. Cheonsa masuk kedalam kelas, setengah berlari ia menghampiri kedua namja itu.
“Aigoo..menyebalkan sekali kalian makan tidak ajak aku.” Protes Cheonsa yang langsung duduk di atas meja milik Kyuhyun, sebagai akibatnya, Kyuhyun harus menjauhkan pspnya agar tidak terduduki.
Kyuhyun mendecak. “Kau ini ada urusan apa datang kesini?” ia mendorong – dorong lengan Cheonsa, memaksa yeoja itu untuk turun dari mejanya. Namun Cheonsa tak bergeming. Ia malah terkekeh lalu mengambil sepotong kimbap dari tempat bekal pink milik Sungmin dan langsung melahapnya.
“Yeoja yang hyperactive.” Puji Sungmin sambil melakukan pose aegyo, ia menjepit dagunya dengan ibu jari dan telunjuknya lalu mengangguk – anggukan kepalanya. “Lalu kau kesini untuk apa?”
“Ah, tadi aku kesini bersama dengan Gui Xian….” Cheonsa membungkam mulutnya ketika ia tidak mendapati sosok Gui Xian lagi di depan pintu kelas.
Sungmin menaikkan sebelah alisnya, a mengikuti Cheonsa, memutar badannya untuk melihat kearah pintu masuk. “Nugu?”
“Gui Xian?” ulang Kyuhyun. “Eoddiseo?” Kyuhyun celingak – celinguk mencari keberadaan dongsaengnya.
“Nan mollayo oppaedul, tapi aku memang bersamanya kesini.” Cheonsa menggembungkan pipinya, sejujurnya ia merasa kesal pada Gui Xian karena meninggalkannya seorang diri dan tidak tahu harus berbuat apa di kelas ini. Tapi ia juga mengutuki kebodohannya yang langsung masuk dan menyapa Kyuhyun Sungmin tanpa mengajak Gui Xian.
“Nah..Kyu oppa..” yeoja itu merebut tempat bekal Sungmin. “Sini aku yang suapi kau.” Tegasnya dengan seringaian.
“Ya!!!! Cheonsa!!! Apa – apaan kau!!!!!” seru Sungmin.
---
Kyuhyun menggosok – gosokkan handuk bersih di rambutnya yang masih basah, sesekali ia bersenandung kecil kemudian keluar dari kamar mandi. Begitu ia melewati ruang makan, tampak seperti ada yang mengganjal dalam pikirannya. Menu makan malam hari itu tidak seperti biasanya.
“Noona-ya, kenapa masak banyak sekali?” Tanya Kyuhyun bingung pada Ahra yang baru tiba dari dapur membawa semangkuk salad buah. Mata Kyuhyun mengamati hidangan di atas meja satu persatu, mengabsen makanan yang tidak mengandung unsure sayuran sama sekali untuk ia makan.
Ahra meletakkan mangkuk salad di samping mangkuk yang berisikan soup. “Hmmm…hari ini aka nada tamu yang…” Ahra menggantungkan kalimatnya, tiba – tiba saja wajahnya bersemu.
“Yang apa noona?” desak Kyuhyun.
“Yang special. Kyu-ah, tolong belikan sirup di minimarket.” Ahra langsung mengalihkan pembicaraan.
Kyuhyun tersenyum evil. “Jadi noonaku sudah punya namjachingu, eoh?” godanya. Ahra pura – pura tidak memperdulikannya, tangannhya merogoh saku dan mengeluarkan sejumlah uang. Kyuhyun mengambil uang itu dari tangan Ahra ia lalu mengecup dahi noonanya.
“Hyung mau kemana noona?” Tanya Gui Xian yang baru keluar dari kamar, ia melihat Kyuhyun menutup pintu rumah dari luar.
“Noona menyuruhnya membeli sirup.”
Gui Xian memeluk lehar Ahar dari belakang lalu meletakkan dagunya di bahu kanan Ahra. “noona, jadi jatuh cinta itu seperti apa?” suara Gui Xian hampir terdengar seperti bisikan, namun nada suaranya yang manja kali ini terdengar jelas.
Ahra tersenyum lembut. “Ketika kau melihatnya, jantungmu akan berdetak dengan kencang.” Ahra memulai penjelasannya.
Gui xian menganggukkan kepalanya. “Aku merasakannya noona, lalu?”
“Kau merasa nyaman saat berada di dekatnya.” Jawab Ahra lagi, ia melanjutkan pekerjaannya menata meja makan dan membiarkan Gui Xian bergelayut manja di pundaknya.
“Lalu apa lagi?”
“Kau bisa menjadi orang yang berbeda saat bersamanya. Menjadi bukan kau yang sebenarnya atau biasanya.”
Gui Xian terdiam, beberapa detik kemudian, senyuman tipis terkembang di bibirnya.
‘Ting tong..Ting tong..’ bel pintu berbunyi dua kali. Gui Xian mengernyit heran, tidak biasanya ada tamu yang datang malam – malam begini. “Biar aku yang membuka, noona.”
---
Kyuhyun menjinjing kantung plastic yang penuh dengan makanan ringan dan sebotol sirup pesanan Ahra di tangan kirinya. Tangan kanannya sibuk memilih lagu yang akan ia putar dari Iphonenya dan sebuah headset telah terpasang dengan smpurna di telinganya.
‘Bruk!’
Kyuhyun menabrak seseorang. Ia jatuh terduduk, untung saja kantung plastic belanjaannya tidak membentur aspal.
“Aissshh…appo..” desis orang yang ditabrak Kyuhyun yang ternyata adalah seorang yeoja, terdengar dari suaranya. Kyuhyun berdiri lalu membersihkan kotoran yang menempel di celananya dan jaketnya. “Ya!!! Kau tidak membantuku??” teriak yeoja itu.
“Untuk apa?” Tanya Kyuhyun datar tanpa merasa bersalah sama sekali.
“Kau telah menabrakku, tentu saja kau harus membantuku.” Kali ini yeoja itu menurunkan intonasi suaranya dan melembutkan nadanya, ia sadar bahwa ia sedang berhadapan dengan seorang namja yang bukan orang baik – baik. “ayo cepat, tunggu apa lagi?” desaknya.
“Haruskah aku membantumu? Kau hampir membuat sirup yang noonaku pesan menjadi pecah.” Tuding Kyuhyun tak mau kalah.
Yeoja itu menyipitkan matanya, meresapi suara yang masuk kedalam indra pendengarannya. Di malam hari dengan penerangan jalan yang remang – remang, sungguh sulit untuk mengenali wajah seseorang. “K-Kyuhyun oppa?”
“Nuguya???”
“Benarkah itu kau? Aigoo..ini aku, Cheonsa.”
Kyuhyun menepuk dahinya pelan, dengan terpaksa ia mengulurkan tangannya untuk membantu Cheonsa berdiri. Cheonsa menyambut uluran tangan Kyuhyun dan dengan susah payah ia mencoba untuk berdiri.
“Sudah kan? Sampai bertemu.”
“Eeeh..oppa mau kemana?” cegat Cheonsa, ia sedikit menarik siku Kyuhyun.
Kyuhyun menghentakkan lengannya hingga membuat pegangan Cheonsa terlepas. “Tentu saja mau pulang. Aku tidak punya waktu untuk mengurusimu.”
“Ayolah oppa..sebentar saja..ku traktir ice cream, eotthae?” bujuk Cheonsa.
---
Gui Xian membuka pintu rumah, sesosok namja yang sekiranya lebih tua darinya ada di balik pintu. Dengan setelan jas hitam dan kemeja putih yang kancingnya di biarkan terbuka dua buah dari atas. Namja itu tersenyum ramah memperlihatkan lesung pipinya yang dalam.
“Mencari siapa?”
“Aku mencari noonamu.” Jawabnya sambil tersenyum lagi. Kemudian terdengar suara teriakan Ahra dari dalam, ia menyuruh Gui Xian untuk membawa masuk tamu yang baru datang. Setelah melepas sepatu, namja itu mengikuti Gui Xian dari belakang.
“Kau siapa?” Tanya Gui Xian dingin tanpa melihat namja itu, ia melangkahkan kakiknya lambat – lambat untuk mengulur waktu.
“Nanti kau akan tau sendiri dari noonamu, kau pasti Gui Xian kan?” tebak namja itu yang seratus persen akurat. Gui Xian terperangah kaget tidak terpikirkan sedikitpun dalam benaknya dengan siapa ia berhadapan sekarang. Orang ini bisa dengan tepat menduga bahwa ia adalah Gui Xian padahal belum ada waktu lebih dari sepuluh menit mereka bertemu.
“Kau ini siapa sebenarnya?”
---
Kyuhyun menjilat – jilat ice cream coklatnya, lagi – lagi tingkahnya yang seperti anak kecil itu muncul ke permukaan tanpa ia sadari.
“Kau lucu sekali oppa.”
Kyuhyun memelototi Cheonsa. “Kau kira aku ini apa? Badut?” gumam Kyuhyun. “Keurae, bagaimana hubunganmu dengan Gui Xian?”
Cheonsa tersneyum geli. “Mengapa tiba – tiba oppa bertanya seperti itu? Kami masih berteman baik.” Jawab Cheonsa apa adanya, ia mulai menggigiti bagian cone dari ice cream yang ia punya.
“Hanya berteman baik?” kejar Kyuhyun yang sejujurnya tidak percaya sepenuhnya pada jawaban Cheonsa.
Cheonsa mengangguk. “Lalu oppa dan Sungmin oppa terlihat lebih akrab dari sebelumnya.”
Tanpa Cheonsa ketahui, badan Kyuhyun sedikit menegang. Kyuhyun hanya bisa menggerak – gerakkan bibirnya tanpa ada suara. Kemudian ia memilih untuk menjilat kembali ice creamnya agar kerongkongannya sedikit basah.
“Kau dengan Gui Xian nampak serasi.” Kata Kyuhyun tanpa sedikitpun berniat untuk membalas pernyataan Cheonsa beberapa menit yang lalu.
“Eh?? Gui Xian oppa? Kami???” Cheonsa tertawa lepas dan melahap potongan conenya yang terakhir. “Aku menyukai orang lain….”
---
“Aigoo..anak itu pergi ke supermarket mana? Mengapa lama sekali?” gerutu Ahra, ia kembali melirik alrojinya. Sudah hampir sejam namun Kyuhyun belum juga kembali.
Gui Xian mengela nafas panjang, matanya tak bisa lepas memperhatikan namja yang duduk di sebrangnya di meja makan. “Noona..kau mau membuatku mati penasaran? Cepat katakana siapa dia..” rengek Gui Xian.
“Aku malas bercerita dua kali, tunggulah hyungmu dulu. Sebaiknya kau ambil beberapa gelas cocktail dari dapur.”
Tanpa di perintah dua kali, Gui Xian beranjak dari kursinya menuju dapur, namun tiba – tiba saja pikirannya kosong.
Gui Xian mencoba untuk menarik nafas dan menghembuskannya pelan – pelan. Ia merasa ada yang tidak beres dalam hatinya. Namja tampan itu tetap melakukan tari ulur nafas sambil mengambil gelas dari rak piring.
‘PRANG!!!’
[TBC]
---