Di taman kampus terlihat cukup ramai. Sehun tengah berjalan bersama Kai dan Baekhyun. Hyebin yang sedari tadi mencari Sehun langsung saja menghampirinya ketika melihat Sehun yang hendak masuk ke dalam perpustakaan.
“Sehun-ah!” Seru Hyebin sambil berlari kecil.
“Nanti siang aku akan mengerjakan tugas di rumah Ahjung. Jadi kau pulang saja duluan, tak usah menungguku.” Ucap Hyebin pada Sehun.
“Oh Se Hun.” Sapa seorang gadis yang datang dari arah belakang Hyebin. Hyebin menoleh dan kemudian ia memastikan bahwa ia pernah melihat gadis itu sebelumnya.
“Kau. Bagaimana kau tau aku ada disini?” Tanya Sehun pada gadis yang mengenakan sweater berwarna orange itu.
“Mudah saja aku mencarimu. Siapa yang tak mengenal Oh Se Hun disini? Mereka semua mengenalmu, jadi mudah saja bagiku untuk menemukanmu.” Jawab gadis berlesung pipi itu.
Kai dan Baekhun yang sedari tadi berdiri disamping Sehun mulai mundur perlahan. Mereka tahu apa yang tengah mereka lihat sekarang. Mereka lebih memilih untuk pergi. Sebelum Kai dan Baekhyun pergi mereka sempat menarik Hyebin untuk masuk ke perpustakaan.
“Kalian mengenal gadis itu?” Tanya Hyebin sesampainya di perpustakaan pada Kai dan Baekhyun.
“ehm, itu. Kami.” Baekhyun terlihat terbata menjawab pertanyaan Hyebin.
“Dia mantan kekasih Sehun di SMA. Eh maksudku bukan bukan, mereka hanya pernah saling dekat dulu. Tapi tak pernah berpacaran.” Jawab Kai berhati-hati.
“Sehun menyukai gadis itu?” Tanya Hyebin lagi. Ia tahu, gadis itu bukanlah gadis sembarangan. Cara Sehun menatap gadis itu. Ia tak pernah melihat Sehun terlihat begitu lembut berbicara dengan seorang gadis. Bahkan kepadanya.
Kai dan Baekhyun memang tak menjawab pertanyaan Hyebin barusan. Tapi Hyebin cukup mengerti tanpa harus dijelaskan.
***
Gadis itu terisak di kamarnya yang gelap. Tangis yang selama ini ia sembunyikan. Selalu berakting tegar dihadapan semua orang. Ia hanya tak ingin dianggap lemah. Tapi kali ini emosinya telah mencapai puncak. Entah kenapa Hyebin merasa begitu sakit melihat Sehun bersama dengan gadis bernama Taemi yang ia temui siang tadi. Ini yang kedua kalinya. Yang pertama adalah ketika mereka tengah berbelanja di pusat perbelanjaan waktu itu. Gadis yang membuat Sehun meninggalkan Hyebin begitu saja.
Hyebin tak pernah merasa sesakit ini ketika Sehun mengabaikannya. Ia telah terbiasa dengan sikap Sehun yang dingin. Hyebin mencintai Sehun. Meski terkadang terasa menyedihkan jika ia harus mengingat bahwa ia mencintai Sehun sepihak tanpa tahu apa yang benar-benar Sehun rasakan pada Hyebin.
“Apa aku cemburu?” Bisik Hyebin pada dirinya sendiri. Ia memeluk erat boneka teddy bear putih miliknya. Dengan sedikit terisak. Tidak, dia terisak hingga mata dan hidungnya memerah. Hyebin memang selalu begini, menangis sendirian. Ia tak pernah menceritakan perasaan sakit hatinya kepada siapapun, termasuk kepada sahabatnya sendiri.
“Kapan kau akan berubah? Aku bahkan tak pernah tau bagaimana perasaanmu sebenarnya kepadaku Sehunnie.”
Sehun memang tak pernah sekalipun mengungkapkan perasaannya pada Hyebin. Ia selalu bersikap dingin pada Hyebin, tapi tak jarang pula ia bersikap begitu romantis ketika mereka bersama. Sehun pernah begitu telaten merawat Hyebin yang sakit dulu. Ia membuatkan Hyebin bubur dan mengompresnya untuk menurunkan demam Hyebin. Menghapus air mata Hyebin ketika ia menangis ketakutan. Pelukan, ciuman, itu semua belum cukup untuk mengungkapkan perasaan Sehun pada Hyebin. Gadis itu masih merasa bingung dengan perasaan Sehun padanya.
Hyebin telah memberikan seluruh cintanya pada Sehun. Berharap Sehun membalas cinta dan kasih sayang yang telah ia berikan. Tak perlu banyak kata batin Hyebin, yang penting ia tahu bahwa Sehun juga mencintainya. Tapi munculnya gadis itu membuat Hyebin takut. Apalagi setelah Kai dan Baekhyun mengatakan bahwa Taemi pernah sangat dekat dengan Sehun. Ia takut kehilangan Sehun. Hyebin takut bahwa Sehun akan kembali pada gadis itu.
“Tak ada gunanya aku menangis.” Ujar Hyebin pada dirinya sendiri, dengan air mata yang masih berlinang.
“Aku harus percaya, suatu hari nanti Sehun pasti akan mencintaiku dengan tulus. Ya, suatu hari ia pasti akan mengungkapkan perasaannya padaku.”
***
Salju telah turun di kota Seoul. Hyebin begitu bahagia. Ia membuat dua cangkir coklat panas dan kemudian memberikan satu kepada Sehun yang tengah asyik berkutat dengan laptopnya di ruang tengah.
“Gomawo.” Ucap Sehun singkat.
Hyebin lalu duduk diatas sofa, memeluk Sehun dari belakang yang duduk dilantai, melingkarkan tangannya pada leher Sehun. Sehun hanya diam dengan perlakuan Hyebin. Ia tak menolak ataupun membalasnya.
“Sehunnie, apa kau ada acara di malam natal nanti?” Tanya Hyebin yang kemudian meletakan dagunya pada bahu Sehun membuat Sehun dapat merasakan nafas Hyebin tepat ditelinganya.
“Mollayo.” Jawab Sehun yang masih sibuk dengan laptopnya. Sebenarnya Sehun sedikit merasa geli, tapi ia menahannya. Entah mengapa Sehun tak bisa berkutik ketika Hyebin memeluknya dari belakang. Sehun menikmati pelukan itu. Ia menikmati nafas Hyebin di telinganya, ia juga menikmati detak jantung Hyebin di punggungnya. Sehun ingin sekali menarik Hyebin dan membalas pelukan itu.
“Aku ingin mengajakmu menghabiskan malam natal di gereja yang berada dipinggir kota. Mereka biasanya menghias gereja dan sekitarnya dengan sangat indah. Dulu Eomma sering mengajakku kesana setiap natal. Kau mau kan menghabiskan malam natal bersamaku disana?” Tanya Hyebin semakin memeluk erat Sehun berharap Sehun mau menemaninya di malam natal nanti.
“Aku tak bisa janji.” Jawab Sehun. Entah kenapa ia merasa bahwa sikap Hyebin sedikit aneh, seperti bukan Hyebin.
“Kau ada acara lain?” Tanya Hyebin lagi, lalu ia melepaskan pelukannya dari leher Sehun. Ia sedikit kecewa.
“Aku tak tahu.”
“Ku mohon, datanglah. Aku ingin menghabiskan malam natal tahun ini bersamamu.” Mohon Hyebin dengan tatapan yang belum pernah Sehun lihat sebelumnya.
“Akan ku usahakan.”