POV Chanyeol
Hari ini adalah hari yang kunanti-nanti selama 3 tahun aku bekerja keras kuliah untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapanku, manajer....aku ingin memulai semuanya dari nol, karena aku bukan orang yang suka dengan sesuatu yang instan.
Jam dinding hotel menunjukkan pukul 07.30 aku sudah menyiapkan segala yang kuperlukan sebelum berangkat menuju resort Luhan hyung, juga barang-barang lainnya yang akan kupindahkan ke rumah. Hari ini setelah aku menyelesaikan hari pertama bekerja, aku sudah merencanakan akan pulang ke rumah lamaku di daerah Busan. Baekhyun hyung belum mengetahui tentang aku akan kembali ke rumah lama.
Knock knock knock, “Chanyeol-aa apa kau sudah bangun?bolehkah hyung masuk?” hyung datang ke kamarku, dia mengira mungkin aku akan seperti kemarin bangun kesiangan. Untuk hari ini sampai seterusnya aku akan berubah, “ne hyung, masuklah.”
Baekhyun hyung melihat seisi kamarku yang sedang kubereskan, “ohh ya, kau ini mau bekerja atau pindah rumah?kenapa kau membereskan semua barang-barangmu, apa kau tidak akan tinggal di hotel lagi?”
“begini hyung aku baru akan menjelaskan padamu hari ini, jadi aku sudah putuskan sejak aku kembali ke sini aku ingin mendapat pekerjaan, itu sudah kudapatkan, kedua aku kembali karena benar ingin kembali maksudku pulang ke rumah aku tau hyung tidak pernah pulang ke rumah sejak aku di Hongkong jadi aku tidak akan menyulitkanmu lagi aku ingin mandiri mulai sekarang. Aku juga sudah berprinsip akan berubah, tidak akan malas bangun pagi karena aku sudah mendapat pekerjaan, itulah alasanku.”
“ohh...geurrae...sebenarnya hyung juga ingin kembali ke rumah, tapi karena hyung sangat disibukan dengan semua pekerjaan dan juga...hyung tidak ingin teringat semua kenangan rumah, jika hyung pulang ketakutan itu datang lagi...” mendengar ucapan hyung membuatku teringat kembali akan masa-masa sulit dulu, aku mengerti dengan kesedihanmu,aku pun sama tapi bagaimanapun rumah itu, kenangan itu semuanya sangat disayangkan jika kita melupakannya.
“nan arra hyung, kalau begitu aku pergi sekarang, hyung jaga dirimu tetaplah bekerja jika hanya itu yang kau perlukan sekarang kau tidak usah memikirkan semua beban yang telah kau pikul selama ini, aku sangat berterimakasih padamu hyung selama ini kau yang menjagaku dan membesarkanku sendiri sekarang aku akan melanjutkan hidupku tanpa menyusahkanmu lagi...tapi hyung aku tetaplah adikmu dan jika kau ingin pulang aku siap membukakan pintu untukmu..*memelukBaek*..baiklah nan kka..jjalgayeo nae hyung.” Selangkah demi selangkah aku berjalan keluar dan sesekali melihat kebelakang menatap hyung yang sepertinya saat itu akan mengeluarkan air mata kesedihannya. “hyung jika kau ingin kembali, datanglah.”
******************
POV Baekhyun
Sudah jam segini, apa Chanyeol sudah bangun?aku datangi kamarnya saja, “Chanyeol-aa apa kau sudah bangun?bolehkah hyung masuk?” ketika aku membuka pintu, terlihat Chanyeol yang sedang mengepack semua barang-barangnya. Mau kemana dia membereskan semua barangnya?. Kenapa kau membereskan barang-barangmu, apa kau tidak akan tinggal di hotel lagi?”
Dugaanku benar dia tidak akan tinggal di hotel lagi, saat itu juga dia menjelaskan alasannya bahwa dia akan pindah dan kembali menempati rumah kami yang lama. Rumah yang selama 3 tahun kutinggalkan karena terlalu menyimpan banyak kenangan yang selalu ingin membuatku bersedih. Lalu Chanyeol mengucapkan kalimat yang sangat menyentuh hatiku “jika hyung ingin pulang. Pulanglah aku siap membukakan pintu untukmu...” . aku berpikir, benarkah ini Chanyeol adikku?dia begitu banyak berubah sehingga membuatku terkagum-kagum padanya. Dia berkata tidak ingin menyulitkanku lagi, dia tetap adikku, mianhaeyeo Chanyeol, ketika saatnya hyung ingin kembali hyung pasti akan pulang.
*Flash Back*
6 Mei 2001 Baekhyun’s Saengireeun
POV Baekhyun
Hari ini appa dan eomma pulang dari Hongkong untuk merayakan ulang tahunku. Appa berkata dia sudah menyiapkan sebuah hadiah untukku, di hari ini umurku 10 tahun aku mempunyai seorang adik juga umurnya 7 tahun.
Teng, itu pasti appa dan eomma, mereka pulang, “hyung itu pasti appa dan eomma, palli hyung palli buka pintunya.” Chanyeol menarik tanganku ketika aku sedang menonton TV. Kami bersama membukakan pintu dan ternyata benar itu appa dan eomma. “chan cahan chan...saengil chukka hamnida anak tampan appa dan eomma...nisunmul(hadiahmu).” Appa memberikan ku sebuah kotak besar, “appa sunmul untukku mana?” Chanyeol meminta hadiah juga, “ya ini kan hari ulang tahunku, mengapa jadi kau yang meminta hadiah?”. “ohh geurrae..buat jagoan appa, nisunmul..eomma berikan padanya”. Chanyeol pun mendapat hadiah yang di berikan eomma.
Kami berdua bersama membuka hadiah masing-masing, “ohh robot kayu, appa ini robot kayu yang appa buat itu ya...huaaa nan joha..gomapseubnida appa”. “ohh hyung mendapat robot kayu?tapi appa memberiku mobil remote, appa aku mau robot kayu itu..aku tidak mau mobil remote..hyung berikan robotnya untukku aku mau robot itu..berikan”. Chanyeol dan aku berebutan robot kayu yang diberikan appa untukku, tetapi appa menyuruhku untuk mengalah dan memberikan robot kayu itu pada Chanyeol. Aku pun marah dan mengunci diri dalam kamar.
Lalu malamnya aku keluar kamar untuk mengambil minum, kulihat appa dan eomma sedang membicarakan sesuatu yang terlihat serius di ruang tamu. “yeobo..kenapa kau selalu membela Chanyeol robot tadi kan milik anak kita Baekhyun, kenapa kau bukan membela Baekhyun anak kandung kita?tapi kau malah membela Chanyeol yang sama sekali bukan keluarga kita, dia tidak punya hubungan darah dengan kita harusnya kau membela Baekhyun..” aku mendengar perbincangan mereka dan terkejut ketika mendengar bahwa ternyata Chanyeol yang kukira adik kandungku ternyata bukan, saking terkujutnya aku tidak sengaja memecahkan gelas yang sedang kupegang.
“Baekhyun!!oh..yeobo..”Eomma dan appa pun terkejut melihatku yang saat itu tidak sengaja menguping pembicaraan mereka. Sejak kami kecil appa memang selalu membela Chanyeol aku tidak tau alasannya, tapi saat ini umurku 10 tahun aku baru mengetahuinya dan aku sedikit mulai terbiasa menerima faktanya appa selalu membela Chanyeol, karena dia bukan adik kandungku dan appa mengadopsinya karena merasa kasihan.
*Flashback End*
Mendengar semua ucapannya membuat mataku mulai berkaca-kaca dan berlinang air mata sehingga tidak dapat kubendung lagi, aku menangis karena kenangan menyakitkan itu juga ucapan Chanyeol, tapi masih ada yang belum diketahuinya hal yang selama ini kututupi darinya yang selalu membuatku merasa bersalah padanya karena itulah aku menangis. Dia tetap adikku walau kami tidak memiliki hubungan darah. Mianhae...mianhae Chanyeol.
Langkah kakinya terdengar meyakinkan bahwa dia benar-benar ingin pergi untuk berhenti membebaniku, “aku ingin mandiri, aku tidak ingin selalu berlindung di belakang hyung terus menerus.” Apa lagi yang bisa kulakukan jika dia sudah bertekad keras.
POV Tae Hee
Hari ini aku mulai bekerja sebagai manajer di sebuah butik di daerah Gwangju semoga aku selalu beruntung, fighting! “eomma aku berangkat, doakan aku semoga hari ini hari keberuntungan dipihakku..nan kalkkae.” Aku meninggalkan rumah pukul 07.30 langsung menuju terminal bis.
“huft...Tuhan biarkan keberuntungan di pihakku hari ini, geurrae kajja!!! One shot!!”. Setelah sampai di butik Niere, Gwangju terlihat para pegawai yang sudah berdiri di depan butik untuk menyembutku manajer barunya.
“annyeonghasimnikka manajer.” Sapa para pegawai serempak. Aku pun membalas salam mereka, “annyeong, huaa gomapseubnida atas sambutan kalian, perkenalkan jae ireumeun Han Tae Hee imnida, 19 tahun mulai sekarang aku menggantikan manajer lama kalian disini, geurrae...kita buat butik ini menjadi butik nomor 1 di Korea...hahah...ehm...cheosnghamnida aku terlalu bersemangat heheh...semuanya mohon bantuannya dan mari kita bekerja sama..fighting..ne fighting!!”
Inilah aku jika melakukan sesuatu pasti kulakukan dengan penuh semangat dan kerja keras, hari pertama ini akan sangat menyenangkan. “ohh aku hampir lupa, aku harus memotret butik ini dan mengririmnya pada eomma juga Baekhyun oppa, untuk memberitau bahwa aku sudah mulai bekerja *crik* jja, hari pertama bekerja menjadi manajer..dwesseo”.
“aa...perutku..ahh karena terburu-buru aku sampai tidak sempat sarapan....hhmmm jeogiyeo apa kalian tau resort di dekat sini?” aku bertanya kepada para pegawai. “ada manajer, Pyon resort sekitar 20 meter dari sini, apa kah anda akan membeli sesuatu, kalau begitu biar saya saja yang membelikannya untuk anda?” para pegawai ini sangat baik padaku, bahkan mereka meminta agar mereka yang membelikan ku sarapan tetapi aku bukan orang yang ketergantungan pada orang lain, “anniyeo...biar aku saja yang pergi ke sana sendiri kalian kan sedang sibuk, lanjutkan pekerjaan saja, kalau begitu aku ke pergi ne, gomapseubnida infonya.”
Aku bergegas keluar butik dan berjalan menuju Pyon resort, cuaca pagi ini sedikit dingin karena terbuburu-buru tadi aku sampai lupa membawa sarung tangan untungnya di pinggir jalan ada stan yang menjual sarung tangan. Setelah membeli sarung tangan aku melanjutkan jalan menuju resort itu.
POV Chanyeol
Aku langsung pergi meninggalkan hotel dan berangkat menuju resort tempatku bekerja sekarang dengan menggunakan taxi. “Ahjusshi antar aku ke resort Gwangju”. Semoga hari ini keberuntunganku.
Selama perjalanan dari Ulsan menuju Gwangju aku terus memandang suasana sekitar, Korea begitu indah aku sangat mencintai negaraku ini tempat dimana aku dilahirkan.
Sekitar setengah jam perjalanan sampailah aku di resort milik Luhan hyung, “Gamsahamnida ahjusshi, semoga harimu menyenangkan”. Memberikan sikap ramahku pada supir taxi. “akhirnya..ah aku harus memprediksi keberuntungan, koin mana koin jja, baiklah *wusshh* ya!!ohhhoo angka... yehet...ini memang keberuntunganku, Pyon resort mari kita bekerja keras!!” Memprediksi keburuntungan dengan melempar koin adalah kebiasaan yang kulakukan sejak di Hongkong, metode ini kudapatkan dari teman karena dia memiliki kepercayaan pada koin keberuntungan. Jika koin dilempar dan menunjukan angka berarti sebuah keberuntungan sedangkan jika koin menunjukan gambar itulah pertanda buruk.
Aku pun melangkahkan kedua kaki ku masuk menuju Pyon resort dan terlihat para pegawai sudah berjejer untuk menyambutku serta Luhan hyung yang menungguku di, “annyeonghasimnikka hyungnim”.
“annyeong, selamat datang manajer Chanyeol hahah...kajja aku akan perkenalkanmu pada semua pegawai. Perhatian semua ini adalah manajer baru kita, silahkan perkenalkan dirimu.” Luhan.
“ne, annyeonghasimnikka jae ireumeun Park Chanyeol imnida, umurku 19 tahun, bangapseubnida.”
“jja dia ini adalah adik teman baikku, aku memilihnya menjadi manajer karena dia memiliki kemampuan... tolong kalian bantu karena dia masih baru dan Chanyeol aku percayakan semua kepadamu.” Ucap Luhan.
“ne hyungnim aku akan bekerja keras, semuanya mohon bantuannya mari kita bekerja keras bersama. Gamsahamnida hyungnim, aku akan menjaga kepercayaanmu”.
“geurrae....jja semuanya mulai bekerja sekarang ne, Chanyeol sekarang kau juga bisa memulainya kajja aku tunjukkan kantormu”. Luhan hyung menunjukkan padaku dimana aku harus bekerja.
POV Author
“ohh itu dia Pyon resort, hah..25 menit berjalan hanya untuk mencari sarapan benar-benar membuatku semakin lapar..haus pula...”. Tae Hee pun memasuki Pyon resort dengan sambutan yang begitu hangat di saat cuaca dingin.
“annyeonghaseeyeo..selamat datang di Pyon resort kami akan melayani anda dengan baik, anda mau pesan apa?” tanya seorang pelayan.
“annyeonghaseyeo, saya mau pesan hot chocolate dan sandwich..ah satu lagi salad, itu saja gamsahamnida”. Tae Hee
Sementara Tae Hee menunggu sarapan pesanannya datang dia berkeliling di sekitar resort melihat-lihat barang-barang antik yang dipajang di Pyon resort sedangkan Chanyeol yang sedang duduk di kantornya, ia merasa perutnya kosong karena saat berangkat tadi belum sarapan sehingga dia keluar dari kantornya.
“Kruuukk’ “ah...aku belum sarapan, aku ke atas dulu deh minta dimasakkan sesuatu”. Ketika Chanyeol naik ke atas dia melihat seseorang yang sepertinya ia kenal sedang berdiri di depan lukisan, “oh..geu yeoja(wanita itu)..ahh” Chanyeol pun menghampiri wanita itu.
“Han Tae Hee-sshi?” ketika nama itu dipanggil wanita itu membalikan badannya dan sedikit terkejut saat melihat orang yang memanggil namanya, “ohh neo...aa...” wanita itu mencoba mengingat orang yang memanggilnya.
“Park Chanyeol..nan Park Chanyeol imnida..hahah, sedang apa kau disini?”tanya Chanyeol.
“ahh ne aku ingat...ahh aku kesini karena*mengelusperut*....aku belum sarapan”. Tae Hee
“ohh begitu...kalau begitu sarapan sama-sama saja eoddae?”. Chanyeol mengajak Tae Hee untuk sarapan bersama. Mereka pun berbincang-bincang di meja makan resort.
“oohh jadi kau bekerja sebagai manajer resort ini..huaaa ddaebak(mengagumkan) resort ini sangat terkenal di Korea kan”. Puji Tae Hee
“hmm...benar, aku pun merasa bangga bisa bekerja disini hahah...oia apa kau sudah bekerja?waktu di bandara Hongkong kau bilang kau sudah sarjana kan?” Chanyeol mengungkit kembali perkataan Tae hee saat di bandara.
“ya! Kenapa setiap kita bertemu kau selalu membahas bandara...hahaha ne aku sarjana management, aku bekerja sekarang, apa kau tau butik Neire jaraknya 20 meter dari resort ini?aku bekerja disitu sebagai manajer”. Tae Hee
“ohh ne aku tau butik itu, kau juga bekerja sebagai manajer, aa...Tae Hee-sshi sekali lagi aku mau meminta maaf padamu saat kejadian di bandara lalu..sungguh aku tidak bermaksud seperti itu....” Chanyeol
“sudahlah...aku juga sudah memaafkanmu jangan diingat lagi kejadian itu, aku juga minta maaf salah sangka padamu bahkan aku menyebutmu ‘pria cabul’ kan, jadi sudahlah sekarang kita berdamai saja geurrae?” Tae Hee
“hahahah ne aku juga menyebutmu ‘michi yeoja’..hahah ne joha chotta berdamai jalan terbaik....berarti tandanya....kita bisa berteman kan?” Chanyeol menyerahkan tangan kanannya mengajak Tae Hee untuk berdamai dan menjadi teman.
“ohhh.....tentu saja kenapa tidak, geurrae kita berteman ...” Tae Hee menerima ajakan pertemanan Chanyeol. Mulai dari hari itu mereka berdua adalah ‘chingu’, lupakan masalah lalu, buat lembaran baru dan berdamai.
***************************