FF “INHERITORS” (PART 10)
“ THE STRONGEST WILL BE THE LAST ONE TO SURVIVE”
“ Kita harus menghentikan semua aggashi.”
Jieun memejamkan matanya selama beberapa saat setelah kalimat itu berhasil terucap, Jiyeon yang tadinya sedang sibuk memilih barang yang akan dibelinya di sebuah mall terlihat segera menatap Jieun dengan tatapan tajamnya.
“ Maksudku, aku tidak bisa berada didekat Kai lagi karena melihat Krystal rasa –“
“ Berhenti mengucapkan omong kosong Lee Jieun. Kau tahu apa yang akan kulakukan jika kau menjauhi Kai.”
Jieun terdiam selama beberapa sesaat kembali mereka ulang ingatannya ketika Jiyeon mengatakan akan memecat eommanya dan menghancurkan keluarganya. Jiyeon mampu melakukan hal semacam itu dan untuk memikirkan hal itu benar-benar akan terjadi Jieun bahkan tidak sanggup.
“ Hanya nikmati saja pertunjukan ini yang kelihatannya akan semakin seru.”
Gadis itu menepuk bahu Jieun beberapa kali hingga terhenti karena pandangannya bertemu dengan seseorang lelaki yang tiba-tiba berada dibelakang Jieun. Jiyeon terlihat mengalihkan mukanya menatap gaun mahal lainnya seolah ia tertarik untuk membelinya.
“ Aku mendengar semuanya Jiyeon-ssi.”
Suho akhirnya membuka suara menatap Jiyeon yang menghela nafas kasar dan memejamkan matanya. Rencananya akan hancur jika seperti ini caranya, bagaimana tidak? Suho adalah ksatria berjubah hitam gadis sialan bernama Krystal Jung itu. Ia akan benar-benar marah mendengar ini semua dilakukan pada gadisnya.Lelaki itu berjalan menuju arah Jiyeon yang berusaha keras mengabaikannya, ia menarik lengan gadis itu dan menahannya. Membuat pergerakannya terhenti.
“ Apakah ini semua benar? Kalian sudah merencanakannya? Jadi kalian merencanakan Jieun untuk mendekati Kai hanya untuk menghancurkan gadis kesayanganku?”
Suho menggenggam lebih erat tangan Jiyeon, membuat gadis itu mulai mengaduh kesakitan karena genggaman kuat Suho. Jieun segera mencoba menarik tangan Suho, membuat lelaki itu semakin marah.
“ Kalian berdua benar-benar tidak tahu malu. Kau Jieun-ssi, bagaimana kau melakukan hal sejahat ini pada Kai.”
Suho melemparkan tangan Jiyeon ke udara, berbalik keluar menjauhi keduanya. Ia merogoh sakunya mencoba menghubungi nomor Kai tapi lelaki itu sama sekali tak mengangkat telfonnya. Ia berlari menuju mobilnya mengarahkannya melaju bersama mobil lainnya di jalanan ramai Seoul.
Kai harus mengetahuinya, Kai harus tahu!
***
Lima jam atau tiga jam mungkin telah dilewatinya didalam ruangan kerjanya di gedung kantor Empire. Kai kembali meremas beberapa kertas perhitungannya yang mungkin entah kali kesepuluh atau bahkan keduapuluh satu dalam beberapa jam terakhir. Mungkin saat ini ia butuh mengistirahatkan otaknya yang tidak mau lagi diajaknya berkerja sama untuk mencari solusi lain. Mungkin ia telah lelah karena hari ini ia menelfon banyak orang untuk menanyakan apa mereka mungkin dapat berbicara atau sekedar mengajaknya minum kopi atau makan malam tapi semuanya menolaknya dan hal itu semakin membetulkan dugaan eommanya bahwa Jung Jaewon memang memberitahu sekutunya untuk tidak berkerjasama dengan Grup Empire.
Pandangannya teralih ketika pintu ruangannya terbuka lebar, ia semakin penasaran ketika melihat Krystal berjalan kearahnya yang tadinya sedang memandangi pemandangan malam Seoul melalui jendela ruangan kerjanya. Gadis itu menghentikan langkahnya, selama sesaat mengamati keadaan Kai yang terlihat berantakan. Ia bahkan tidak mengganti seragamnya.
“ Aku sudah membereskan semuanya. Aku yang akan memastikan appaku tidak akan bermain-main lagi dengan perusahaanmu. Mohon terima permintaan maaf perusahaan kami.”
Gadis itu membungkuk selama sesaat kearahnya. Kemudian berbalik menuju kearah pintu keluar. Krystal tiba-tiba menghentikan langkahnya menatap Kai yang masih mengarahkan tatapannya menuju kearahnya. Gadis itu memberikan sebuah senyuman simpul pada lelaki itu, membuat Kai semakin terdiam tidak tahu harus mengucapkan apa.
“ Kau seharusnya lebih banyak makan dan berbahagia dengan Lee Jieun ketika kau mencampakkanku. Udara menjadi lebih dingin, jangan lupa memakai mantel jika kau berpergian dan kurasa kau harus menyalakan penghangat ruanganmu.”
Gadis itu melambaikan tangannya pada Kai yang sama sekali tidak dapat mengucap apapun. Hei bagaimana gadis itu bahkan membuatnya tertegun seperti ini? Puluhan kalimat yang sedang dipikirkannya untuk menjawab setiap kalimat gadis itu bodohnya hanya menguap begitu saja melihat sebuah lengkungan pada wajah gadis itu. Senyuman yang lama tak dilihatnya dalam beberapa waktu terakhir ini dan entah mengapa sekarang rasanya semakin susah melihat Krystal Jung lagi.
Tak butuh waktu berapa lama pintu kayu yang tadinya tertutup setelah kepergian gadis itu kembali terbuka, namun kali ini Suho memasuki ruangan dan terlihat begitu marah ketika ia membanting pintu ruangan kerja adik sepupunya. Kai merasakan kerah kemejanya terangkat, lelaki itu mengarahkan tinjunya kearah Kai sementara Kai hanya berusaha menahan dengan tangan kanannya yang bebas.
“ Hei, sopan santun macam apa yang kau punya sebenarnya ini Kim Joonmyun!? Kenapa tiba-tiba masuk dan mengarahkan tinjumu padaku!”
“ Kenapa kau ini bodoh sekali ?! Bagaimana bisa aku mempunyai seorang adik sepupu sebodoh dirimu. Tck.”
Benar, Adik sepupunya ini mungkin adalah orang terbodoh didunia yang meninggalkan gadis baik-baik semacam Krystal Jung dan berlari kearah Lee Jieun, gadis yang memang memasang tipuan untuk lelaki itu agar Kai hancur dan berlutut padanya.
“Ige Mwoya!?”
Kai menaikkan nada suaranya, terdengar jelas nada frustasi pada setiap penekanan di kalimat singkatnya. Ada apa dengan semua orang yang menyalahkannya hari ini!?
“ Kau dengan mudahnya terjebak dengan Lee Jieun. Apa kau tidak tahu gadis itu telah merencanakan hal ini sejak awal? Apa kau tidak tahu semua yang kau lakukan pada Krystal adalah tujuan awal mereka dan melihat kalian berdua hancur itu adalah suatu yang akan lebih membahagiakan mereka ?! Kenapa kau bodoh sekali Kai!”
Kai tertegun, mencoba mencerna satu persatu kalimat yang baru saja dilontarkan Suho. Apa maksudnya dengan Lee Jieun menjebaknya? Rencana macam apa yang sebenarnya sedang dibicarakannya? Lalu kenapa bisa Jieun ingin melihat Kai maupun Krystal hancur?
“ Bagaimana kau mengetahuinya?”
“ Aku mendengarnya.”
Kai merogoh handphonenya, mencoba menghubungi Jieun. Tapi Jieun rupanya sama sekali tidak mau mengangkat telfonnya dan ini semua membuatnya semakin memikirkan semua kata-kata sepupunya. Gadis itu menjebaknya, ini semua direncanakan –semuanya.
Tak lama kemudian ponsel Kai kembali berdering, menandakan pesan singkat baru yang masuk pada ponselnya.
Fr: Jungie-ya
Kau bertengkar dengan Jieun? Kenapa ia terlihat sedih? Cepat datang ke Coffee Shop tempat kita biasa pergi.
Ia menatap Suho yang masih terlihat menunggunya lelaki itu menatap Suho dengan ekspresi yang benar-benar tidak dapat dijelaskan. Mungkin berterima kasih sekaligus menyesal. Sebelum ia melesat pergi ia kembali menatap Suho setelah mengambil mantelnya yang tergantung.
“ Terimakasih –Hyung.”
Suho menghela nafas kasar, mendengus melihat Kai yang bergegas pergi meninggalkannya. Sepertinya ada sebuah perasaan lega ketika ia mengetahui semua kenyataannya dan perasaan bahagia itu kembali bertambah ketika menyadari bahwa sepertinya kali ini ia benar-benar telah melakukan hal yang baik –hal yang baik sebagai hyung kepada dongsaengnya sendiri.
Benar, menjadi orang baik demi Krystal Jung terasa begitu benar baginya.
***
Krystal tampak ragu untuk melanjutkan langkahnya, ia telah mengamati gadis itu selama beberapa menit terakhir dan ia telah memberitahu Kai untuk segera datang ketempat itu untuk menemui Jieun. Akhirnya gadis itu melangkahkan kakinya hingga menuju sebuah tempat kosong disamping gadis itu.
Gadis itu menyodorkan hot chocolate yang baru saja dibelinya saat perjalanannya pulang dari kantor Kai. Krystal merasa bahwa ia akan merasa lebih baik setelah meminum hot chocolate, tapi sepertinya saat ini Jieun lebih membutuhkan hot chocolate yang baru saja dibelinya daripada dirinya sendiri.
“ Kau akan merasa jauh lebih baik setelah meminumnya. Percayalah, aku tidak meletakkan apapun didalam sana.”
Langit tampak bertaburan bintang dan melihat bintang yang bersinar salah satu hal lagi yang dapat membuat perasaannya lebih baik. Ia meletakkan gelas berisikan hot chocolate pada tangan gadis itu, membuat Jieun sedikit tersentak karena sikap baik Krystal padanya. Ia telah mengira Krystal akan mengatakan hal buruk atau bahkan akan menampar dan melakukan hal jahat lain tapi gadis itu hanya diam, memandangi langit malam lalu memberikan hot chocolatenya pada Jieun.
“ Kau tidak sedang baik-baik saja bukan? Aku mudah membaca pikiran orang jadi jangan terlalu kaget.”
Jieun akhirnya melihat sebuah senyuman tipis ketika mengalihkan tatapannya menatap Krystal, merasa aneh bagaimana melihat gadis itu tersenyum pertama kalinya. Terakhir kali mereka bertemu wajahnya dipenuhi perasaan tertekan serta kesedihan dan gadis itu hanya tersenyum meskipun Jieun adalah gadis yang dapat kaukatakan sebagai perebut pacar Krystal Jung.
“ Bagaimana kau bisa begitu baik? Kau banyak berubah akhir-akhir ini.”
Berubah? Kenapa rasanya terdengar aneh ditelinga Krystal ketika Jieun yang mengatakannya. Apa begitu terlihat bahwa ia mulai menemukan ingatannya dan berubah menjadi Krystal Jung yang hangat? Ah tapi tersenyum seperti ini membuat bebannya sedikit hilang dan melupakan hal buruk selama sesaat dalam pikirannya.
“ Aku mengingat beberapa hal baik di masa laluku dan aku hanya ingin merasa lebih baik saja.”
Gadis itu mengangguk selama beberapa saat menatap Jieun yang masih menatapnya dengan pandangan penuh rasa menyesal? Tapi kenapa gadis itu memberinya tatapan seperti itu? Ia baru menyadari bahwa Jieun sama sekali tidak bersalah disini karena Kai satu-satunya orang yang mencampakkannya dan mungkin lelaki itu mencampakkannya karena ia lelah menunggu Krystal yang dengan bodohnya tidak bisa mengingat kenangan mereka.
Sebuah sentuhan hangat mendarat pada lengannya, sangat cepat hingga membuatnya tersentak dan tidak percaya bahwa lelaki itu adalah Kai yang saat ini telah berhasil menariknya berdiri dan membuatnya berada di balik punggung tegapnya.
“ Apa kau sengaja melakukannya Jieun-ssi? Ini semua direncanakan?”
Kai berteriak keras terlihat kesal menatap Jieun yang sepertinya cukup kaget karena perilaku kasar lelaki itu padanya.
Krystal menatap Kai heran kai hampir saja ingin menarik Jieun dan menyakiti gadis itu ketika tangan lembut Krystal menahannya. Memberinya tatapan bingung melihat apa yang dilakukan gadis itu.
“ Apa yang sebenarnya sedang kau lakukan Kai!”
Gadis itu masih menatap Kai yang terlihat mengarahkan tatapan tajamnya pada Jieun yang saat ini bergetar karena ketakutan. Tak lama tiba-tiba Sehun dan Sulli yang sepertinya baru saja keluar dari Coffee Shop segera bergegas menghampiri mereka mendengar keributan yang dibuat Kai ditengah jalanan yang sepi dan cukup jarang dilewati.
“ Bawa Krystal pergi lebih dulu dari tempat ini. Aku harus menyelesaikan beberapa masalah besar yang disebabkan Lee Jieun.”
Kedua bola mata Kai bergerak menatap Krystal yang berdiri disamping Lee Jieun, menatapnya dengan tidak sabaran mengisyaratkan lelaki itu untuk memberitahunya apa yang sedang terjadi. Sebelum gadis itu sempat berteriak pada Kai untuk memberitahunya yang ia tahu Sulli telah menariknya menjauhi tempat itu membuat sosok Kai tidak terjangkau oleh pandangannya dan menyeretnya menuju mobil Sehun yang terparkir tepat didepan Coffee Shop kesukaan mereka berlima sejak dulu.
Ia telah mengenal Kai, Suho, Sehun maupun Sulli sejak kecil dan mungkin mereka tumbuh remaja bersama. Hingga akhirnya persahabatan mereka terlupakan begitu saja dengan tanggung jawab lebih besar yang ada dipundak masing-masing diri mereka, tapi gadis itu benar-benar merindukannya disaat mereka berlima akan berkumpul di Coffee Shop ini kabur dari segala kenyataan mengenai dunia mereka dan hanya tertawa bersama layaknya kumpulan orang bodoh yang sedang menikmati hidup mereka. Gadis itu merindukannya, ia bahkan bisa memutar kenangan dan memori mengenai hal itu secara berkali-kali dalam otaknya karena begitu berharap mungkin hal itu akan terulang.
Ah, bukankah terkadang masa lalu lebih indah dibanding kenyataan yang sedang kau hadapi?
***
“ Kau sengaja melakukan semua ini? Kau merencakannya bukan?
Kai kembali menatap Jieun dengan tatapan frustasi, ini mungkin kali ketiganya menanyakan hal yang sama pada gadis dihadapannya yang hanya terdiam.
“ Kau merencanakan kehancuran gadisku? Bahkan kau melakukan itu untuk membuatku tersiksa. Jadi semua perhatianmu hanya bagian dari rencana juga?”
Jieun akhirnya mengangkat kepalanya, mengarahkan tatapannya lurus pada Kai yang masih menunggu jawabannya sejak tadi.
Jieun mengagguk membenarkan semua ucapan yang baru saja dilontarkan Kai dan detik itu ia merasa hatinya telah hancur berkeping-keping. Gadis itu melakukan kesalahan, ia baru saja menyadari bahwa ia melakukan sebuah kesalahan yang mungkin tergolong paling fatal didalam hidupnya. Ia mencintai Jongin –benar, ia baru menyadari kenyataan bodoh itu setelah sekian lama. Tapi semuanya sudah berakhir dari awal mereka memang bertemu pada keadaan yang salah dan situasinya telah salah –ia harusnya mengetahuinya dan dengan pintarnya tidak jatuh cinta pada seseorang yang harusnya kau permainkan.
“ Kukira Suho hyung benar, bagaimana aku bisa menjadi bodoh seperti ini. Apa ini semua ulah Park Jiyeon? Apa dia yang merencanakanmu untuk semua ini?”
“ Hmm itu memang aku.”
Kai segera berbalik menatap Jiyeon yang terlihat mengenakan mantel kain coklatnya, berjalan menuju kearahnya. Beberapa rambut coklatnya berterbangan tertiup angin malam. Lelaki itu sudah menduganya sejak awal –Jiyeon telah merencakana untuk membalasnya dan seharusnya ia lebih pintar dan menyadari semua hal bodoh semacam ini sejak awal.
“Tapi Jieun yang dengan sukarela menawarkan dirinya sendiri untuk mendekatimu Kai-ssi.”
Kai berjalan menuju arah Jiyeon, mengarahkan tatapan tajamnya tepat pada kedua bola mata indah milik gadis yang begitu dibencinya sekarang. Bagaimana mungkin gadis yang berdiri dihadapannya ini begitu gila dan kekanak-kanakan. Bagaimanapun juga ia seharusnya tidak bermain-main dan menyentuh Jungie-nya.
Kai menarik mantel gadis itu membuat Jiyeon sedikit memekik karena kaget. Gadis itu kemudian mengganti ekspresi wajahnya dengan tatapan mengejek menatap Kai yang telihat seperti akan memukul gadis dihadapannya ini.
“ Kau sudah bisa merasakannya Kai? Sekarang kau bisa bercerita padaku bukan bagaimana rasanya patah hati? Atau perasaan sakit ketika melihat duniamu hancur ketika gadis itu hancur?”
- TO BE CONTINUED -