-Sehun POV-
Kenapa yeoja ini? Beraninya dia tidur dipundakku. Ah, yasudahlah.Mungkin dia lelah setelah menangis tadi. Tapi aku bingung, kenapa dia menangis? Semua yeoja memang aneh!
KRINGG!
Yeoja itu perlahan membuka matanya. Dia menengok kekanan-kiri. “YAA! Apa yang kau lakukan disini?!”teriaknya.
“Kau tidur di pundakku, kalau begitu caranya bagaimana aku bisa pergi? Dasar yeoja pabo.”jawabku.
“Aku.. Tidur dipundakmu?!” tampangnya terlihat kaget.
“Ne. Aku tak tega meninggalkanmu begitu saja. Aku bukan seperti namja yang kau kira. Memangnya kau, hanya bisa marah marah.” Ucapku sambil memperagakan emoticon ‘ :p ‘ .
-Ji Hyun POV-
Kenapa dia selalu menjadi moodbreaker-ku? “Arraseo. Aku minta maaf. MIANHAEE! Puas? Sekarang pergi dari mejaku! “ aku mengusirnya.
“NE,AHJUMMA!” dia kabur dan langsung tertawa. Kalau begini yang namanya sekolah publik, lebih baik aku dipindahkan ke home schooling lagi saja. Hari pertama yang suram.
-skip-
MOS hari pertama selesai. Tapi masih ada 2 hari lagi. Tepatnya 3 tahun. Oh tidak. Aku berjalan menuju gerbang sekolah dan menunggu oppa. Dia juga bersekolah disini, sekaligus menjadi OSIS. Tetapi aku tak tau dimana kelasnya, aku tak sempat menyusuri sekolah. Aku melihat Sehun,Luhan dan 10 namja lain yaitu temannya naik mobil yang sama. Aku tak mempedulikan itu. Tapi saat kulihat lebih jeli ke belakang mobil, banyak yeoja yang berlarian dan sesekali memanggil nama namja didalam mobil tersebut. Apa maksud dari semua ini? Aku juga tak tau. Aku diam dan menunggu, menunggu sampai sekolah sepi. Sepi sekali. Lalu bagaimana aku pulang? Aku bahkan tak tau jalan menuju rumah dari sekolah. Aku takut oppa, tolong jemput aku..
Akhirnya aku memberanikan diri berjalan mengikuti arah. Dan ditengah perjalanan aku kelaparan, aku tak membawa uang seperserpun dan rotiku? Hilang entah kemana bersama kotaknya. Aku sudah berpikir mungkin aku akan mati kelaparan ditengah jalan. Malang sekali nasibku hari ini.
“Aku tak boleh lengah!” ucapku pada diriku sendiri. Aku memberanikan diri bertanya kepada seorang ahjumma.
“Permisi, aku mau bertanya alamat ini dimana ya?” tanyaku.
“Wah, itu masih jauh! Kau harus naik bus dari blablabla~” jelas ahjumma itu. Bagaimana ini, aku tak mengerti bus darimana dan mana. Aku lapar, aku ingin pulang. Tuhan, tolong turunkan malaikat penolongmu..
“Yasudah, kamsahamnida” ucapku. Dia hanya tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.
Aku terus berjalan dan berjalan sampai akhirnya aku terduduk di tengah ‘jalan’ . Tapi aku berdiri lagi dan aku terus berjalan hingga melihat mobil yang aku kenal. Mungkin hanya perasaanku saja. Aku kembali jatuh dan akhirnya orang dari mobil itupun keluar.
“Kau?”
-to be continued-