Kris baru saja menyelesaikan adegan syutting terakhirnya menjadi model music video penyanyi solo satu managementnya, Kwon Yuri. Dia hendak menuju tempat parkir mobilnya. Ia terkejut ada Luhan yang tengah bersandar di sisi pintu mobil sambil melemparkan tatapan sinis padanya.
Kris menghela nafasnya dan sejujurnya ia malas meladeni lelaki keras kepala seperti Luhan. Ia berjalan menghampiri Luhan dengan gayanya seperti biasa, terlihat dingin tapi keren.
“Ada apa lagi?” tanyanya dingin pada Luhan yang masih tersenyum sinis.
“Kenapa kau begitu menyebalkan hah?”
“Apa maksudmu?”
“Lepaskan Ji Yeon!!”
“Tidak akan!!”
“Kau.. kau benar-benar jahat Kris. Bagaimana bisa kau memisahkan aku dan Ji Yeon yang saling mencintai? Kau tidak punya perasaan.”
Kris tersenyum menyeringai sinis. “Itu dulu!! Dulu Ji Yeon sangat mencintaimu.” Kris tertawa mengejek kemudian kembali berkata, “Seandainya Ji Yeon masih mencintaimu, tidak mungkin Ji Yeon selalu menolakmu saat kau mengajaknya melarikan diri dariku. Ji Yeon tidak mencintaimu lagi. Jadi, jauhi kehidupan kami. Ji Yeon hanya milikku. Aku tidak akan pernah membiarkan lelaki lain mendekati perempuanku. Sejak awal kalian berkencan, kau pikir aku tidak tahu kalau kau hanya mempermainkannya? Kau tidak sungguh-sungguh mencintainya. Menyingkir dari mobilku.”
Kris memasuki mobilnya dan melaju begitu saja, meninggalkan Luhan yang tampak kesal.