Sebulan berlalu, hubungan Kris dan Ji Yeon semakin baik. Ji Yeon mulai menaruh perasaan cinta pada Kris. Luhan dan Luna terlalu sibuk dengan promosi single featuring mereka yang menempati top chart musik Korea seiring dengan hubungan mereka yang semakin dekat dan menumbuhkan benih-benih cinta di benak Luna untuk Luhan.
Malam ini, Kris tampak mendekap Ji Yeon yang duduk di pangkuannya sambil berayun di ayunan yang ada di halaman rumah mereka.
Ji Yeon mengelus-elus pelan sepasang lengan Kris yang melingkar di tubuhnya, lantas menoleh memandang Kris yang tengah tersenyum lembut membentuk lengkungan tipis dan sorot mata yang hangat. Ji Yeon balas tersenyum. Ia menyukai senyum lembut Kris yang akhir-akhir ini sering menghiasi wajah tampannya.
“Apa permohonanmu?” tanya Kris
“Itu rahasia. Aku akan mengatakannya kalau ada bintang jatuh.” Jawab Ji Yeon.
“Aku juga harus melakukan permohonan.” Kata Kris.
“Apa permohonanmu?” tanya Ji Yeon.
“Ehmm…” Kris tampak berpikir. “Rahasia.” Jawab Kris.
“Kau bahkan menurutiku.” Kata Ji Yeon tertawa kecil.
Ji Yeon terkejut ketika Kris tiba-tiba memejamkan matanya dan wajahnya semakin mendekat ke arahnya, membuat jantungnya berdebar-debar. Hingga Ji Yeon menutup rapat matanya ketika Kris menciumnya dengan lembut walau singkat.
“Kau ingin aku mengatakannya padamu?” tanya Kris selepas ciuman lembut yang hanya sekejap. Ji Yeon mengangguk begitu lucu di mata Kris. “Aku harap kau dapat mencintaiku.” Kata Kris menatap lembut Ji Yeon, Ji Yeon balas menatap Kris dengan tersipu. Lalu, menjawab, “Bukankah aku pernah bilang, kau berhasil membuatku menyukaimu?”
Kris menghela nafas perlahan. “Aku tidak akan pernah membiarkanmu jatuh pada pelukan lelaki lain. Kau hanya milikku.” Tegasnya.