home_icon
SIGN IN
SIGN UP
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
Portal Berita - Radio Streaming - Komunitas Anak Muda
LOUNGE
HOW IT WORKS
HOW TO BE DFF OF THE WEEK
TERMS OF USE
CONTACT US
  • Latest
  • Most Viewed
  • Most Loved
  • A-Z
  • My Fanfiction
  • My Subscriptions
  • My Subscribers
  • Create New Fanfiction
Fan Fiction > Friendship Story

Friendship Story

Share:
Author : alfykmn
Published : 24 Nov 2013, Updated : 24 Aug 2014
Cast : D.O, Kai, Sehun, Luhan, EXO
Tags :
Status : Ongoing
0 Subscribes |52915 Views |1 Loves
Friendship Story
CHAPTER 2 : Kaisoo Series : 'Beginning'

'Beginning'

Author                         : alfykmn

Main Cast                    : D.O EXO as Do Kyungsoo.

Support Cast               : all EXO’s members

Genre                          : Friendship, life, brothership

Lengrt                         : Twoshot

Rate                             : Teen (15+)

Author Note                : Halo.....Entah kenapa saya berpikir untuk menaikkan rating ff ini. Bukan karena ada adegan sejenis boy x boy (read: yaoi) tapi karena ada adegan sedikit kekerasan hehehe. Semoga suka ya~

***

Hyung, kalau kau mau aku memaafkanmu bilang kesiapapun kalau aku disini disekap dan tolong aku. Itu saja.

Hanya perlu bilang kalau Sehun disekap dan meminta bantuan. Hanya itu saja tapi sangat sulit untuk diucapkan oleh Kyungsoo.

Padahal Suho sudah ‘merentangan tangannya’, bersikap sudah siap mendengar apapun yang akan dibilang oleh Kyungsoo tapi Suho pasti mengiranya bercanda soal Sehun disekap karna jelas-jelas Sehun berada di dorm mereka dan masih di lingkungan sekitar mereka.

Salahkan saja dirinya yang tidak bilang kalau awal dari ceritanya kalau Sehun asli disekap dan yang palsu bersama mereka.

Tapi kalau ia tidak meminta tolong, ia tidak siap menerima resiko yang diberikan oleh Sehun.

Hyung, kalau kau tidak melakukannya mungkin aku tidak akan menerima hyung menjadi temanku. Bahkan sebelum ini terjadi dan setelah kita berbincang, aku benar-benar tidak menganggap hyung itu teman, sahabat, atau sahabat karibku. Saat aku disekap, aku membuka lowongan pertemanan untuk hyung dan sekarang aku masih membukanya. Tapi lowongan langsung hilang jika hyung tidak meminta tolong.

Kenyataan bahwa Sehun tidak akan menerima Kyungsoo menjadi temannya itu tidak terlalu berat untuk seorang Do Kyungsoo yang gampang ‘mengambil’ hati orang tapi kenyataan bahwa sebelum semua ini terjadi –bahkan saat Sehun dulu pernah mengajaknya berbicara cukup lama, ia bukan siapa-siapa bagi seorang Oh Sehun yang sudah ia anggap sebagai salah satu bagian hidupnya –seperti member EXO lain– sejak mereka berbincang lama.

Rasanya dadanya seperti secara perlahan ditusuk dengan belati saat kau sudah menganggap orang itu spesial di hidupmu tapi orang yang kau maksud malah menganggapmu bukan siapa-siapa.

***

“Kai....”

“Ya?”

“Kukira kau sudah tidur.”

“Aku tidak bisa tidur jika hyung belum tidur.”

“Aku....Aku mau tanya.”

Kai memutar tubuhnya, menatap punggung Baekhyun. “Ya, silahkan. Rasanya rindu sekali berbincang sepribadi ini dengan hyung. Tapi sebelum itu, berbaliklah.”

Kyungsoo memutar tubuhnya juga. “Sekarang aku bisa mulai bukan?”

Kai mengangguk.

“Apa kau pernah mengalami hal kau-menganggap-A-sahabatmu-tapi-si-A-menganggapmu-bukan-siapa-siapa?”

“Hm....aku pernah mengalaminya. Kenapa?”

“Bagaimana rasanya?” “Sesak. Tapi kalau kau sudah bisa nanti juga tidak masalah.”

Tapi masalahnya aku tidak terbiasa dan tidak pernah mau terbiasa.

“B-Bagaimana rasanya untuk menaklukkan hati si A?”

“Apa dia seorang gadis?” “Tentu saja tidak!”

Kai terkekeh. “Kenapa responmu sebegitu berlebihannya?”

Telinga Kyungsoo memerah. “Aku tidak pernah ditanya begini jadi responku begini.”

“Oke oke, abaikan. Tadi kau bertanya soal mendapatkan hatinya ya? Begini caranya,” Kai membentuk 2 jari tangannya seperti pistol dan mengarahkannya ke letak dimana jantung Kyungsoo berada.

“Targetkan dan dapatkan hatinya!”

“Hah? M-maksudnya?” tanya Kyungsoo heran. Kai tersenyum lebar mendengar respon dari Baekhyun yang baginya seperti sebongkah emas yang berharga –bahkan sejujurnya respon Baekhyun harganya melebihi emas dimatanya.

“Aku pernah tak sengaja membaca buk pengembangan diri. Disana tertulis kalimat sederhana yang aku sebutkan tadi dengan tips bersikap baik padanya meskipun dia masih mengacuhkanmu. Perumpamaannya ya sikap baikmu seperti sinar matahari yang menyengat dan sikap acuhnya seperti es batu. Kalau sinar matahari mengenai es batu lama-lama dia mencari bukan? Nah seperti itu!”

Kyungsoo mengerutkan keningnya. Penjelasan yang sangat berharga baginya disampaikan oleh seorang Kim Jongin –yang tampak serius tapi sebenarnya tak pernah serius–  dengan begitu ringan tapi penjelasannya mampu membuat Kyungsoo memasukkannya ke dalam ‘bookmark’ hati maupun otaknya.

Dia merasa takjub karna seorang Kim Jongin yang lebih muda darinya bisa berkata sesuatu yang begitu bijak. Mungkin memang benar, kedewasaan tidak dilihat dari segi umur saja.

“Memangnya ada apa? Apa ada orang yang membuatmu gelisah?”

Kyungsoo menggeleng tanpa berpikir kalau gelenggan sederhana darinya mampu membuat wajah Kai memerah.

“Kenapa tidak menceritakannya?”

“Menceritakan apa? Memangnya apa yang harus kuceritakan?”

”Kau sudah menceritakannya ke Suho hyung. Itu wajar karna dia leader dan paling tua dari kita semua tapi bagaimana dengan Luhan hyung yang sepertinya sudah tau....? Kau bahkan hanya mengenalnya sekilas. Tapi kenapa aku yang begitu mengenalmu malah tidak mengetahuinya? Aku sebenarnya dianggap apa olehmu?”

Memang nada suaranya begitu tenang –seperti gaya bicara seorang Kim Jongin– tapi Kyungsoo tau kalau terselip kemarahan di nada suaranya itu.

Kai sendiri mengakui kalau dirinya naik pitam dengan alasan yang sesungguhnya jelas –tidak seperti alasan Kyungsoo yang tidak ia ketahui. Dia khawatir dengan Kyungsoo serta masalahnya. Ditambah lagi dia tau soal luka-luka di tubuh Kyungsoo.

Tapi sayangnya Kyungsoo tidak mengerti dan tidak sempat berpikir bahwa Chanyeol mengkhawatirnya. Kyungsoo yang biasanya tenang sudah terlanjut tersulut emosi.

“Katamu masalah besar? Bukan! Ini hanya masalah kecil! Hanya masalah pribadi jadi aku bisa menyelesaikannya.”

Kai menjambak rambutnya pelan. “Kau bilang ini masalah kecil. Ya saking kecilnya kau perlu bercerita ke Luhan hyung yang terlihat begitu childish daripada maknae kita sekalipun. Dan kau bilang masalah pribadi? Aku lebih mengenal pribadimu dibandingkan sehun!”

“Apa kau tidak peka? Atau hanya pura-pura saja?” lanjut Kai kesal.

“Peka apa yang kau maksud? Memangnya lelaki harus dipekain juga?”tanya Kyungsoo jengkel.

“Kau tetap tidak peka? Kau selalu peka pada hal apapun kecuali perasaannya ya. Pantas saja Kim Dohee rela melukai dirinya sendiri hanya karna dia jengkel akibat ketidakpekaanmu.”

Jleb.

Kyungsoo merasa tertohok. Nama yang tabu baginya terdengar lagi dan sekarang berdengung di telinganya. Sepertinya bukan hanya nama itu saja yang mengguncang batin maupun mentalnya tapi hal yang terkait dengan nama itu.

Kim Dohee. Kim Johee. Bukankah itu terasa....begitu berkaitan? Bukankah nama adik kakak yang sekandung itu selalu hampiri mirip?

Mendadak kepalanya berdenyut memikirkan banyak kemungkinan yang mengelilingi otaknya.

“Aku akan menginap di kamar Suho hyung saja.”

Brak....

Bagus, sekarang Johee membuat hubunganku dengan Kai berantakkan.

***

“Kyungsoo-ah...Gwaechana?”

Persetanan dengan rasa sakit di tubuhku. Hubunganku dengan Kai lebih penting dari apapun dan rasa sakit mentalku melebihi semuanya.

Kyungsoo mengangguk pelan tapi Lay tau jelas kalau itu bukan jawaban sebenarnya menyadari wajah Kyungsoo lebih pucat dari biasanya dan bahkan beberapa bagian tubuhnya terlihat membiru.

Lay merasa bingung. Dia ingin menanyakan hal yang lebih lanjut soal kondisi teman satu grupnya ini tapi keterbatasannya dalam bahasa korea membuatnya menjadi serba sulit.

Selain itu, ia juga ingin menanyakan perihal hubungan Kyungsoo dengan Kai yang makin renggang padahal wajarnya seorang sahabat bermusuhan hanya 3 hari tapi ini sudah seminggu.

Ya, sudah seminggu hubungan Kaisoo ini bersitegang. Setiap Kyungsoo mau mendekati Kai, Kai selalu menghindar.

Alasannya tentu bukan karna Kai masih kesal, ia hanya merasa belum pantas mendekati Kyungsoo dengan status sahabat lagi atau sebatas teman satu grup menyadari tingkah konyolnya seminggu yang lalu tapi sayangnya Kyungsoo lagi-lagi hanya berpikir sisi negatif tingkah yang dilakukan Kai.

Well....waktunya kembali ke permasalahan soal kondisi Kyungsoo. Johee hanya mencabuknya lagi sambil terus berkata ‘ini penderita yang kurang lebih dialami oleh Dohee!’ berkali-kali di depan Sehun.

Tentu saja kemungkinan yang terus mengelilingi otaknya terbukti dari ucapan Johee tadi pagi. Kemungkinan bahwa Johee itu kakak kandung Dohee –gadis yang mengejarnya selama masa SMP dulu tapi menyerah saat awal SMA akibat ketidakpekaan dirinya–  dan yah....dia benar-benar menyerah sampai memilih menyiksa diri sebelum gantung diri di rumahnya.

Lupakan soal makian Johee dan kenyataan Johee adalah kakak Dohee, dia tidak peduli. Dia lebih peduli pada dirinya yang terus diminta penjelasan oleh Luhan dan Sehun yang ikut memakinya.

Urusan soal Luhan mungkin sampai saat ini ia masih bisa menhindar jika bertemu pandang dengan Luhan atau bersembunyi jika Luhan mendekat. Itu untuk saat ini.

Tapi soal makian dari Sehun yang lebih muda darinya.....ia tidak marah karna Sehun tidak sopan padanya tapi makian Sehun tidak merusak mental seperti makian Johee tapi cukup memiris hatinya dan lagi-lagi seorang Do Kyungsoo menitikkan air matanya jika memikirkan hal itu lagi.

***

“Hoam.....Do Kyungsoo....Aku sudah bosan. Bagaimana kalau kita mulai ke inti?”

Johee mulai melakukan peregangan kepala, lengan, dan kakinya sedangkan Kyungsoo menatap horror ke arah golok mengkilap terkena pantulan sinar matahari di atas meja kecil yang mudah dijangkau oleh Johee.

Dia tidak masalah dengan segala penganiyayaan dari Johee tapi dia tidak mau hidupnya berakhir di tangan si brengsek Johee dan hidupnya berakhir di depan mata Sehun yang belum tau cerita kenapa ia memilih tutup mulut.

Ngomong-ngomong soal Sehun, sekarang tidak ada luka tambahan di diri Sehun karna luka yang mau ditolerkan Johee ke Sehun semuanya dicegat oleh Kyungsoo dan berakhir di tubuhnya. Meskipun begitu Sehun masih sering memaki Kyungsoo heum....apa kalian mengerti maksudku? Aku tidak tau perumpamaan apa yang baik untuk hal ini tapi tingkah Sehun seakan ‘sudah dibela tapi tidak tau terimakasih’.

“Hey, Do Kyungsoo....kenapa menatapku sebegitu horrornya? Memangnya aku hantu?” Johee terkekeh pelan. “Atau karna kau ketakutan? Uh...kau tau? Mukamu seperti anak kucing saat ketakutan....manis seperti anak perem-”

BUK....

Shit!”

Srek...

“Arrgh....”

Kyungsoo menggeliat pelan saat luka baru yang memanjang ada di punggungnya.

“Jangan remehkan aku!” teriaknya sambil menggeliat lagi.

Kemudian Johee tertawa keras. Tertawa yang terkesan jahat. “Ya, kenapa baru melawan sekarang?”

Kyungsoo sendiri pun tidak tau darimana kekuataan yang membuatnya berani menendang Johee jadi dia hanya bisa diam saja.

Johee tertawa jahat. “Ya, orang yang diam saja saat ditanya itu sikap yang diambil oleh seorang pengecut yang nyawanya diujung tanduk.”

“Ya, tapi siapapun yang menyerang orang disaat dia dalam kondisi sulit begini itu lebih pengecut lagi.”

“Sialan!”

Bruk....

Kyungsoo tertawa keras, tawanya tidak seperti tawa seorang Byun Baekhyun. Tawanya liar seakan-akan yang tertawa kali ini bukan seorang Byun Baekhyun. Saking berbedanya, bulu kuduk Sehun pun berdiri semua.

“Kenapa? Merasa tersinggung? Padahal aku tidak menyebutkan namanya. Apa kau merasakannya? Padahal belum tentu aku menyinggungmu.”

“YA! KYUNGSOO HYUNG! KAU CARI MATI HAH? APA KAU BOSAN HIDUP? JANGAN-”

Teng....

“Aku belum selesai bicara jadi jangan bunuh dia dulu.”

Baekhyun menyeringai lebar saat melihat kaki Sehun yang hanya terbalut sneakers berwarna silver menahan samurai yang bergerak ke arahnya.

“Jangan menyeringai disana terus! Kakiku pegal menahannya!”

Baekhyun berdiri lalu ia mengambil samurai yang ada di tangan Johee dengan mudah dan mendelikkan kepalanya ke arah Sehun. “Terimakasih.”

Sehun mengangkat kedua bahunya. “Tidak masalah. Lagipula disini aku juga salah karna meminta bantuan Kyungsoo hyung yang lebih kecil dariku,” Kemudian ia menyeringai kecil.

Kyungsoo mendekatkan samurai itu ke leher Johee. Tangan kirinya digunakan untuk meraba-raba saku yang ada di tubuh Johee dan tentunya mendapatkan banyak senjata tajam disana.

Johee sendiri malah bergeming kaku karna entah darimana Sehun menusukkan jarum suntik berisi cairan aneh. Tubuhnya tidak bisa bergerak sesuai perintah otaknya bahkan untuk menggerakkan tangannya saja tidak bisa padahal Sehun mencengkram lengannya tidak terlalu kuat.

“Sehun, kau tidak mencengkramnya terlalu erat tapi kenapa dia tidak melawan?”tanya Kyungsoo bingung. Sehun menghela nafas lega saat melihat sorot mata hyung-nya ini menjadi seperti semula, sorotan mata polos yang lembut.

Sehun mengedikkan dagunya ke arah jarum suntik yang sudah tergeletak tak berdaya di dekat kakinya. “Karna itu.”

Mata Kyungsoo membulat. “Itu apa? Bukan narkoba kan? Kau mendapatkannya darimana? Ya ampun, kau bukan sindikat orang-orang yang sering membawa jarum suntik bukan?” tanyanya dengan nada panik.

Sehun terkekeh pelan lalu menggeleng. “Tentu saja tidak. Aku mendapatkan jarum suntik itu dari Oh Sena saat ia terakhir-”

“Oh Sena? Siapa?”

“Seseorang yang dulu sempat menyamar menjadi Luhan hyung. Dia punya dendam ke Luhan hyung karna memutuskannya sepihak jadi ikut rencana Johee. Tapi dia bilang ia tidak tega melukai orang apalagi Luhan yang ternyata masih ia cintai jadi dia menyerah dan kesini diam-diam untuk memberikan jarum suntik itu serta sebuah belati. Dan cairan di suntikkan itu bukan obat terlarang.”

“Oh ya satu lagi, Johee itu perempuan bukan laki-laki,” Kemudian Sehun terkekeh pelan yang langsung dipelototi oleh Johee. Kyungsoo hanya mengangguk tanda setuju saja menyadari Johee terlalu cantik untuk ukuran pria dan badan langsingnya seperti perempuan.

“Aku punya kabar baik,” sahut Kyungsoo tiba-tiba dengan nada ceria. “Aku sudah menyuruh Luhan hyung menghubungi polisi jadi kemungkinan mereka dalam perjalanan kesini. Mungkin sebentar la-”

“Angkat tangan! Nona Kim Johee! Anda sudah ditangkap!”

Kyungsoo dan Sehun saling menatap sebelum mereka bertos ria karnanya.

***

Buk....

“Hey hey Kim Jongin! Berhenti memukul Luhan! Bagimanapun juga dia itu teman satu grupmu dan dia juga hyung­mu!” seru Suho berniat merelai mereka berdua dengan menahan dada Kai yang dari tadi naik turun setelah meninju Luhan sampai Luhan sendiri tersungkur ke belakang dengan bibir sobeknya.

Tapi lagi-lagi usaha Suho sia-sia. Dia lagi-lagi didorong sampai jatuh oleh Kai –tak peduli kalau Suho bisa lebih liar dari dirinya jika marah atau karna ketidaksopanannya.

“Kai, sudahlah....Yang penting kita semua selamat kan.”

“Berisik!!”

Buk....

“KAI SUDAH CUKUP.”

Suasana langsung hening saat Lay berteriak dengan wajah memerah padam. Semua mata tertuju ke arah Lay lalu Kai dengan tatapan tidak percaya sekaligus terkejut.

“A-aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk memarahimu tapi ini benar-benar sudah keterlaluan. Maaf,” sahut Lay sambil mengusap wajahnya perlahan.

Tatapan penuh amarah dari Kai perlahan mereda. “Ya tidak apa-apa. Aku juga yang salah hyung. Harusnya caraku menyalurkan kekhawatiranku tidak dengan cara ini.”

Kai menoleh ke kiri dan menatap Luhan dengan tatapan meminta maaf. “Maafkan aku hyung.”

Luhan mulai berdiri dibantu oleh Sehun kemudian mengangkat tangan kanannya dengan ekspresi santai.  “Ya, tidak apa-apa. Hanya satu tinju saja kok, tidak masalah.”

Kai menghela nafas dengan keras lalu ia memutar tubuhnya kebelakang dan melihat Kyungsoo tengah mencari pegangan untuk membantunya berdiri tapi tidak ada pegangan sama sekali di dinding itu.

Lagi-lagi Kai menghela nafas lalu ia mengulurkan tangan kanannya di depan wajah Kyungsoo.

Kyungsoo mengangkat kepalanya dan pandangan matanya bertabrakkan dengan mata teduh Kai.

“Maafkan aku ya hyung,” ujarnya tulus.

Kyungsoo mengangguk pelan lalu ia menerima uluran tangan Kai. Kai sendiri langsung mengangkat Kyungsoo dengan cepat tanpa ekspresi merasa berat.

Kyungsoo terkekeh saat Kai memandanganya dengan serius. Mungkin karna efek dirinya mudah diangkat dengan ringan padaha fakta membuktikan Kyungsoo terbilang berat.

“Kau kenapa? Aku sedang diet untuk mengurangi berat badan menjelang de-”

Kai memeluk Kyungsoo dengan erat dan itu cukup membuat Kyungsoo merasa sesak dalam arti sebenarnya. Perlahan juga, pemikirannya tentang kemarahan Kai soal tubuhnya yang ringan sirna, sepertinya ia begini hanya karna khawatir berlebihan.

Hyung lain kali jangan diam mulu dan berkata semuanya akan baik-baik saja. Selalulah terbuka pada kita ne? Apapun masalahnya ceritakan ke kita, terserah itu masalah pribadi atau tidak. Kalau kita bisa membantumu, why not?”

“Ya....aku akan mencobanya..,” jawab Kyungsoo pelan, mencoba agar suaranya tidak terdengar pecah.

Puk...

“Kyungsoo hyung, aku juga minta maaf ya. Maaf aku malah memakimu dan tidak tau kondisimu begitu sulit,” ujar Sehun dengan wajah sendu sambil menepuk-nepuk pundak Kyungsoo yang mulai bergetar.

Kyungsoo mengangkat wajahnya lalu tersenyum tipis ke arah Sehun. “Ya, harusnya aku yang minta maaf karna seperti anak gadis yang labil. Ngomong-ngomong permintaan maafmu sudah kuterima sejak kau menyelamatkanku dari tebasan pedang itu,” Kemudian Sehun terkekeh pelan mendengarnya.

Kai melepaskan pelukkannya lalu menatap Kyungsoo dengan matanya yang menunjukkan ekspresi kecewa.

“Kenapa Sehun saja yang dimaafkan? Aku kok tidak?” tanya Kai dengan nada sok imut sambil mengerucutkan bibirnya. Kyungsoo tergelak pelan lalu ia mendorong wajah Kai tanpa ragu.

Sehun mengeluarkan sedikit lidahnya, bermaksud untuk mehrong dengan wajah jijik. “Kau menjijikkan.” ujarnya blak-blakkan tanpa ragu

Kyungsoo mengangguk tanda setuju lalu ia tertawa kecil. “Memangnya kau melakukan kesalahan apa sampai aku harus memaafkanmu?”

“Um.....karna aku memarahimu? Tidur tidak sekamar denganmu?”

“Semuanya aku maafkan,” jawab Kyungsoo riang. “Tapi kau harus memaafkanku juga karna aku tidak cerita kepadamu.”

“Ya, aku maafkan.”

Kyungsoo menoleh ke arah Luhan lalu menghampirinya.”Luhan hyung, maaf ya kau jadi ikut-ikutan dengan semua ini. Padahal hyung tidak tau apa-apa soal maslaah ini.”

Luhan tersenyum lalu tangannya menepuk-nepuk pundak Kyungsoo.”Ya, tidak apa-apa hyung lagipula peristiwa kemarin bisa menjadi pembelajaran mental bagiku,” kemudian ia mengelus dagunya.

“Hm....sejujurnya aku tau seidkit soal akar dari masalah ini hanya saja aku tidak habis pikir bisa-bisanya Senaku itu tergoda untuk bersekongkol dengan Johee dan bisa-bisanya otak Johee yang terbilang cerdik jadi dangkal hanya karna adiknya bunuh diri dengan alasan tidak dipedulikan oleh laki-laki impiannya. Ckckck....dasar anak zaman sekarnag.”

Luhan yang masih sibuk berbicara langsung diacuhkan oleh member EXO lain karna Sehun mulai bergerak mendekati lalu menunjuk ke arah pipi Kyungsoo yang lebam. “Kupikir daripada mengkhawatirkan semua orang yang terlibat, lebih baik hyung mengkhawatirkan luka lebam di pipi. Sebagai artis kan itu cukup masalah.”

Kyungsoo menoleh ke belakang lalu memicingkan matanya ke arah Kai yang tersenyum lebar di ujung sana. Yah, siapa lagi yang membuat luka lebam ini jika bukan Kim Jongin?

Tiba-tiba Suho tertawa keras lalu beberapa menit kemudian, ia mengusap mata kanannya yang mengeluarkan sedikit air mata.

“Ya ampun, kupikri melakonis ini akan berjalan lama jadi aku sedikit berharap kalau kita semua berpelukkan dan menangis bersama untuk pertama kali dan terakhir kalinya.”

Kris mendengus kemudain berkata, “Itu ide yang cukup baik tapi aku tidak akan mengikutinya.”

Luhan tersenyum lalu ia menyenggol lengan Kris. “Kris gege tak usah malu-malu.”Kemudian Kris menyeringai dan menyikut Luhan cukup keras.

Chen menoleh ke arah Kai yang masih tersenyum lebar. “Ucapan Kai yang tadi tidak berlaku untuk Kyungsoo saja. Itu berlaku untuk kita semua terutama para leader,” Kemudian ia melirik ke arah Suho dan Kris secara bergantian.

“Bisa saja karna mereka leader dengan tanggung jawab yang besar jadi mereka lebih memilih bungkam soal masalah apapun menyadari teman satu grupnya itu umurnya lebih muda darinya, lebih kekanak-kanakkan darinya, atau takut membebani mereka.”

Semua mata tiba-tiba tertuju ke arah Suho dan wajah Suho langsung memerah.

“Apa maksud kalian semua!” serunya dengan ekspresi gugup. “Aku tentu akan cerita ke kalian semua soal masalah grup atau apapun itu,” lanjutnya masih gugup.

“Ya ya ya kami tau,” sahut Luhan sebelum ia melirik Kris. “Tapi uri duizang tidak perlu dikhawatirkan karna ia tak peduli soal membernya, kalau itu maslaah bukan masalah keluarga atau pribadi ia pasti cerita.”

Chen mengangkat kedua bahunya. “Ya....siapa tau bukan? Aku hanya berjaga-jaga.”

“Ya, aku setuju. Meskipun aku tidak tau arti dari ucapan Chen gege atau Kai-ssi tapi aku merasa ucapan mereka benar dan bijak,” sahut Tao tersenyum malu-malu lalu ia kembali bersembunyi di balik badan menjulang Kris.

Suasana mendadak hening tapi keheningannya langsung pecah saat Chanyeol memulai tertawa dan perlahan semua member tertawa lega bersama-sama.

Ini bukanlah akhir dari semuanya. Bukan akhir hubunganku dengan Kai, Sehun, Luhan, maupun EXO. Tapi ini awal. Awal dari semuanya. Awal dari semua masalah yang mungkin bisa lebih sulit daripada hal ini - Kyungsoo

 

-END-

NB : Wah!!! Gila!!! Aku need berat sama komentar kalian buat ff gaje ini T_____T Dan aku ada niatan buat bikin ff versi HunHan jadi aku ubah statusnya menjadi 'ongoing' :D kalau kalian nanti nyariin 'mana ff Baekyeol version?' sebenernya udah ada.....judulnya Different tapi gak jadi satu sama ff ini hehehe

Sudahlah, aku sudah gila memikirkan ending ff HunHan seriesnya.....ditambah lagi edit sana sini sama edning ff terbaruku, Freaky Girl -baca ya! *promosi huek*- sekian dari saya/? terimakasih~~

POPULAR FANFICTION

BERITA PILIHAN

COPYRIGHT 2024 DREAMERS.ID PUBLISHED BY DREAMERS NETWORK